Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MAKALAH
HALAMAN JUDUL
Dosen Pembimbing:
Di Susun Oleh:
Segala puji bagi Allah SWT yang telah senantiasa memberikan rahmat dan
nikmat yang tiada terkira bagi kami. Sehingga dengan nikmat dan rahmatNya kami
mampu untuk menyelesaikan makalah sebagai tugas kelompok dalam mata kuliah
“Akuntansi Biaya II ”.
telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat memahami tentang materi
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk
itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
A. Kesimpulan ................................................................................................ 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
overhead pabrik dengan satu cost pool atau satu dasar pembebanan) aka
volume tinggi dan biaya tenaga kerja langsung tinggi akan kelebihan pembebanan
di Amerika Serikat pada tahun 1970-an hingga 1980-an. Selama periode tersebut,
prinsip-prinsip yang pada akhirnya dikenal dengan nama activity based costing.
ada di perusahaan. Sistem ini dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa penyebab
timbulnya biaya adalah aktivitas yang dilakukan dalam suatu perusahaan, sehingga
B. Rumusan Masalah
1
4. Apa Manfaat dan Keterbatasan dari Sistem ABC?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Tradisional dan Kontemporer, ABC secara garis besar didefinisikan sebagai suatu
aktivtas seluruh bagian organisasi yang memberikan gambaran lebih jelas terhadap
hubungan antara aktivitas dan biaya, selain itu, ABC merupakan dasar upaya untuk
memahami pola perilaku seluruh jenis biaya organisasi yang menghubungkan biaya
operasi dalam sebuah rantai nilai agar manajemen mampu mengidentifikasi faktor-
faktor yang mendorong terjadinya pengeluaran serta memfokuskan diri pada jenis
based costing merupakan pendekatan yang dilakukan untuk penentuan harga pokok
produk yang ditujukan untuk menyajikan informasi harga pokok produk secara
cermat dengan mengukur secara cermat konsumsi sumber daya dalam setiap
aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk. Atau bisa dikatakan ABC
3
( Activity Based Costing ) adalah metode penentuan biaya produk yang
B. Biaya Produk
dasar manajemen biaya, yaitu biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda .
diklasifikasi menjadi tiga komponen, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku adalah penggunaan bahan-
bahan yang dapat dilacak secara langsung ke dalam produk atau jasa yang
secara fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap
produk. Bahan yang menjadi bagian dari produk berwujud atas penyediaan jasa
juga dapat diklasifikasikan sebagai bahan baku. Contoh bahan baku,yaitu: kayu di
pabrik mabel, baja dipabrik mobil, terigu di pabrik roti,dan bahan bakar di maskapai
penerbangan.
Biaya tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang dapat dilacak
secara langsung ke dalam produk atau jasa yang dihasilkan. Seperti bahan baku,
4
observasi fisik dapat digunakan untuk mengukur jumlah penggunaan tenaga kerja
untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa. Tenaga kerja yang mengubah bahan
baku menjadi sebuah produk atau yang menyediakan layanan kepada konsumen
Biaya overhead adalah semua biaya poduksi selain bahan baku dan tenaga
sebagai beban pabrik (factory burden) atau overhead pabrik. Contoh gaji
mandor,gaji teknis perawatan mesin pabrik, dan biaya penggunaan bahan bakar
Biaya per unit ( unit cost ) adalah biaya yang yang dikeluarkan untuk
menghasilkan tiap satu unit produk. Biaya yang dihitung berasal dari
bahan mentah.
Biaya Total
Biaya Per Unit =
Jumlah Unit Diproduksi
terlebih dahulu apa dan berapakah biaya total. Perlu juga dibatasi apakah
biaya total itu hanya berupa biaya produksi atau termasuk biaya pemasaran.
Kedua, harus ditentukan cara mengukur biaya yang akan dibebankan dalam
5
ataukah biaya yang diestimasikan saja. Ketiga, pemilihan metode
maka mereka akan dapat menentukan harga yang sekiranya tidak akan
Oleh karena itu, akurasi dalam penentuan biaya unit menjadi penting.
6
4. Biaya Sesungguhnya dan Biaya Normal
terjadi untuk bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Biaya
yaitu biaya baru dapat diketahui jika semua tahap produksi selesai
proses produksi sebagian besar industri bisa dikatakan tidak pernah selesai
jika volume produksi bulan maret kembali turun sedangkan biaya overhead
tetap? Oleh karena itu, penerapan biaya sesungguhnya menjadi sulit untuk
7
Biaya Normal. Pendekatan biaya normal adalah penentuan biaya
produk atau jasa menggunakan biaya sesungguhnya dari bahan baku dan
yang dibebankan dalam satu periode dengan cara mengalikan tarif dengan
Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung pada biaya
ditentukan terlebih dahulu. Hal tersebut tidak berbeda dengan biaya tenaga
kerja. Umumnya, dalam kontrak tenaga kerja sudah dicantumkan besar upah
8
D. Metode Penentuan Biaya Produk
konvensional terdapat dua metode yang lazim dipergunakan, yaitu metode tarif
1. Tarif Tunggal
hanya dipicu oleh satu pemicu pada semua fasilitas produksi ( pabrik ) dan
9
Setelah biaya overhead pabrik yang dibebankan ke produkdiketahui,
2. Tarif Departemental
digunakan pada bisnis yang menghasilkan produk atau jasa yang seragam (
10
b. Harga pokok pesaing terlihat sangat murah dan tidak masuk akal padahal
biaya yang membebankan biaya sumber daya ke dalam objek biaya, seperti
objek biaya. Premis pendekatan ini adalah produk atau jasa perusahaan
11
6. Prosedur Pembebanan Dua Tahap
biaya sumber daya setiap objek biaya. Langkah pertama dalam prosedur ini
aktivitas.
12
2) Aktivitas level batch (batch-level activities) adalah aktivitas yang
produk atau jasa dihasilkan oleh satu proses yang dijadwalkan dalam
bukuan.
13
atau penelusuran langsung. Penelusuran langsung membutuhkan
4. Estimasi biaya.
1. Alokasi. Tidak semua biaya memeiliki aktivitas atau pemicu konsumsi sumber
2. Pengabaian Biaya. Biaya produk atau jasa yang diidentifikasi oleh sistem ABC
cenderung tidak memuaskan semua biaya yang terkait dengan produk atau jasa,
14
3. Biaya dan waktu. Salah-satu kendala dalam penerapan ABC adalah besarnya
1. Biaya produk yang lebih akurat, baik pada industri manufaktur maupun industri jasa
lainnya khususnya jika memiliki proporsi biaya overhead pabrik yang lebih besar.
2. Biaya ABC memberikan perhatian pada semua aktivitas, sehingga semakin banyak
manajemen dapat menganalisis aktivitas dan proses produksi tersebut dengan lebih
baik (fokus pada aktivitas yang memiliki nilai tambah) yang pada akhirnya dapat
4. Sistem ABC mengakui kompleksitas dari deversitas proses produksi modem yang
cost drivers).
5. Sistem ABC juga memberi perhatian atas biaya variabel yang terdapat dalam biaya
tidak langsung.
6. Sistem ABC cukup fleksibel untuk menelusuri biaya berdasarkan berbagai objek biaya.
Baik itu proses, pelanggan, area tanggung jawab manajerial, dan juga biaya produk.
tersebut tidak membuat seluruh biaya akan mudah dibebankan kepada objek biayanya
dengan mudah. Hal ini disebabkan biaya-biaya yang di kelompokkan dalam sustaining
level ketika dialokasikan sering kali juga menggunakan dasar yang bersifat arbiter.
15
Misalnya, biaya keamanan pabrik merupakan contoh dari sustaining level, ketika
membebankan hal tersebut pada objek biaya yang berupa produk, maka mungkin
digunakan pendekatan yang arbiter, seperti berdasarkan jumlah jam kerja tenaga kerja
dengan alasan semakin lama proses produksi maka membutuhkan jasa keamanan semakin
besar.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem ABC mjuga membahas tentang penentuan biaya per unit produk.
produ, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,dan baiya overhead.
Kelompok (pool) adalah gabungan dari aktivitas yang memiliki kesamaan sifat.
Dengan sistem ABC kita dapat mempelajari dan menyusun prinsip-prinsip yang
17
DAFTAR PUSTAKA
18