Anda di halaman 1dari 6

THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN PENYAKIT GOUT


Ida Untari dan Titin Wijayanti
Prodi D3 Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
idauntari@yahoo.co.id

Abstrak

Penyakit gout merupakan penyakit yang disebabkan oleh tumpukan asam urat/kristal urat pada
jaringan, terutama pada jaringan sendi. Gout berhubungan erat dengan gangguan metabolisme purin
yang memicu peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia), yaitu jika kadar asam urat
dalam darah lebih dari 7,5 mg/dl. Salah satu factor yang mempengaruhi adalah pola makan yang
salah dimana banyak mengkonsumsi protein. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara pola makan dengan penyakit gout. Desain yang digunakan berupa correlation.
Teknik pengambilan sempel menggunakan purposive sampling dengan jumlah responden 12 orang.
Instrument yang digunakan adalah kuisioner untuk pola makan dan rapid test untuk mengukur kadar
asam urat. Uji normalitas menggunakan Shapiro-wilk dan teknik analisis menggunakan kendall’s
tau. Hasil uji korelasi sebesar 0.483 dengan probabilitas (p) sebesar 0,049 pada signifikan 0,05.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang cukup dan positif antara pola makan
dengan penyakit gout dengan pengertian semakin sering mengkonsumsi pola makan dengan kadar
tinggi purin maka semakin tinggi nilai asam urat.

Kata Kunci: Pola Makan, Gout.

PENDAHULUAN pemberian obat juga dengan pengaturan


Penyakit gout atau athirtis gout adalah makanan yang dapat mengurangi asam urat
penyakit yang disebabkan oleh tumpukan asam didalam darah. Pengaturan makanan sangat
urat/kristal urat pada jaringan, terutama pada perlu dilakukan oleh penderita gout. Terlalu
jaringan sendi Junaidi (2012). Gout banyak mengkonsumsi makanan yang tinggi
berhubungan erat dengan gangguan kandungan nukleotida purin akan meningkatkan
metabolisme purin yang memicu peningkatan produksi asam urat. Sebaliknya, mengurangi
kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia), makanan dengan kandungan nukleotida purin
yaitu jika kadar asam urat dalam darah lebih dari tinggi dan memperbanyak konsumsi makanan
7,5 mg/dl. Hiperurisemia telah lama ditetapkan dengan kandungan nukloetida purin rendah akan
sebagai faktor etiologi utama dalam gout dapat mengurangi resiko hiperurisemia atau
(Gliozzi, 2015). Menurut Damayanti (2012) gout, untuk itu untuk mengurangi penumpukan
Asam urat terjadi terutama pada laki-laki, mulai protein dibutuhkan suatu terapi diit asam urat
dari usia pubertas hingga mencapai puncak usia yang baik dan benar.
40-50 tahun, sedangkan pada perempuan, Pola makan yang baik mengandung
presentase asam urat mulai didapat setelah makanan sumber energi, sumber zat pembangun
memasuki masa menopous. Kejadian asam urat dan sumber zat pengatur, karena semua zat gizi
baik di negara maju ataupun negara berkembang diperlukan untuk pertumbuhan dan pemiliharaan
semakin meningkat terutama pada pria usia 40- tubuh serta perkembangan otak dan produktifitas
50 tahun. Kadar asam urat pada pria meningkat kerja, serta dimakan dalam jumlah cukup sesuai
sejalan dengan peningkatan usia seseorang. Hal dengan kebutuhan Almatsier dan Susinta (2007).
ini terjadi karena pria tidak memiliki hormon Dengan pola makan sehari-hari yang seimbang
estrogen yang dapat membantu membuang asam dan aman, berguna untuk mencapai dan
urat sedagkan perempuan memiliki hormon mempertahankan status gizi dan kesehatan yang
estrogen yang ikut membantu membuang asam optimal.
urat lewat urin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Menurut Kristina (2008) Penatalaksanaan mengetahui hubungan antara pola makan dengan
diet asam urat dapat diatasi selain melalui

THE 5TH URECOL PROCEEDING 730 ISBN 978-979-3812-42-7


THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

penyakit gout di Dusun Pondok Kecamatan pengetahuan gizi. Variasi menu yang tersusun
Mantingan. oleh kombinasi bahan makanan yang
diperhitungkan dengan tepat akan memberikan
KAJIAN LITERATUR hidangan sehat baik secara kualitas maupun
1.1. Pola Makan kuantitas. Teknik pengolahan makanan adalah
Pola makan adalah suatu cara atau usaha guna memperoleh intake yang baik dan
dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan bervariasi, c) Tujuan makan, secara umum,
dengan maksud tertentu seperti tujuan makan menurut ilmu kesehatan adalah
mempertahankan kesehatan, status nutrisi, memperoleh energi yang berguna untuk
mencegah atau membantu kesembuhan penyakit pertumbuhan, mengganti sel tubuh yang rusak,
Ramayulis (2008). Pola makan dipengaruhi oleh mengatur metabolisme tubuh serta
beberapa hal, antara lain adalah : kebiasaan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
kesenangan, budaya, agama, taraf ekonomi, serangan penyakit (Utami, 2009), d) Fungsi
lingkungan alam, dan sebagainya. Sunita (2005). makanan bagi mahluk hidup, termasuk manusia
Studi epidemiologi dalam beberapa tahun antara lain: memberikan bahan untuk
terakhir, menunjukkan bahwa konsumsi ikan membangun dan memelihara tubuh disamping
jangka panjang bisa menyebabkan awal memperbaiki bagian tubuh yang rusak,
hyperuricemia asimtomatik dan meningkatkan memberikan energi (tenaga) yang dibutuhkan
risiko gout (Ren, 2016). Penelitian oleh Duskin- untuk kebutuhan bergerak dan bekerja,
Bitan H et al, 2014 menunjukkan dengan nyata memberikan rasa kenyang yang berpengaruh
bahwa ada hubungan yang sagat kuat antara terhadap ketentraman yang berarti mempunyai
konsumsi makanan tinggi protein dengan dampak positif terhadap kesehatan. Dengan
peningkatan asam urat daam darah. demikian, kecukupan akan makanan mempunyai
Pola makan terdiri dari: a) Frekuensi makan arti biologis dan psikologis, e) Cara pengolahan
adalah jumlah makan dalam sehari-hari baik makanan dengan cara: merebus (Boiling) adalah
kualitatif dan kuantitatif. Secara alamiah mematangkan makanan dengan cara merebus
makanan diolah dalam tubuh melalui alat-alat suatu cairan bisa berupa air saja atau air kaldu
pencernaan mulai dari mulut sampai usus halus. dalam panci sampai mencapai titik didih
Lama makanan dalam lambung tergantung sifat (100°C), memasak (Braising) adalah cara
dan jenis makanan. Jika dirata-rata, umumnya memasak makanan dengan menggunakan sedikit
lambung kosong antara 3-4 jam. Maka jadwal cairan pemasak. Bahan makanan yang diolah
makan ini pun menyesuaikan dengan kosongnya dengan teknik ini adalah daging, mengukus
lambung. Porsi makan pagi tidak perlu sebanyak (Steaming) adalah proses mematangkan
porsi makan siang dan makan malam makanan dalam uap air, bumbu-bumbuan
secukupnya saja, untuk memenuhi energi dan (Simmering) hampir sama dengan mengukus tapi
sebagaian zat gizi sebelum tiba makan siang. setelah dikukus makanan dibumbui dengan
Lebih baik lagi jika makan makanan ringan bumbu tertentu. Penelitian lain terkait pola
sekitar pukul 10.00. Menu sarapan yang baik makan, gaya hidup berhubungan dengan
harus mengandung karbohidrat, protein dan terjadinya penyakit oleh Miao Z, 2008).
lemak, serta cukup air untuk mempermudah
pencernaan makanan dan penyerapan zat gizi. 1.2. Asam Urat
Pilihlah menu yang praktis dan mudah disiapkan Asam urat merupakan hasil metabolisme di
dan usahakan selalu untuk makan pagi karena dalam tubuh yang kadarnya tidak boleh berlebih,
penting dan mempersiapkan energi dalam setiap orang memiliki asam urat di dalam
beraktivitas sehari-hari, b) Jenis makanan adalah tubuhnya, karena metabolisme normal akan
variasi bahan makanan yang kalau dimakan, dihasilkan asam urat sedangkan pemicunya
dicerna, dan diserap akan menghasilkan paling adalah faktor makanan dan senyawa lain yang
sedikit susunan menu sehat dan seimbang. mengandung purin. Purin di temukan dalam
Menyediakan variasi makanan merupakan salah semua makanan yang mengandung protein
stau cara untuk menghilangkan rasa bosan. (Damayanti, 2012).
Sehingga mengurangi selera makan.Menyusun Sumber asam urat di dalam tubuh berasal
hidangan sehat memerlukan keterampilan dan dari beragam kondisi, yaitu: a) Asam urat
endogen sebagai hasil metabolisme

THE 5TH URECOL PROCEEDING 731 ISBN 978-979-3812-42-7


THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

nukloeprotein terdiri dari protein dan asam berikutnyaa. Berikutnya gout cenderung akan
nukleat. Asam nukleat adalah kumpulan semakin memburuk, dan serangan yang tidak di
nukloetida yang terdiri dari basa purin dan obati akan berlangsung lebih lama, lebih sering,
pirimidin, karbohidrat, serta fosfat, b) Asam dan menyerang beberapa sendi, sehingga sendi
urat eksogen yang berasal dari makanan yang yang terserang bisa mengalami kerusakan
mengandung nukloeprotein, c) Hasil sintesis permanen. Gejala yang akan timbul adalah nyeri
yang secara langsung menghasilkan sejumlah yang hebat dirasakan pada malam hari.
besar asam urat karena adanya kelainan enzim Biasanya, hari sebelum serangan gout terjadi,
yang sifatnya di turunkan atau karena suatu penderita tampak segar bugar tanpa gejala atau
penyakit tertentu (misalnya kanker darah) di keluhan, tetapi, tiba-tiba tepatnya pada tengah
mana sel-sel berkumpul berlipat ganda dan malam menjelang pagi, ia terbangun karena
dihancurkan dalam waktu yang singkat. Atau, merasakan sakit yang sangat hebat serta nyeri
efek beberapa jenis penyakit ginjal dan obat- yang semakin memburuk dan tak tertahankan.
obatan tertentu yang mempengaruhi kemampuan Gejala lain adalah sendi yang terserang akan
ginjal untuk membuang asam urat. membengkak dan kulit di atasnya akan berwarna
merah atau keunguan, kencang dan licin, serta
1.3. Penyakit Gout terasa hangat dan nyeri jika di gerakkan, dan
Penakit gout telah banyak diketahui muncul benjolan pada sendi (yang disebut tofus).
merupakan kondisi peningkatan asam urat dalam Jika sudah agak lama (lima hari), kulit diatasnya
darah akibat kelebihan konsumsi makanan yang akan berwarna merah kusam dan terkelupas
tinggi protein. Gout (hiprturisemia) terjadi (deskuamasi). Gejala yang lain adalah muncul
karena: a) Pembentukan asam urat berlebihan tofus di helix telinga/pinggir sendi/tendon.
(gout metabolik) yang terbagi menjadi gout Menyentuh kulit di atas sendi yang terangsang
primer metabolik yang terjadi karena sintesa gout bisa memicu rasa nyeri yang luar biasa.
atau pembentukan asam urat yang berlebihan Nyeri ini akan berlangsung selama beberapa hari
dan gout sekunder metabolik dimana terjadi hingga sekitar satu minggu, lalu menghilang.
karena pembentukan asam urat berlebihan Serangan gout akan cenderung lebih berat pada
karena penyakit lain, seperti leukemia, terutama penderita yang berusia 40 tahun. Biasanya, gout
yang diobati dengan sitostatik, proriasis, menyerang pada pria usia pertengahan dan
polisitemia vera, dan ielofibrosis, b) Pengeluaran wanita paska menopaus. Gout bisa menahun dan
asam urat melalui ginjal kurang (gout renal) berat, yang menyebabkan terjadinya kalainan
terbagi menjadi gout renal primer karena bentuk sendi. Pengendapan kristal urat di dalam
gangguan ekskresi asam urat ditumbuhi distal sendi dan tendon terus berlanjut dan
ginjal yang tidak sehat dan gout renal sekunder menyebabkan kerusakan yang akan membatasi
yang disebabkan oleh ginjal yang rusak, pergerakan sendi. Benjolan keras dari kristal urat
misalnya pada glomerulonephritis kronik, (tofi) diendapkan dibawah kulit di sekitar
kerusakan ginjal kronis (choric renal failure), c) tendon.
Perombakan dalam usus yang kurang. Serangan Komplikasi terjadi apabila penderita gout
gout (gout akut) secara mendadak dapat dipicu tidak melakukan pengobatan secara teratur.
oleh: luka ringan, pembedahan, konsumsi Misnadiarly (2007) menyebutkan bahwa
alkohol dalam julah besar atau makanan yang komplikasi yang dapat terjadi pada penderita
kaya akan protein purin, kelelahan, stres secara gout adalah: radang sendi akut berulang dan
emosional, penyakit dan sejumlah obat yang kekambuhannya semakin lama akan semakin
menghambat sekresi asam urat, seperti salisilat sering, sendi yang sakit akan bertambah banyak,
dosis kecil, hidroklorotiazid (diuretik), INH, tofi yang terbentuk semakin besar bahkan bisa
furosemid, asam-asam keton pemecahan lemak pecah, timbul batu pada saluran kemih bahkan
sebagai akibat dari terlalu banyak bisa menyebabkan gagal ginjal.
mengkonsumsi lemak, kedinginan Patofisiologi penyakit gout dapat timbul
Gejala Gout meliputi: awal serangan hanya karena adanya beberapa faktor yang
menyerang satu sendi dan berlangsung selama mempengaruhi yaitu diet tinggi purin, penyakit
beberapa hari. Kemudian gejalanya menghilang ginjal, obesitas genetik, usia diatas 40 tahun dan
secara bertahap, dimana sendi kembali berfungsi wanita menopause. Keadaan-keadaan tersebut
dan tidak muncul gejala hingga terjadi serangan akan menyebabkan terjadinya peningkatan

THE 5TH URECOL PROCEEDING 732 ISBN 978-979-3812-42-7


THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

produksi asam urat dan penurunan ekskresi asam mineral cukup sesuai dengan kebutuhan. g)
urat sehingga terjadi penumpukan kadar asam Cairan disesuaikan dengan urine yangg
urat darah. Kristal yang berbentuk jarum akan dikeluarkan setiap hari. Rata-rata asupan
mengaktifkan faktor XII dengan menghasilkan cairan yang dianjurkan adalah 2-2½ liter per
kemoatraktan dan mediator inflamasi. Sel-sel
hari.
neutrofil dan makrofag berkumpul dalam
persendian, dan memfagositosis kristal urat
sehingga terjadi pelepasan enzim lisosom, IL1, METODE PENELITIAN
IL6, IL8, TNF-α, prostaglandin dan leukotrin Metode yang digunakan adalah corelations
yang secara kolektif menimbulkan sinovitis menggunkan pendekatan cross sectional. Dalam
akut. Atritis kronik timbul akibar presipitasi penelitian ini, populasi adalah orang dewasa
progresif senyawa urat kedalam dinding sinovial berusia > 40 tahun dengan jumlah 72 orang di
persendian setelah terjadi serangan rekuren Dusun Pondok. Pengambilan sempel dalam
artiritis yang akut (Mitchell, 2009). Serangan penelitian ini menggunkan purposive sampling
atritis berulang-ulang, penumpukan kristal dengan mengambil sempel yang berdasarkan
natrium urat yang dinamakan tofus akan atas suatu pertimbangan tertentu dengan kriteria
mengendap di parifer tubuh seperti ibu jari kaki, inklusi meliputi: masyarakat dusn Pondok yang
tangan dan telinga. Nefrolitiasis urat dapat berusia lebih dari 40 tahun dan memiliki nilai
terjadi akibat penumpukan urat. asam urat tinggi, wanita > 7 mg/dl dan laki-laki
Stadium pada Gout meliputi: a) > 8,5 mg/dl pada saat dilakukan penelitian.
Hiperurisemia: tanda gejala atau hanya merasa Kriteria ekslusi.meliputi: masyarakat Dusun
tidak segar, b) Arthiritis akut: serangan akut Pondok yang mempunyai penyakit seperti darah
dapat terjadi tanpa presipitasi apapun, tetapi tinggi (hipertensi), Masyarakat rajin melakukan
dapat pula terjadi karena trauma lokal, olah raga seminggu 2 kali, memiliki kebiasaan
pembedahan, stres, dan penggunaan obat- mengkonsumsi alkohol, memiliki kebiasaan
obatan, c) Arhtiritisrekuren (Fase konsumsi air putih 8-10 gelas perhari (2500 ml),
interkritik): terjadi arthritis yang rekuren dengan memiliki berat badan berlebih. Sehingga dalam
jarak satu serangan dengan serangn lainnya penelitian sampel hanya mendapatkan 12 orang.
semakin pendek, d) Arthritis kronik: disebabkan Instrumen yang digunakan untuk mengukur
oleh kelainan sendi yang menetap karena pola makan tentang makanan mengandung
destruksi atau osteoarhtrosis sekunder. protein tinggi adalah dengan menggunakan
Syarat diet penyakit gout adalah : a) Energi kuisioner tentang pola makan sehari-hari
berjumlah 10 pertanyaan. Untuk mengukur nilai
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Bila berat
asam urat menggunakan rapid test. Data
badan berlebih atau kegemukan, asupan karakteristik terdiri dari umur, jenis kelamin,
energi sehari dikurangi secara bertahap tingkat pendidikan dan pola makan.
sebanyak 500-100 kkal dari kebutuhan Dalam analisis data ini menggunkana Uji
energi normal hingga tercapai berat badan kendall tau karena responden > 10 orang dan
normal. b) Protein cukup, yaitu 1,0-1,2 g/kg data berdistribusi tidak normal pada signifikan
BB atau 10-15% dari kebutuhan energi total. 5%.
c) Hindari bahan makanan sumber protein
yang mempunyai kandungan purin > 150 HASIL DAN PEMBAHASAN
mg/100 gram. d) Lemak sedang yaitu 10- Hasil penelitian disajikan dalam tabel-tabel
20% dari kebutuhan energi total. Lemak berikut ini:
berlebih dapat menghambat pengeluaran Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur Responden
asam urat atau purin melalui urine. e) Umur Frekuensi Persentase (%)
Karbohidrat dapat diberikan lebih banyak 40-50 1 8.3
yaitu 65-75% dari kebutuhan energi total. 51-60 5 41.7
Karena kebanyakan pasien gout artritis >60 6 50.0
mempunyai berat badan lebih, maka Total 12 100.0
dianjurkan untuk menggunakan sumber
karbohidrat kompleks. f) Vitamin dan

THE 5TH URECOL PROCEEDING 733 ISBN 978-979-3812-42-7


THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

Umur > 60 tahun mendominasi sebanyak 6 hal ini misalnya ikan laut merupakan pemicu
orang dengan prosentase 50%. kejadian penyakit gout di negara Jepang. Pola
makan sangat menentukan kesehatan seseorang.
Tabel 2. Disrtibusi Frekuensi Pola Makan Jika pola makan benar, kesehatan terjaga,
Responden sebaliknya apabila pola makan tidak benar, besar
Pola Makan Frekuensi Persentase (%) kemungkinan kita akan terkena berbagai
Jarang / Tidak penyakit. Ada pepatah mengatakan bahwa
0 0 kesehatan manusia terletak pada perut
pernah
(Fauziyah, 2013). Bila perut dijejali dengan
Kadang 5 41.7 makanan yang mengandung sampah, racun
Sering 7 58.3 ataupun zat-zat yang sangat membayakan tubuh
Total 12 100.0 (Ramayulis, 2008). Penelitian ini juga
Semua responden tidak ada yang tidak mendukung penelitian oleh Festy (2010) ada
mengkonsumsi makanan yang mengandung hubungan pola makan dengan peningkatan asam
tinggi protein urat pada wanita post menopouse. Penelitian lain
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin oleh Miao (2008) menyimpulkan ada
responden peningkatan luar biasa untuk prevalensi
hyperuricemia dan asam urat, yang sangat
Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)
berkorelasi dengan perkembangan ekonomi
Laki-laki 6 50.0 seperti yang dituturkan oleh perubahan pola
Perempuan 6 50.0 makan dan gaya hidup. Penyakit pirai (gout) atau
Total 12 100.0 arthritis gout adalah penyakit yang disebabkan
Penyakit gout antara laki-laki dan oleh tumpukan asam urat/kristal urat pada
perempuan adalah sama. jaringan, terutama pada jaringan sendi. Gout
berhubngan erat dengan gangguan metabolisme
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat purin yang memicu peningkatan kadar asam urat
Pendidikan Responden dalam darah (hiperurisemia) (Junaidi, 2012).
Tingkat Frequency Percentase (%) Hasil uji hipotesis dengan Kendall Tau
pendidikan diperoleh nilai korelasi 0,483 menunjukkan
hubungan yang cukup signifikan dan nilai p
Tidak 8 66.8
sebesar: 0,049 maka dapat disimpulkan ada
Sekolah
hubungan yang cukup signifikan antara pola
SD 3 24.9
makan dengan penyakit gout di Dusun Pondok
SMP 1 8.3
Kecamatan Mantingan Sragen. Hubungan positif
Total 12 100
bermakna semakin sering seseorang
Tingkat pendidikan di dominasi oleh warga
mengkonsumsi makanan yang mengandung
tidak berpendidikan sebanyak 8 orang dengan
tinggi protein semakin tinggi pula kadar asam
prosentase 66.8%.
urat dalam darah yang dapat berakibat ke
penyakt gout.
Hasil yang diperoleh, dari 72 mayarakat
yang kemudian dilakukan screening melalui
2. KESIMPULAN
pemeriksaan dengan rapid test asam urat
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah: a)
diperoleh 12 orang (100%). Pembahasan
Frekuensi tertinggi berdasarkan umur. ada 6
berdasarkan pola makan, diketahui bahwa ada 7
orang (50%) yang berumur >60 tahun,
orang (58.3%) dengan pola makan sering, dan 5
berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan
orang (41.7%) dengan pola makan kadang-
perempuan adalah sama (50%), b) Semua
kadang dan tidak ada yang tidak pernah
responden tidak ada yang tidak mengkonsumsi
mengkonsumsi makanan yang tinggi protein,
makanan tinggi purin 0%, c) Terdapat hubungan
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
yang cukup signifikan antara pola makan dengan
kebanyakan warga sering mengkonsumsi pola
makan dengan kadar tinggi purin. Penelitian penyakit gout dengan koefisien korelasi ():
oleh Ren, et al (2016), pola makan dengan 0.483 dan nilai p:0,049, d) Semakin sering
konsumsi makanan yang tinggi protein, dalam mengkonsumsi makan dengan kadar purin yang
tinggi maka semakin tinggi urit acid.

THE 5TH URECOL PROCEEDING 734 ISBN 978-979-3812-42-7


THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

Misnadiarly. 2007. Rematik: Asam Urat-


REFERENSI Hiperurisemia, Arthiritis Gout. Jakarta:
Almazter dan Susinta, 2007. Prinsip dasar ilmu Pustaka Obor Popular.
gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mitchel dan Richard N.. 2009. Buku Saku Dasar
Damayanti, D. 2012. Mencegah Dan Mengobati Patologis Penyakit Robbins & Cotran.
Asam Urat. Yogyakarta: Araska. Jakarta: ECG.

Duskin-Bitan H, Cohen E, Goldberg E, Shochat Ramayulis, Rita, dkk. 2008. Menu dan Resep
T, Levi A, Garty M, et al. The degree of Penderita Asam Urat. Jakarta: Penebar
asymptomatic hyperuricemia and the risk Plus
of gout. A retrospective analysis of a large
cohort. Clin Rheumatol 2014;4:549e53. Ren, Z. C. Huang b, H. Momma b, Y. Cui a, S.
Sugiyama a, K. Niu c, R. NagatomiThe
Fauziah, A. 2013. Hubungan Pola Makan consumption of fi sh cooked by different
Dengan Frekuensi Kekambuhan Nyeri methods was related to the risk of
Pada Pasien Gout. Journal Keperawatan. hyperuricemia in Japanese adults: A 3-
http://google.com/ hubungan-anatara- year follow-up study. J Nutrition,
pola-makan-dengan-frekuensi- Metabolism & Cardiovascular Diseases
kekambuhan-nyeri-pada-pasien-gout-pdf 2016;26:778 e785

Festy, P. 2010. Hubungan Antara Pola Makan Sunita, A. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
Dengan Kadar Asam Urat Darah Pada Jakarta: Grameduia Pustaka Plus.
Wanita Post Menopouse Di Posyandu
Lansia Wilayah Kerja Puskesmas dr. Utami, P. 2009. Solusi Sehat Untuk Asam Urat
Soetomo Surabaya. Journal dan ematik. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Keperawatan.
http://google.com/hubungan antara pola
makan%2520makan-dengan-kadar-
asamurat-darah-pada-wanita-
postmenopouse-di-posyandu-lansia-
wilayah-kerja-puskesmas-
drsoetomosurabaya.pdf

Gliozzi, M. Malara, N, Muscoli, S, Mollace,V.


The treatment of hyperuricemia. J
International Journal of Cardiology
213;2016:23 –27

Junaidi, I. 2012. Rematik dan Asam Urat.


Jakarta: PT Bhuna Ilmu Populer.

Krisnatuti dan Diah,. 2008. Perencanan Menu


Untuk Penderita Asam Urat. Jakarta:
Penebar Swadaya.

Miao Z, Li C, Chen Y, Zhao S, Wang Y, Wang


Z, et al. Dietary and lifestyle changes
associated with high prevalence of
hyperuricemia and gout in the Shandong
coastal cities of Eastern China. J
Rheumatology 2008;9:1859e64.

THE 5TH URECOL PROCEEDING 735 ISBN 978-979-3812-42-7

Anda mungkin juga menyukai