Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan unit pelaksanakan pelayanan kesehatan
masyarakat ditingkat dasar di Indonesia. Kualitas layanan kesehatan sangatlah
penting, hal ini dikarenakan masyarakat semakin selektif untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas. Oleh karena itu, peran tenaga kesehatan
dalam hal ini perawat harus menjalankan perannya dalam memberikan pelayanan
kesehatan masyarakat yang optimal.
Dalam PERMENKES RI No.75 tahun 2014 tentang pusat kesehatan masyarakat
bahwa pusat kesehatan masyarakat yang selanjutnya disebut puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan pereventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Sumber daya manusia puskesmas terdiri atas
tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan dihitung berdasarkan analisis beban
kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah
penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja,
katersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya diwilayah kerja
dan pembagian waktu kerjanya.
Dalam upaya kesehatan masyarakat sebagaimana dimaksud meliputi: 1)
pelayanan promosi kesehatan; 2) pelayanan kesehatan lingkungan; 3) pelayanan
kesehatan ibu , anak, dan keluarga berencana; 4) pelayanan gizi; serta 5) pelayanan
pencegahan dan pengendalian penyakit. Sedangkan untuk upaya kesehatan
perorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk: 1) rawat jalan; 2) pelayanan
gawat darurat; 3) pelayanan satu hari (one day care); 4) home care; dan/atau 5)
rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan (Permenkes
RI, 2014). Upaya keperawatan kesehatan masyarakat merupakan upaya kesehatan
penunjang yang terintegrasi dalam semua upaya kesehatan di Puskesmas. Dengan
terintegrasinya upaya Puskesmas ke dalam upaya kesehatan wajib maupun upaya
pengembangan, diharapkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat lebih

1
bermutu kerena diberikan secara holistik, komprehensif pada semua tingkat
pengcegahan.
Upaya keperawatan kesehatan masyarakat adalah pelayanan profesional yang
terintegrasi dengan pelayanan kesehatan di puskesmas yang dilaksanakan oleh
perawat. Perawat Puskesmas mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan
keperawatan dalam bentuk asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat. Untuk mencapai kemandirian masyarakat baik di sarana pelayanan
kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas (Kepmenpan No.4 Tahun 2001).
Tugas dan wewenang juga ditulis di dalam Undang-Undang No 38 tahun 2014
tentang keperawatan pada pasal 29 ayat pertama. Pada ayat pertama dijelaskan
bahwa dalam menyelenggarakan praktik keperawatan, perawat bertugas sebagai;
pemberi asuhan keperawatan, penyuluhan dan konselor bagi klien, pengelola
pelayanan keperawatan, peneliti keperawatan, pelaksana tugas berdasarkan
pelimpahan wewenang, dan pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.
Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakat di Puskesmas, perawat
bertanggungjawab dalam penyelenggraan penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan terutama bertanggungjawab melakukan kegiatan promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit berdasarkan masalah kesehatan yang timbul berdasarkan
faktor resiko yang teridentifikasi. Kementerian Kesehatan Indonesia menegaskan
ada 12 aspek peran perawat puskesmas dan enam diantaranya merupakan peran
wajib yang dijalankan perawat puskesmas termasuk pemberi asuhan keperawatan,
penemu kasus, pendidik kesehatan, koordinator dan kolaborator, konselor dan
sebagai panutan (Depkes, 2004). Namun demikian, pada faktanya peran dan fungsi
perawat belum terlaksana secara optimal.
Berdasarkan hasil kajian Depkes & Universitas Indonesia (2005) menunjukan
bahwa terdapat perawat melakukan aushan keperawatan dalam gedung puskesmas
(56,1%), melakukan asuhan keperawatan keluarga (55,29) dan sudah menerapkan
asuhan keperawatan pada kelompok (52,4%). disamping itu, perawat juga
melakukan tugas lain, antara lain menetapkan diagnosa penyakit (92,6), membuat
resep obat (93,1%), melakukan tindakan pengobatan di dalam maupun di luar
gedung puskesmas (97,1) melakukan pemeriksaan kehamilan (70,1%), melakukan
pertolongan persalinan (57,7%). hal ini terjadi tidak saja di puskesmas terpencil

2
tetapi juga di puskesama tidak terpencil. Selain itu perawat melaksanakan tugas
petugas kebersihan (78,8%) dan melakukan tugas administrasi antara lain sebagai
bendahara (63,6%).
Hasil penelitian Habeahan (2014) tentang peran dan fungsi perawat di
puskesmas Sukaramai Sibande dan Tinada Kabupaten Pakpak Bharat menunjukan
peran perawat di puskesmas sebagai pemberi asuhan keperawatan 72,5 % yang
terlaksana. Namun penelitian tersebut tidak spesifik tentang peran perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan, dimana proses intervensi dalam upaya pelayanan
promotif dan preventif kurang digali lagi. Hasil penelitian Ummiyun (2015) tentang
implementasi pelayanan promotif dan preventif di Kecamatan Tapian Dolok
Kabupaten Simalungun belum berjalan dengan maksimal sehingga cakupan
pelaynannya masih rendah.
Tugas dan wewenang juga ditulis di dalam Undang-Undang No 38 tahun 2014
tentang keperawatan pada pasal 29 ayat pertama. Pada ayat pertama dijelaskan
bahwa dalam menyelenggarakan praktik keperawatan, perawat bertugas sebagai;
pemberi asuhan keperawatan, penyuluhan dan konselor bagi klien, pengelola
pelayanan keperawatan, peneliti keperawatan, pelaksana tugas berdasarkan
pelimpahan wewenang, dan pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.
Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakat di Puskesmas, perawat
bertanggungjawab dalam penyelenggraan penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan terutama bertanggungjawab melakukan kegiatan promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit berdasarkan masalah kesehatan yang timbul berdasarkan
faktor resiko yang teridentifikasi
Aktualisasi diri merupakan tahap pencapaian oleh seorang manusia terhadap apa
yang mulai disadarinya ada dalam dirinya. Semua manusia akan mengalami fase itu,
hanya saja sebagian dari manusia terjebak pada nilai-nilai atau ukuran-ukuran
pencapaian dari tiap tahap yang dikemukakan Maslow. Andai saja seorang manusia
bisa cepat melampaui tiap tahapan itu dan segera mencapai tahapan akhir yaitu
aktualisasi diri, maka dia punya kesempatan untuk mencari tahu siapa dirinya
sebenarnya. (Arianto, 2009).
Perawat kesehatan masyarakat di Puskesmas bertanggungjawab dalam upaya
pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Namun, dalam masyarakat perawat

3
masih belum bisa mununjukan potensi-potensi yang ada di dalam diri perawat.
Perawat masih mengutamakan upaya pelayanan kuratif., padahal upaya- upaya
pelayanan kesehatan yang lain seperti upaya promotif, preventif dan rehabilitaf tidak
bisa ditinggalkan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisa peran perawat dalam kegiatan promosi pelayanan
keperawatan
2. Tujuan Khusus
a. Peran Perawat sebagai Advocator
b. Peran Perawat sebagai Educator
c. Peran Perawat sebagai Fasilitator
d. Peran Perawat sebagai Motivator

C. Manfaat

1. Puskesmas
Hasil ini dapat dijadikan sumber informasi dalam rangka menyusun rencana
strategis dalam meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas.

2. Institusi Pendidikan
Hasil ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu
keperawatan sebagai bahan kajian dan sosialisasi.

3. Perawat
Hasil ini dapat dijadikan pedoman bagi perawat dalam memberikan pelayanan
kesehatan dan motivasi pengembangan diri perawat khusunya di Puskesmas.

4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pusat Layanan Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS)


1. Definisi Puskesmas
Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes No 75 tahun 2014).
Puskesmas berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan
partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan, serta pusat pelayanan tingkat
pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu
wilayah tertentu (Mubarak, 2008), dan juga sebagai pelaksana pembangunan
kesehatan di wilayah kecamatan. Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan
kesehatan dalam mewujudkan komitmen peningkatan mutu pelayanan kesehatan
memerlukan acuan pelaksana jaminan mutu. Penerapan metode ini diharapkan
dapat meningkatkan kualitas tenaga kesehatan dalam upaya memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu (Depkes, 2004).
2. Fungsi Puskesmas
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untukmencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam
rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas,
Puskesmas menyelanggarakan fungsi:
1) Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat di wilayah kerjanya;
2) Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan tingkat pertama di wilayah
kerjanya.
Dalam melaksanakan fungsi Puskesmas sebagai penyelenggara upaya
kesehatan masyarakat tingkat di wilayah kerjanya, puskesmas berwenang untuk:
1) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;

5
2) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
3) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan.
Dalam melaksanakan fungsi Puskesmas sebagai penyelenggara upaya
kesehatan perorangan tingkat di wilayah kerjanya, Puskesmas berwenang untuk:
1) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu;
2) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif;
3) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan
masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan. Upaya
kesehatan masyarakat esensial meliputi:
1) Pelayanan promosi kesehatan;
2) Pelayanan kesehatan lingkungan;
3) Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluargaberencana;
4) Pelayanan gizi;
5) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit. Upaya kesehatan esensial
diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk mendukung pencapaian
standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan.
Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan uapaya kesehatan
masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau
bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas
masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang
tersedia di masing-masing Puskesmas.
Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama di Puskesmas dilaksanakan
dalam bentuk:
1) Rawat jalan;
2) Pelayanan gawat darurat;
3) Pelayanan satu hari (one day care);
4) Home care;

6
5) Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan
(Permenkes no 75 tahun 2014).
3. Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas
Menurut Permenkes No. 75 Tahun 2014, prinsip penyelenggaraan
Puskesmas meliputi:
a. Paradigma Sehat;
b. Pertanggung jawaban Wilayah;
c. Kemandirian Masyarakat;
d. Pemerataan;
e. Teknologi Tepat Guna;
f. Keterpaduan Dan Kesinambungan.
Prinsip paradigma sehat artinya, Puskesmas mendorong seluruh
pemangkukepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan
mengurangi risiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Prinsip pertanggungjawaban wilayah artinya, Puskesmas
menggerakkan dan bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya. Prinsip kemandirian masyarakat artinya, Puskesmas
mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat. Prinsip pemerataan artinya, Puskesmas menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh
masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial,
ekonomi, agama, budaya, dan kepercayaan. Prinsip teknologi tepat guna artinya,
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan
teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah
dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan. Sedangkan prinsip
yang terakhir yaitu prinsip keterpaduan dan kesinambungan artinya, Puskesmas
mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP lintas
program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang didukung
dengan manajemen Puskesmas
4. Kegiatan Pokok Puskesmas
Berdasrkan diagnosa komunitas yang dilakukan puskesmas, maka dapat
dirumuskann kegiatan pokok puskesmas yang merupakan upaya wajib

7
puskesmas yang dilakukan sesuai kebutuhan masyarakat dan juga disesuaikan
dengan fungsi puskesmas dan kemampuan sumber daya yang tersedia (Depkes
RI, 2004). Kegiatan pokok tersebut antara lain:
a) Promosi Kesehatan
Upaya promosi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat akan nilai kesehatan sehingga dengan sadar mau mengubah
perilakunya menjadi perilaku sehat. Sasarannya yaitu masyarakat yang
beresiko tertular penyakit maupun masyarakat umum. Upaya ini dilakukan
melalui penyuluhan, baik di klinik, rumah penduduk, balai pertemuan
melalui ceramah maupun dengan menggunakan alat peraga
b) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berncana (KB)
Upaya KIA bertujuan untuk menurunkan kematian dan kejadian sakit
pada ibu dan meningkatkan derajat kesehatan anak. Sasarannya adalah ibu
hamil, ibu menyusui dan balita, dukun bersalin, dan kader kesehatan.
Kegiatannya antara lain:
1) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui.
2) Memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan yang sehat.
3) Mengamati perkembangan balita terkait dengan program gizi.
4) Memberikan pelayanan KB dan PUS.
5) Memberikan pertolonagan persalinan dan bimbingan selama masa nifas
serta mengadakan pelatihan bagi dukun bersalin dan kader kesehatan
posyandu.
Menurut Muninjaya (2004), upaya KB bertujuan untuk menekan angka
kelahiran dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarga akan
berkembang norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS).
Sasarannya yaitu pasangan usia subur (PUS) dan dukun bersalin.
Kegiatannya anatara lain:
1) Mengadakan penyuluhan tantang KB.
2) Menyediakan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi serta pelayanan
pengobatan efek samping KB.
3) Mengadakan kursus keluarga berencana untuk dukun bersalin.

8
c) Perbaikan Gizi
Menurut Muninjaya (2004), upaya perbaikan gizi bertujuan
meningkatkan status gizi masyarakat melalui usaha pemantauan status gizi
kelompok masyarakat beresiko tinggi, terutama ibu hamil dan balita.
Sasarannya yaitu ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan penduduk yang tinggal
di daerah rawan pangan. Kegiatannya antara lain:
1) Memberikan penyuluhan tentang gizi.
2) Menimbang serta badan dan tinggi badan balita untuk memantau
pertumbuhannya.
3) Memberikan makanan tambahan (PMT) untuk balita yang kurang gizi.
4) Pemberian vitamin A untuk balita.
d) Kesehatan Lingkungan
Muninjaya (2004), menyebutkan upaya kesehatan lingkungan bertujuan
menanggulangi dan menghilangkan unsur-unsur fisik berbahaya pada
lingkungan sehingga faktor lingkungan yang kurang sehat tidak menjadi
faktor resiko timbulnya penyakit di masyarakat. Sasarannya yaitu tempat-
tempat umum seperti rumah makan, pasar, sumber air minum, dan tempat
pembuangan limbah. Kegiatannya antara lain:
1) Memperbaiki sistem pembuangan kotoran.
2) Menyediakan air bersih
3) Memperbaiki pembuangan sampah.
4) Pengawasan sanitasi tempat umum.
e) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
Muninjaya (2004) menyebutkan, upaya P2M bertujuan menemukan
kasus penyakit menular sedini mungkin dan memberikan proteksi bagi
masyarakat agar terhindar dari penularan penyakit. Sasarannya yaitu ibu
hamil, balita, anak-anak dan lingkungan pemukiman masyarakat. Untuk
pemberantasan penyakit menular tertentu, misalnya penyakit kelamin,
kelompok-kelompok tertentu masyarakat yang berperilaku resiko tinggi juga
perlu dijadikan sasaran kegiatan P2M. Kegiatannya antara lain:
1) Menemukan kasus sedini mungkin.
2) Mengumpulkan dan menganalisa penyakit.

9
3) Melaporkan kasus penyakit menular yang sedang berjangkit di
masyarakat.
4) Pemberantasan vector yang dilakukan dengan penyemprotan
menggunakan insektisida.
5) Kegiatan imunisasi pada kelompok masyarakat tertentu.
f) Pengobatan
Muninjaya (2004) menyebutkan, pengobatan bertujuan memberikan
pengobatan dan perawatan kepada masyarakat. Program ini merupakan
bentuk pelayanan kesehatan dasar yang bersifat kuratif. Sasarannya yaitu
seluruh masyarakat di wilayah kerja puskesmas yang mengunjungi
puskesmas untuk mendapatkan pengobatan. Kegiatannya antara lain
1) Menegakkan diagnosa.
2) Memberikan pengobatan untuk penderita yang berobat jalan atau
pelayanan rawat inap khusus untuk puskesmas perawatan,
3) Merujuk penderita ke pusat-pusat rujukan medis sesuai dengan jenis
penyakit yang tidak mampu ditangani oleh puskesmas.
4) Menyelenggarakan puskesmas keliling untuk menjangkau wilayah kerja
puskesmas yang belum mempunyai puskesmas pembantu atau wilayah
pemukiman penduduk yang masih sulit sarana transportasi
5. Kegiatan Pengembangan Puskesmas
Selain kegiatan pokok, puskesmas juga melakukan upaya kesehatan
pengembangan antara lain:
a. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
UKS bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan anak dan
lingkungan sekolah. Sasaran dari UKS adalah murid SD, SLTP, SLTA, dan
lingkungan sekolah. Kegiatannya antara lain:
1) Melakukan pemeriksaan kesehatan anak secara berkala.
2) Mengupayakan lingkungan sekolah yang sehat dengan penyediaan air
bersih dan tempat sampah.
3) Pendidikan kesehatan tentang kebersihan perorangan, kesehatan gigi,
kesehatan lingkungan.
4) Mengembangkan pelayanan kesehatan primer (P3K) di sekolah.

10
b. Upaya Kesehatan Olahraga
Upaya kesehatan olahraga meliputi: melakukan pemeriksaan kesehatan
berkala, penentuan takaran latihan, pengobatan dengan latihan dan
rehabilitasi, pengobatan akibat cedera latihan dan pengawasan selama
pemusatan latihan.
c. Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Upaya kesehatan masyarakat bertujuan memberikan pelayanan secara
menyeluruh kepada pasien dan keluarganya, memberikan konseling kepada
anggota keluarga untuk mengenali kebutuhan kesehatannya sendiri dan cara-
cara penanggulangannya disesuaikan dengan batas-batas kemampuan
mereka, menunjang program kesehatan lainnya dalam usaha pencegahan
penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan individu dan keluarganya.
Sasarannya yaitu kelompok masyarakat dengan resiko tinggi. Kegiatannya
yaitu melaksanakan perawatan kesehatan perorangan, keluarga dan
kelompok masyarakat lainnya, memberi asuhan keperawatan kepada
individu di puskesmas ataupun di luar puskesmas dengan berbagai tingkat
umur, kondisi kesehatan, tumbuh kembang dan jenis kelamin, dan diarahkan
kepada keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat.
d. Upaya Peningkatan Kesehatan Kerja
Upaya peningkatan usaha kerja bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan para pekerja di berbagai sektor. Kegiatannya antara lain:
1) Identifikasi masalah meliputi pemeriksaan awal dan berkala untuk para
pekerja.
2) Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang datang berobat ke puskesmas
3) Peninjauan tempat kerja untuk menentukan bahaya akibat kerja.
4) Peningkatan kesehatan kerja melalui peningkatan gizi, lingkungan kerja
dan kegiatan peningkatan kesejahteraan
5) Kegiatan pencegahan kecelakaan akibat kerja
6) Pengobatan kasus akibat kerja
7) Pemulihan kesehatan dan rujukan medik terhadap pekerja yang sakit.

11
e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
Upaya kesehatan gigi dan mulut bertujuan menghilangkan atau
mengurangi gangguan kesehatan gigi dan mulut dan mempertinggi kesadaran
kelompok- kelompok masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut. Sasarannya adalah ibu hamil, murid SD dan masyarakat yang
datang ke puskesmas dengan keluhan gangguan gigi dan mulut. Kegiatannya
anatara lain:
1) Melakukan pemeriksaan kesehatan, perawatan gigi dan mulut secara rutin
untuk anak-anak sekolah serta ibu hamil.
2) Memberikan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut secara individu atau
kelompok.
3) Pengobatan pada klien yang mengalami gangguan kesehatan gigi dan
mulut yang berobat maupun yang dirujuk
f. Upaya Kesehatan Jiwa
Upaya kesehatan jiwa bertujuan untuk mencapai tingkat kesehatan jiwa
masyarakat secara optimal. Sasarannya yaitu penderita gangguan jiwa dan
keluarganya yang datang ke puskesmas termasuk pasien yang dirujuk oleh
RSJ untuk rehabilitasi sosial. Kegiatannya antara lain:
1) Mengenali penderita yang memerlukan pelayanan kesehatan psikiatri.
2) Memberikan pertolongan pertama psikiatri, pengobatan atau merujuk
pasien ke rumah sakit jiwa.
3) Memberikan penyuluhan kesehatan jiwa kepada kelompok penduduk di
wilayah kerja puskesmas.
g. Upaya Kesehatan Mata
Berupa anamnesa, pemeriksaan visus, tes buta warna, pengobatan dan
pemeriksaan kacamata, operasi katarak dan glaukoma akut yang dilakukan
oleh tim rujrukan rumah sakit, dan pengembangan kesehatan masyarakat.
h. Upaya Kesehatan Lanjut Usia
Upaya kesehatan lanjut usia bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang berusia lanjut. Kegiatannya antara lain
pemeriksaan kesehatan warga lanjut usia, pemberian pengobatan bagi lansia
yang mengalami gangguan kesehatan, menyelenggarakan posyandu lansia

12
setiap bulan di wilayah kerja puskesmas.
i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
Kegiatannya adalah melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat
digunakan untuk pengobatan tradisional, melakukan pembinaan terhadap
cara-cara pengobatan tradisional.

B. Peran Perawat
1. Defenisi Peran Perawat
Peran dapat diartikan sebagai seperangkat prilaku yang diharapkan oleh
individu sesuai dengan status sosialnya. Jika seorang perawat, peran yang
dijalankannya harus sesuai dengan lingkup kewenangan perawat. Peran
menggambarkan otoritas seseorang dalam memiliki peran yang sama. Kesamaan
peran bukan berarti sama dalam segala hal. Peran boleh sama tetapi ruang
lingkup atau kewenangan masing- masing profesi tentu berbeda (Asmadi, 2008).
Peran perawat adalah merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang
lain terhadap seseorang sesuai dengan kependudukan dalam system, dimana
dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari luar
profesi keperawatan yang bersifat konstan (Hidayat, 2007).
Peran perawat menurut konsorsium ilmu ilmu kesehatan tahun 1989 dalam
Hidayat (2007) terdiri dari:
a. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan.
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat
dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan
melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar dapat
direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat
kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat
perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang
sederhana sampai dengan kompleks.
b. Peran sebagai advokat
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberian pelayanan atau
informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan

13
keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas
pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya. Hak atas
privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima
ganti rugi akibat kelalaian
c. Peran edukator.
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan,
sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien sesudah dilakukan pendidikan
kesehatan.
d. Peran coordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan sehingga pemberian pelayanan
kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
e. Peran kolaborator
Peran perawat disini dilakukan kerana perawat bekerja melalui tim
kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan
berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk
diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
f. Peran konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau
tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas
permintaan klien terhadap informais tentang tujuan pelayanan keperawatan
yang diberikan.
g. Peran pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan
perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai
dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.

14
2. Peran Perawat Puskesmas
Peran dan fungsi perawat melekat secara bersamaan dalam tugas perawat
antara lain peran sebagai pemberi pelayanan kesehatan/asuhan keperawatan,
penemu kasus, peran sebagai pendidik/penyuluh kesehatan, kordinator
pelayanan kesehatan, konselor keperawatan, panutan (role model), pemodifikasi
lingkungan, konsultan, advokat, peneliti, dan pembaharu (inovator). Namun
karena masih rendahnya tingkat pendidikan yaitu mayoritas pendidikan SPK dan
Diploma, dari seluruh peran dan fungsi yang harus dilakukan oleh perawat,
hanya 6 saja yang menjadi prioritas ( Depkes, 2004). Keenam peran tersebut
adalah:
a) Pemberi Asuhan Keperawatan
Perawat berperan untuk memberikan pelayanan berupa asuhan
keperawatan secara langsung kepada klien (individu, keluarga, komunitas)
sesuai dengan kewenangannya. Asuhan keperawatan diberikan kepada klien
di semua tatanan layanan kesehatan dengan menggunakan proses
keperawatan mulai dari pengkajian, penegakan diagnosis, perencanaan,
implementasi dan evaluasi. Hal ini merupakan peran utama bagi perawat
diman perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang profesional
menerapkan ilmu, teori, prinsip, konsep dan mengiji kebenarannya dalam
situasi nyata, apakah kriteria profesi dapat ditampilkan sesuai dengan
harapan penerima jasa keperawatan.Peran sebagai pemberi asuhan
keperawatan menuntut perawat untuk memberi kenyamanan dan rasa aman
bagi klien, melindungi hak dan kewajiban klien agar tetap terlaksana dengan
seimbang antara lain, memfasilitasi klien dengan anggota tim kesehatan
lainnya, dan berusaha mengembalikan kesehatan klien. Peran perawat
sebagai pemberi pelayanan kesehatan ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat berupa asuhan keperawatan yang utuh (holistic)
serta berkesinambungan (komprehensif). Asuhan keperawatan yang
diberikan kepada klien/keluarga bisadiberikan secara langsung (direct care)
maupun secara tidak langsung (indirect care) pada berbagai tatanan
kesehatan yaitu meliputi puskesmas, ruang rawat inap puskesmas, puskesmas
pembantu, puskesmas keliling, sekolah, panti, posyandu, keluarga (rumah

15
pasien/klien) ( Depkes, 2004).
b) Penemu Kasus
Perawat puskesmas berperan dalam mendeteksi serta dalam menemukan
kasus serta melakukan penelusuran terjadinya penyakit. Penemuan kasus
dapat dilakukan dengan jalan mencari langsung ke masyarakat (aktif case
finding) dan dapat pula didapat secara tidak langsung yaitu pada kunjungan
pasien ke puskesmas (pasif case finding). Perawat kesehatan masyarakat
harus peka dan sadar pada area yang memiliki kelompok resiko tinggi dalam
masyarakat. Sangat penting bagi perawat kesehatan masyarakat untuk
mengikuti kontak individu atau keluarga dengan pelayanan kesehatan untuk
menemukan dan mengklarifikasi jawaban dari pertanyaan yang tidak dapat
dijawab oleh klien atau masyarakat.
c) Pendidik Kesehatan
Peran sebagai pendidik kesehatan (edukator) menuntut perawat untuk
memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, baik setting di rumah, di puskesmas, dan di masyarakat secara
terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi
perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. Proses pengajaran mempunyai empat komponen,
yaitu: pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan
dengan proses keperawatan, yaitu dalam fase pengkajian seorang perawat
mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi klien dan kesiapan untuk belajar.
Selama proses perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi
pengajaran. Saat pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan
selama evaluasi perawat menilai hasil yang didapat.
Perawat bertindak sebagai pendidik kesehatan harus mampu mengkaji
kebutuhan klien yaitu kepada individu, keluarga, kelompok, masyarakat,
pemulihan kesehatan dari suatu penyakit, menyusun program
penyuluhan/pendidikan kesehatan baik sehat maupun sakit, seperti nutrisi,
latihan olahraga, manajemen stress, penyakit dan pengelolaan penyakit;
memberikan informasi yang tepat untuk kesehatan dan gaya hidup antara
lain informasi yang tepat tentang penyakit, pengobatan, serta menolong klien

16
menyeleksi informasi kesehatan yang bersumber dari buku-buku, koran,
televisi atau teman (Depkes, 2004). Banyak faktor yang memengaruhi
peningkatan kebutuhan pembelajaran tentang kesehatan oleh perawat. Ada
kecenderungan baru untuk peningkatan dan penjagaan kesehatan daripada
pelayanan, akibatnya, masyarakat ingin dan bisa memperoleh banyak
pengetahuan di bidang kesehatan (Mubarak & Chayatin, 2009).
d) Kordinator dan Kolaborasi
Peran kordinator perawat dapat dilaksanakan dengan cara bekerja sama
dengan tim kesehatan yang lain, baik perawat dengan dokter, perawat
dengan ahli gizi, perawat dengan ahli radiologi dan lain-lain dalam kaitannya
mempercepat proses penyembuhan klien. Peran kolaborator, perawat
dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan, dan mengorganisasikan
pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima
pelayanan dari banyak profesi (Mubarak & Chayatin, 2009). Perawat
melakukan koordinasi terhadap semua pelayanan kesehatan yang diterima
oleh keluarga di berbagai program, dan bekerjasama (kolaborasi) dengan
tenaga kesehatan lain atau keluarga dalam perencanaan pelayanan
keperwatan serta sebagai penghubung dengan institusi pelayanan kesehatan
dan sektor terkait lainnya (Depkes, 2004). Peran ini salah satu bentuk kerja
sama antar bidang kesehatan di puskesmas.
e) Konselor
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan
mengatasi tekanan psikologis dan masalah sosial, untuk membangun
hubungan interpersonal yang baik, dan meningkatkan perkembangan
seseorang, didalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual
(Mubarak & Chayatin, 2009). Perawat sebagai konselor melakukan
konseling keperawatan sebagai usaha memecahkan masalah secara efektif.
Pemberian konseling dapat dilakukan pada klinik, puskesmas, puskesmas
pembantu, rumah klien, posyandu dan tatanan pelayanan kesehatan lainnya
dengan melibatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Kegiatan
yang dapat dilakukan perawat puskesmas antara lain adalah menyediakan
informasi, mendengar secara objektif, memberi dukungan, memberi asuhan

17
dan meyakinkan klien, menolong klien mengidentifikasi masalah dan faktor-
faktor terkait, memandu klien menggali permasalahan dan memilih
pemecahan masalah yang dikerjakan (Depkes, 2004). Perawat diharapkan
mampu untuk mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap
keadaan sehat sakitnya. Perubahan interaksi merupakan dasar dalam
merencanakan metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasi klien,
memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau
keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan
pengalaman yang lalu. Selanjutnya pemecahan masalah difokuskan pada
masalah keperawatan agar mengubah perilaku hidup sehat atau adanya
perubahan pola interaksi yang lebih baik dari individu, keluarga dan
masyarakat (Mubarak & Chayatin, 2009)
f) Panutan (Role Model)
Perawat puskesmas harus dapat memberikan contoh yang baik dalam
bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
tentang bagaimana cara tata hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh
masyarakat (Fetaria 2005 dalam Fauziah, 2012). Perawat puskesmas sebagai
role model diharapkan berperilaku hidup yang sehat, baik dalam tingkat
pencegahan yang pertama, kedua maupun yang ketiga yang dalam kehidupan
sehari-hari dapat menjadi contoh masyarakat. Kegiatan yang dapat dilakukan
antara lain memberi contoh praktik menjaga tubuh yang sehat baik fisik
maupun mental seperti makanan bergizi, olahraga secara teratur, menjaga
berat badan, tidak merokok, menyediakan waktu untuk istirahat setiap hari,
komunikasi efektif dan lain- lain (Depkes, 2004).
3. Tanggung Jawab dan Kewenangan Perawat
Tanggungjawab dan kewenangan utama perawat termasuk perawat
Puskesmas berdasarkan Keputusan Menteri Kesehalan No. 1239 Tahun 2001
tentang Registrasi dan Praktik Perawat, adalah melaksanakan asuhan
keperawatan baik terhadap individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat. Tanggung jawab perawat di puskesmas dalam upaya Kesehatan
wajib maupun upaya pengembangan adalah melaksanakan asuhan keperawatan
kesehatan masyarakat, sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan kepada

18
individu, keluarga, kelompok, masyarakat menjadi utuh ( holistik);
komprehensif dan terpadu.
Selain sebagai pemberi pelayanan kesehatan pada tatanan pelayanan
kesehatan Strata pertama, Perawat Puskesmas juga turut bertanggungjawab
terhadap penyelenggaraan dua fungsi Puskesmas lainnya, yaitu sebagai
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
Tanggungjawab Perawat Puskesmas dalam penyelenggaraan tiga fungsi
Puskesmas,.diuraikan sebagai berikut :
1) Fungsi penggerak pembangunan berwawasan kesehatan Perawat turut
bertanggungjawab dalam:
a. Mengidentifikasi faktor-faktor risiko kesehatan dan kemungkinan
masalah kesehatan yang timbul di masyarakat (contohnya: akibat limbah
pembangunan industr:i di wilayah kerja Puskesmas yang mencemarkan
sumber air; debu di daerah pabrik semen merupakan faktor risiko infeksi
saluran nafas)
b. Melakukan kegiatan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
berdasarkan masalah kesehatan yang timbul berdasarkan faktor risiko
yang teridentifikasi.
2) Fungsi pemberdayaan masyarakai Perawat turut serta bertanggungjawab
dalam memberdayakan individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk
mampu menyelesaikan masalah kesehatannya khususnya masalah
keperawatan melalui asuhan keperawatan individu, keluarga,
kelompok/masyarakat sehingga mampu hidup sehat secara mandiri.
3) Fungsi pelayanan kesehatan strata I
Perawat turut serta bertanggungjawab dalam melaksanakan pemberian
asuhan keperawatan individu (dalam konteks keluarga), keluarga, kelompok,
masyarakat rentan (vulnerable group) terutama yang termasuk risiko tinggi
(high risk).
4. Kompetensi Perawat Puskesmas
Saat ini, Perawat Puskesmas diharapkan minimal mempunyai kualifikasi dan
kompetensi sebagai berikut :

19
1) Kualifikasi Minimal Perawat Puskesmas
(a) Lulus Sekolah Perawat Kesehatan + pengalaman kerja + sertifikasi
Pelatihan Klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Mengingat perawat
professional minimal berpendidikan D III Keperawatan (professional
pemula), maka secara bertahap perawat puskesmas dengan latar belakang
pendidikan SPK harus ditingkatkan menjadi DIII Keperawatan.
(b) Lulus D-III Keperawatan + pengalaman kerja + sertifikasi pelatihan
Klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat.
2) Kompetensi Minimal Perawat Puskesmas
Kompetensi minimal perawat Puskesmas adalah :
a) Pelayanan/asuhan keperawatan terhadap individu, keluarga, kelompok
(masyarakat dengan masalah kesehatan prioritas terkait dengan
komitment global, nasional, maupun daerah (pll4, gizi, KIAKB, Kesling,
dsb) Malaria, Tuberkulose, HIV/AIDS antara lain:
a. Tindakan keperawatan langsung (direct care)
b. Pengobatan dasar sesuai kewenangan dan tata lakana standar program
c. Penanggulangan gawat darurat dasar termasuk penanggulangan
bencana alam
d. Pencegahan infeksi
b) Pendidikan/penyuluhan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan
untuk pemberdayaan individu, keluarga, kelompo(masyarakat agar hidup
sehat secara mandiri.
c) Pengamatan penyakit menular dan tidak menular (surveillance)
khususnya
1. Mengidentifikasi faktor risiko terjadinya penyakiflmasarah kesehatan
2. Menemukan kasus secara dini
3. Melaporkan adanya Kejadian Luar Biasa (KLB)
d) Motivasi individu, keluarga, kelompok masyarakat dalam pembentukan
pelayanan kesehatan yang bersumberdaya masyarakat (contoh
:Posyandu, Posbindu, Pos Obat Desa, dll)
e) Membina pelayanan kesehatan yang bersumberdaya masyarakat
f) Konseling keperawatan/kesehatan

20
g) Pelatihan kader/masyarakat dalam upaya promosi kesehatan
h) Kerja sama tim dengan tenaga kesehatan lain
i) Monitoring dan evaluasi
j) pendokumentasian kegiatan termasuk pencatatan dan pelaporan sesuai
ketentuan
3) Upaya Penyelenggaraan Kesehatan
Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat
pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama. Upaya
kesehatan dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan. Upaya
kesehatan masyarakat tingkat pertama sebagaimana dimaksud meliputi
upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat
pengembangan (Kemenkes, 2014).
Upaya kesehatan masyarakat esensial meliputi :
(a) Pelayanan Promosi Kesehatan;
(b) Pelayanan Kesehatan Lingkungan;
(c) Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Dan Keluarga Berencana;
(d) Pelayanan Gizi; Dan
(e) Pelayanan Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit.
Upaya kesehatan masyarakat esensial harus diselenggarakan oleh setiap
puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal
kabupaten/kota bidang kesehatan. Upaya kesehatan masyarakat
pengembangan yang dimaksud merupakan upaya kesehatan masyarakat yang
kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat
ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas
masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang
tersedia di masing- masing Puskesmas (Kemenkes, 2014).

21
BAB III
PEMBAHASAN

A. Analisi Peran perawat dalam kegiatan Promosi Pelayanan Keperawatan


1. Perawat Sebagai Advocator
Penelitian yang dilakukan oleh Choi (2015) yang berjudul “ Patient
Advocacy: The Role of The Nurse” bahwa peran perawat sebagai advocate
sangat penting karena perawat selama 24 jam perawatan dan pengawasan
dianggap sebagai penjaga atau pengawas pasien. Karena perawat memiliki
pengetahuan teknis yang diperlukan dan dipandang sebagai posisi terbaik untuk
melakukan advocacy untuk kepentingan, kesejahteraan pasien dan keluarga saat
perawat melakukan promosi kesehatan.
Sebagai client advocate, perawat bertanggung jawab untuk membantu klien
dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi
pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk
mengambil persetujuan (inform concent) atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya. Penelitian yang dilakukan oleh Laura Dean Albuja (2016)
yang berjudul “Women’s and Healthcare Workers’ Beliefs and Experiences
Surrounding Abortion: The Case of Haiti’ bahwa karena aborsi masih
dianggap ilegal, maka terdapat fenomena bahwa seringkali aborsi dilakukan
secara sembunyi-sembunyi dan di kondisi yang tidak aman dan menyedihkan di
Haiti. Sehingga didapatkan wanita akan berisiko mengalami komplikasi, cacat,
dan kematian (WHO, 2012). Wanita sering menggunakan obat herbal dan
intervensi farmasi. Obat tradisional di Haiti masih sering dilakukan; setidaknya
20 jenis tanaman diduga memiliki sifat kontrasepsi dan abortifacient, selain itu
mereka juga menggunakan obat antimalaria dosis tinggi (Prins, Kone, Nolan, &
Thatte, 2008).
Petugas kesehatan sering tidak terjangkau oleh para wanita tersebut sehingga
mereka tidak mendapatkan perawatan pasca aborsi, yang hanya disediakan
sebagai bagian dari perawatan obstetri (Prins et al.,2008). Untuk memungkinkan
setiap wanita Haiti memiliki akses untuk layanan aborsi berkualitas tinggi,
sebelum, selama, dan sesudah prosedurnya, kebijakan harus dikembangkan

22
untuk melindungi mereka. Dalam hal ini, kebijakan dan lingkungan hukum
harus mencakup perlindungan hak asasi manusia perempuan dan menghormati
mereka sebagai individu, ditambah dengan kebijakan dan praktik kesehatan
masyarakat yang memberikan akses kepada perempuan untuk layanan
kontrasepsi dan keluarga berencana berkualitas tinggi, tanpa memandang usia,
status sosial ekonomi, dan lokasi (WHO, 2012).
2. Peran Perawat sebagai Educator
Perawat sebagai petugas kesehatan memiliki peran sebagai educator atau
pendidik. Sebagai seorang pendidik, perawat membantu klien mengenal
kesehatan dan prosedur asuhan keperawatan yang perlu mereka lakukan guna
memulihkan atau memelihara kesehatan tersebut (Kozier, 2010). Penelitian yang
dilakukan oleh Erick Johan (2018) yang berjudul “Hubungan Peran Perawat
Sebagai Edukator dengan Kepatuhan Penatalaksanaan Hipertensi di
Puskesmas Tahuna Timur” bahwa hasil analisis menunjukan bahwa
mayoritas responden mempersepsikan peran perawat sebagai edukator di
Puskesmas Tahuna Timur berada pada kategori baik dengan jumlah 77
responden atau 74,8%. Hasil ini menunjukkan bahwa perawat telah
melaksanakan peranannya sebagai educator pada pasien hipertensi.
Faktor lain yang bisa mempengaruhi kepatuhan antara lain gaya hidup,
menganut budaya tertentu dalam pengobatan penyakit, pembiayaan program
terapi, kerumitan program pengobatan atau terapi yang dianjurkan serta adanya
penyakit penyerta yang dapat menyulitkan mematuhi program pengobatan yang
sudah ditetapkan atau dianjurkan (kozier, 2010). Hasil penelitian ini juga ada
sebanyak 25 responden atau 25 % yang mematuhi apa yang di anjurkan oleh
perawat. Hal ini kemungkinan faktor-faktor pendukung responden untuk
menjalankan penatalaksanaan hipertensi berjalan sebagaimana mestinya. seperti
motivasi untuk sembuh yang tinggi, pengetahuannya tentang penyakit hipertensi
yang sudah bagus ataupun dukungan keluarga yang tinggi terhadap kesembuhan
responden sehingga mendorong pasien untuk bias melaksanakan
penatalaksanaan hipertensi secara mandiri. Menurut kesimpulan peneliti bahwa
peran perawat sebagai edukator sangat penting untuk dijalankan dengan sebaik-
baiknya demi peningkatan derajat kesehatan, mempertahankan dan ataupun

23
kesembuhan pasien secara umum dan kesembuhan pasien hipertensi pada
khususnya. Semakin baik perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada
pasien, maka kepatuhan akan anjuran akan semakin tinggi.
3. Perawat sebagai Fasilitator
4. Peran Perawat sebagai Motivator

24
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan unit pelaksanakan pelayanan kesehatan
masyarakat ditingkat dasar di Indonesia. Kualitas layanan kesehatan sangatlah
penting, hal ini dikarenakan masyarakat semakin selektif untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas. Oleh karena itu, peran tenaga kesehatan
dalam hal ini perawat harus menjalankan perannya dalam memberikan pelayanan
kesehatan masyarakat yang optimal.
Puskesmas berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan
partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan, serta pusat pelayanan tingkat
pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu
wilayah tertentu, dan juga sebagai pelaksana pembangunan kesehatan di wilayah
kecamatan.
Perawat kesehatan masyarakat di Puskesmas bertanggungjawab dalam upaya
pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Namun, dalam masyarakat perawat
masih belum bisa mununjukan potensi-potensi yang ada di dalam diri perawat.
Perawat masih mengutamakan upaya pelayanan kuratif., padahal upaya- upaya
pelayanan kesehatan yang lain seperti upaya promotif, preventif dan rehabilitaf tidak
bisa ditinggalkan.
Peran perawat adalah merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai dengan kependudukan dalam system, dimana dapat
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi
keperawatan yang bersifat konstan (Hidayat, 2007).
Tugas dan wewenang juga ditulis di dalam Undang-Undang No 38 tahun 2014
tentang keperawatan pada pasal 29 ayat pertama. Pada ayat pertama dijelaskan
bahwa dalam menyelenggarakan praktik keperawatan, perawat bertugas sebagai;
pemberi asuhan keperawatan, penyuluhan dan konselor bagi klien, pengelola
pelayanan keperawatan, peneliti keperawatan, pelaksana tugas berdasarkan
pelimpahan wewenang, dan pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.

25
B. Saran
1. Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan khususnya keperawatan adalah tempat untuk mencetak
calon perawat prosfesional. Untuk itu lebih menanamkan peran perawat kepada
calon perawat. Sebaiknya setiap materi yang diajarkan mencatumkan materi
peran perawat sebagai hal yang penting untuk dipahami dan dipublikasikan.
2. Perawat
Perawat sebagai tenaga kesehatan hendaknya dalam memberikan pelayanan
keperawatan yang dapat meningkatkan skill dan kemampuan perawat dalam
menerapkan perannya sesuai kebutuhan dan tuntutan di masyarakat yang
berkembang ini. Dimana di zaman yang sekarang ini perawat harus lebih bisa
menggali lebih potensi-potensi pada dirinya dan mengasah kemampuannya
3. Pihak Puskesmas
Perawat perlu mengaktualisasikan dirinya dalam bidang pelayanan kesehata,
bukan hanya untuk mendukung pelayanan kesehatan kuratif tetapi juga upaya
pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Selain itu pihak puskesmas harus
bisa memotivasi perawat-perawatnya agar lebih bisa kreatif dan berinovasi
dalam upaya pelayanan kesehatan.

26
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, (2008).Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta: EGC


Departemen Kesehatan RI. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.128/128/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.
Departemen Kesehatan RI. (2004). Rancangan pedoman kegiatan perawat kesehatan
masyarakat di puskesmas. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.
Depkes & UI. (2005). Dilema Peran Perawat Puskesmas. Diunduh pada tanggal 22
September 2018. http://ppnikotabaru.wordpress.com/2011/04/24/dilema-
peranperawat/puskesmas/
Fauziah, S. (2012). Gambaran Persepsi Masyarakat tentang Peran Perawat Puskesmas
di Kelurahan Bintara Tahun 2012. Diambil tanggal 22 September 2018 dari
http://lontar.ui.ac.id
Habeahan, D.K.L. (2014). Peran dan Funsi Perawat di Puskesmas Sukaramai Sibande
dan Tinada Kabupaten Pakpak Barat. Skripsi, Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara, Indonesia.
Notoadmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta.
Jakarta.
Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
PERMENKES No 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat Setiadi. (2007).
Konsep dan Penulisan; Riset Keperawatan. Jakarta: Graha Ilmu
Siregar, Syofian. (2013). Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sunyoto. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CAPS

27

Anda mungkin juga menyukai