Anda di halaman 1dari 25

Rekayasa Desain

Rancang Bangun Mesin Pemipil Jagung

Disusun Oleh :
Romansyah Aburizal Bachrie 201210120311086
Bagus Besari W.D 201210120311090
Khairul Anaam 201210120311094

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan kemajuan teknologi industry rumah tangga sehingga untuk kemudahan bagi
masyarakat khususnya petani dalam pengolahan hasil pertanian. Oleh karena itu pemerintah
mencanangkan pembangunan pada sector pembangunan pertanian contohnya jagung. Selain
itu sebagai salah satu makanan pokok, juga dapat di manfaatkan sebagai bahan baku industry
pangan seperti diolah menjadi minyak nabati, margarine, maizena, kue dan jagung juga sebagai
makanan ternak.

Produksi jagung harus ditingkatkan seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan
perkembangan usaha ternak dan industry. Hal ini perlu diperhatikan mengingat hasil
pengolahan oleh masyarakat masih minim.

Mesin pemipil jagung yang kami rancang merupakan mesin dengan 3 fungsi
penggunaan yang perlu diperhatikan. Mesin ini merupakan gabungan dari mesin pemipil yang
berguna merontokkan jagung dari tongkolnya, penggiling untuk melumatkan (memecahkan)
daging jagung yang dibuat untuk menghemat biaya dan mempermudah kerja dari para petani.
Mesin ini dirancang khusus untuk memproduksi jagung.

1
1.2 Batasan Masalah

Dalam penulisan ini, penulis perlu membuat batasan-batasan masalah untuk


menghindari pembahasan yang tidak perlu. Adapun masalah-masalah yang akan dibahas
meliputi :

1. Prinsip kerja mesin pemipil,penggiling jagung.

2. Perhitungan poros, pulli, sabuk, dan motor yang digunakan pada mesin
pemipil,penggilng jagung.

3. Cara pembuatan mesin pemipil, penggiling.

4. Perawatan dan perbaikan mesin pemipil, penggiling jagung.

1.3 Tujuan

Adapun tujuan rancang bangun mesin pemipil,penggiling jagung adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme kerja mesin pemipil, penggiling jagung.

2. Untuk mengetahui bagaimana poros, pulli, sabuk dan motor pada mesin pemipil,
penggiling jagung.

3. Untuk mengetahui proses pembuatan mesin pemipil, penggiling Jagung.

4. Untuk mengetahui cara pembuatan dan perbaikan mesin pemipil, penggiling


jagung.

2
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengenalan Bahan Baku

Sesuai dengan judul dari tugas Rekayasa Desain, yaitu rancang bangun mesin pemipil,
penggiling jagung, maka bahan baku yang digunakan adalah jagung (zea mays). Tanaman
jagung berasal dari Negara Amerika yang telah dikenal sejak 400 tahun yang lampau, nama
umum dagang jagung nama daerah sumatera : eyako (enggano), jagong (batak), rigi (nias),
jagong (sunda), jagung (jawa tengah), jhaghung (Madura).

Jagung (zea mays) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain
gandum dan padi,sebagai sumber karbohidrat di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga
menjadi alternative sumber pangan di Amerika Serikat. Bebrapa penduduk di daerah Indonesia
(misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai bahan pokok.

Selain sebagai sumber korbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak, (hijauan
maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji dikenal dengan
istilah tepung jagung atau tepung maizena), dan bahan baku industry (dari tepung biji dan
tepung tongkolnya), jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai
penghasil bahan farmasi. Tanaman jagung terdiri dari:

1. Batang

2. Daun

3. Tongkol jagung

4. Biji jagung

Biji jagung melekat pada tongkol jagung dan dalam susunan barisan-barisa. Dalam
mengkonsumsi jagung, bagian jagung yang dikonsumsi adalah sebagian biji saja.

2.2 Jenis-jenis Alat Pemipil

3
Pemipilan adalah suatu proses perontokan biji jagung dari tongkolnya. Saat yang tepat
untuk memipil jagung adalah kadar air jagung berkisar antara 18-20%. Ada beberapa cara
memipil jagung dari tongkolnya :

1. Pemipil dengan tangan

Pemipil dengan cara ini ialah merupakan cara tradisional, yang mana umumnya masih
dilakukan sampai sekarang. Hasil pemipilan dijamin bersih dan kerusakan yang ditimbulkan
sangat kecil, kapasitas pemipilan berkisar 10-20 (kg) biji jagung perjam untuk setiap orang,
dengan angka kerusakan relative kecil.

Gambar 2.1 Pemipil dengan tangan

2. Pemipil dengan langer

Pemipil model ini dibuat dari bantalan (bearing) yang diberikan kaki dan engkol
pemutar. Ring langer bagian dalam dilapisi gigi hingga engkol diputar akan mengikat gigi-
giginya, alat pemipil model ini berkapasitas 30 kg biji jagung per jam untuk setiap orang.
Karena menggunakan logam, kerusakan mekanis hasil pemipilan lebih tinggi dibandingkan
model TPI, tetapi kerusakan butir yang timbul cukup kecil.

4
Gambar 2.2 Pemipil dengan langer

3. Pemipil dengan serpong

Pemipil jagung model ini dibut dari beberapa balok sebagaimana rangka dan triplek
sebagai dinding penutup, sedangkan bagian utamanya adalah slinder dipasang paku yang
dipegang ujungnya. Ala t model ini dapat memipil biji jagung 40 (kg) per jam.

Gambar 2.3 Pemipil dengan serpong

4. Pemipil model sepeda

Pemipil jagung model sepeda ini relative baru dan belum banyak dimanfaatkan orang.
Pemipil model ini menggunakan sepeda dengan kapasitas ± 35 (kg) biji jagung per jam. Hasil
pemipilanya bermutu baik dengan angka kerusakan mekanisnya yang kecil dan biaya
pengadaan alat yang hampir tidak ada, karena rata-rata petani telah memiliki sepeda.

5
2.3 Teori Konsep Dasar Rancang Bangun

Banyak ahli yang menggunakan pendapatnya mengenai teori dan konsep rancang agar
mendapatkan hasil yang maksimal, oleh karena itu sangat diperlukan proses perancangan. Pada
produk perancangan yang telah ada pada masyarakat sering muncul masalah dari masyarakat
itu tentang pemenuhan teknologi bagi mereka. Untuk menanggulangi masalah tersebut maka
perlu dilakukan perekayasaan. Para rekayasa sering kali menggambarkan kebutuhan
masyarakat dalam bentuk sutu masalah, untuk itu peran dalam prekayasa sangat dibutuhkan
dalam hal menangani masaklah dalam masyarakat itu sendiri. Peranan yang dimaksudkan
adalah seperti mengkonsep rancangan, penentuan penyelesaian dan sebagainya.

Penanganan yang dilakukan oleh perekayasa tidak cukup hanya sebatas penyelesaian
masalah dari masyarakat, tetapi perlu juga memperhatikan tahap-tahap seperti yang dianjurkan
oleh ahli perancangan mesin bernama Niemman, yakni sebagai berikut :

1. Menentukan bentuk rancangan yang bagaimana harus dibuat, ini berkaitan dengan
desain yang telah ada. Pengalaman yang diambil dengan segala kekurangan serta
factor-faktor utama sangat menentukan bentuk konstruksinya.

2. Menentukan ukuran-ukuran utama dengan perhitungan kasar.

3. Menentukan alternatif-alternatif dengan sketsa tangan yang didasarkan pada fungsi


yang dapat diandalkan, daya guna mesin efektf, biaya produksi rendah, mudah
dioperasikan, bentuk yang menarik, efisiensi mesin, dan lain-lain.

4. memilih bahan, pemilihan bahan sangat berkaitn dengan kehalusan permukaan dan
ketahanan terhadap keausan.

5. mengamati desain secara teliti, setelah menyelesaikan desin konstruksi diuji


berdasarkan pokok-pokok utama yang ditentukan.

6. merencanakan sebuah elemen, gambar kerja setelah merancang bagian utama


kemudian tetepkan ukuran-ukuran terperinci dari setiap elemen.

7. gambar kerja harus menampilkan pandangan dan pemaparan yang jelas dari elemen
mesin tersebut dengan memperhatikan ukuran tileransi, nama bahan, dan jumlah
pokok.

6
8. gambar lengkap dengan elemen, setelah semua ukuran elemen dilengkapi baru
dibuat gambar lengkap hanya diberikan ukuran sambung dan ukuran luar, setiap
elemen diberikan nomor sesuai dengan daftar.

2.4 Perencanaan Daya Penggerak

Mesin ini berfungsi untuk memutar poros besi pemipil dan penggiling, penggerak
utama dalam proses penggilingan jagung.

Gambar 2.4 Motor listrik

Daya motor dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

𝑃=𝑇𝑥𝜔

Dimana :

T = Torsi [N.m]

P = Daya mesin [Hp]

𝜔 = kecepatan

2𝑛𝑛
𝜔=
60

n = putaran motor [rpm]

7
Maka daya rencana yang dibutuhkan,

𝑝𝑑 = 𝑝 𝑥 𝑓𝑐

dimana :

pd = daya yang dibutuhkan [Hp]

fc = factor koreksi, diambil 1,2 (lampiran)

p = daya mesin [Hp].

2.5 Perencanaan Poros

Poros befungsi untuk memutarkan besi penggiling jagung dan slinder pemipil, diameter
poros harus benar-benar diperhitungkan dan dibuat dari bahan yang cukup kuat, bahan yang
digunakan pada pembuatan poros ini adalah baja ST 62 dan ST 37 yang mempunyai sifat dapat
disemen sehingga mampumenahan beban yang diberikan kepadanya. Baja ST 37 banyak juga
digunakan pada pembuatan batang-batang profil, sekrup, dan pelat.

Gambar 2.5 Poros

8
Diameter poros yang sesuai dapat dihitung dengan persamaan-persamaan sebagai berikut :

Momen puntir rencana

𝑝𝑑
𝑇 = 9,74 . 105
𝑛

Dimana :

T = Torsi [N.m]

Pd = Daya rencana

n = Putaran motor

𝜏𝑏
𝜏 =
𝑠𝑓1 𝑥 𝑠𝑓2

Dimana :

Sf1 = faktor keamanan untuk baja karbon, yaitu : 6

Sf2 = faktor keamanan untuk baja karbon alur pahat, yaitu : 2,5

Kt = faktor koreksi untuk tumbukan yaitu : 2,0

Km = faktor koreksi untuk lenturan yaitu : 2,0

𝜏𝑎 = 4,86 𝑘𝑔⁄𝑚𝑚2 = 48,6 [𝑁⁄𝑚𝑚2]

Untuk poros yang diijinkan :

1⁄
5,1 3
𝑑=[ × 𝐾𝑡 × 𝐶𝑏 × 𝑇]
𝜎𝑡

9
2.6 Perencanaan Sabuk dan Pully

Jenis sabuk yang digunakan adalah sabuk jenis V, berfungsi sebagai alat pentrasmisi
daya dari motor penggerak terhadap motor.

Gambar 2.6 Sabuk V

Untuk mengetahui diameter poros digunakan rumus sebagai berikut :

Gambar 2.7 Pully

𝑛1 𝐷𝑝
=
𝑛2 𝑑𝑝

Dimana :

n1 = putaran motor penggerak [rpm]

n2 = putaran poros yang digerakkan [rpm]

10
dp = diameter pulli yang digerakkan [rpm]

Dp = diameter pulli penggerak [rpm]

Untuk mendapatkan jarak sumbu poros yang benar perlu diketahui panjang sabuk, yang
dihitung dengan rumus :

𝐷𝑝 − 𝑑𝑝 1
𝑛 𝑠𝑖𝑛−1 ( 2𝑐 ) 𝐷𝑝 − 𝑑𝑝 2
𝐿 = (𝑑𝑝 + 𝐷𝑝) + 2𝜋 (𝐷𝑝 − 𝑑𝑝) + 2 [𝑐 2 − ( ) 2]
2 360 2

𝑏 = 2 . 𝐿 − 𝜋 (𝐷𝑝 − 𝑑𝑝)

𝑏 + √𝑏 2 − 8(𝐷𝑝 − 𝑑𝑝)
𝑐=
8

Tegangan sisi tarik T1 dan sisi kendor T2 dapat dihitung dengan rumus :
𝑇1 𝜇𝜃
=
𝑇2 𝑒 𝑠𝑖𝑛 𝛼

𝜇 = 0,3 − 0,4

2.7 Perencanaan Bantalan

Bantalan berfungsi sebagai dudukan poros dan untuk mendukung poros akibat gaya
tending sabuk dan beban yang diberikan terhadap poros. Jenis bahan yang digunakan pada
pembuatan bantalan ini adalah baja paduan tahan aus yang memiliki struktur pearlit dengan
jumlah grafit normal (HB =170-229).

11
Gambar 2.8 Bearing

Beban radial bantalan dapat dihitung dengan rumus :

Pr = 𝑋 . 𝑣 . 𝐹𝑟
Dimana :

Pr = beban ekivalen dinamis

X = faktor kondisi untuk beban radial =1

Fr = beban radial

V = faktor koreksi =1,2

Kecepatan didapat :

33,3
𝐹𝑛 = 𝑛 = 𝑃𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠 (𝑟𝑝𝑚)
𝑛

Faktor umum bantalan :


𝑐
𝐹ℎ = 𝐹𝑛 𝑝𝑟

12
Dimana :

C = kapasitas dinamik spesipik

Pr = beban ekivalen

Umur nominal bantalan :

Lh = 500 . fh3

Ln = a1 . a2 . a3 . Lh

a1 = faktor keandalan

a2 = faktor beban

a3 = faktor kerja

2.8 Kerangka Mesin

Kerangka mesin dari baja profil L yang berfungsi sebagai penegak dan penahan beban.
Baja profil yang digunakan pada pembuatan kerangka mesin ini adalah bahan ST 37, bahan ini
dapat dilas dengan baik sehingga cocok digunakan pada kerangka mesin yang dirancang.

Gambar 2.9 Rangka mesin

2.9 Silinder Pemipil

13
Silinder ini terbuat dari kayu dengan ukuran 38 x 51 x 800 [mm]. kayu ini disanggah
oleh silinder baja berdiameter 320 [mm] dengan tebal 9 [mm] dan lebar 33 [mm]. antara silinder
baja dengan pelat baja berbentuk silang dengan ukuran 320 [mm] x 35 [mm] x 6 [mm] dengan
permukaan silinder dilapisi alas kaki mobil karpet dengan tebal 4 [mm].

2.10 Saringan Penahan


Saringan penahan ini terbuat dari pelat baja dengan tebal 3 [mm] dengan deretan besi
behel berdiameter 6 [mm]. saringan ini berfungsi untuk menahan jagung saat proses pemipilan
supaya jagung dapat terpisah dari tongkolnya.

2.11 Tutup Slinder Pemipil

Terbuat dari pelat yang dibentuk seperti baja dengan kemiringan 45° yang tujuannya
agar ketika buah jagung diatasnya dapat jatuh kesilinder pemipil.

2.12 Saluran Keluaran Biji

Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan biji jagung yang tekah terpipil dari silinder
pemipil.

2.13 Saluran Keluaran Tongkol

Saluran ini berfungsi sebagai saluran keluaran tongkol jagung atau sampah.

2.14 Corong Pemasukan Biji


saluran ini berfungsi untuk menghantar biji jagung yang terpipil masuk ke penggiling.

2.15 Besi Penggiling


Berfungsi untuk menggiling jagung yang telah terpipil. Penggiling ini terdiri dari 66
buah besi penggiling.

2.16 Prinsip Kerja Mesin Yang Dirancang

14
Prinsip kerja dari mesin pemipil dan penggiling ini adalah sebagai berikut :

Kadar air dalam jagung harus dalam kondisi kering. Jagung terlebih dahulu dimasukkan
melalui corong pemasukan ke pemipil jagung diman jagung diputar oleh silinder pemipil dan
jagung akan ditahan oleh saringan penahan sehingga biji jagung akan terlepas dari tongkol.
Selanjutnya biji jagung akan masuk ke pemipil melalui corong penggiling.

Jagung yang dicorong jatuh melalui leher corong menuju besi penggiling, jagung yang
mengenai beso penggiling akan terpotong menjadi beberapa bagian. Butiran jagung akan
keluar dari sela saringan penggiling yang telah ditentukan ukurannya dan keluar melalui corong
pengeluaran.

BAB III

15
PERHITUNGAN RANCANGAN

3.1 Kapasitas Mesin

Mesin pemipil dan penggiling jagung memiliki dua proses kerja yaitu : pemipil dan
penggiling jagung.

3.2 Kapasitas Pemipilan

Pada proses pemipilan diharapkan posisi jagung yang masuk ke ruang pemipil adalah
horizontal dan direncanakan dalam sekali pemipilan terdapat empat tongkol jagung yang akan
terpipill. Putaran jagung yang direncanakan adalah 80 rpm. Diperkirakan dalam sekali
pemipilan permulaan silinder yang kontak dengan jagung ± 0,25 bagian seperti yang terlihat
pada gambar :

Gambar 3.1 Kapasitas pemipilan dalam mesin

Dari putaran yang direncanakan, maka 1 menit terjadi putaran 80 rotasi. Dalam satu
kali putaran silinder pemipil yang memipil jagung 0,25 bagian permukaan yang bersinggungan
dengan jagung (poros pemipilan), jadi dalam satu menit terjadi :

0,25 𝑥 80 [𝑟𝑝𝑚] = 20 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑝𝑒𝑚𝑖𝑝𝑖𝑙𝑎𝑛

Dan lamanya dalam satu menit :

16
1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 60 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= = 3 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
20 20

Adapun dalam satu tongkol, masa jagung ± 130 [gr] (dimisalkan), dimana untuk satu tongkol
terdapat ± 260 butir jagung, sehingga didapat kapasitas pemipilan :

= 20 × 4 × 130

𝑔𝑟𝑎𝑚
= 10400 [ ⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡]

10400 .60 𝑘𝑔
= [ ⁄𝑗𝑎𝑚]
1000

𝑘𝑔
= 625 [ ⁄𝑗𝑎𝑚]

Apabila dalam mesin dimisalkan nilai efisiensi sebesar 80% sehingga kapasitas sebenarnya
yaitu :

= 625 × 80%

𝑘𝑔
= 500 ⁄𝑗𝑎𝑚

3.3 Motor Listrik

Mesin penggerak yang digunakan untuk mesin pemipil jagung adalah motor listrik,

Detail Data Teknis Hitachi TFO-K

Daya : 2 HP

KW : 1.5

Frequency (Hz) : 50

Pole :4

Volt : 220

Ampere (A) : 9

17
Insulation Class : B

RPM : 1430

Phase : 1

Berat : 18 Kg

3.4 Sistem Transmisi

Mekanisme yang bekerja pada sistem transmisi ini berawal dari motor listrik
ditransmisikan kepuli 1 dengan diameter 15 cm yang kemudian dengan mengunakan belt akan
di trasmisikan lagi kepuli 2 dengan diameter 21,5 cm dan menggerakkan jari pemipil
selanjutnya akan berputar dan jari pemipil akan merontokkan jagung.

Perhitungan kecepatan rpm poros dengan rumus :

𝑛1
𝐷𝑝 = × 𝑑𝑝
𝑛2

Keterangan : dp = 15 cm

Dp = 21,5 cm

n1 = 1430 rpm

Perhitungannya :

1430
21,5 = × 15
𝑛2

𝑛2 = 997 𝑟𝑝𝑚

Tegangan yang diizinkan :

keterangan :

𝜎 = 37 (karena menggunakan bahan besi ST 37)

s = 2 ( faktor keamanan mesin )

Cb = 2 (diperkirakan poros mengalami beban lentur)

18
Perhitunganya :

𝜎
𝜎𝑡 =
𝑠 × 𝐶𝑏

𝑘𝑔⁄
37 𝑚𝑚
=
2 ×2

𝑘𝑔⁄
= 9,25 𝑚𝑚

3.5 Daya Rencana


𝑃𝑑 = 𝑝 × 𝑓𝑐
= 1,5 𝐾𝑊 × 1,2
= 1,8 𝐾𝑊

3.6 Perhitungan Momen Puntir


𝑃𝑑
𝑇 = 9,74 × 105
𝑛

keterangan :

9,74 merupakan rumus

n = 977 ( putaran pada mesin )

pd = 1,8 ( daya yang direncanakan )

Perhitunganya :

1,8
𝑇 = 9,74 × 105
977
𝑇 = 1794,47 𝑘𝑔. 𝑚𝑚

3.7 Perhitungan Diameter Poros yang Sesuai

1⁄
5,1 3
𝑑 = [ 𝜎𝑡 × 𝐾𝑡 × 𝐶𝑏 × 𝑇]

keterangan :

19
Kt = 1,35 (diambil antara 1,0 -1,5 karena poros mengalami sedikit tumbukan)

Cb = 2 (diperkirakan poros mengalami beban lentur)

T = momen rencana (kg.mm)

Perhitunganya :

1⁄
5,1 3
𝑑=[ × 𝐾𝑡 × 𝐶𝑏 × 𝑇]
𝜎𝑡
1⁄
5,1 3
=[ × 1,35 × 2 × 1794,47]
9,25

3
= √2671,335

= 13,875 𝑚𝑚

3.8 Perhitungan Panjang V-belt

Keterangan :

C = Jarak sumbu poros 51 (cm)

dp = Diameter puli penggerak 15 (cm)

Dp = Diameter puli poros 21,5 (cm)

Perhitunganya :

𝜋 1
𝐿 = 2𝑐 + (𝑑𝑝 + 𝐷𝑝) + (𝐷𝑝 − 𝑑𝑝)2
2 4𝑐

𝜋 1
𝐿 = 2 . 51 + (15 + 21,5) + (21.5 − 15)2
2 4 .51

𝐿 = 102 + 57,334 + 0,2071

𝐿 = 159,54 𝑐𝑚

𝐿 = 62,81 𝑖𝑛𝑐ℎ𝑖

3.9 Perhitungan Kecepatan V-belt

20
d= Diameter puli motor 150 (mm)

n= Putaran mesin bensin 1430 (rpm)

Perhitunganya :

𝜋 × 𝑑𝑝 × 𝑛
𝑉=
60 × 1000

3,14 × 150 × 1430


=
60 × 1000

= 11,225 𝑚⁄𝑠

3.10 Perhitungan Pully

Keterangan :

n₁ = Putaran poros pertama 1430 (rpm)

d₁ = Diameter puli penggerak 15 (cm)

d₂ = Diameter puli yang digerakan 21,5 (cm)

Perhitunganya :

𝑛1 𝑑2
=
𝑛2 𝑑1

1430 21,5
=
𝑛2 15

1430 × 15
𝑛2 =
21,5

𝑛2 = 997 𝑟𝑝𝑚

BAB IV

21
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Hasil perancangan mesin pemipil jagung dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Terciptanya mesin pemipil jagung yang tepat guna yang dapat membantu petani dalam
proses pemipilan jagung, mesin ini mampu mempipil jagung sampai kapasitas 500kg /
jam pada putaran mesin 1430 rpm.
2. Mesin yang dibuat ini merupakan bentuk kecil ( portable ) dari mesin yang sudah ada
dipasaran, yang kebanyakan berukuran besar.
3. Perawatan mesin pemipil ini cukup mudah, yang penting adalah diperhatikan prosedur
perawatan rutin dan berkala.

4.2 Tabel hasil perhitungan

Kapasitas Pemipilan 𝒌𝒈
𝟓𝟎𝟎 ⁄𝒋𝒂𝒎

Sistem Transmisi

Daya Rencana

Momen Puntir

Diameter Poros

Panjang V-belt

Kecepatan V-belt

Pully

22
4.3 Saran

Beberapa saran untuk langkah yang dapat membangun dan menyempurnakan mesin ini adalah
sebagai berikut :

1. Karena jagung yang akan dipipil dengan mesin ini harus merupakan jagung yang kering
maka petani harus menjemur jagungnya dahulu, kemungkinan ini akan menjadi efektif
jika digabung dengan pengering.
2. Semua bahan yang akan digunakan untuk membuat mesin pemipil jagung sebaiknya di
perhitungkan lebih baik lagi sehingga bahan yang akan digunakan tidak terbuang secara
percuma.
3. Agar mesin menjadi lebih sempurna bisa dipasang blower udara dan sedikit modifikasi
pada lubang keluar agar hasil jagung yang keluar lebih bersih.

23
DAFTAR PUSTAKA

Aak. 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Jakarta. Kanisius.

Sularso., & Suga, K. 1985. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta :
Pradnya Paramita.

Badan Pusat Statistik. 2013. Produksi Jagung Indonesia. http://www.bps. go.id/ tnmn
pgn.php?kat=3. Diakses pada 07 Juni 2013.

Tim penyusun. 2005. Pedoman Tugas Akhir Program Diploma III. Surabaya: University Press.

http://www.scribd.com/doc/90752652/Analisa-Perhitungan-Pulley-Dan-Sabuk pada tanggal


31 Oktober 2015.

24

Anda mungkin juga menyukai