1. Apa yang dimaksud dengan perdarahan postpartum?
Perdarahan postpartum didefinisikan sebagai kehilangan ≥ 500 ml setelah persalinan
pervagina atau 1000 ml atau lebih setelah seksio sesaria. Perdarahan postpartum atau postpartum hemorraghe terdiri dari dua tipe: 1. Primary Postpartum Hemorraghe Suatu kehilangan darah yang terjadi yaitu ≥ 500 ml pada 24 jam pertama setelah persalinan 2. Secondary postpartum hemmoraghe Terjadi pada saat perdarahan pervagina ≥ 500 ml setelah 24 jam pertama sampai dengan 12 minggu postpartum. Biasanya secondary postpartum terjadi pada hari ke 5 sampai hari ke 12 setelah persalinan.
2. Kapan dikatakan bahwa seseorang ibu mengalami Major PPH?
Seorang ibu dikatakan mengalami Major PPH ketika perdarahan postpartum yang dialami yaitu lebih dari 1000 ml, dimana hal tersebut akan mengarahkan pada kondisi yang membahayakan yang dapat menyebabkan kematian.
3. Apa saja penyebab utama perdarahan postpartum?
Penyebab utama perdarahan postpartum atau postpartum hemorraghe ada 4, dan biasa disebut 4T, yaitu: 1. Tone (Tonus Uterus) Perdarahan postpartum disebabkan karena kehilangan tonus uterus, hal ini juga berkaitan dengan terjadinya kontraksi dalam uterus. Ketika kontraksi uterus berkurang hal tersebut akan menyebabkan bertambahnya perdarahan postpartum yang terjadi. Hal ini disebabkan karena uterus disuplai oleh darah, banyak pembuluh darah yang mensuplai uterus pada saat terjadinya penebalan endometrium, pertumbuhan janin, dan pertumbuhan plasenta. Kehilangan tonus uterus dapat disebabkan karena beberapa hal, diantaranya yaitu : Prolonged labor (persalinan lama), hight parity (jumlah persalinan yang lebih dari 3, multiple gestation (jumlah kehamilan yang lebih dari 1 janin), chorioamnionitis (peradangan pada selaput amnion), tocolitic agents (obat-obatan yang dapat mempengaruhi penurunan kontraksi uterus), dan persalinan dengan bantuan. 2. Tissue (Jaringan yang tertinggal di dalam uterus) Penyebab perdarahan yang berkaitan dengan jaringan yaitu dapat disebabkan karena 2 hal : 1. Product of conception Produk hasil konsepsi seperti plasenta, membrane amnion dll dapat menyebabkan terjadinya perdarahan, seperti plasenta. Plasenta yang melekat terlalu dalam pada endometrium atau bahkan ke myometrium dapat menyebakan tahanan, hal tersebut akan menyebabkan perdarahan yang hebat setelah postpartum. 2. Blood Clots Pengeluaran darah setelah postpartum biasanya akan meninggalkan beberapa darah yang beku, darah yang beku tersebut tidak dapat dikeluarkan melalui vagina, sehingga dia akan tertahan didalam uterus. Darah beku yang tertahan didalam uterus tersebut juga dapat menyebabkan perdarahan hebat pada ibu. 3. Trauma Trauma yang terjadi pada ibu melahirkan ada dua, yaitu : a. Trauma yang direncanakan Trauma yang direncanakan contohnya seperti adanya tindakan Sectio Caesaria dan Episiotomi. Episiotomy yang dilakukan secara tidak tepat dapat memicu terjadinya postpartum. Sedangkan untuk SC, karena adanya trauma menyebabkan perdarahan yang banyak karena uterus tidak dapat berkontraksi secara maksimal. b. Trauma accidental Trauma yang terjadi secara accidental contohnya seperti perobekan vagina dan terjadinya robekan serviks. Hal ini terjadi dikarenakan ibu yang mengejan yang tidak optimal (ibu mengejan tidak pada waktunya mengejan) dapat menyebabkan perdarahn yang hebat pada ibu. 4. Thrombin (Terkait dengan pembekuan darah) Ibu postpartum dapat mengalami gangguan pembekuan darah, baik yang dibawa secara kongenital maupun didapat pada situasi tersebut. Kelainan pembekuan darah yang diakibatkan karena kongenital contohnya ibu mengidap hemophilia, wiskott Aldrich sindrom, von willebrand disease. Sedangkan kelainan pembekuan darah yang didapat pada saat kehamilan yaitu ibu-ibu yang kekurangan vitamin K, mengalami DBD, anemia dan lain-lain. Terjadinya kesukaran pembekuan darah, dapat menyebabkan perdarahan yang tidak normal pada ibu juga. 4. Bagimana kita melakukan managemen pada major PPH? Managemen yang dilakukan pada major PPH : 1. Klien harus ditidurkan telentang dan diberikan oksigen masker. 2. Kemudian dilakukan masase uterus dan berusaha untuk mengeluarkan bekuan darah yang ada di uterus, selain itu juga harus dilakukan bimanual compression 3. Menginstal double IV, jadi pada ibu yang mengalami major PPH harus dilakukan pemasangan infus IV dengan dua line. Selain itu juga dilakukan pengambilan sampel darah seperti darah lengkap, kecepatan pembekuan darah seperti GTT atau APTT. 4. Setelah dilakukan pemasangan dua IV line, ibu juga harus diberikan cairan pada ibu (rapid fluid replacement), kemudian dilakukan observasi terkait tanda-tanda vital, BAK, dan lain-lain untuk mengetahui apakah pasien mengalami syok atau tidak.