Hukum Bisinis PT Freeport Indonesia
Hukum Bisinis PT Freeport Indonesia
Oleh :
Iqbal Kurnia
Berdasarkan latar belakang terkait dengan kasus-kasus yang terjadi pada PT Freeport
Indonesia ini, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
3.1 Pembahasan
3.1.1 Pembayaran Gaji
Ada sinyal kuat bahwa memang telah terjadi distorsi etika dan pelanggaran kemanusiaan
yang hebat di Papua. Martabat manusia yang seharusnya dijunjung tinggi, peradaban,
kebudayaan, sampai mata rantai penghidupan jelas-jelas dilanggar. Ketika sistematika kehidupan
yang sangat drastis tersebut sudah tidak bisa lagi ditahan, ledakan kemarahan komunitas itu
terjadi (Hutchins, M.J., et.al., 2007).
Produksi emas yang tercatat mencapai 18 ton per tahun. Namun, kandungan emas yang
terikut ketika menambang tembaga diukur oleh Gold Fields Mineral Services (GFMS, 2011)
dapat menghasilkan 100 ton lebih. Kini harga emas melejit sampai USD 1.637 per troy ons.
Dengan demikian, pertambahan revenue PT FI paling tidak USD 1,6 miliar, belum termasuk
hasil tambang tembaga dan lainnya.
Bisnis Freeport memang tidak hanya berada di Indonesia. Namun, deposit tambang
Indonesia tercatat terbesar dari seluruh wilayah eksplorasi Freeport di seluruh dunia. Ada empat
basis operasi Freeport, yakni Amerika Utara, Amerika Selatan, Afrika, dan Indonesia. Volume
deposit tambang di ladang Grasberg, Papua, saat ini 2,7 miliar metrik ton dan ditambang untuk
menghasilkan bijih tembaga 240 ribu ton per hari. Kondisi tersebut memberikan garansi yang
baik untuk Freeport di mata pemegang sahamnya dan membuat harga sahamnya selalu diburu.
Sebagai perusahaan berlabel MNC (multinational company) yang otomatis berkelas dunia,
apalagi umumnya korporasi berasal dari AS, pekerja adalah bagian dari aset perusahaan.
Menjaga hubungan baik dengan pekerja adalah suatu keharusan. Sebab, di situlah terjadi
hubungan mutualisme satu dengan yang lain. Perusahaan membutuhkan dedikasi dan loyalitas
agar produksi semakin baik, sementara pekerja membutuhkan komitmen manajemen dalam hal
pemberian gaji yang layak.
Tidak dapat dihindari, peran pekerja dari Indonesia terbukti memberikan dampak positif terhadap
keseluruhan kinerja dan image Freeport. Jika melihat hal tersebut, manajemen PT Freeport
Indonesia tidak boleh membedakan atau mendiksriminatif tenaga kerja lokal .
Pemerintah harus bisa melihat dampak akan hadirnya PT Freeport Indonesia sebagai
MNC, perusahaan tersebut harus berdaampak positif seperti, memberikan transfer teknologi,
menjadi panutan dalam dunia perkejaan, namun di Indonesia persuhaan tersebut malah member
citra yang buruk. Untuk itu pemerintah perlu mengkaji atau mengawasi kinerja dan kebijakan-
kebijakan yang diberlakukan PT Freeport iIndonesia.`
1. Pasal 139: “Pelaksanaan mogok kerja bagi pekerja/buruh yang bekerja pada
perusahaan yang melayani kepentingan umum dan atau perusahaan yang jenis kegiatannya
membahayakan keselamatan jiwa manusia diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
kepentingan umum atau membahayakan keselamatan orang lain”.
2. Pasal 28 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja atau Serikat
Buruh. Nur menyebut PT Freeport Indonesia sengaja menghalangi aktivitas serikat buruh yang
dilindungi UU tersebut.
3. PT Freeport juga disebut menabrak UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional. PT Freeport Indonesia terancam UU tersebut karena menghentikan
keikutsertaan karyawannya dalam program BPJS.
4. Pasal 22: “Setiap orang berhak atas pekerjaan, berhak dengan bebas memilih
pekerjaan, berhak akan terlaksananya hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya yang sangat
diperlukan untuk martabat dan pertumbuhan bebas pribadinya, melalui usaha-usaha nasional
maupun kerjasama internasional, dan sesuai dengan pengaturan sumber daya setiap negara”.
Juru bicara PT Freeport Indonesia, Ramdani sirait, mengatakan bahwa manajemen perusahaan
PTFI akan berkomunikasi dengan Serikat Pekerja Seluruh indonesia (SPSI) demi mengantisipasi
ancaman aksi mogok yang dilakukan pekerja. Karena isu aksi mogok tersebut terkait rencana
pemutusan hubungan kerja terhadap tiga orang karyawan PTFI yang melakukan intimidasi fisik
kepada karyawan lainnya.
Ia menyebutkan, terhadap intimidasi fisik yang memenuhi ketentuan PHI (Pedoman Hubungan
Industrial) Perjanjian Kerja Bersama (PKB) sebagaimana kasus tiga karyawan yang melakukan
intimidasi fisik, diproses berdasarkan ketentuan PHI-PKB.
Pasal-pasal yang tercantum dalam PKB tersebut sudah mengakomodasi aspirasi pekerja. Salah
satunya adalah adanya kenaikan upah pokok sebesar 40 persen dalam 2 tahun.” Angka ini jauh di
atas ketentuan rata-rata kenaikan upah pokok nasional sebesar 10-11 persen per tahun,” sambung
dia.
Sebagai upaya mencegah hal-hal yang tidak diinginkan pada perusahaan, perusahaan sudah
membentuk Crisis Management Committee. Yaitu guna menciptakan lingkungan kerja yang
damai dan harmonis, PTFI dan pimpinan SPSI PTFI pun telah membentuk Crisis Management
Committee.
https://nasional.tempo.co/read/1143151/megawati-ungkap-makna-gelar-kehormatan-dari-
universitas-di-cina. Karyawan Freeport: Kasus Mogok Kerja Pekerja Belum Selesai.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20170424145254-20-209762/ribuan-karyawan-freeport-
mogok-kerja-mulai-1-mei. Ribuan Karyawan Freeport Mogok Kerja Mulai 1 Mei.