Anda di halaman 1dari 11

Makalah Hukum Etika Bisnis Tentang

“Ketidak adilan dalam pemberian gaji pada PT Freeport Indonesia”

Dosen : Dr. M. Hasbi, SH.MH

Oleh :
Iqbal Kurnia

PROGRAM STUDI MASTER MANAJEMEN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG


2018 A
Pendahuluaan

1.1 Latar Belakang

Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc adalah sebuah perusahaan pertambangan


memliki saham terbesar PT. Freeport Indonesia. Perusahaan ini adalah pembayar pajak terbesar
kepada Indonesia dan merupakan perusahaan penghasil emas terbesar di dunia melalui tambang
Grasberg. Freeport Indonesia telah melakukan eksplorasi di dua tempat di Papua, masing-masing
tambang Erstberg (dari 1967) dan tambang Grasberg (sejak 1988), di kawasan Tembaga Pura,
Kabupaten Mimika, Provinsi Papua. Freeport berkembang menjadi perusahaan dengan
penghasilan 2,3 miliar dolar AS. Menurut Freeport, keberadaannya memberikan manfaat
langsung dan tidak langsung kepada Indonesia sebesar 33 miliar dolar dari tahun 1992–2004.
Pada tahun 1996 Freepot merupakan salah satu perusahaan multinasional terburuk hal tersebut
dicerminkan melalui kondisi lingkungan dan masyarakat di sekitar lokasi pertambangan yang
terus memburuk dan menuai protes akibat berbagai pelanggaran hukum dan HAM , serta
kemiskinan rakyat sekitar tambang. Hal tersebut berbanding terbalik dengan apa yang dicapai PT
freepot dengan kondisi yang di hadapi oleh masyarakat papua.

PT Freeport juga mengalamin masalah mogoknya pekerja PT Freeport Indonesia (FI)


tersebut disebabkan perbedaan indeks standar gaji yang diterapkan oleh manajemen pada
operasional Freeport di seluruh dunia. Pekerja Freeport di Indonesia diketahui mendapatkan gaji
lebih rendah daripada pekerja Freeport di negara lain untuk level jabatan yang sama. Gaji
sekarang per jam USD 1,5–USD 3. Padahal, bandingan gaji di negara lain mencapai USD 15–
USD 35 per jam. Manajemen Freeport bersikeras menolak tuntutan pekerja, entah apa dasar
pertimbangannya.

Sebagai perusahaan berlabel MNC (multinational company) yang otomatis berkelas


dunia, apalagi umumnya korporasi berasal dari AS, pekerja adalah bagian dari aset perusahaan.
Menjaga hubungan baik dengan pekerja adalah suatu keharusan. Sebab, di situlah terjadi
hubungan mutualisme satu dengan yang lain. Perusahaan membutuhkan dedikasi dan loyalitas
agar produksi semakin baik, sementara pekerja membutuhkan komitmen manajemen dalam hal
pemberian gaji yang layak.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang terkait dengan kasus-kasus yang terjadi pada PT Freeport
Indonesia ini, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana PT Freeport Indonesia menyelesaikan masalah mogok kerja karyawannya ?

2.1 Tinjauan Pustaka


2.1.1 Teori Pengertian Etika
Kata “Etika” itu berasal dari dari kata Yunani yaitu ‘Ethos,’ yang artinya adat istiadat.
Etika bisa dibilang sebagai kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada
suatu masyarakat. Etika itu punya kaitan sama nilai-nilai, tatacara hidup yang baik, aturan hidup
yang baik, dan termasuk juga semua kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke
orang lain, atau dari satu generasi ke generasi yang lain. Norma Umum : Norma adalah pedoman
bagaimana kita harus hidup dan bertindak secara baik dan tepat, sekaligus menjadi dasar bagi
penilaian mengenai baik buruknya perilaku dan tindakan kita. Macam-macam dari Norma
UMUM itu adalah :
Norma Umum bersifat umum dan sampai pada tingkat tertentu boleh dikatakan bersifat
universal. Norma Umum: dibagi menjadi tiga yaitu Norma Sopan Santun, Norma Hukum, dan
Norma Moral. Norma Sopan Santun adalah yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah
dalam pergaulan sehari-hari. Etika itu tidak sama dengan Etiket. Etiket menyangkut perilaku
lahiriah yang menyangkut sopan santun atau tata krama.
Norma Hukum adalah norma yang dituntut dilakukan secara tegas oleh masyarakat
karena dianggap perlu dan demi keselamatan dan kesejahteraan manusia kehidupan
bermasyarakat. Norma Moral, yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai
manusia. Norma moral ini adalah aturan tentang baik buruknya, adil tidaknya tindakan dan
perilaku manusia.

2.1.2 Prinsip-prinsip Etika


Dalam etika bisnis berlaku prinsip-prinsip yang seharusnya dipatuhi oleh para pelaku
bisnis. Prinsip dimaksud adalah :
1. Prinsip Otonomi, yaitu kemampuan mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan
kesadaran tentang apa yang baik untuk dilakukan dan bertanggung jawab secara moral
atas keputusan yang diambil.
2. Prinsip Kejujuran, bisnis tidak akan bertahan lama apabila tidak berlandaskan kejujuran
3. karena kejujuran merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis (misal, kejujuran dalam
pelaksanaan kontrak, kejujuran terhadap konsumen, kejujuran dalam hubungan kerja dan
lain-lain).
4. Prinsip Keadilan, bahwa tiap orang dalam berbisnis harus mendapat perlakuan yang
sesuai dengan haknya masing-masing, artinya tidak ada yang boleh dirugikan haknya.
5. Prinsip Saling Mengutungkan, agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan,
demikian pula untuk berbisnis yang kompetitif.
6. Prinsip Integritas Moral, prinsip ini merupakan dasar dalam berbisnis dimana para pelaku
bisnis dalam menjalankan usaha bisnis mereka harus menjaga nama baik perusahaan agar
tetap dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik.

2.1.3 Teori Hak


Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang
paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Teori
Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan dengan kewajiban. Hak dan
kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama.
Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu
hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.Dalam kasus ini, PT Freeport Indonesia
sangat tidak etis dimana kewajiban terhadap para karyawan tidak terpenuhi karena gaji yang
diterima tidak layak dibandingkan dengan pekerja Freeport di Negara lain. Padahal PT Freeport
Indonesia merupakan tambang emas dengan kualitas emas terbaik di dunia.

2.1.4 PT Freeport Indonesia Sebagai (MNCs)


Multinational Corporations (MNCs), term ini memilki beberapa definisi, yang pertama
menandakan adanya internasionalisasi managemen dan kepemilikan saham tidak lagi berperan.
Kedua, sebagian besar aktivitas MNCs telah melintasi batas kedaulatan negara. MNCs, tidak
diragukan lagi merupakan aktor non-negara yang memiliki peran sangat besar dalam dunia
internasional dan juga sangat kontroversial. Jadi dapat disimpulkan, bahwa MNC adalah sebuah
perusahaan internasional atau transnasional yang berkantor pusat di satu negara tetapi kantor
cabang di berbagai negara maju dan berkembang. Contohnya termasuk General Motors, Coca-
Cola, Firestone, Philips, Volkswagen, British Petroleum, Exxon, Freeport dan ITT. Sebuah
perusahaan akan menjadi perusahaan multinasional berdasarkan keuntungan untuk mendirikan
produksi dan kegiatan lainnya di lokasi asing.
Ciri-ciri MNC : Perusahaan harus membuat keputusan-keputusan mengenai pendapatan
proyek dalam berbagai jenis valas yang akan mempengaruhi berbagai operasi perusahannya.
MNC mengambil keputusan-keputusan berkaitan dengan strategi penetrasi pasar, pemilihan
operasional di luar negeri serta aktivitas produksi, marketing dan keuangan yang paling efisien
bagi perusahaan secara keseluruhan.
PT Freeport Indonesia merupakan sebuah perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan
Copper & Gold Inc.. PT Freeport Indonesia menambang, memproses dan melakukan eksplorasi
terhadap bijih yang mengandung tembaga, emas, dan perak. Beroperasi di daerah dataran tinggi
di Kabupaten Mimika Provinsi Papua, Indonesia. Freeport Indonesia memasarkan konsentrat
yang mengandung tembaga, emas dan perak ke seluruh penjuru dunia. Kompleks tambang milik
kami di Grasberg merupakan salah satu penghasil tunggal tembaga dan emas terbesar di dunia,
dan mengandung cadangan tembaga yang dapat diambil yang terbesar di dunia, selain cadangan
tunggal emas terbesar di dunia. Grasberg berada di jantung suatu wilayah mineral yang sangat
melimpah, di mana kegiatan eksplorasi yang berlanjut membuka peluang untuk terus menambah
cadangan kami yang berusia panjang.
Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. (FCX) merupakan perusahaan tambang
internasional utama dengan kantor pusat di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat. FCX mengelola
beragam aset besar berusia panjang yang tersebar secara geografis di atas empat benua, dengan
cadangan signifikan terbukti dan terkira dari tembaga, emas dan molybdenum. Mulai dari
pegunungan khatulistiwa di Papua, Indonesia, hingga gurun-gurun di Barat Daya Amerika
Serikat, gunung api megah di Peru, daerah tradisional penghasil tembaga di Chile dan peluang
baru menggairahkan di Republik Demokrasi Kongo, kami berada di garis depan pemasokan
logam yang sangat dibutuhkan di dunia.
Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. merupakan perusahaan publik di bidang
tembaga yang terbesar di dunia, penghasil utama di dunia dari molybdenum – logam yang
digunakan pada campuran logam baja berkekuatan tinggi, produk kimia, dan produksi pelumas –
serta produsen besar emas. Selaku pemimpin industri, FCX telah menunjukkan keahlian terbukti
untuk teknologi maupun metode produksi menghasilkan tembaga, emas dan molybdenum. FCX
menyelenggarakan kegiatan melalui beberapa anak perusahaan utama; PTFI, Freeport-
McMoRan Corporation dan Atlantic Copper.

3.1 Pembahasan
3.1.1 Pembayaran Gaji

Ada sinyal kuat bahwa memang telah terjadi distorsi etika dan pelanggaran kemanusiaan
yang hebat di Papua. Martabat manusia yang seharusnya dijunjung tinggi, peradaban,
kebudayaan, sampai mata rantai penghidupan jelas-jelas dilanggar. Ketika sistematika kehidupan
yang sangat drastis tersebut sudah tidak bisa lagi ditahan, ledakan kemarahan komunitas itu
terjadi (Hutchins, M.J., et.al., 2007).

Mogoknya hampir seluruh pekerja PT Freeport Indonesia (FI) tersebut disebabkan


perbedaan indeks standar gaji yang diterapkan oleh manajemen pada operasional Freeport di
seluruh dunia. Pekerja Freeport di Indonesia diketahui mendapatkan gaji lebih rendah daripada
pekerja Freeport di negara lain untuk level jabatan yang sama. Gaji sekarang per jam USD 1,5–
USD 3. Padahal, bandingan gaji di negara lain mencapai USD 15–USD 35 per jam. Manajemen
Freeport bersikeras menolak tuntutan pekerja, entah apa yang menjadi dasar
pertimbangannya.Melihat portofolio PT Freeport Indonesia yang merupakan SBU dari Freeport-
McMoran yang berpusat di Phoenix, Arizona, AS, itu, sebetulnya tidak ada alasan timbulnya
masalah dari penerapan gaji sesuai standart internasional. Data resmi Freeport-McMoran, AS,
menunjukan keuntungan bersih triwulan pertama 2011 korporasi 67 persen jika dibandingkan
dengan raihan dari periode sama tahun lalu yang sebesar USD 897 juta.

Produksi emas yang tercatat mencapai 18 ton per tahun. Namun, kandungan emas yang
terikut ketika menambang tembaga diukur oleh Gold Fields Mineral Services (GFMS, 2011)
dapat menghasilkan 100 ton lebih. Kini harga emas melejit sampai USD 1.637 per troy ons.
Dengan demikian, pertambahan revenue PT FI paling tidak USD 1,6 miliar, belum termasuk
hasil tambang tembaga dan lainnya.
Bisnis Freeport memang tidak hanya berada di Indonesia. Namun, deposit tambang
Indonesia tercatat terbesar dari seluruh wilayah eksplorasi Freeport di seluruh dunia. Ada empat
basis operasi Freeport, yakni Amerika Utara, Amerika Selatan, Afrika, dan Indonesia. Volume
deposit tambang di ladang Grasberg, Papua, saat ini 2,7 miliar metrik ton dan ditambang untuk
menghasilkan bijih tembaga 240 ribu ton per hari. Kondisi tersebut memberikan garansi yang
baik untuk Freeport di mata pemegang sahamnya dan membuat harga sahamnya selalu diburu.
Sebagai perusahaan berlabel MNC (multinational company) yang otomatis berkelas dunia,
apalagi umumnya korporasi berasal dari AS, pekerja adalah bagian dari aset perusahaan.
Menjaga hubungan baik dengan pekerja adalah suatu keharusan. Sebab, di situlah terjadi
hubungan mutualisme satu dengan yang lain. Perusahaan membutuhkan dedikasi dan loyalitas
agar produksi semakin baik, sementara pekerja membutuhkan komitmen manajemen dalam hal
pemberian gaji yang layak.

Tidak dapat dihindari, peran pekerja dari Indonesia terbukti memberikan dampak positif terhadap
keseluruhan kinerja dan image Freeport. Jika melihat hal tersebut, manajemen PT Freeport
Indonesia tidak boleh membedakan atau mendiksriminatif tenaga kerja lokal .

3.1.2 Pelanggaran Etika

Pemerintah harus bisa melihat dampak akan hadirnya PT Freeport Indonesia sebagai
MNC, perusahaan tersebut harus berdaampak positif seperti, memberikan transfer teknologi,
menjadi panutan dalam dunia perkejaan, namun di Indonesia persuhaan tersebut malah member
citra yang buruk. Untuk itu pemerintah perlu mengkaji atau mengawasi kinerja dan kebijakan-
kebijakan yang diberlakukan PT Freeport iIndonesia.`

Berkali-kali perjanjian kontrak karya dengan PT Freeport Indonesia diperpanjang kendati


bertentangan dengan UU Nomor 11/1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan
dan sudah diubah dengan UU Nomor 4/2009 tentang Minerba. Alasan yang dikemukakan hanya,
untuk menambah pemasukan negara. Padahal, tidak terbukti secara signifikan sumbangan PT
Freeport Indoneisa benar-benar untuk negara hal tersebut menunjukan Freeport Indonesia tidak
menguntungkan untuk Indonesia tetapi menguntungkan untuk America serikat Negara ini
dirugikan karena PT Freeport Indonesia yang memliki izin sebagai penambangan tembaga,
namun mendapat bahan mineral lain, seperti emas, perak, dan uranium yang terkandung di
dalam lokasi tabang milik inodnesia. Bahan-bahan tersebut langsung dibawa ke luar negeri dan
tidak mengalami pengolahan untuk meningkatkan value di Indonesia. Ironisnya, PT Freport
indonesia bahkan tidak listing di bursa pasar modal Indonesia, apalagi Freeport-McMoran
sebagai induknya.

Undang-undang yang sudah dilanggar PT Freeport Indonesia

• PT Freeport Indonesia telah melanggar hak-hak dari buruh Indonesia (HAM)


berdasarkan UU No. 13/2003 tentang mogok kerja sah dilakukan. PT Freeport Indonesia telah
melanggar pasal:

1. Pasal 139: “Pelaksanaan mogok kerja bagi pekerja/buruh yang bekerja pada
perusahaan yang melayani kepentingan umum dan atau perusahaan yang jenis kegiatannya
membahayakan keselamatan jiwa manusia diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
kepentingan umum atau membahayakan keselamatan orang lain”.

2. Pasal 28 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja atau Serikat
Buruh. Nur menyebut PT Freeport Indonesia sengaja menghalangi aktivitas serikat buruh yang
dilindungi UU tersebut.

3. PT Freeport juga disebut menabrak UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional. PT Freeport Indonesia terancam UU tersebut karena menghentikan
keikutsertaan karyawannya dalam program BPJS.

4. Pasal 22: “Setiap orang berhak atas pekerjaan, berhak dengan bebas memilih
pekerjaan, berhak akan terlaksananya hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya yang sangat
diperlukan untuk martabat dan pertumbuhan bebas pribadinya, melalui usaha-usaha nasional
maupun kerjasama internasional, dan sesuai dengan pengaturan sumber daya setiap negara”.

3.1.3 Penyelesaian Masalah yang dilakukan PT Freeport Indonesia.

Juru bicara PT Freeport Indonesia, Ramdani sirait, mengatakan bahwa manajemen perusahaan
PTFI akan berkomunikasi dengan Serikat Pekerja Seluruh indonesia (SPSI) demi mengantisipasi
ancaman aksi mogok yang dilakukan pekerja. Karena isu aksi mogok tersebut terkait rencana
pemutusan hubungan kerja terhadap tiga orang karyawan PTFI yang melakukan intimidasi fisik
kepada karyawan lainnya.

Ia menyebutkan, terhadap intimidasi fisik yang memenuhi ketentuan PHI (Pedoman Hubungan
Industrial) Perjanjian Kerja Bersama (PKB) sebagaimana kasus tiga karyawan yang melakukan
intimidasi fisik, diproses berdasarkan ketentuan PHI-PKB.

Pasal-pasal yang tercantum dalam PKB tersebut sudah mengakomodasi aspirasi pekerja. Salah
satunya adalah adanya kenaikan upah pokok sebesar 40 persen dalam 2 tahun.” Angka ini jauh di
atas ketentuan rata-rata kenaikan upah pokok nasional sebesar 10-11 persen per tahun,” sambung
dia.

Sebagai upaya mencegah hal-hal yang tidak diinginkan pada perusahaan, perusahaan sudah
membentuk Crisis Management Committee. Yaitu guna menciptakan lingkungan kerja yang
damai dan harmonis, PTFI dan pimpinan SPSI PTFI pun telah membentuk Crisis Management
Committee.

4.1 Kesimpulan dan Saran


4.1 kesimpulan

Bedasarkan uraian dan kejadiaan-kejadiaan yag terjadi di PT freeport Indonesia terlihat


banyak pelanggaran-pleanggaran etika hukum yang di lakukan perusahaan tersebut, masalah-
masalah yang timbul berawal dari pembayaran gaji yang tidak sesuai menyebabkan mogoknya
perkerja, Pernjanjian yang tidak sesuai yaitu Freeport Indonesia merupakan perusahaan tambang
namun perusahaan tersebut mengabil mineral lain, seperti emas, perak, dan uranium.
Dalam kasus ini, PT Freeport Indonesia sangat tidak etis dimana kewajiban terhadap
para karyawan tidak terpenuhi karena gaji yang diterima tidak layak dibandingkan dengan
pekerja Freeport di Negara lain. Padahal PT Freeport Indonesia merupakan tambang emas
dengan kualitas emas terbaik di dunia.
4.2 Saran
Pemerintah harus lebih tegas lagi dalam mengatur peraturan perundang – undangan
tentang mendirikan sebuah pabrik contohnya PT Freeport, agar tidak terjadi lagi tentang distorsi
etika dan pelanggaran kemanusiaan di Indonesia dan khususnya di daerah Papua.
Daftar Pustaka

https://nasional.tempo.co/read/1143151/megawati-ungkap-makna-gelar-kehormatan-dari-
universitas-di-cina. Karyawan Freeport: Kasus Mogok Kerja Pekerja Belum Selesai.

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20170424145254-20-209762/ribuan-karyawan-freeport-
mogok-kerja-mulai-1-mei. Ribuan Karyawan Freeport Mogok Kerja Mulai 1 Mei.

http://monicaveva96.blogspot.com/2017/04/studi-kasus-pt-freeport-indonesia.html. Studi Kasus


PT Freeport Indonesia tentang Gaji Upah Pekerja.

Anda mungkin juga menyukai