Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki 17.506
pulau, dengan garis pantai sepanjang 81.000 Km, dan luas laut sekltar 3,1 juta km2 yakni
0,3 juta Km2 perairan teritorial, dan 2,8 juta Km2 perairan nusantara atau 62 % dari luas
teritorialnya. Dengan luas perairan sebesar ini tentu terdapat potensi perikanan yang luar
biasa yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat luas pada umumnya dan nelayan serta pembudidaya pada khususnya.
Namun sangat disayangkan bahwa potensi besar yang dimiliki perairan Indonesia
belum dioptimalkan. Hal ini dikarenakan pengetahuan dan ilmu dalam bidang perikanan
yang masih kurang di kalangan para pembudidaya maupun nelayan. Untuk itu demi
mengoptimalkan potensi besar yang dimiliki perairan Indonesia dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat,diperlukan adanya pihak-pihak yang memahami dengan baik
pengetahuan di bidang perikanan dan mampu mensosialisasikannya kepada masyarakat
melalui penyuluhan penyuluhan di bidang perikanan.
Hal ini agar para pembudidaya maupun petani atau bahkan orang awam yang ingin
menggeluti bidang perikanan akan menguasai ilmu perikanan itu sendiri dengan baik
sehingga mampu mengoptimalkan setiap potensi yang dapat mereka manfaatkan.
Dikarenakan pentingnya penyuluhan perikanan, maka perlu perencanaan yang baik
agar ilmu yang hendak diberikan akan sepenuhnya tersampaikan. Perencanaan penyuluhan
perikanan ini sendiri secara umum dapat berupa penentuan tujuan dan cara mencapainya.
Selain itu penyuluhan perikanan ini akan terus mengalami perkembangan mengikuti
perubahan global. Meskipun begitu ada falsafah-falsafah yang harus dijadikan pegangan
dalam pembuatan perencanaan program penyuluhan perikanan sendiri. Untuk lebih
jelasnya akan dijelaskan pada bagian kajian pustaka.
1.2. TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai perencanaan
program penyuluhan pembudidaya , sehingga pembaca diharapkan menyadari pentingnya
perencanaan program penyuluhan perikanan dalam pembangunan kelautan dan perikanan
Indonesia. Selain itu pembaca diharapkan memahami tentang pembuatan perencanaan
program penyuluhan perikanan itu sendiri.
BAB II Kajian pustaka
2.1 Definisi Penyuluhan
Penyuluhan berasal dari kata suluh yang berarti obor. Dalam hal ini tentu
dimaksudkan untuk memberikan informasi, wawasan, pengetahuan, ketrampilan,
teknologi, dan lain – lain kepaada seseorang atau masyarakat untuk menjadi tahu atau lebih
tahu.
Menurut Claar Et al, mengartikan penyuluhan sebagai jenis pendidikan pemecahan
masalah yang berorientasi pada tindakan yang mengajarkan sesuatu, mendemonstrasikan,
memotivasi, tapi tidak melakukan pengaturan dan juga tidak melaksanakan program yang
bersifat non-edukatif.
Dalam konteks yang ada di Indonesia, terutama dalam bidang pertanian, definisi
yang diberikan oleh Samsudin mungkin lebih sesuai, yakni sebagai suatu usaha pendidikan
non formal yang dimaksudkan untuk mengajak orang sadar dan mau melaksanakan ide –
ide baru, dengan tanpa adanya pemaksaan. Adapun Sayogo menyebutkan bahwa
penyuluhan adalah suatu proses untuk memberikan penerangan kepada masyarakat tentang
segala sesuatu yang belum diketahuinya dengan jelas untuk dilaksanakan dalam rangka
meningkatkan produksi dan pendapatan yang ingin dicapai melalui suatu kegiatan. Lebih
lanjut menurutnya harus menggunakan falsafah tiga, yaitu teach, truth dan trust, yakni
pendidikan, kebenarana dan kepercayaan.
Secara terurai Mardikanto menyebutkan bahwa penyuluhan dapat dipahami sebagai
lima proses, yakni sebagai proses penyebaran informasi, proses penerangan, proses
perubahan perilaku, proses pendidikan dan proses rekayasa sosial. Sehingga dalam
penyuluhan perikanan, untuk menafsirkannya dapat dilihat berdasarkan konteks
permasalahan atau materi yang sedang dibahas.
2.2 Perencanaan Program Penyuluhan
Perencanaan menurut Roger A. Kaufmann (1972:6) merupakan proyeksi tentang
apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang baik, brnilai dan memiliki elemen-
elemen sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan
b. Memilih kebutuhan berdasarkan prioritas guna pengambilan keputusan
c. Spesifikasi tentang hasil yang perlu dicapal untuk tiap-tiap kebutuhan
d. Identifikasi keperluan untuk memenuhl kebutuhan yang dipilih guna menyelesaikan
masalah
e. Sebuah urutan rangkaian hasil yang dicapai untuk memenuhi kebutuhan yang
diidentifikasi
f. Identifikasi strategis dan taktik altematif yang mungkin dapat memenuhi kebutuhan
termasuk menguraikan keuntungan dan kerugian setiap perangkat strategis dan taktik.

Bab iii metode penyuluhan


Terdapat tiga metode penyuluhan yang dapat digunakan dalam pelaksanaan program
penyuluhan yaitu:
a) Pendekatan perorangan, misalnya kegiatan kunjungan perorangan, konsultasi ke
rumah, penggunaann surat atau telpon, dan magang
b) Pendekatan kelompok, misalnya kursus tani-nelayan, demonstrasi cara atau hasil,
kunjungan kelompak, karyawisata, diskusi kelompok, ceramah, pertunjukan film, slide,
karyawisata, penyebaran brosur, buletin, folder, liptan, asah terampil, sarasehan,
rembug utama atau madya, temu wicara, temu usaha, temu karya, temu lapang dll.
c) Pendekatan massal seperti pameran, Pekan Nasional (Penas), Pekan Daerah (Peda),
Pertunjukan film atau wayang, drama, penyebaran pesan melalui Siaran radio, televisi,
surat kabar, selebaran atau majalah, pemasangan poster atau spanduk dan sebagainya.
Metode pendekatan penyuluhan dapat bersifat persuasif, edukatif, komunikatif,
akomodatif dan fasilitatif.
a) Persuasif
Mampu meyakinkan khalayak yang disuluh, sehingga mereka merasa tertarik
terhadap hal – hal yang disampaikan
b) Edukatif
Penyuluh perikanan harus bersikap dan berperilaku sebagai pendidik dengan penuh
kesabaran dan ketekunan membimbing masyaarakat
c) Komunikatif
Penyuluh perikanan harus mampu berkomunikasi dan menciptakan iklim serta suasan
sedemikian rupa sehingga tercipta suasana yang akrab, terbuka serta timbal balik.
d) Akomodatif
Saat diajukannya permasalahan di bidang perikanan oleh masyarakat, penyuluh
perikanan harus mampu mengakomodasikan, menampung, dan memberikan
pemecahannya dengan sikap dan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami oleh
khalayak yang disuluh.
e) Fasilitatif
Penyuluh perikanan harus mampu memanfaatkan jejaring kerja penyuluhan perikanan
untuk menghubungkan antara khalayak yang disuluh dengan pihak yang lain seperti
sumer informasi, akses pasar dan lain – lain
Metode penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara mendalam (indepth interview) dan Focus Group Discussion (FGD), Irwanto
(2006), mendefinisikan FGD sebagai suatu proses pengumpulan data dan informasi yang
sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi
kelompok. Lokasi penelitian dengan pertimbangan Kecamatan Tanah Pasir, Samudera,
dan Dewantara merupakan daerah yang mayoritas masyarakatnya

Anda mungkin juga menyukai