Anda di halaman 1dari 12

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM

MENANGGULANGI KEMISKINAN
(Implementasi Kebijakan Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta
(BPMKS))
Apriliani Rosa S.H
Dr. Kristina Setyowati, M. Si

Program Studi Ilmu Administrasi Negara


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jalan Ir. Sutami No. 36A, Surakarta

aprilianirosasarahiswati@student.uns.ac.id

Abstrak

Setiap orang berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat
dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku,
etnis, agama dan gender. Namun pada nyatanya saat ini masih ada beberapa anak
yang tidak bisa melanjutkan sekolah atau pendidikannya hanya karena
ketidakmampuan biaya. Maka dari itu Kota Surakarta sebagai salah satu kota yang
mendukung program pemerintah pusat mengenai bantuan operasional sekolah
(BOS) maka pemerintah kota Surakarta membuat kebijakan tentang program
BPMKS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah deskriptif kualitatif
dengan pendekatan studi literatur. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa ada
beberapa tahap dalam implementasi program BPMKS dan ada beberapa faktor
yang mempengaruhi implementasi program tersebut.

PENDAHULUAN hak dasar terdiri dari hak-hak yang


dipahami masyarakat miskin sebagai
Kemiskinan tidak lagi dipahami
hak yang diakui dalam peraturan
hanya sebatas ketidakmampuan
perundang-undangan. Hak-hak dasar
ekonomi, tetapi juga kegagalan
yang diakui secara umum antara lain
pemenuhan hak-hak dasar dan
meliputi terpenuhinya kebutuhan
perbedaan perlakuan bagi seseorang
pangan, kesehatan, pendidikan,
atau sekelompok orang, laki-laki dan
pekerjaan, perumahan, air bersih,
perempuan dalam menjalani
pertanahan, sumber daya alam dan
kehidupan secara bermartabat. Hak-
lingkungan hidup, rasa aman dari

1
perlakuan atau ancaman tindak sosial, status ekonomi, suku, etnis,
kekerasan dan hak untuk agama, dan gender. Pendidikan untuk
berpartisipasi dalam kehidupan sosial semuanya tak terkecuali kepada
politik, baik bagi perempuan maupun peserta didik yang memiliki
laki-laki. Hak-hak dasar tidak berdiri hambatan fisik ataupun mental,
sendiri tetapi saling mempengaruhi hambatan ekonomi dan sosial
satu sama lain sehingga tidak ataupun kendala geografis. Maka
terpenuhinya satu hak dapat dari itu Pemerintah harus
mempengaruhi pemenuhan hak menyediakan layanan pendidikan
lainnya. (Bappenas, 2004) untuk menjangkau mereka yang tidak
terjangkau.
Sekarang ini pemerintah pusat
dan pemerintah daerah masih dibuat Pendidikan merupakan fondasi
pusing dengan kemiskinan yang utama untuk membangun peradaban
masih menjadi permasalahan di bangsa. Tanpa adanya pendidikan
Indonesia. Bisa dibilang bahwa maka suatu negara akan semakin
kemiskinan merupakan vicious circle tertinggal oleh maraknya
(lingkaran setan), dimana tidak perkembangan zaman yang tidak bisa
hanya satu faktor yang menjadi dihindari lagi. Pendidikan juga
sebab kemiskinan tetapi banyak merupakan hak anak dan pemerintah
diantaranya ialah masalah mempunyai kewajiban untuk
pengangguran, rendahnya mengatur penyelenggaraan dan
kesejahteraan masyarakat dan juga fasilitas pendidikan sebagai hak
dikarenakan tingkat pendidikan yang dasar bagi setiap warga negara secara
rendah. Salah satu cara pemerintah nasional untuk meningkatkan
untuk mengatasi kemiskinan yaitu kualitas anak bangsa sebagaimana
pada bidang pendidikan.Setiap warga yang sudah diatur secara tegas dalam
negara Indonesia berhak memperoleh pasal 31 ayat 1 sampai 3 Undang
pendidikan yang bermutu sesuai Undang Dasar 1945.
dengan minat dan bakat yang
Pendidikan adalah kebutuhan
dimilikinya tanpa memandang status
dasar yang harusnya dapat dijangkau

2
oleh semua masyarakat tanpa Ekonomi (KUBE), dan Padat Karya
mengenal strata sosial dalam Produktif serta Kredit Usaha Rakyat
masyarakat tapi pada kenyataannya, (KUR).
sekarang ini masih banyak

Usia 7-12 Usia 13-15 Usia 16-18 TOTAL


Kecamatan
P L P L P L
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Laweyan 57 53 34 31 220 228 623
Serengan 14 17 33 33 172 168 437
Pasar Kliwon 40 52 81 104 303 400 980
Tabel 1 :
Jebres 48 66 83 109 438 487 1.231
Banjarsari 88 113 101 139 515 584 1.540 Jumlah Anak
Kota 247 301 332 416 1.648 1.867 4.811 yang Tidak
Surakarta
Bersekolah di
masyarakat Indonesia yang belum
Kota Surakarta pada Tahun 2011
bisa mengenyam pendidikan hanya
karena ketidakmampuan biaya. Sumber: BPS. (Maret
Untuk menanggulangi kemiskinan, 2012). Basis Data Terpadu
beberapa program Pemerintah Pusat untuk Program Perlindungan Sosial
yang dilaksanakan antara lain : (PPLS 2011).
Jaminan Kesehatan Masyarakat
Dari tabel diatas dapat dilihat
(Jamkesmas), Bantuan Operasional
bahwa masih banyak anak yang
Sekolah (BOS), Bantuan Langsung
mengalami putus sekolah di Kota
Tunai (BLT), Beras untuk
Surakarta. Maka dari itu sesuai
Masyarakat Miskin (Raskin),
amanat undang-undang tentang
Program Nasional Pemberdayaan
besaran anggaran pendidikan 20
Masyarakat Mandiri-Perkotaan
persen dari postur APBD dan APBN
(PNPM Mandiri Perkotaan), Program
yang tertuang di UUD 1945 pasal 31
Pemberdayaan Fakir Miskin Melalui
ayat 4 dan UU Sistem Pendidikan
Bantuan Langsung Pemberdayaan
Nasional nomor 20 tahun 2003 pasal
Sosial (PPFM-BLPS) atau dikenal
49 ayat 1. Dari itu pemerintah pusat
dengan Kelompok Usaha Bersama

3
membuat kebijakan tentang Menindaklanjuti pelaksanaan
pemberian bantuan operasional kebijakan dan program
sekolah (BOS) untuk masing-masing penanggulangan kemiskinan yang
daerah di Indonesia. Program BOS telah ditetapkan oleh Pemerintah
oleh pemerintah pusat ditunjukan Pusat, dan dalam rangka
untuk meningkatkan fasilitas desentralisasi dan otonomi daerah
pendidikan. Misalnya, pembangunan saat ini, Pemerintah Daerah berperan
gedung sekolah dan beberapa sarana besar untuk menanggulangi
penunjang lainnya. Fasilitas kemiskinan salah satunya adalah
pendidikan, diakui atau tidak adalah Kota Surakarta. Kota Surakarta
merupakan sarana penting untuk merupakan salah satu kota yang
menunjang kualitas pendidikan. mendukung program pemerintah
Sarana infrastruktur pendidikan yang pusat dalam melaksanakan kebijakan
baik akan memudahkan peningkatan pendidikan gratis dengan adanya
pengetahuan dan pemahaman orang program Bantuan Pendidikan
atas suatu bidang pembelajaran. Masyarakat Kota Surakarta
Memang sangat riskan, (BPMKS) yang sesuai dengan
menginginkan proses belajar- instruksi Bapak Walikota Surakarta
mengajar berjalan dengan baik yang termuat dalam Keputusan
namun tidak ditunjang oleh sarana Walikota Surakarta Nomor: 420/13-
infrastruktur yang baik pula. J/1/2010 yang kemudian diperbarui
Penyaluran BOS yang pengaturannya dengan Perwali Surakarta Nomor 11-
diserahkan kepada masing-masing A Tahun 2012 Tentang Bantuan
daerah diupayakan agar lebih Pendidikan Masyarakat Kota
mengena. Untuk mengawasi Surakarta (BPMKS), maka
penyaluran BOS, mulai pendataan diputuskan untuk memberikan
hingga penyalurannya, telah Bantuan Pendidikan pada siswa
disiapkan beberapa tim pengawas warga Kota Surakarta dalam tiga
agar benar-benar mengena dan jenis kartu bantuan, yaitu silver,
efisien. gold, dan platinum, yang
peruntukannya dan besaran

4
jumlahnya berbeda untuk tiap-tiap terdahulu yang meneliti tentang
sekolah negeri dan swasta serta tiap- program BPMKS ini diantaranya
tiap jenjang pendidikan setara SD ialah penelitian oleh Hadi Mahmud
hingga setara SMA. Penyaluran Suparwi, 2014 dengan judul Analisis
program Bantuan Pendidikan Kebijakan Walikota Dalam Program
Masyarakat Kota Surakarta ke Bantuan Pendidikan Masyarakat
masing-masing sekolah baik itu dari Kota Surakarta (BPMKS) di Kota
jenjang SD-SMA pastilah berbeda- Surakarta yang hasilnya adalah
beda maka dari itu disini peneliti bahwa pelaksanaa program BPMKS
ingin mengetahui bagaimana terdiri dari beberapa tahap yang
implementasi program BPMKS dan dimulai dari penetapan penerima
faktor apa saja yang mempengaruhi bantuan sampai monitoring
dalam pengimplementasian program penggunaan dana berjalan dengan
tersebut, dalam implementasi baik sesuai Peraturan Walikota.
kebijakan publik ada beberapa teori Selanjutnya penelitian oleh
untuk mengetahui faktor-faktor apa Setiyawan, Saleh, dan Hayat pada
saja yang mempengaruhi tahun 2013 dengan judul
keberhasilan maupun kegagalan Implementasi Bantuan Pendidikan
suatu kebijakan diantaranya ialah Masyarakat Kota Surakarta dengan
teori menurut Van Meter dan Van hasil bahwa pelaksanaan program
Horn, teori George Edward, teori BPMKS sudah berjalan lancar dan
Mazmanian dan Sabatier, teori masih ada beberapa faktor yang
Grindle, teori Richard Elmore dan menghambat pelaksanaan program
juga teori milik Smith, tapi dalam tersebut. Dalam penelitian ini
artikel ini penulis menggunakan teori peneliti menggunakan penelitian
George Edward untuk menganalisis deskriptif kualitatif dengan studi
faktor-faktor yang mempengaruhi literatur dan memilih Kota Surakarta
kebijakan. sebagai lokasi penelitian.

Terkait dengan penelitian ini, PEMBAHASAN


sebenarnya sudah ada penelitian

5
Dalam Peraturan Walikota dan tidak boleh dilimpahkan ke
Surakarta Nomor 11-A tahun 2012 pihak lain.
tentang Bantuan Pendidikan
Pemerintah Kota Surakarta pada
Masyarakat Kota Surakarta
tahun 2017 telah mengeluarkan dana
(BPMKS) yang merupakan salah
sebesar Rp. 40,38 miliar untuk
satu bentuk kebijakan Pemerintah
program bantuan pendidikan
Kota Surakarta dalam bidang
masyarakat kota surakarta (BPMKS).
pendidikan yang berguna untuk
Anggaran tersebut telah
pemerataan pendidikan bagi seluruh
didistribusikan ke SD swasta, SMP
masyarakat Kota Surakarta untuk
negeri dan swasta, SMA negeri dan
wajib belajar Sembilan tahun menuju
swasta serta sekolah luar biasa
wajib belajar dua belas tahun.
(SLB). Pelaksanaan program
Sasaran dari Program Bantuan
Bantuan Pendidikan Masyarakat
Pendidikan Masyarakat Kota
Kota Surakarta (BPMKS) terdapat 3
Surakarta ( BPMKS ) yaitu ditujukan
tahapan yaitu sosialisasi, pelaksanaan
bagi penduduk Kota Surakarta yang
dan evaluasi.
bersekolah di Kota Surakarta. Tujuan
program BPMKS ini ialah agar
Pertama, tahap Sosialisasi.
penduduk usia sekolah dan peserta
Sosialisasi merupakan penyampaian
didik dapat terlayani dan mengakses
informasi kepada kelompok sasaran
pendidikan baik dalam tingkat dasar
dengan tujuan agar mereka mengerti
maupun menengan baik itu di
kebijakan seperti apa yang akan
sekolah negeri atau swasta untuk
diimplementasikan sehingga
mensukseskan prgram wajib belajar
kelompok sasaran tidak hanya
sembilan tahun menuju dua belas
sebagai penerima tetapi juga dapat
tahun serta meningkatkan layanan
berpartisipasi aktif dalam
dan mutu pendidikan dan untuk
mewujudkan tujuan dari kebijakan
memenuhi hak dasar masyarakat
tersebut. Program BPMKS dibuat
miskin dalm bidang pendidikan.
oleh pemerintah kota Surakarta dan
Pengelolaan dana BPMKS ini
kemudian memberikan wewenang
sepenuhnya dilakukan oleh sekolah
kepada Dinas Pendidikan Pemuda

6
dan Olah raga (Disdikpora) Kota BPMKS yaitu selama siswa yang
Surakarta sebagai tangan kanan menerima kartu tersebut masih
dalam mengimplementasikan bersekolah sesuai jenjang
program tersebut, dari sini pihak pendidikannya di Kota Surakarta dan
Disdikpora kemudian mengadakan berstatus penduduk kota Surakarta.
sosialisasi kepada sekolah dan Pencairan dana BPMKS dilakukan
masyarakat Kota Surakarta. secara triwulan dalam satu tahun
Sosisalisai yang dilakukan oleh anggaran namun dalam prakteknya
Disdikpora melalui dua cara yaitu pencairan dana BPMKS tidak sesuai
sosialisasi secara langsung dan dengan jadwal triwulan yang telah
sosialisasi secara tidak langsung. diatur.
Sosialisasi secara langsung yaitu
Ketiga, Tahap Evaluasi.
dilakukan secara tatap muka antara
Disini evaluasi dan monitoring
Disdikpora dengan sekolah terkait
dilakukan oleh dinas pendidikan dan
dan kemudian sekolah meneruskan
olahraga yang diserahkan kepada
kepada wali murid atau siswa-siswi,
masing-masing sekolah penerima
sedangkan sosialisasi secara tidak
bantuan dan sekolah harus secara
langsung yaitu dilakukan melaui
transparan dalam mengelola dana
media cetak dan media elektronik.
tersebut, sedangkan evaluasi
Kedua, tahap Pelaksanaan/ dilakukan untuk mengetahui apakah
Implementasi. Setelah sosialisasi masih ada masalah-masalah yang
dilaksanakan maka lanjut ketahap dihadapi pada saat program BPMKS
implementasi, dimana tahap ini diimplementasikan.
implementasi ini dimulai dari
pengumpulan data dan verifikasi data
yang akan diusulkan. Semua tata cara Faktor yang mempengaruhi saat
pelaksanaannya tercatat dalam mengimplementasikan program
peraturan walikota yang dimulai dari BPMKS
cara permohonan sampai pelaporan
Untuk mengetahui faktor apa saja
pertanggungjawaban. Masa berlaku
yang mempengaruhi dalam

7
mengimplementasikan program Surakarta tentang BPMKS dan
BPMKS peneliti menggunakan teori tujuan dari program tersebut. Disini
model kebijakan publik milik George komunikasi yang terjadi diantara
Edward yaitu : stakeholder belum berjalan dengan
baik, hal ini ditunjukkan dengan
a) Komunikasi
adanya salah tangkap persepsi
Dalam komunikasi ada tiga hal yang dimana yang sebenarnya program
terpenting yaitu transmisi, BPMKS ini tidak hanya untuk
konsistensi dan kejelasan. masyarakat kurang mampu tetapi
Komunikasi haruslah akurat dan juga bisa untuk masyarakat mampu
cermat agar tujuan dan sasaran sesuai dengan penggolongan kartu
kebijakan dipahami implementor. BPMKS tapi pada nyatanya pihak
Aturan/ petunjuk pelakasanaan harus sekolah meminta semua siswa yang
jelas agar tidak terjadi penyimpangan akan mendaftar menjadi calon
tujuan kebijakan/ program. Disini penerima bantuan diharuskan
komunikasi penting untuk koordinasi meminta surat keterangan tidak
dan sosialisasi ke kelompok sasaran. mampu (SKTM).

Dalam pelaksanaan program b) Sumber Daya


BPMKS ini komunikasi terjadi
Sumber daya terdiri dari beberapa
diantara para stakeholder yang
diantaranya ialah sumber daya
terlibat dan juga kepada penerima
manusia, sumber daya finansial,
bantuan BPMKS. Komunikasi dan
informasi, wewenang dan fasilitas.
koordinasi dilakukan oleh
Dalam pelaksanaan program
pemerintah kota Surakarta selaku
BPMKS ini melibatkan sumber daya
pembuat kebijakan kepada Dinas
manusia dan juga sumber daya
pendidikan dan olahraga kota
finansial. Sumber daya manusia
Surakarta yang berperan sebagai
sangatlah mempengaruhi berhasil
implementator yang kemudian
tidaknya suatu program. Dilihat dari
Disdikpora memberikan sosialisai
segi kuantitasnya sumber daya
kepada sekolah-sekolah di kota
manusia dalam dinas pendidikan dan

8
olahraga kota Surakarta tidak Sudah banyak siswa-siswi kota
mengalami kekurangan dan dirasa Surakarta yang merasakan manfaat
sudah cukup sedangkan dari sisi dari program bantuan BPMKS ini,
kualitasnya sumber daya manusia dana yang diberikan memang cukup
yang terlibat sudah sesuai dengan besar tapi dirasa tetap masih kurang
bidangnya masing-masing. Selain di untuk membiayai pendidikan di kota
Dikpora, sumber daya manusia di Surakarta.
masing-masing sekolah juga sangat
c) Disposisi
berperan penting dalam pelakasanaan
program ini karena pada dasarnya Disposisi yang dimaksud disini
semua laporan pertanggungjawaban adalah watak dan karakteristik
tentang dana yang diberikan kepada implementor (komitmen, kejujuran,
penerima bantuan yang membuat ketaatan dan kepatuhan). Dalam
adalah pihak sekolah yang kemudian pelaksanaan program BPMKS ini
di serahkan kepada Dikpora. sikap stakeholder yang terlibat sudah
Sedangkan sumber daya finansial sesuai dengan juklak yang tertulis
diperoleh dari Anggaran Pendapatan dalam Perwali tentang BPMKS ini
Belanja Daerah (APBD) dan dana mulai dari kepatuhan pihak Dikpora
hibah, pemerintah kota Surakarta yang menjalankan tugasnya mulai
pada tahun 2017 ini mengeluarkan dari sosialisasi kepada sekolah-
sekitar 40,38 milyar untuk dana sekolah di kota Surakarta sampai
BPMKS dan untuk proses pencairan pada melakukan evaluasi dan laporan
dana sedikit mengalami perubahan pertanggungjawaban kepada
karena sekarang dikelola oleh pemerintah kota Surakarta.
pemerintah provinsi (PemProv) Jawa Komitmen dan kejujuran para
Tengah dimana untuk sekolah- stakeholder juga dinilai baik
sekolah negeri harus melalui meskipun sebelumnya ada kabar
pengajuan proposal bantuan sosial burung mengenai tentang indikasi
(Bansos) dari sekolah kepada adanya korupsi tapi pada
pemerintah kota dan untuk sekolah kenyataannya hal itu tidak terbukti.
swasta diperoleh dari dana hibah.

9
d) Struktur Birokrasi (BPMKS) yang merupakan salah
satu bentuk kebijakan Pemerintah
Struktur birokrasi juga
Kota Surakarta dalam bidang
mempengaruhi berhasil tidaknya
pendidikan yang berguna untuk
suatu kebijakan, seperti halnya
pemerataan pendidikan bagi seluruh
struktur birokrasi yang berbelit-belit
masyarakat Kota Surakarta untuk
atau tidak. Dalam kebijakan program
wajib belajar Sembilan tahun menuju
BPMKS ini struktur birokrasi yang
wajib belajar dua belas tahun.
terlihat tidaklah rumit, sebelum
Sasaran dari Program Bantuan
diambil alih pengelolaannya oleh
Pendidikan Masyarakat Kota
pemerintah provinsi Jawa Tengah
Surakarta ( BPMKS ) yaitu ditujukan
birokrasi penyaluran BPMKS
bagi penduduk Kota Surakarta yang
dimulai dari keputusan pemerintah
bersekolah di Kota Surakarta. Dalam
kota Surakarta yang kemudian
BPMKS ini terdapat 3 Jenis Kartu
diserahkan kepada Dinas pendidikan
yaitu Silver, Gold dan Platinum yang
dan olahraga yang selanjutnya
masing-masing memiliki besaran
disosialisasikan kepada sekolah-
dana yang berbeda-beda. Tujuan
sekolah, semua ketentuan maupun
program BPMKS ini ialah agar
aturan terkait BPMKS sudah jelas-
penduduk usia sekolah dan peserta
jelas tertera dalam Perwali Surakarta
didik dapat terlayani dan mengakses
Nomor 11-A Tahun 2012 Tentang
pendidikan baik dalam tingkat dasar
Bantuan Pendidikan Masyarakat
maupun menengah baik itu di
Kota Surakarta (BPMKS).
sekolah negeri atau swasta untuk
Sedangkan ketika pengelolaan sudah
mensukseskan prgram wajib belajar
diambil alih oleh pemerintah provinsi
sembilan tahun menuju dua belas
Jawa Tengah hanya terjadi perbedaan
tahun serta meningkatkan layanan
dalam hal pencairan dana.
dan mutu pendidikan dan untuk
KESIMPULAN memenuhi hak dasar masyarakat
miskin dalam bidang pendidikan.
Bantuan Pendidikan
Pengelolaan dana BPMKS ini
Masyarakat Kota Surakarta
sepenuhnya dilakukan oleh sekolah

10
dan tidak boleh dilimpahkan ke BPMKS juga sudah sesuai dengan
pihak lain. Proses implementasi apa yang ada di dalam Perwali
program BPMKS ini terdiri dari 3 Surakarta No.11-A Tahun 2012,
tahapan yaitu sosialisasi dimana meskipun ada pemindahan pengelola
sosialisasi dilakukan secara langsung kepada pemerintah provinsi Jawa
maupun tidak langsung oleh Tengah.
Disdikpora, yang kedua tahap
pelaksanaan program yang dimulai
dari pengumpulan berkas oleh orang Reference
tua murid sampai verifikasi data dan Abdul Wahab, Solichin. 2008.
diterbitkannya kartu BPMKS dan Analisis Kebijaksanaan dari
Formula ke Implementasi
yang terakhir adalah evaluasi yang Kebijaksanaan Negara
dilakukan oleh masing-masing Edisi kedua. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
sekolah dalam bentuk laporan
Bappenas, 2004. Rencana Strategik
pertanggungjawaban kepada pihak
Penanggulangan
dinas pendidikan. Serta adanya Kemiskinan di Indonesia,
Jakarta.
beberapa faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan program/kebijakan yang BPS. (Maret 2012). Basis
Data Terpadu untuk
dilihat dari beberapa aspek menurut Program Perlindungan
G. Edward yaitu komunikasi, sumber Sosial (PPLS 2011).
daya, disposisi dan struktur birokrasi. Kusbowo, Rio. 2016. Upaya
Pemerintah Kabupaten
Komunikasi yang terjadi antar
Indragiri Hulu Dalam
stakeholder berjalan kurang baik Pengentasan Anak Putus
Sekolah (Studi Kasus
karena masih adanya salah
Sekolah Dasar Di
pemberian informasi kepada Kecamatan Batang Cenaku
Tahun 2011-2012) JOM
penerima bantuan dan sumber daya
FISIP Vol. 3 No. 1
yang terlibat ada sumber daya
Matland, Richard E. 1995. Syntesing
manusia dan finansial yang tentunya the Implementation
saling berkaitan dan tidak terjadi Literature: The A Model of
Policy Implementation.
masalah, disposisi dan struktur Journal of Public
birokrasi dalam pelaksanaan program

11
Administration Research, 02, Agustus 2014 - Januari
No 2. 2015. ( Hal 223)
Murniwati. 2015. Strategi Kebijakan Undang-undang No 20 tahun 2003
Kota Surabaya Dalam Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Menangani Anak Putus
Sekolah. Volume 3, Nomor http://dinaspendidikan.surakarta.go.i
3, (September - Desember d/bpmks/
2015.)
www.edunews.id
Nugroho, Riant. 2008. Public Policy.
Jakarta. Gramedia

Peraturan Walikota Surakarta Nomor


11A Tahun 2012 Tentang
Bantuan Pendidikan
Masyarakat Kota Surakarta.
Surakarta, Pemerintah Kota
Surakarta.
R Fauzi, Kadir, Murfhi. 2012.
Analisis Peranan
Pemerintah Daerah terhadap
Anak Putus Sekolah Di
Kabupaten Wajo. Jurnal
Ilmu Pemerintahan Volume
4, Nomor 2, Juli 2012 (85-
96)
Setiyawan, Saleh, Hayat. 2013.
Implementasi Kebijakan
Bantuan Pendidikan (Studi
tentang Kebijakan Bantuan
Pendidikan Masyarakat
Kota dalam Peraturan
Walikota Surakarta Nomor
11A Tahun 2012). Jurnal
Administrasi Publik (JAP),
Vol. 2, No. 1, (Hal 122-128)
Suparwi, Hadi Mahmud. 2014.
Analisis Kebijakan Walikota
Dalam Program Bantuan
Pendidikan Masyarakat
Kota Surakarta (BPMKS)
Di Kota Surakarta. Jurnal
Serambi Hukum Vol. 08, No

12

Anda mungkin juga menyukai