Anda di halaman 1dari 16

SEMUT DALAM PANDANGAN ILMU PENGETAHUAN

MODERN DAN ILMU PENGETAHUAN ISLAM (AL-QUR’AN)


TUGAS MATA KULIAH INTEGRASI DAN NILAI-NILAI
ISLAM
Dosen : Prof. Dr. Nurhayati Djamas, MA. M.Si

Oleh :
Zahra Nabilla
NIM : 0603516064
UNIVERSITAS AL AZHAR INDOINESIA
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN PENDIDIKAN
2018
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrahim. Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih


lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang semut dalam pandangan ilmu pengetahuan Modern
dan dengan ilmu pengetahuan Islam (Al –Quran).
Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terimakasih juga tak
lupa kami sampaikan kepada dosen mata kuliah Integrasi dan nilai nilai islam ibu Prof. Dr.
Nurhayati Djamas, MA, M.SI yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah
ilmiah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang semut dalam pandangan
Ilmu Pengetahuan Modern dan Ilmu Pengetahuan Islam (Al-Qur’an) ini dapat menambah
pengetahuan dan bermanfaat bagi para pembaca.

Jakarta, 1 Juli,2018

Zahra Nabilla
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semut adalah serangga kecil yg berjalan merayap, hidup secara bergerombol,


termasuk suku Formicidae, terdiri atas bermacam jenis, sesuatu yg tidak berarti: walaupun
pukulannya keras, dan semut juga serangga eusosial yang berasal dari keluarga Formisidae,
dan semut termasuk dalam ordo Himenoptera bersama dengan lebah dan tawon. Semut
terbagi atas lebih dari 12.000 kelompok, dengan perbandingan jumlah yang besar di kawasan
tropis. Semut dikenal dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur, yang terkadang
terdiri dari ribuan semut per koloni. Jenis semut dibagi menjadi semut pekerja, semut
pejantan, dan ratu semut. Satu koloni dapat menguasai dan memakai sebuah daerah luas
untuk mendukung kegiatan mereka. Koloni semut kadangkala disebut superorganisme
dikarenakan koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan.

1.2 Rumusan Masalah

- Apakah yang dimaksud dengan semut?


- Bagaimanakah manfaat semut dalam kehidupan manusia?
- Bagaimanakah semut dalam pandangan Ilmu Pengetahuan Modern?
- Bagaimanakah semut dalam pandangan Ilmu Pengetahuan Islam (Al-Qur’an) ?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman dan
pengertian terhadap pembaca atau orang lain mengenai bagaimana semut dalam pandangan
Ilmu Pengetahuan Modern dan Ilmu Pengetahuan Islam (Al-Qur’an).
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Semut

Semut adalah serangga eusosial yang berasal dari keluarga Formicidae, dan semut
termasuk dalam ordo Himenoptera bersama dengan lebah dan tawon. Semut terbagi atas lebih
dari 12.000 kelompok, dengan perbandingan jumlah yang besar di kawasan tropis. Semut
dikenal dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur, yang terkadang terdiri dari ribuan
semut per koloni. Jenis semut dibagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut.
Satu koloni dapat menguasai dan memakai sebuah daerah luas untuk mendukung kegiatan
mereka. Koloni semut kadangkala disebut superorganisme dikarenakan koloni-koloni mereka
yang membentuk sebuah kesatuan.

Dalam setiap koloni semut dikenal tiga kasta. Kasta tertinggi ditempati oleh pejantan
dan ratu, tidak seperti dalam koloni lebah, mungkin saja berjumlah lebih dari satu dan sama-
sama bertugas sebagai agen reproduksi. Tubuh ratu semut biasanya lebih besar dari semut
lainnya. Koloni semut juga memperbolehkan adanya lebih dari satu pejantan dalam sarang
yang sama. Semut pejantan bertugas untuk membuahi ratu semut, dan umumnya mereka akan
mati usai melakukan tugasnya. Kasta kedua adalah prajurit yang bertugas mencari makanan,
mencari tempat tinggal baru, dan membangun sarang. Kasta terendah ditempati oleh semut
pekerja yang semuanya adalah betina mandul. Seperti lebah pekerja, tugas semut pekerja
adalah membersihkan serta memberi makan ratu dan larva. Mereka juga harus melaksanakan
tugas sampingan, yaitu membersihkan sarang dan memperluas sarang bilan diperlukan.

Kasta yang disebut terakhir ini mempunyai beberapa tingkatan yang masing-masing
mempunyai tugas yang jelas. Subkoloni pertama, misalnya hanya berperan sebagai prajurit,
subkoloni kedua bertugas untuk berburu, subkoloni ketiga bertanggung jawab membangun
sarang, dan seterusnya. Setiap subkelompok tidak pernah mempersoalkan posisi dan jenis
pekerjaan yang mereka lakukan, karena yang terpenting bagi mereka adalah kelangsungan
koloni itu secara utuh.

Semut adalah hewan terkuat didunia. Walaupun tubuhnya kecil, ia mampu menopang
benda dengan beban 50 kali dari beban tubuhnya. Jika diadukan dengan hewan sangat besar
seperti gajah atau gorilla, yang hanya mampu menopang benda maksimal sampai 3 kali dari
beban tubuhnya.

2.2 Manfaat semut dalam kehidupan manusia

Walaupun semut memiliki ukuran tubuh yang kecil, tetapi dengan keterbatasan itu
semut ternyata memiliki Banyak manfaat untuk kita umat Manusia.

Berikut adalah beberapa Manfaat Semut Untuk Kehidupan Manusia :


1. Semut Bermanfaat untuk menjaga kebun dari serangan hama dan penyakit, karena
semut dapat memangsa hama yang secara langsung merusak tanaman ataupun yang
menyebarkan penyakit pada tanaman.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa semut
jenisRangrang dapat memangsa berbagai jenis hama tanaman seperti: hama kepik
hijau, ulat pemakan daun, ulat pemakan buah dan berbagai jenis kutu-kutuan pada
tanaman coklat, mete dan jeruk.

2. Semut Bermanfaat untuk menyembuhkan beberapa jenis penyakit. Pada beberapa


penelitian menunjukkan bahwa semut ampuh untuk mengobati penyakit Kanker,
Kolesterol, Maag, dan Asam Urat.

2.3 Semut dalam pandangan Ilmu Pengetahuan Modern

A. ONTOLOGI

Semut, hewan kecil yang suka dengan gula,kita sering mengamati disekitar kita jika
terdapat gula atau makanan yang manis diudara terbuka pasti semut ada disitu. Akan tetapi
jika diperhatikan pada prilaku semut yang saat bertemu dengan semut lain pasti akan berhenti
sejenak. Mengapa semut berhenti sebentar saat bertemu temannya. Semut yang berhenti
sebentar bila bertemu dengan semut lainnya, sebenarnya semut itu sedang melakukan
komunikasi. Tetapi manusia tidak dapat mengerti bahasa komunikasinya, hanya Allah dan
Nabi Sulaiman yang tahu, karena Allah yang menciptakan dan Nabi Sulaiman punya
mukjizat bisa berbicara dengan binatang.

Menurut seorang peneliti dari New York University yang bernama T.C.Schneirla, dia
pernah mengadakan sebuah percobaan dengan semut.Dia mengambil seekor semut, lalu
ditaruhlah semut itu dalam tempat yang berisi makanan. Semut yang lain ditaruh dalam
tempat yang berisi semut-semut musuh. Lalu kelakuan kedua semut ini diamati, terutama
ketika semut itu berpapasan dengan semut lainnya di jalan.

Dari penelitian itu, T.C.Schneirla menyimpulkan bahwa zat kimia yang dikeluarkan
dari makanan dan semut musuh yang menempel pada semut itu, dan ketika semut yang
terkena zat kimia makanan bertemu dengan semut lainnya, semut ini akan menyapa
(bersentuhan) dengan semut yang tidak terkena zat kimia makanan. Dengan menyapa inilah
zat kimia dari semut akan memberi tahu semut lainnya, melalui antena di kepala semut.
Apakah di lingkungan sekitarnya ada makanan atau ada musuh.Jadi, alasan semut berhenti
sebentar bila bertemu dengan semut lainnya, itu bertujuan memberi tahu semut lainnya,
bahwa ada makanan atau musuh disekitarnya, melalui zat kimia yang menempel pada semut
pembawa berita itu.

Sehingga, secara ontologis, semut semut yang bertemu antara satu sama lain akan
berhenti sejenak. Hal ini sesuai dengan kenyataan dan ada. Dari substansi fenomenologik
yang memiliki arah perkembangan mengenai pengertian kenyataan ini dimana dari fenomena
ini dapat kita lihat ada nilai sosial dan komunikasi yang terdapat pada bentuk prilaku semut
tersebut. Rasionalistik menganggap suatu sebagai nyata, bila ada koherensi antara empirik
dengan skema rasional, dan secara rasional hal ini mungkin saja terjadi dimana semut
melakukan komunikasi dimana ada signal signal dari enzim yang dihasilkan untuk
memberitahukan adanya informasi mengenai makanan atau adanya musuh. Realisme-
metafisik berpendapat bahwa sesuatu yang nyata bila ada koherensi antara empiri dengan
obyektif. Hal ini sudah benar adanya karena sudah dibuktikan dengan adanya penelitian,
secara agama ppun mengakuinya walaupun dalam agama menyebutkan bentuk kominikasi
atau arti dari “pembicaraan” dari semut tersebut hanya Allah SWT dan Nabi Sulaiman AS
yang mengetahuinya. Pragmatisme memiliki pandangan bahwa yang ada itu yang berfungsi.
Semut yang saling bertemu dan berhenti sejenak memiliki fungsi untuk melakukan
komunikasi atau pertukaran informasi.

B. EPISTIMOLOGI

Semut adalah semua serangga anggota suku Formicidae, bangsa Hymenoptera. Semut
memiliki lebih dari 12.000 jenis (spesies), sebagian besar hidup di kawasan tropika.Sebagian
besar semut dikenal sebagai serangga sosial, dengan koloni dan sarang-sarangnya yang
teratur beranggotakan ribuan semut per koloni.Anggota koloni terbagi menjadi semut pekerja,
semut pejantan, dan ratu semut. Dimungkinkan pula terdapat kelompok semut penjaga. Satu
koloni dapat menguasai daerah yang luas untuk mendukung kehidupan mereka. Koloni semut
kadangkala disebut "super organisme" karena koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah
kesatuan.

Meskipun ukuran tubuhnya yang relatif kecil, semut termasuk hewan terkuat di dunia.
Semut jantan mampu menopang beban dengan berat lima puluh kali dari berat badannya
sendiri, dapat dibandingkan dengan gajah yang hanya mampu menopang beban dengan berat
dua kali dari berat badannya sendiri.

Jika kita melihat tubuh semut, ada semacam antena di depan kepalanya. Apabila
semut berjalan dan bertemu temannya, semut akan saling menepukkan antenanya. Itu adalah
cara “berkomunikasi” untuk memberi tahu dimana dia menjumpai makanan. Di sepanjang
jalan, semut mengeluarkan zat yang disebut feromon, sebagai tanda pelacak bagi semut lain
untuk menuju ke sumber makanan. Semut-semut lain akan mengikuti jejaknya dan tidak akan
tersesat. Semut mempunyai zat kimia yang ditinggalkan sebagai bekas jejaknya dan
temannya tinggal mengikuti si jejak tersebut. Coba saja kita gosok jalur semut dengan tangan,
si semut akan kebingungan sebentar sampai akhirnya menemukan kembali jalur yang tepat.

Pertama-tama semut pencari pergi ke sumber makanan yang baru ditemukan. Lalu
mereka memanggil semut lain dengan cairan yang mereka sekresikan dalam kelenjar yang
disebut feromon. Saat kerumunan di sekitar makanan membesar, sekresi feromon membatasi
pekerja lagi. Jika makanan sangat kecil atau jauh, pencari menyesuaikan jumlah semut yang
mencoba mencapai makanan dengan mengeluarkan isyarat.Jika makanan besar, semut
mencoba lebih giat untuk meninggalkan lebih banyak jejak, sehingga lebih banyak semut dari
sarang yang membantu para pemburu.Apa pun yang terjadi, tak pernah ada masalah dalam
konsumsi makanan dan pemindahannya ke sarang, karena di sini ada “kerja tim” yang
sempurna.
Contoh lain berkaitan dengan semut penjelajah yang bermigrasi dari sarang ke sarang. Semut
ini mendekati sarang tua dari sarang yang baru ditemukan dengan meninggalkan jejak. Para
pekerja lain memeriksa sa-rang baru itu dan jika mereka yakin, mereka juga mulai
meninggalkan feromon mereka sendiri (jejak kimiawi) di atas jejak lama. Oleh karena itu,
semut yang berjalan di antara dua sarang itu meningkat jumlahnya dan mereka menyiapkan
sarang.Selama pekerjaan ini, semut pekerja tidak bersantai.Mereka membangun organisasi
dan pembagian kerja tertentu di antara mereka.

Komunikasi yang disebut di atas dapat dikelompokkan dalam judul “Isyarat


Kimiawi”. Isyarat kimiawi ini memainkan peran terpenting dalam organisasi koloni semut.
Semiokemikal adalah nama umum zat kimia yang digunakan semut untuk tujuan menetapkan
komunikasi. Pada dasarnya ada dua jenis semiokemikal, yaitu feromon dan alomon.

Alomon adalah zat yang digunakan untuk komunikasi antargenus. Namun, seperti
yang dijelaskan sebelumnya, feromon adalah isyarat kimiawi yang terutama digunakan dalam
genus yang sama dan saat disekresikan oleh seekor semut dapat dicium oleh yang lain. Zat
kimia ini diduga di-produksi dalam kelenjar endokrin. Saat semut menyekresi cairan ini
sebagai isyarat, yang lain menangkap pesan lewat bau atau rasa dan menanggapinya.
Penelitian mengenai feromon semut telah menyingkapkan bahwa semua isyarat disekresikan
menurut kebutuhan koloni. Selain itu, konsentrasi feromon yang disekresikan semut
bervariasi menurut kedaruratan situasi

Feromon berasal dari bahasa Yunani (Pherein; membawa atau mentransfer, Hormone;
ransangan). Feromon berarti zat kimia yang disekresikan oleh satu individu dan diterima oleh
individu lainnya pada jenis yang sama, dan memberikan tanggapan berupa perilaku nyata
(Releaser Pheromone) atau berpengaruh pada proses fisiologi (Primer Pheromone). Feromon
hanya dapat direspon oleh individu pada jenis yang sama(Semiochemical), tetapi pada kasus
yang berbeda feromon juga bisa direspon oleh jenis lain (Allelochemical) (Wyatt, 2003).
Allelochemical biasanya ditemukan pada interaksi semut dengan serangga lainnya, seperti
interaksi semut dengan kutu daun (Aphididae).

Feromon pada satu jenis semut berbeda dengan jenis lainnya, karena susunan molekul
kimia dari feromon tersebut juga berbeda. Feromon yang dihasilkan oleh semut berfungsi
sama seperti jejaring sosial yang memberikan informasi kepada individu lainnya dalam jenis
yang sama. Luas area penyebaran feromon yang dihasilkan tergantung pada jumlah volume
feromon yang dihasilkan oleh semut. Informasi dengan mengunakan zat kimia (feromon)
sangat efektif dibandingkan dengan informasi yang disampaikan dengan cara lain, seperti
melihat, mendengar atau dengan sentuhan.Semut menggunakan feromon untuk memberikan
informasi pada koloninya, seperti; lokasi makanan, alarm, waktu kawin dan sebagai tanda
pengenal untuk koloninya. Feromon juga digunakan oleh semut untuk mengetahui letak
sarangnya

Pada penelitian yang dilakukan oleh Mashaly et al menyatakan bahwa semut dengan
jenis Pachycondyla sennaaraensis bisa membuat jalur menuju makanan atau suatu lokasi
dengan menggunakan 0.1 gland equivalent/40 cm, maksudnya dengan menghasilkan feromon
sebanyak 0,1 dari total feromon keseluruhan pada kelenjar, semut bisa membuat jalur
sepanjang 40 cm. dan feromon ini hanya dihasilkan oleh kelenjar Dufour’s.Setiap informasi
yang disampaikan melalui feromon akan direspon oleh semut lainnya dengan mengunakan
Antena. Pada antena terdapat organ khusus untuk mendeteksi zat kimia terutama
feromon.Dalam suatu kasus, semut mengidentifikasi semut yang ditemuinya dengan
mendekatkan antena kepada semut tersebut, sehingga kita melihat semut tersebut seperti
sedang bersalaman.

Penelitian ilmiah tentang semut pada abad ini menunjukkan adanya jaringan
komunikasi yang luar biasa di antara makhluk ini. Dalam artikel di majalah National
Geographic, hal ini dijelaskan dalam kepala semut terdapat organ-organ indra majemuk,
besar dan kecil, untuk menangkap isyarat visual dan kimiawi yang vital bagi koloni, yang
mungkin terdiri atas sejuta lebih pekerja, yang semuanya betina. Otaknya mengandung
setengah juta sel saraf; matanya majemuk, antenanya berfungsi sebagai hidung dan ujung jari.
Tonjolan di bawah mulut menjadi indra pengecap; bulu menjadi indra peraba.

Sekalipun tidak kita perhatikan, semut memiliki metode komunikasi yang cukup
berbeda berkat organ pengindra mereka yang peka. Mereka menggunakan organ indra ini
setiap saat dalam hidup mereka, dari menemukan mangsa hingga saling mengikut sesamanya,
dari membangun sarang hingga bertarung. Sistem komunikasi mereka membuat kita –
sebagai manusia yang berakal budi – kagum pada 500.000 sel saraf yang termuat dalam 2
atau 3 milimeter tubuh mereka. Harus kita ingat di sini, setengah juta sel saraf dan sistem
komunikasi yang rumit tersebut dimiliki oleh semut yang ukuran tubuhnya hampir
sepersejuta tubuh manusia.

Komunikasi semut dengan bersentuhan antena dalam memelihara organisasi


intrakoloni membuktikan penggunaan “bahasa antena” dalam arti sepenuhnya.Isyarat antena
semut yang dilakukan dengan bersentuhan ini digunakan untuk berbagai tujuan, misalnya
dimulainya makan, ajakan, dan pertemuan sosial agar teman-teman sesarang saling
mengenal. Contohnya, dalam sejenis spesies semut pekerja yang hidup di Afrika, para
pekerja pertama-tama bersentuhan antena ketika bertemu. Di sini “berjabatan antena” berarti
sapaan dan ajakan masuk sarang.

Gerakan ajakan ini sangat jelas dalam beberapa spesies semut (Hypo ponera).nSaat
dua ekor pekerja bertemu berhadapan, semut pengajak memiringkan kepalanya ke samping
90 derajat dan menyentuh bagian atas dan bawah kepala temannya dengan antena. Semut
yang diajak menanggapi dengan cara yang sama. Saat semut menyentuh tubuh teman
sarangnya, tujuannya bukanlah memberi informasi, melainkan memperoleh informasi dengan
mendeteksi zat kimia yang disekresi. Seekor semut mengetuk ringan tubuh teman sarangnya
dan menyentuh kuat dengan antena. Kalau ia mendekati teman sarangnya, tujuannya adalah
membawa isyarat kimiawi sedekat mungkin. Alhasil, ia akan mampu mendeteksi dan
mengikuti jalur bau yang baru ditinggalkan temannya dan mencapai sumber makanan.

Contoh paling mencolok yang dapat diajukan untuk komunikasi dengan sentuhan ini
adalah semut yang memberi makan semut lain dengan makanan yang disimpan dalam
temboloknya, dengan cara mengeluarkan makanan itu dari mulutnya dengan sentuhan
pendek. Dalam percobaan menarik yang dilakukan pada topik ini, berbagai bagian tubuh
semut pekerja dari spesies Myrmica dan Formica distimulasi dengan bulu manusia dan
berhasil dibuat mengeluarkan makanan cair dari mulut. Semut yang paling peka adalah semut
yang baru makan dan sedang mencari teman sarangnya untuk berbagi apa yang baru
dimakannya. Para peneliti mencatat bahwa beberapa serangga dan parasit menyadari adanya
taktik semacam ini dan mereka mendapat makanan dengan mempraktikkan metode ini. Yang
harus dilakukan serangga untuk menarik perhatian semut hanyalah menyentuh tubuh semut
sedikit dengan antena dan kaki depannya. Lalu semut yang disentuh akan memberikan
makanannya, meskipun makhluk yang bersentuhan dengannya adalah makhluk jenis lain.

C. AKSIOLOGI

Hakikat nilai yang dapat dipelajari dari semut adalah :

1. Jangan pernah menyerah


2. Berpikir selangkah lebih maju
3. Bersikap positif
4. Bekerja keras

2.4 Semut dalam pandang Ilmu Pengetahuan Islam (Al-Qur’an)

A. ONTOLOGI

Semut yang berhenti sebentar bila bertemu dengan semut lainnya, sebenarnya semut
itu sedang melakukan komunikasi. Tetapi manusia tidak dapat mengerti bahasa
komunikasinya, hanya Allah dan Nabi Sulaiman yang tahu, karena Allah yang menciptakan
dan Nabi Sulaiman punya mukjizat bisa berbicara dengan binatang.

B. EPISTIMOLOGI

Semut merupakan salah satu jenis serangga yang namanya dijadikan nama salah satu
surah di Al Qur’an, yaitu surah An-Naml. Dinamakan An-Naml (semut) karena pada ayat 18
dan 19 surah ini berisikan tentang kisah seekor pemimpin semut yang menginstruksikan anak
buahnya untuk segera masuk sarang karena nabi Sulaiman as dan tentaranya akan melewati
tempat itu. Nabi Sulaiman as yang mempunyai mu’jizat bisa mengerti suara hewan kemudian
merasa takjub atas kejadian tersebut dan mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan nikmat kepadanya.

- QS. An-Naml (27) : 18

َ ‫ت ن َْملَة يَا أَيُّ َها النَّ ْمل ا ْدخلوا َم‬


‫سا ِكنَك ْم ال‬ َ ‫َحتَّى إِذَا أَتَ ْوا‬
ْ َ‫علَى َوا ِد النَّ ْم ِل قَال‬
ََ‫شعرون‬ ْ ‫َي ْح ِط َمنَّك ْم سلَ ْي َمان َوجنوده َوه ْم ال َي‬
“Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut,
masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya,
sedangkan mereka tidak menyadari”

Dari ayat ini dapat dipahami bahwa semut adalah jenis hewan yang hidup
bermasyarakat dan berkelompok. Di antara hal-hal unik yang merupakan keistimewaan
hewan jenis ini, antara lain, adalah ketajaman indera dan sikapnya yang sangat berhati-hati.
Pada masyarakat semut dikenal etos kerja dan disiplin hidup berkelompok yang tinggi. Semut
juga mempunyai tingkat kecerdasan dan kekuatan ingatan yang cukup tinggi, gemar bekerja
keras dengan tingkat kesabaran yang tinggi pula, di samping merupakan hewan yang sangat
cerdik dalam bekerja. Hal ini terbukti bahwa masyarakat semut merupakan satu-satunya jenis
binatang yang berpikir untuk menguburkan anggotanya yang mati, persis seperti manusia.
Kelompok-kelompok semut sangat mementingkan untuk dapat saling bertemu di satu tempat
dan dari waktu ke waktu. Untuk keperluan itu, mereka menentukan hari-hari tertentu yang
sengaja dikhususkan untuk mengadakan pasar bersama, sebagai kesempatan untuk saling
mengenal dan tukar menukar bahan makanan. Kelompok-kelompok semut itu, pada saat
bertemu, saling bertukar omongan dengan penuh perhatian dan saling bertanya tentang
keadaan masing-masing. Di antara fenomena sosial lainnya dari kehidupan masyarakat
semut, adalah bahwa mereka seringkali mengadakan semacam "proyek gabungan" untuk
membangun, seperti membangun jalan yang panjang, misalnya, dengan penuh keuletan yang
mengundang rasa kagum. "Proyek" semacam itu tidak hanya mereka lakukan pada siang hari,
tetapi juga dilanjutkan pada malam-malam bulan purnama. Sedangkan pada malam-malam
lainnya yang tak bercahaya rembulan, masyarakat semut tetap berada di sarangnya. Dalam
hal mengumpulkan, mengangkut dan menyimpan bahan makanan, semut memiliki cara yang
amat unik. Jika seekor semut tidak kuat untuk mengangkat bawaannya dengan mulut seperti
kebiasannya karena terlalu berat, dia akan menggerakkan barang bawaan itu dengan kaki
belakang dan mengangkatnya dengan lengan. Di antara kebiasaan lainnya yang unik bagi
semut, apabila hendak menyimpan makanan berupa biji-bijian, dia akan memecahkan atau
melobangi biji agar tidak dapat melembaga. Semut-semut akan memecahkan terlebih dahulu
biji yang berukuran besar, agar gampang diangangkut dan dimasukkan dalam gudang
penyimpanan. Dan jika stok makanan mereka basah oleh hujan, semut-semut itu
membawanya keluar agar mengering.

- QS. An-Naml (27) : 19

َّ َ‫ت َعل‬
‫ي‬ َ ‫ب أ َ ْو ِز ْعنِي أ َ ْن أ َ ْشك َر نِ ْع َمت َ َك الَّتِي أ َ ْن َع ْم‬
ِ ‫اح ًكا ِم ْن قَ ْو ِل َها َوقَا َل َر‬ِ ‫ض‬ َّ َ‫فَتَب‬
َ ‫س َم‬
َ‫صا ِل ِحين‬
َّ ‫ِك ال‬ َ ‫ضاه َوأ َ ْد ِخ ْلنِي ِب َر ْح َمتِ َك فِي ِعبَاد‬ َ ‫ي َوأ َ ْن أ َ ْع َم َل‬
َ ‫صا ِل ًحا ت َ ْر‬ َّ َ‫َو َعلَى َوا ِلد‬
maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia
berdoa: “Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah
Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan
amal saleh yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan
hamba-hamba-Mu yang saleh”.
Dalam spesies semut, terdapat juga pemimpin yang memiliki otoritas dan kuasa untuk
memerintah dan mengatur tata kehidupan mereka, dan ayat ini mengisyaratkan bahwa
pemimpin dalam spesies semut itu adalah semut betina, bukan semut jantan.

C. AKSIOLOGI

- Manfaat diciptakannya semut dalam Islam

Kemuliaan semut jelas bisa ditemukan di salah satu nama surat dalam alqur’an yaitu
surat An-Naml. Jika kita mau mengamati dengan baik, kita bisa menemukan banyak Manfaat
Diciptakannya Semut Dalam Islam ialah sebagai berikut :

1. Saling Tegur Sapa


Semut mengajarkan kita untuk selalu bertegur sapa ketika bertemu seseorang. Jika
kita amati, setiapa kali ada semut yang bertemu dengan rekannya dia akan berhenti
sejenak. Dari kejadian ini, kita bisa petik pelajarannya yaitu saling bertegur sapa saat
berpapasan dengan teman. Akan lebih baik lagi jika anda mau menegur dan jangan
lupa untuk membiasakan tersenyum. biasakan pula untuk saling mendoakan supaya
kita selalu berada di dalam keberkahan.
2. Berjalan di Jalan yang Lurus
Jika mau mengamati semut dengan baik, anda akan melihat garis teratur yang jika
dilihat dengan dekat, garis tersebut merupakan rombongan semut yang tengah
berjalan dalam satu baris. Dari sini bisa kita petik pelajaran, ketika berjalan,
sebaiknya kita mengambil jalan yang telah ditentukan yakni jalan kebenaran. Hal ini
juga memberi pelajaran bagi kita untuk selalu berada di jalan yang lurus supaya tidak
tersesat di dunia gelap dan jatuh pada kesesatan.
3. Saling Berbagi
Semut merupakan makhluk Allah yang mengajarkan kita untuk saling berbagi. Ketika
kita melihat satu ekor semut yang mendapatkan makanan, beberapa saat kemudian
akan ada beberapa semut yang datang untuk menikmati makanan bersama-sama.

Hal ini memberikan pelajaran yang baik pada kita, untuk selalu berbagi dengan
sesama. Seberapapun rezeki yang kita dapatkan, saling berbagi merupakan hal yang baik
untuk dilakukan. Berbagi tidak membuat harta yang kita miliki berkurang melainkan akan
terus bertambah dan bertambah.

- Keistimewaan semut dalam Ilmu Pengetahuan Islam (Al-Qur’an)

Mengapa semut dipilih untuk diabadikan di dalam Al-Quran yang diketahui sebagai mukjizat
terbesar sekaligus petunjuk bagi umat manusia sampai akhir zaman ? Jawabnya juga sudah
dikuak oleh para ilmuwan di luar Islam. Majalah Reader Digest yang terbit pada akhir
dasawarsa 1970-an pernah menguraikan panjang lebar keistimewaan semut dibandingkan
dengan hewan-hewan lainnya, diantaranya sebagai berikut :

1. Komunitas semut mempunyai sistem atau struktur kemasyarakatan lengkap dengan


pembagian tugasnya.
2. Masyarakat semut mengenal sistem peperangan kolektif.
Artinya, kelompok semut tertentu yang dipimpin seekor ratu semut dapat berperang
dengan komunitas semut yang dipimpin oleh ratu lainnya. Hewan lain umumnya
bertarung individu-individu.
3. Semut mengenal sistem perbudakan.
Telur sebagai harta benda utama dari pihak semut yang kalah perang akan dikuasai
dan diangkut oleh pihak semut pemenang. Telur-telur ini akan dijaga sampai menetas
dan bayi semut ini akan dijadikan budak-budak mereka yang menang.
4. Semut mengenal sistem peternakan.
Pada daun pohon jambu, mangga, rambutan, atau lainnya kadang terdapat jamur putih
lembut. Di sana ada hewan kecil berwarna putih yang menghasilkan cairan manis.
Semut tahu, hewan ini malas berpindah karena itu semut membantu memindahkannya
ke tempat baru jika lahan di sekitar itu telah mulai tandus dan setelah semut memerah
cairannya setiap periode waktu tertentu. Sampai saat ini, belum diketahui hewan lain
yang mengenal sistem perbudakan dan peternakan.
5. Semut mengenal sistem navigasi yang baik.
TITIK TEMU TENTANG SEMUT ANTARA ILMU PENGETAHUAN MODERN
DAN ILMU PENGETAHUAN ISLAM (AL-QUR’AN)

Jadi, sudah tidak menjadi rahasia lagi bahwa mukjizat ilmiah di dalam Al-Qur’an.
Berdasarkan observasi dan pembahasan ilmiah yang dilakukan oleh para ilmuan telah
membuktikan fakta-fakta, bahwasannya Al-Qur’an dan Sains saling berkesinambungan. Al-
Qur’an sendiri sebagai sumber rujukan ilmu pengetahuan modern. Al-Qur’an terbukti
memberikan kebenaran dan kesesuaian dengan apa yang ditemukan oleh ilmu-ilmu
pengetahuan modern seperti temuan-temuan dan pandangan-pandangan ilmiah lainnya. Oleh
karena itu, Al-Qur’an tidak mungkin bertentangan dengan hukum-hukum alam (sunnatullah).
Pengetahuan (sains) yang di ungkap oleh Al-Qur’an tersebut lebih dulu menjangkau ke depan
mendahului kemampuan manusia.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Semut merupakan salah satu makhluk Tuhan yang diciptakan dengan berbagai
kemampuan. Walaupun semut memiliki ukuran tubuh yang kecil, tetapi dengan keterbatasan
itu semut ternyata memiliki banyak manfaat untuk kita umat Manusia. Semut merupakan
salah satu jenis serangga yang namanya dijadikan nama salah satu surah di Al Qur’an, yaitu
surah An-Naml. Dinamakan An-Naml (semut) karena pada ayat 18 dan 19 surah ini berisikan
tentang kisah seekor pemimpin semut yang menginstruksikan anak buahnya untuk segera
masuk sarang karena nabi Sulaiman as dan tentaranya akan melewati tempat itu. Nabi
Sulaiman as yang mempunyai mu’jizat bisa mengerti suara hewan kemudian merasa takjub
atas kejadian tersebut dan mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat kepadanya.

Dalam ayat tersebut, ada 2 hal yang membuktikan kehebatan Al-Qur'an dalam
mendeskripsikan semut:

1. Dalam ayat itu, Allah SWT menggunakan dhomir hiya untuk semut yang memerintah
semut-semut lainnya. Secara tersirat, Allah ingin menegaskan bahwa semut dipimpin
oleh ratu. Hal itu dibuktikan oleh penelitian akhir-akhir ini.
2. Lalu, ratu itu berinisiatif untuk menyelamatkan semut-semut lainnya dengan
memerintahkan semut lainnya untuk masuk ke dalam sarang mereka masing-masing.
Hal ini mengindikasikan bahwa semut memiliki rasa sosial dan peduli yang tinggi.
Sang ratu tidak menyelamatkan diri sendiri, tapi juga mengajak rakyat-rakyatnya.

Kita bisa menemukan banyak manfaat diciptakannya semut dalam Islam yaitu semut
dapat mengajarkan kita untuk saling tegur sapa, berjalan dijalan yang lurus, dan saling
berbagi sesama makluk ciptaaan Allah SWT. Semut juga memiliki beberapa keistimewaan
diantaranya adalah Komunitas semut mempunyai sistem atau struktur kemasyarakatan
lengkap dengan pembagian tugasnya, Masyarakat semut mengenal sistem peperangan
kolektif, Semut mengenal sistem perbudakan, Semut mengenal sistem Peternakan, dan juga
Semut mengenal sistem navigasi yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Agama RI. 2012. Penciptaan Manusia Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains.
Jakarta: PT. Sinergi Pustaka Indonesia.

Purwanto, Agus. 2008. Ayat-Ayat Semesta. Bandung. Mizan

http://dalamislam.com/info-islami/manfaat-diciptakannya-semut-dalam-islam

Rijal, Satria. 2012. Feromon pada Semut (Hymenoptera: Formicidae) in Science and Nature.
https://theknightman.wordpress.com/2012/12/09/feromon-pada-semut-hymenoptera-
formicidae/.

Jacke.2013 Tahukah Mengapa Semut Berhenti Sebentar Saat Bertemu Semut Lainnya.
http://xblankjacke.blogspot.com/2013/02/tahukah-mengapa-semut-berhenti-sebentar.html.

Anda mungkin juga menyukai