By : dr.Moh.Syarif
Latar Belakang
Pada tahun 2008 ini, sudah ada 230 juta penduduk
dunia yang mengidap diabetes. Angka ini naik 3 persen
atau bertambah 7 juta jiwa setiap tahunnya.
Dan pada tahun 2025 diperkirakan akan ada 350 juta
orang yang terkena diabetes.
Di Indonesia, pada tahun 1995, terdapat 4,5 juta orang
yang mengidap diabetes, yang merupakan nomor tujuh
terbanyak didunia.
Pada tahun 2008 ini, penderita diabetes meningkat
sampai 8,4 juta dan diperkirakan pada 2025 akan
menjadi 12,4 juta orang, atau urutan kelima terbanyak
dunia
( Tandra, 2008 )
Diabetes telah menjadi penyebab kematian terbesar
keempat didunia.
Setiap tahunnya ada 3,2 juta kematian yang disebabkan
langsung oleh diabetes.
Itu berarti ada 1 orang per 10 detik atau 6 orang
permenit yang meninggal akibat penyakit yang berkaitan
dengan diabetes.
Angka diatas makin lama makin bertambah seiring
dengan gaya hidup modern yang serba santai, serba
instan, dan serba canggih
(Tandra, 2008 )
Kasus diabetes yang terbanyak dijumpai adalah
diabetes melitus tipe II.
Peningkatan insidensi diabetes terutama diabetes
melitus tipe II ini tentu akan diikuti oleh meningkatnya
kemungkinan terjadinya komplikasi kronik diabetes
( Soegondo, 2006 ).
Komplikasi kronik merupakan komplikasi yang sangat
sukar ditangani karena berjalan pelan tetapi pasti dan
karenanya akan memakan biaya sangat tinggi ( Suyono,
2000 ).
Diabetes Mellitus (DM)
Definisi DM
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok
(Gustaviani, 2006).
Klasifikasi DM
DM Tipe I
Dikenal dengan nama Ins ulin De p e nd e nt Dia be te s Me litus ( IDDM )
terjadi karena kerusakan sel beta pancreas ( reaksi autoimun )
( Gustaviani, 2006 ).
Usia dibawah 30 tahun, onset akut, tergantung insulin, dan cenderung lebih
mudah mengalami ketosis ( Gardner, 2007 ).
DM Tipe II
DM tipe II merupakan 90 – 95 % dari kasus DM ( Tandra, 2008 ).
Penurunan kemampuan insulin yang bekerja di jaringan perifer (ins ulin
re s is ta nc e ) dan disfungsi sel beta ( McPhee, 2006 ). Ada 2 tipe :
DM tipe II obes
DM tipe II Non obes (Karam, 2000 ; Gardner, 2007)
DM Gestasional (Schteingart,2005).
DM Tipe Lain (Gustaviani, 2006).
Patogenesis DM
DM tipe I
Terdapat 4 tahapan :
Pertama : Kerentanan genetik
Kedua : Pajanan lingkungan ( infeksi virus )
Ketiga : insulinitis
Keempat : transformasi sel beta Ag asing ( Foster,
2000 ).
DM tipe II
Terdapat 3 fase :
Pertama : glukosa plasma normal
Kedua : hiperglikemia setelah makan
Ketiga : hiperglikemia puasa dan DM yang nyata
sekresi insulin turun ( Schteingart, 2005 ).
Diagnosis DM
Gambaran Klinis
Keluhan Klasik :
1. Poliuria
2. Polidipsia
3. Polifagia
4. Penurunan BB dan rasa lemah ( McPhee, 2006 ).
Keluhan lain :
1. Gangguan saraf tepi/kesemutan.
2. Gangguan penglihatan.
3. Gatal bisul.
4. Gangguanereksi
5. Keputihan (Subekti. 1999).
Pemeriksaan Laboratorium
Diagnosis DM harus didasarkan atas pemeriksaan kadar glukosa
darah.
Bahan darah plasma vena
Dibedakan menjadi 2 :
1. Uji diagnostik menunjukkan gejala/tanda DM.
2. Pemeriksaan penyaring tidak bergejala dan mempunyai
resiko DM
Tabel 2.3 Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa Sebagai Patokan Penyaring dan Diagnosis DM (mg/dl)
Bukan DM Belum DM
Pasti DM
Kadar glukosa Plasma vena < 110 110-199 ≥ 200
darah sewaktu darah kapiler < 90 90-199 ≥ 200
(mg/dl)
Kadar glukosa Plasma vena < 110 110-125 ≥ 126
darah puasa darah kapiler < 90 90-109 ≥ 110
(mg/dl)
Latihan jasmani
Kegiatan jasmani sehari – hari dan latihan jasmani teratur, 3 – 4
x/mgg, selama ± 30 menit : jalan, bersepeda santai, jogging,
berenang. Latihan jasmani me↓ BB dan memperbaiki
sensitifitas thd insulin, serta me ↑ uptake glukosa oleh otot
(tanpa perlu bantuan insulin)
Farmakoterapi
Indikasi Terapi
Insulin
Semua penderita DM tipe I
Penderita DM tipe II, bila terapi jenis lain tidak
dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
Kebutuhan insulin me↑ pd penderita DM dg :
infeksi, panas tinggi, trauma, IMA, stroke, stress
psikologis berat, hamil, hipertiroid, ketoasidosis diabetik,
menggunakan obat yg menyebabkan hiperglikemi,
tindakan pembedahan, DM gestasional, Hiperglikemik
hiperosmolar non ketotik
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.
Kontra indikasi atau alergi terhadap obat
hipoglikemi oral
Obat yg menyebabkan hiperglikemi :
a. Efek berlawanan dg insulin : epinefrin,
glukokortikoid, kontrasepsi oral
b. Me ↓ sekresi insulin : klonidin, kalsium
antagonis, diuretik thiazid
Parameter Kendali DM
Dengan pengendalian diabetes yang baik diharapkan
pasien dapat terhindar dari komplikasi DM baik yang
akut maupun yang kronik.
1. Pemeriksaan HbA1c glukosa darah berada dalam
kisaran normal antara 70-140 mg% selama 2-3 bulan
Normal
2. Pemeriksaan Glukosa darah glukosa darah puasa
80-100 mg/dl, glukosa darah dua jam setelah makan 80-
144 mg/dl (Soegondo, 2002).
3. Pemeriksaan Tekanan darah
4. Pemeriksaan Albuminuria
Tabel 2.4 Kriteria Pengendalian Diabetes Melitus