KELOMPOK 6
NAMA ANGGOTA
TAHUN 2017
MAKALAH PRINSIP KERJA DAN KEGUNAAN
VOLTMETER, AMMETER. OHMMETER,
MULTIMETER ANALOG, MULTIMETER DIGITAL,
DAN OSILOSKOP
A. VOLTMETER
1. PENGERTIAN VOLTMETER
Sebuah voltmeter dalam diagram rangkaian diwakili oleh huruf V dalam sebuah
lingkaran.Voltmeters dibuat dalam berbagai gaya. Instrumen yang dipasang
secara permanen di panel digunakan untuk memantau generator atau peralatan
tetap lainnya.
Instrumen portable, biasanya dilengkapi juga untuk mengukur arus dan resistan
dalam bentuk multimeter, adalah instrumen uji standar yang digunakan pada
pekerjaan elektrik dan elektronika. Setiap pengukuran yang dapat dikonversi ke
tegangan dapat ditampilkan pada meter yang sesuai dikalibrasi; misalnya
tekanan, suhu, aliran atau tingkat di pabrik proses kimia.
Fungsi dari multiplier adalah menahan arus agar tegangan yang terjadi pada
galvanometer tidak melebihi kapasitas maksimumnya, sehingga sebagian tegangan
akan berkumpul pada multiplier. Dengan demikian kemampuan mengukurnya
menjadi lebih besar.
Jika kemampuannya ingin ditingkatkan menjadi n kali maka dapat ditentukan
berapa besar hambatan multiplier yang diperlukan.
Pada rangkaian arus searah pemasangan kutub-kutub voltmeter harus sesuai. Kutub
positip dengan potensial tinggi dan kutub negatip dengan potensial rendah.
Biasanya ditandai dengan kabel yang berwarna hitam dan merah atau biru. Bila
pemasangan terbalik akan terlihat penyimpangan yang arahnya ke kiri. Sedangkan
pada rangkaian arus bolak balik tidak menjadi masalah.
Agar lebih jelasnya ini langkah-langkah dalam menggunakan voltmeter :
1. Pasanglah kabel hitam yang sudah ada ke COM (Ground), kemudian pasang pula
kabel merah ke lubang paling kanan yang berada di voltmeter (V/Ohm)
2. Setelah terpasang (kedua kabel yaitu merah dan hitam) sekarang tentukan obyek
yang ingin diukur beda potensialnya. Kali ini kami member contoh menguku
baterai hp n-k-ayang berkapasitas 3,7 Volt
3. Kemudian lihat pada multitester pada bagian V, bagian ini ada dua yaitu:
- DC Volt yaitu tegangan yang searah, contohnya tegangan baterai, teg.
Output IC, dan lain sebagainya (terdapat polaritas + dan -).
- AC Volt yaitu tegangan yang bolak balik, contohnya tengan listrik PLN.
4. Biasanya jika ingin mengukur tegangan lemah seperti tegangan baterai hp
digunakan yang DC Volt.
5. Setelah memilih DC Volt (karena pada contoh ini kami mengambil baterai Hp
untuk obyek pengukuran) ada nilai-nilai yang tertera pada bagian DC Volt, yaitu
:
- 200mV artinya dapat mengukur tegangan maksimal 0,2 V
- V artinya dapat mengukur tegangan maksimal 2 V
- 20 V artinya dapat mengukur tegangan maksimal 20 V
- 200 V artinyan dapat mengukur tegangan maksimal 200 V
- 750 V artinya dapat mengukur tegangan maksimal 750 V
6. Agar pengukuran tegangan berjalan akurat, maka piilihlah nilai yang tepat.
Contohnya untuk mengukur baterai bertegangan 3,76 V maka pilihlah nilai 20
V.
7. Apa bila kita memilih nilai 2 V maka akan tertera 1 tandanya oveeload atau
melebihi skala maksimum.
8. Jika kita memilih nilai 200 V nilai tegangan akan tertera, namun tidak bisa
akurat. Baterai 3,76 V akan tertera 3,6 V
9. Dan jika menggunakan 750 V nilai tegangan pun bisa tertera, naum tentu tidak
akurat. Baterai 3,76 V akan tertera 3 atau 4 V.
10. Jika kita sudah memilih nilai yang tepat maka tempelkan kabel merah ke kutub
positif baterai dan kabel hitam ke kutub negative baterai. Jika kita salah
menempelkan maka didepan nilai tegangan yang tertera akan menjadi negatih (-
)
4. KEGUNAAN VOLTMETER
Volmeter digunakan untuk mengukur tegangan (tekanan listrik) antara dua titik
dalam sirkuit listrik.
Voltmeter bisa digunakan untuk mengukur tingkat tegangan yang ada dalam
batterei. Voltmeter juga digunakan untuk mengukur turunnya tegangan dalam
sirkuit.
B. AMPEREMETER
1. PENGERTIAN AMPEREMETER
Ampermeter merupakan alat untuk mengukur arus listrik. Bagian terpenting dari
Ampermeter adalah galvanometer. Galvanometer bekerja dengan prinsip gaya
antara medan magnet dan kumparan berarus.
Galvanometer dapat digunakan langsung untuk mengukur kuat arus searah yang
kecil. Semakin besar arus yang melewati kumparan semakin besar simpangan pada
galvanometer. Ampermeter terdiri dari galvanometer yang dihubungkan paralel
dengan resistor yang mempunyai hambatan rendah.
Tujuannya adalah untuk menaikan batas ukur ampermeter. Hasil pengukuran akan
dapat terbaca pada skala yang ada pada ampermeter.
Anda harus memasang secara seri ampermeter dengan lampu. Sehingga harus
memutus salah satu ujung (lampu menjadi padam). Selanjutnya hubungkan kedua
ujung dengan kabel pada ampermeter, seperti gambar 2.
Hati-hati saat Anda membaca skala yang digunakan, karena Anda harus
memperhatikan batas ukur yang digunakan. Misalnya Anda menggunakan batas
ukur 1A, pada skala tertulis angka dari 0 sampai dengan 10. Ini berarti saat jarum
ampermeter menunjuk angka 10 kuat arus yang mengalir hanya 1A. Jika
menunjukkan angka 5 berarti kuat arus yang mengalir 0,5 A. Secara umum hasil
pengamatan pada pembacaan ampermeter dapat dituliskan:
Bagaimana jika saat Anda mengukur kuat arus jarum menyimpang melewati batas
ukur maksimal? Ini berarti kuat arus yang Anda ukur lebih besar dari batas ukur
alat. Anda harus memperbesar batas ukur dengan menggeser batas ukur jika masih
memungkinkan. Jika tidak Anda harus memasang hambatan shunt secara paralel
pada Ampermeter seperti pada gambar 4 berikut ini.
3. KEGUNAAN AMPEREMETER
Fungsi Amperemeter adalah untuk mengukur kuat arus listrik yang ada dalam
rangkaian tertutup dengan cara menyisipkan amperemeter secara langsung ke
rangkaian.
Amper meter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt yang
berfungsi untuk deteksi arus pada rangkaian baik arus yang kecil, sedangkan untuk
arus yang besar ditambahan dengan hambatan shunt.
C. OHMMETER
1. PENGERTIAN OHMMETER
Ohmmeter adalah alat pengukur hambatan, pada suatu daya yang mampu menahan
aliran arus listrik suatu konduktor. Satuan hambatan pada alat ukur ini yaitu ohm.
Alat pada ohmmeter menggunakan galvanometer untuk melihat besarnya arus
listrik yang kemudian di kalibrasikan ke satuan ohm.
Pengukan ini diatur oleh hukum ohm, menyatakan bahwa aliran pada arus listrik
berbanding lurus jumlah tegangan yang kita pakai. Ohmmeter memiliki sirkuit pada
rangkaian listrik yang melewati arus (I) melalui hambatan, dan sirkuit lainnya
mengukur voltase (V) melalui hambatan. Maka dari itu kita menggunakan hukum
ohm, nilai dari hambatan (R) dapat ditulis dengan R = V/I.
Prinsip kerjanya yaitu tidak jauh berbeda dengan voltmeter dan ampermeter, hanya
saja pada ohmmeter, pada saat melakukan kegiatan pengukuran pada suatu
rangkaian, rangkaian tersebut tidak pada kondisi sedang dialiri arus listrik. Apabila
hal ini tidak dilakukan maka akan merusak ohmmeter itu sendiri.
Pada dasarnya prinsip kerja dari ohm-meter adalah besarnya arus listrik yang
mengalir melalui sebuah penghantar metal pada rangkaian. Besarnya satuan
hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm. Alat ohm-meter ini
menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang lewat pada
suatu hambatan listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm.
3. KEGUNAAN OHMMETER
Kegunaan ohmmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik
yang merupakan suatu daya yang mampu menahan aliran listrik pada konduktor.
Alat tersebut menggunakan galvanometer untuk melihat besarnya arus listrik yang
kemudian dikalibrasi ke satuan ohm.
Multimeter atau multitester merupakan alat pengukur listri yang disebut sebagai
VOM (volt-Ohmmeter) ada 3 bagian yaitu mengukur tegangan(volt meter),
mengukur hambatan (ohmmeter), dan mengukur arus (amperemeter). Multimeter
atau multitester mempunyai 2 jenis yaitu:
1. Multimeter digital
Multimeter elektronik dengan tampilan bilangan desimal yang berada pada
lcd multimeter dan tingkat akursi makin tinggi di bandingkan dengan
multimeter anlag.
2. Multimeter analog
Menggunakan skala dengan penunjuk jarum untuk menunjukan nilai
kuantitas yang diukur. Bisa menngecek kerusakan pada rangkaian dan
komponen lebih mudah
Gambar dibawah ini adalah bentuk multimeter analog dan multimeter digital
beserta bagian-bagian pentingnya
Cara Menggunakan Multimeter untuk Mengukur Tegangan, Arus listrik dan
Resistansi
Skala tersebut adalah skala yang akan digunakan untuk membaca hasil pengukuran,
semua skala dapat digunakan untuk membaca, hanya saja tidak semua skala dapat
memberikan atau memperlihatkan nilai yang diinginkan, misalnya kita mempunyai
baterai 9 volt dc, kemudian kita mengatur saklar pemilih untuk memilih skala
tegangan dc pada posisi 2,5 dan menghubungkan terminal merah dengan positif (+)
baterai dan hitam dengan negatif (-) baterai. apa yang akan terjadi? jarum akan
bergerak ke ujung kanan dan tidak menunjukkan angka 9volt, mengapa demikian?
sebab nilai maksimal yang dapat diukur bila kita memposisikan saklar pemilih pada
skala 2.5 adalah hanya 2.5 volt saja, sehingga untuk mengukur nilai 9volt maka
saklar harus di putar menuju skala yang lebih besar sari nilai tegangan yang di ukur,
jadi putar pada posisi 10 dan alat ukur akan menunjukkan nilai yang diinginkan
Sistem multimeter digital Yaitu sistem mengubah analog menjadi digital. Dalam
artian kata pengukuran dilakukan secara analog ( menggunakan bahasa biner) . lalu
diubah menjadi digital (bahasa decimal).
Prinsip kerja Banyak masukan, terutama yang berasal dari transduser, merupakan
isyarat analog yang harus disandikan menjadi informasi digital sebelum masukan
itu diproses, dianalisa atau disimpan didalam kalang digital. Pengubah mengambil
masukan, mencobanya, dan kemudian memproduksi suatu kata digital bersandi
yang sesuai dengan taraf dari isyarat analog yang sedang diperiksa. Keluaran digital
bisa berderet (bit demi bit) atau berjajar dengan semua bit yang disandikan disajikan
serentak. Dalam sebagian besar pengubah, isyarat harus ditahan mantap selama
proses pengubahan.
Cara menggunakannya sama dengan multimeter analog, hanya lebih sederhana dan
lebih cermat dalam penunjukan hasil ukurannya karena menggunakan display 4
digit sehingga mudah membaca dan memakainya.
1. Putar sakelar pemilih pada posisi skala yang kita butuhkan setelah alat ukur
siap dipakai.
2. Hubungkan probenya ke komponen yang akan kita ukur setelah
disambungkan dengan alat ukur.
3. Catat angka yang tertera pada multimeter digital.
4. Penyambungan probe tidak lagi menjadi prinsip sekalipun probenya
terpasang terbalik karena display dapat memberitahu.
Untuk multimeter analog banyak fungsi dari avo meter itu sendiri yaitu :
E. OSILOSKOP
1. PENGERTIAN OSILOSKOP
Dalam pemakaian CRO yang biasa, sumbu x atau masukan horizontal adalah
tegangan tanjak (ramp voltage) linear yang dibangkitkan secara internal , atau basis
waktu (time base) yang secara periodik menggerakkan bintik cahaya dari kiri
kekanan melalui permukaan layar. Tegangan yang akan diperiksa dimasukkan
kesumbu Y atau masukan vertikal CRO, menggerakkan bintik ke atas dan
kebawah sesuai dengan nilai sesaat tegangan masukan. Selanjutnya bintik tersebut
menghasikan jejak berkas gambar pada layar yang menunjukkan variasi tegangan
masukan sebagai fungsi dari waktu.
Bila tegangan masukan berulang dengan laju yang cukup cepat gambar akan
kelihatan sebagai sebuah pola yang diam pada layar. Dengan demikian CRO
melengkapi suatu cara pengamatan yang berubah terhadap waktu.
Sebelum osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal maka osiloskop perlu disetel
dulu agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukuran. Langkah awal pemakaian
yaitu pengkalibrasian. Yang pertama kali harus muncul di layar adalah garis lurus
mendatar jika tidak ada sinyal masukan. Yang perlu disetel adalah fokus, intensitas,
kemiringan, x position, dan y position. Dengan menggunakan tegangan referensi
yang terdapat di osiloskop maka kita bisa melakukan pengkalibrasian sederhana.
Ada dua tegangan referensi yang bisa dijadikan acuan yaitu tegangan persegi 2 Vpp
dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1 KHz. Setelah probe dikalibrasi maka dengan
menempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan
persegi pada layar.
Jika yang dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka pada posisi 1 volt/div (satu
kotak vertikal mewakili tegangan 1 volt) harus terdapat nilai tegangan dari puncak
ke puncak sebanyak dua kotak dan untuk time/div 1 ms/div (satu kotak horizontal
mewakili waktu 1 ms) harus terdapat satu gelombang untuk satu kotak. Jika masih
belum tepat maka perlu disetel dengan potensio yang terdapat di tengah-tengah
knob pengganti Volt/div dan time/div. Atau kalau pada gambar osiloskop diatas
berupa potensio dengan label "var".
a) Pada saat menggunakan osiloskop juga perlu diperhatikan beberapa hal sebagai
berikut: Memastikan alat yang diukur dan osiloskop ditanahkan (digroundkan),
disamping untuk kemanan, hal ini juga untuk mengurangi suara dari frekuensi
radio atau jala-jala.
b) Memastikan probe dalam keadaan baik.
c) Kalibrasi tampilan bisa dilakukan dengan panel kontrol yang ada di osiloskop.
d) Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol Volt/Div
pada posisi tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup besar, gunakan
skala Volt/Div yang besar. Jika sulit memperkirakan besarnya tegangan
masukan, gunakan attenuator 10 x (peredam sinyal) pada probe atau skala
Volt/Div dipasang pada posisi paling besar.
e) Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal masukan.
f) Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran yang
stabil.
g) Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.
h) Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang terang.
Keterbatasan osiloskop analog tersebut dapat diatasi oleh osiloskop digital. Sebagai
contoh keseluruhan bidang skala pada Gambar 3 dapat ditutup semua menjadi
daerah yang dapat dilihat oleh mata, misalnya dengan DSO dari Hewlett-Packard
HP 54600. Pada gambar ditunjukkan diagram blok sederhana suatu osiloskop
analog.
2. Osiloskop Digital
Osiloskop digital mencuplik bentuk gelombang yang diukur dan dengan
menggunakan ADC (Analog to Digital Converter) untuk mengubah besaran
tegangan yang dicuplik menjadi besaran digital. Dalam osiloskop digital,
gelombang yang akan ditampilkan lebih dulu disampling (dicuplik) dan
didigitalisasikan. Osiloskop kemudian menyimpan nilai-nilai tegangan ini bersama
sama dengan skala waktu gelombangnya di memori.
3. KEGUNAAN OSILOSKOP
https://id.wikipedia.org/wiki/Voltmeter
http://www.fungsiklopedia.com/fungsi-voltmeter/
http://www.panduanlengkap.com/cara-menggunakan-voltmeter.html
https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?ver=12&idmat
eri=98&lvl1=2&lvl2=1&lvl3=0&kl=10
https://id.wikipedia.org/wiki/Ohm-meter
http://usaha321.net/cara-kerja-ohmmeter.html
http://www.fungsiklopedia.com/fungsi-amperemeter/
http://www.fisikainfo.com/2015/03/prinsip-kerja-dan-cara-kerja-avo-
meter.html