AD - TM 5 - Application of Heat
AD - TM 5 - Application of Heat
APPLICATION OF HEAT
Amilia Destryana, STP. MP. MS.
Universitas Wiraraja
• Perlakuan panas (suhu tinggi) metode penting
dalam pengolahan pangan.
• Memiliki efek kualitas produk yang diinginkan, kebanyakan
produk olahan pangan merupakan produk masak)
• Adanya efek pengawetan pada makanan akibat dari
pengrusakan enzim, mikroorganisme, serangga dan parasit.
• Keuntungan dari pengolahan dengan panas, yaitu:
• Kondisi pengolahan yang mudah
• Mampu memproduksi produk pangan yang mudah disimpan
• Mampu merusak faktor anti-nutrisi (misalnya, trypsin inhibitor
pada kacang-kacangan)
• Meningkatkan daya cerna beberapa nutrien (misalnya daya
cerna protein, gelatinisasi pati dan pelepasan niasin)
Introduction
• Panas juga dapat menghilangkan atau merusak
komponen dalam pangan yang berfungsi untuk
aroma, warna, rasa atau tekstur Penggunaan
High-temperature short-time (HTST) suhu makin
tinggi, dan waktu pengolahan diperpendek.
• Proses pengolahan pangan dengan panas:
• Blanching
• Pasteurisasi
• Sterilisasi panas
Introduction
• Blanching termasuk dalam mild thermal treatment.
• berguna untuk in-aktivitasi enzim pada sayur dan beberapa
buah, sebelum memasuki proses pengolahan selanjutnya
(sterilisasi panas (pengalengan), dehydration & freezing)
• Kombinasi lama waktu/suhu bergantung pada banyak faktor,
umumnya menggunakan Holding times of 1–15 min at 70–
100ºC.
• Blanching dilakukan dengan cara merendam buah/sayuran
pada air panas atau melewatkan pada uap panas
• Dikombinasikan dengan peeling and/or cleaning untuk
menghemat konsumsi energi, waktu dan biaya.
• Faktor yang mempengaruhi lama blanching:
• Jenis buah atau sayur
• Ukuran bahan pangan
• Suhu blanching
• Metode pemanasan
Suhu proses tidak mampu
Canning in-aktivasi ezim
Freezing
Tanpa blanching, akan terjadi
Dehydration perubahan sensori dan
kandungan nutrisi selama
penyimpanan
1. Blanching
• Blanching –selain cleaning- dapat menurunkan
jumlah mo kontaminasi pada permukaan bahan
pangan, membantu proses pengolahan selanjutnya
(sterilisasi panas).
• Freezing and drying tidak dapat mengurangi jumlah
mo pada bahan pangan diperlukan blanching
sebagai pretreatment.
1. Why blanching?
1. 1 Equipment
Fellows, P. Food Processing Technology
Fellows, P. Food Processing Technology
Fellows, P. Food Processing Technology
• Nutrisi
• Beberapa mineral, vitamin larut air dan komponen larut air
lainnya hilang selama blanching.
• Banyaknya vitamin yang hilang dipengaruhi faktor:
(1)tingkat kematangan, (2) jenis, (3)metode persiapan
bahan (cutting, slicing or dicing), (4)rasio luas
permukaan:volume, (5) metode blanching, (6)suhu
blanching, (7)metode pendinginan, (8)rasio air: bahan
pangan.
• Colour
• Dapat menambah kecerahan warna bahan pangan
• Tekstur
• Memperlunak tekstur bahan pangan dan mempermudah
dalam proses pengisian dalam kaleng.
1. 2 Effect on Food
• Pasteurisasi termasuk dalam relatively mild heat treatment,
yaitu pengolahan dengan panas di bawah 100ºC.
• Pada bahan pangan rendah asam (pH >4.5, susu)
• digunakan untuk meminimalisir adanya m.o patogen dan
menambah daya tahan beberapa hari.
• Pada bahan pangan tinggi asam (pH <4.5, buah kemasan
kaleng/botol),
• digunakan untuk memperpanjang daya simpan hingga
beberapa bulan dengan merusak m.o pembusuk (yeasts or
molds) dan inaktivasi enzim.
2. Pasteurisasi
Fellows, P. Food Processing Technology
• Tujuan utama pasteurization:
• to destroy non-spore-forming pathogens (e.g.
Mycobacterium tuberculosis , Salmonella, Listeria etc. in
milk, Salmonella in liquid egg)
• The product is intended for consumption within a short
time after production and is distributed under refrigeration
(pasteurized dairy products, ready-to-eat meals prepared by
cook–chill technologies)
• The acidity of the product is high enough (pH 4.6) to
prevent growth of spore-forming pathogens, particularly
Clostridium botulinum (fruit juices, canned fruit, pickles)
• The process objective is to prevent ‘ wild ’ fermentation
and/or to stop fermentation (wine, beer).
2. Pasteurisasi
• Ada beberapa cara pasteurisasi
• Holding method
• Bahan pangan cair dipanaskan seluruhnya sampai suhu
tertentu selama suatu jangka waktu tertentu. Umumnya, 30
min, 65ºC
• High temperature short time (HSST)
• Bahan pangan cair ditahan selama 15-16 detik pada suhu
71,7ºC dan 75ºC dengan menggunakan alat pemanas
berbentuk lempengan (plate type heatexchanger)
• Ultra high temperature (UHT)
• Dipanaskan hingga suhu 125ºC selama 15 detik atau 131ºC
selama 0.5 detik.
• Dilakukan di bawah tekanan tinggi untuk menghasilkan
turbulence pada lempengan.
• Dilanjutkan dengan dikemas secara aseptik hingga dapat
disimpan dalam suhu kamar hingga beberapa bulan
Plate heat
exchanger
Contoh produk:
cairan dengan
viskositas yang
rendah,
misalnya susu,
produk olahan
susu, sari buah,
telur cair, bir
dan wine
2. 1 Equipment
Concentric tube heat exchanger cocok untuk bahan pangan cair
dengan viskositas tinggi, misalnya : dairy products, mayonnaise,
tomato ketchup and baby foods.
• Mikroorganisme dibagi menjadi dua kelompok
berdasarkan ketahanan terhadap panas:
• sel-sel vegetatif dan spora-spora dari ragi dan jamur yang
tahan panas hingga 80ºC
• Spora-spora bakteri dimana tahan panas hingga >100ºC
• Bakteri gram negatif < bakteri gram positif
• Sel-sel vegetatif < Spora-spora ragi dan jamur
• Faktor yang mempengaruhi ketahanan panas mo dan
spora-sporanya:
• Umur dan keadaan organisme/spora sebelum dipanaskan
• Komposisi medium (adanya garam/gula/pengawet)
• pH dan aw media pemanasan
• Suhu pemanasan
• Konsentrasi awal organisme atau sporanya.
3. Sterilisasi panas
• Faktor yang mempengaruhi penetrasi panas pada
bahan pangan:
• Tipe bahan pangan , transfer panas pada bahan cair lebih
mudah dibanding bahan padat
• Ukuran kontainer, transfer panas pada kontainer kecil lebih
cepat dibanding kontainer besar
• Agitasi pada kontainer, end-over-end agitation (Fig. 12.2)
dan axial agitation mempercepat transfer panas
• Bentuk kontainer, kontainer tinggi lebih mudah mentransfer
panas.
• Tipe kontainer, penetrasi panas lebih cepat pada bahan
metal daripada gelas atau plastik.
3. Sterilisasi panas
• Ketahanan panas mikroorganisme:
• Decimal reduction time (D)
• waktu yang dibutuhkan pada suhu tertentu untuk menurunkan
jumlah sel atau spora sepuluh kali lipat
3. Sterilisasi panas
• Jenis pemanas
• Heating by saturated steam
• Heating by hot water
• Foods are processed in glass
containers or flexible pouches under
hot water with an overpressure of air.
• Heating by flames
• Digunakan suhu tinggi (1700ºC)
untuk bahan pangan bernilai nutrisi
tinggi.
3. 1 Equipment
• Colour
• Pada daging terjadi perubahan warna red oxymyoglobin
pigment is converted to brown metmyoglobin.
• Pada buah dan sayur chlorophyll is converted to pheophytin,
carotenoids to less intensely coloured , and anthocyanins are
degraded to brown pigments.
• Flavor and aroma
• Pada daging kaleng terjadi perubahan akibat deaminasi dan
dekarboksilasi as. Amino.
• Karamelisas pada produk KH.
• Pada produk susu, terdapat flavor susu masak akibat dari
denaturasi pprotein
• Tekstur dan viskositas
• Lunaknya tekstur dan viskositas tidak berubah.
• Nutrisi
• Adanya asam amino dan vitamin yang hilang, 10-20%
kesimpulan
Canning
Food Processing Handbook edited by James G. Brennan
Canning
Food Processing Handbook edited by James G. Brennan
• Fellows, P. 2000. Food Processing Technology, Principles
and Practice Second Edition. Woodhead Publishing
Limited, England.
• James G. Brennan. 2006. Food Processing Handbook.
WILEY-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA, Weinheim.
Germany.
• Zeki Berk. . 2009. Food Process Engineering and
Technology. Israel Institute of Technology. Israel.
REFERENCE