Namban adalah istilah orang Jepang zaman dulu untuk "luar negeri",
khususnya Portugal dan Asia Tenggara. Dari kata namban dikenal
istilah nambansen (kapal dari luar negeri). Kedatangan kapal-kapal dari luar
negeri dari zaman Muromachi hingga zaman Sengoku membawa serta
berbagai jenis masakan yang disebut namban ryōri(masakan luar negeri)
dan nambangashi (kue luar negeri). Kue kastela yang menggunakan resep dari
Portugal adalah salah satu contoh dari nambangashi.
6. Masakan Kanto
Ikan dari familia Sparidae yang dikenal di Jepang sebagai ikan tai
merupakan lambang kemakmuran di Jepang. Ikan tai yang dipanggang utuh
tanpa dipotong-potong merupakan hidangan istimewa pada kesempatan
khusus. Makanan yang dihidangkan pada pesta makan terdiri dari dua jenis:
makanan untuk dimakan di tempat pesta, dan makanan yang berfungsi sebagai
hiasan. Panggang ikan tai termasuk dalam makanan hiasan yang boleh saja
dimakan di tempat pesta. Namun, ikan panggang di pesta sebenarnya lebih
merupakan hiasan karena dimaksudkan untuk dibawa pulang oleh para tamu
sebagai oleh-oleh. Tradisi membawa pulang makanan pesta sebagai oleh-oleh
untuk keluarga di rumah berasal dari zaman Edo dan terus berlanjut hingga
sekarang. Selain ikan panggang, tamu biasanya dipersilakan membawa
pulang kinton (biji berangan dan ubi jalar yang dihaluskan) dan kamaboko.
7. Masakan Kansai
Osaka adalah kota tepi laut dengan hasil laut yang melimpah. Oleh
karena itu, masakan Osaka mengenal berbagai cara pengolahan hasil laut.
Makanan laut diolah agar enak untuk langsung dimakan di tempat dan tidak
untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Masakan Osaka tidak mementingkan
rasa makanan kalau sudah dingin karena pada prinsipnya "makanan yang
habis dimakan". Prinsip masakan Osaka bertolak belakang dengan prinsip
masakan Kanto yang memikirkan rasa makanan kalau sudah dingin.
Pada awal zaman Meiji, masakan Eropa mulai dikenal orang Jepang
yang melakukan kontak sehari-hari dengan orang asing. Di kalangan rakyat
tercipta makanan gaya Barat (yōshoku) yang merupakan adaptasi masakan
Eropa. Berbagai aliran memasak mengalami kemunduran, dan aliran
Hōchōshiki merupakan satu-satunya aliran yang terus bertahan. Pelarangan
makan daging dihapus sesuai kebijakan Pemerintah Meiji tentang Haibutsu
Kishaku dan Shinbutsu Bunri sehingga tercipta sukiyaki. Sementara
itu, honzen ryōri yang merupakan aliran utama masakan Jepang mulai
ditinggalkan orang. Hidangan kaiseki telah menjadi makanan standar di rumah
makan tradisional (ryōtei) dan penginapan tradisional (ryokan).
Akibat gempa bumi besar Kanto yang memakan korban jiwa besar-
besaran, juru masak pewaris tradisi masakan Edo ikut menjadi berkurang, dan
tradisi masakan honzenmulai memudar. Etiket makan mulai longgar, dan
orang Jepang semakin menyukai suasana santai sewaktu makan.
Setelah Perang Dunia II, kemudahan transportasi dan kemajuan bidang
komunikasi menyebabkan tipisnya perbedaan antardaerah soal bahan makanan
dan cara memasak untuk makanan yang sama. Walaupun demikian, perbedaan
mendasar dalam soal bumbu dan selera masih tersisa.
B. LOKASI
Jepang merupakan Negara yang berbentuk kepulauan yang dinamakan oleh
orang Jepang sendiri adalah Nippon dan mempunyai julukan Negara Matahari
Terbit dan negeri Sakura. Jepang yang beribukota di Tokyo merupakan Negara
Industri terbesar ke-2 setelah Amerika Serikat.
1. Luas wilayah : 370.370 KM2;
2. Letak Astronomis : 30º LU-47º LU dan 128º BT-146º BT;
3. Letak Geografis : Di kawasan Asia timur yang terpisah dari benua Asia, di
sebelah timur benua Asia dan sebelah barat Samudera Pasifik;
4. Batas-batas : utara adalah Laut Okhstosk, Timur adalah Samudera Pasifik,
Selatan adalah L. Cina timur dan L. Filipina, dan barat adalah Laut Jepang dan
Selat Korea;
5. Bentang alam : Terdiri dari pulau-pulau, empat pulau utama Jepang yaitu
Hokkaido, Honsu, Sikoku, dan Khyushu. Pada umumnya adalah daerah
bergunung-gunung yang titik tertingginya adalah G. Fuji atau Fujiyama
(3778M). Pegunungan di Jepang merupakan masih termasuk rangkaian
pegunungan Sirkum Pasifik, sehingga banyak gunung apinya. Sungai di Jepang
pendek-pendek serta deras sehingga baik untuk pembangkit tenaga listrik. Danau
di Jepang kecil-kecil yang terbesar adalah D. Biwa;
1. Bahan makanan
2. Bumbu
Masakan Jepang mengenal 5 bumbu utama yang harus dimasukkan
secara berturutan sesuai urutan sa-shi-su-se-so yang merupakan singkatan dari:
gula pasir (satō)garam (shio)cuka (su)shōyu (seuyu: ejaan zaman dulu
untuk shōyu)miso (miso).Sesuai dengan peraturan sa-shi-su-se-so, gula pasir
adalah bumbu yang dimasukkan pertama kali, diikuti garam, cuka, kecap asin,
dan miso.
3. Penyajian makanan
Juru masak masakan Jepang dituntut serba bisa dalam berbagai bidang.
Mereka dituntut memiliki keahlian dalam pengolahan bahan makanan,
pengetahuan tentang alat-alat makan, serta pemilihan suasana yang tepat untuk
menikmati makanan. Masakan Jepang sangat berbeda dari masakan
Perancis yang sangat maju dalam pembagian keahlian di dapur dan pelayanan
terhadap tamu di ruang makan.
4. Peralatan Makan
masakan Jepang umumnya dibuat dari keramik, porselen, atau kayu
yang dipernis dengan urushi. Di rumah keluarga Jepang, setiap anggota
keluarga memiliki mangkuk nasi dan sumpit sendiri, dan tidak saling
dipertukarkan dengan milik anggota keluarga yang lain. Sumpit yang dipakai
bisa berupa sumpit kayu, sumpit bambu, atau sumpit sekali pakai. Sebelum
teknik pembuatan keramik dikenal di Jepang, sebagian besar alat makan
dibuat dari kayu yang dipernis. Alat makan dari porselen umumnya diberi
hiasan gambar-gambar yang berfungsi sebagai penghias hidangan.
5. Penyajian
Nasi diletakkan di sebelah kiri, dan sup miso di sebelah kanan.
Ikan yang disajikan utuh: kepalanya menghadap sebelah kiri, dan
perutnya menghadap tangan.
Sayuran yang dimakan dengan daging, seperti daikon oroshi,
diletakkan di depan tangan.
Keratan ikan: kulitnya diletakkan di depan tangan, dan dagingnya
diletakkan di atas.
Makanan utama di Jepang terdiri dari nasi (kadang-kadang
dicampur palawija), sup dan lauk. Lain halnya dari masakan Cina atau
masakan Eropa, masakan Jepang tidak mengenal tahapan (course) dalam
penyajian. Dalam budaya makan Eropa atau Cina, makanan disajikan
secara bertahap, mulai dari hidangan pembuka, sup, hidangan utama, dan
diakhiri dengan hidangan penutup. Masakan Jepang dihidangkan
semuanya secara sekaligus. Dalam hal penyajian hidangan, dalam masakan
Jepang tidak dikenal perbedaan antara tata cara penyajian di rumah dengan
tata cara penyajian di restoran. Jamuan makan dan kaiseki merupakan
pengecualian karena makanan disajikan secara bertahap.
6. Pola menu
Nasi putih, dicampur kocokan telur mentah dan diberi toping nato alias
fermentasi kedelai, hmm yummy!
Vegetable soup, disantap dengan nasi putih dan nggak ketinggalan nato
sebagai penyedapnya.
Oyakodon, menu yang lumayan lezat terbuat dari ayam yang digoreng
bersama telur dan disiram kuah miso soup.
Sup mochi, yummy yang bernama ozoni paling pas ditemani dnegan green tea
hangat.
Tanuki udon, mi Jepang yang berukuran besar dengan taburan serpihan
adonan tempura goreng.
.