Anda di halaman 1dari 16

Program Profesi

Infection Centre (Perawatan Lantai 3)


RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar

LAPORAN KASUS
ANEMIA

Oleh:
KASMA YULIANI
R014172035

Preceptor Lahan Preceptor Institusi

( ) ( )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018

1
A. PENGKAJIAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Nama/RM : Tn. A/838644


Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur: : 39 tahun
Ruangan: : Infection Centre Lantai 5 Kamar 1
Data Pengkajian
Tanggal : 17 April 2018 S : 36,50C P : 19 x/mnt N : 71 x/mnt SaO2 : 98
Jam : 10.00 WITA
Cara dengan : TD : 138/86
⃝ Jalan kaki ⃝ Kursiroda Cara Ukur : ⃝ Berdiri ⃝ Berbaring ⃝ Duduk
⃝ Brankard ⃝ Lainnya :
Datang melalui : TB : 160 cm BB : 42 kg IMT : 16.40
⃝ UGD ⃝ Poliklinik
⃝ OK ⃝ Lainnya :
Diagnosa Masuk : Hernia Inguinal Lateralis Dextra
Diagnosis Medis : Hernia Inguinal Lateralis Dextra+ Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Keluhan utama : pasien mengeluh nyeri pada inguinal dextra sehingga tidak dapat tidur dengan nyenyak
Riwayat Alergi : Ada/ Tidak
⃝ Makanan laut : ⃝ Udara dingin ⃝ Lainnya :
⃝ Obat : ⃝ Debu
Penggunaan alat bantu : Ya/ Tidak
⃝ Kacamata/lensa kontak ⃝ Alat bantu dengar ⃝ Lainnya : bedrest
⃝ Gigi palsu ⃝ Kruk/walker/kursiroda
Riwayat Pasien
Riwayat penyakit : Ya/tidak
⃝ Hipertensi : ⃝ PPOK : ⃝ Diabetes : ⃝ Kanker:
⃝ Penyakit jantung : ⃝ Asma : ⃝ Hepatitis : ⃝ Stroke:
⃝ TB : ⃝ Gangguan mental : ⃝ Lainnya : types, DBD
Riwayat operasi : Ya/tidak
Merokok : Ya/ tidak
Konsumsi alcohol : Ya/tidak
Riwayat Penyakit Keluarga
⃝ Hipertensi : ⃝ PPOK : ⃝ Diabetes : ⃝ Kanker:
⃝ Penyakitjantung : ⃝ Asma : ⃝ Hepatitis : ⃝ Stroke:
⃝ TB : ⃝ Gangguan mental : ⃝ Lainnya : tidak ada
Psikososial/Ekonomi
Status pernikahan : ⃝ belum menikah ⃝ Menikah ⃝ Janda/duda
Keluarga : ⃝ tinggal bersama ⃝ tinggal sendiri
Tempat tinggal : ⃝ Rumah ⃝ Panti ⃝ Lainnya :
Pekerjaan : ⃝ PNS ⃝ Wiraswasta ⃝ Pensiunan ⃝ Lainnya : buruh harian
Status emosi : ⃝ Kooperatif ⃝ Tidak kooperatif
Pengalaman hospitalisasi : Ya/ tidak
Keterangan :
Sumber informasi : ⃝ Pasien ⃝ Keluarga ⃝ Lainnya :

1
Pemeriksaan Fisik (Ceklist pada bagian yang tidak normal)
⃝Gangguan Penglihatan :
⃝Gangguan pendengaran :
MATA, TELINGA,

⃝ Gangguan penciuman :
HIDUNG

⃝Kemerahan : ⃝Bengkak: ⃝Drainase:


⃝Nyeri : ⃝Lesi:
Catatan:
Mata tampak anemis

⃝ Asimetri: ⃝ Takipnea : ⃝ Crackles :


⃝Kanan atas/bawah ⃝Kiri atas/bawah
⃝ Bentuk dada : ⃝ Bradipnea : ⃝ Sputum-warna :
RESPIRASI

⃝ Batuk : ⃝ Dispnea
⃝ Wheezing: ⃝Kiri atas/bawah
⃝Kanan atas/bawah ⃝ Modulasi O2 : 3 lpm via nasal kanula
Catatan :
Nafas vesikuler
⃝ Takikardi : ⃝ Iregular:
⃝ Tingling: ⃝ Edema:
VASKULAR

⃝ Bradikardi: ⃝ Murmur:
KARDIO

⃝ Mati rasa : ⃝ Nadi tidak teraba:


Catatan : tidak ada gangguan

⃝ Distensi ⃝ Hipoperistaltik :
⃝ Anoreksia: ⃝ Diare: ⃝ Inkontinensia:
INTESTINAL
GASTRO

⃝ Rigiditas: ⃝ Hiperperistaltik : ⃝ Disfagia: ⃝ Konstipasi: ⃝ Ostomi:


⃝ Diet khusus: ⃝ Intoleransi diit:
Catatan :
Diet rendah garam, kalium & protein

⃝ penurunan BB > 10% satu bulan terakhir: ⃝ Dekubitus : Stage 1/2/3/4


NUTRISI

⃝ perubahan nafsu makan lebih dari 3 hari : ⃝ TPN/PPN/tube feeding


⃝Diare-frekuensi : 5 x /hari ⃝ Malnutrisi
Catatan : napsu makan berkurang (2-3 sendok setiap makan), bising usus 35 x/menit

⃝ Disuria ⃝ Hesitansi ⃝ Nokturia ⃝ Folley ⃝ Menopause ⃝ Lendir


GENITOURINARI/

⃝ Frekuensi ⃝ Inkontinensia ⃝ hematuria ⃝ Urostomy ⃝ Kehamilan


GINEKOLOGI

Catatan :
Kencing sedikit tapi sering

⃝ Konfusi ⃝ Sedasi ⃝ Pupil non reaktif ⃝ vertigo/nyeri kepala ⃝ Tremor ⃝ tidak seimbang
OLOGI
NEUR

⃝ Koma ⃝ letargi ⃝ afasia Sakitkepala ⃝ mati rasa ⃝ Paralise


⃝ Semi-koma ⃝ Suara serak ⃝ Seizure ⃝ Tingling ⃝ Kelemahan

2
Catatan :
GCS: E1M1V1

⃝ Bengkak ⃝ Diaforesis ⃝ Lembab


⃝ prosthesis ⃝ Warna kulit : pucat & bersisik ⃝ teraba panas
⃝ atrofi/deformitas ⃝ turgor buruk ⃝ teraba dingin ⃝ Drainase :
Gambaran area luka dan jelaskan karakteristik luka (Gambarkan lukanya)
INTEGUMEN

Catatan :
Tampak luka terbuka pasca operasi pada inguinal lateralis dextra dan ulkus derajat 1 pada gluteus
maximus dextra
Kondisi fisik 1. Sangatburuk 2. Buruk 3. Sedang 4. Baik 2
Kondisi mental 1. Stupor 2. Konfusi 3. Apatis 4. Sadar 3
Aktivitas 1. Ditempat 2. Kursi 3. Jalan dengan 4. Jalan Sendiri 1
NORTON SCALE (Skin Risk

tidur roda bantuan


Mobilitas 1. Tidak 2. Sangat 3. Agak terbatas 4. Bebas bergerak 2
mampuberg terbata
Assessment)

erak s
Inkontinensia 1. Inkontinen 2. Selalu 3. Kadang-kadang 4. Inkontinen 3
urin dan alvi inkonti inkontinen urin
nenurin
Ket : Skor : 11
< 12 : resiko tinggi decubitus, 12-15 resiko sedang decubitus, 16-20 :
resiko rendah

Mengendalikan rangsang 0. Perlu 1. Kadang perlu 2. Mandiri


BAB pencahar pencahar
Mengendalikan rangsang 0. Pakai kateter/ 1. Kadang tak 2. Mandiri
BAK tak terkendali terkendali
Membersihkan diri 0. Butuh 1. Mandiri
BARTEL INDEX (Function
al Status Assassment)

bantuan
Melepas dan memakai 0. Tergantung 1. Tergantung pada 2. Mandiri
celana, membersihkan, orang lain beberapa kegiatan
menyiram jamban pada setiap
kegiatan
Makan 0. Tidak mampu 1. Perlu dibantu 2. Mandiri
memotong makanan
Berubah posisi dari 0. Tidak mampu 1. Dibantu lebih dari 2 2. Dibantu 1 atau 2 3. Mandiri
berbaring keduduk orang orang
Berpindah/berjalan 0. Tidak mampu 1. Dengan kursiroda 2. dibantu 1 orang 3. Mandiri

Memakai baju 0. tergantung 1. sebagian dibantu 2. mandiri


Naik turun tangga 0. tidak mampu 1. sebagian dibantu 2. mandiri
Mandi 0. tergantung 1. mandiri

3
Total Skor 6
Keterangan :
20 : Mandiri, 12-19 : ketergantungan ringan, 9-11 : ketergantungan sedang, 5-8 : ketergantungan berat,
0-4 : ketergantungan total

Riwayat jatuh 3 bulanterakhir Tidak = 0 Ya = 25


Diagnosis medis skunder> 1 Tidak = 0 Ya = 15
Alat bantu jalan Dibantu orang = 0 Penopang = 15 Furniture = 30
Menggunakan infus Tidak = 0 Ya = 25
FALL RISK

Cara berjalan/berpindah Bed rest = 0 Lemah = 15 Terganggu =


30
Status mental Orientasi sesuai = 0 Orientasi tidak sesuai =
15
Total Skor 55
Keterangan :
0-24 : tidak beresiko, 25-50 : resiko rendah, > 50 : resiko tinggi
Skala nyeri : 4 ⃝ Skala angka ⃝ Face scale
Lokasi : inguinal dextra
Onset : ± 3-5 menit
Paliatif : muncul jika menggerakkan badan dan ektremitas bawah
NYERI

Kualitas : nyeri tertusuk-tusuk


Medikasi : relaksasi nafas dalam
Efek nyeri :
⃝ Hubungan relasi ⃝ tidur ⃝ Nafsu makan ⃝ aktivitas ⃝ Emosi ⃝ Lainnya :
Obat Dosis/Rute Tujuan Cara Kerja Obat
Ceftriaxone 1 gr/12jam/iv Obat ini diindikasikan untuk infeksi Ceftriaxone menghambat
berat seperti transpeptidasi tahap akhir dari
septikimia, pneumonia dan meningitis. sintesis peptidoglikan pada
dinding sel bakteri. Ceftriaxone
mampu mengikat lebih dari satu
penicilin-ikatan protein dengan
menghambat tersebut maka dapat
mencegah biosintesis dan
pembentukan dinding sel
sehingga mengakibatkan matinya
sel bakteri.
Omeprazole 40 mg/12 jam/iv terapi jangka pendek tukak lambung & Agen-agen ini merupakan
duodenum yang tidak yang tidak prodrug dengan lapisan enterik
MEDIKASI

responsif terhadap antagonis H2. resistensi-asam untuk melindungi


Terapi penyakit refluks esofagitis agen-agen ini dari generasi
erosif atau ulseratif degradasi prematur oleh asam
lambung. Lapisan tadi dilepaskan
dalam basa duodenum, dan
prodrug tadi, merupakan basa
lemah, diabsorbsi dan diangkut
menuju kanalikuli sel parietal. Di
temapt tersebut, prodrug tadi
diubah menjadi bentuk aktif yang
bereaksi dengan residu sistein
H+/K+-ATPase, membentuk
ikatan kovalen yang stabil .
dibutuhkan sekitar 18 jam untuk
enzim disintesis ulang. Pada dosis
standar, semua PPI menghambat
sekresi basal dan asam lambung

4
yang terstimulasi sebesar lebih
dari 90%. Penekanan asam
dimulai dalam 1 hingga 2 jam.
Cymeven 500 mg/drips Pengobatan infeksi cytomegalovirus Obat ini bekerja seperti acyclovir
(CMV) yang mengancam jiwa atau yang mempunyai aktivitas 8-20
daya penglihatan pada individu dengan kali lebih besar terhadao CMV
gangguan atau penurunan sistem imun, satu-satunya infeksi virus yang
termasuk AIDS, immunosupresi disetujui untuk diobati dengan
iatrogenik yang berkaitan dengan agen ini. Obat ini merupakan
transplantasi organ, atau kemoterapi
analog nukleosida purin asiklik
untuk neoplasia. Penecgahan CMV
yang aktif terhadap virus Herpes.
pada pasien yang mendapat terapi
immunocompresi sekunder terhadap Ketika dikonsumsi dan diserap ke
transplantasi organ dalam sel, obat ini akan diubah
menjadi acyclovir trifosfat. Zat
ini secara kompetitif akan
menghambat dan menonaktifkan
DNA-polimerase pada virus
kerpes. Ketika DNA-polimerase
berhenti bekerja, maka proses
sintesis benang DNA virus akan
terhenti juga. Dengan begitu virus
tidak dapat memperbanyak diri.
Proses ini berlangsung dalam sel
tangpa mengganggu proses
intraselular lainnya.
Triple adult 1 tab/24 jam/oral Terapi pengobatan HIV Obat ini bekerja untuk
menghambat protease HIV
setelah sintesis mRNA dan
polipoprotein HIV, protease HIV
akan memecah poliprotein HIV
menjadi sejumlah protein
fungsional. Dengan pemberian
obat ini, produksi virion dan
perlekatan dengan sel pejamu
masih terjadi, namun virus gagal
berfungsi dan tidak infeksius
terhadap sel.
Vit. K 1 amp/12 jam Mencegah atau mengobati defisiensi Vitamin K di dalam tubuh
vitamin K, mengobati perdarahan berfungsi sebagai koenzim
yang disebabkan oleh obat esensial dari sistem enzim yang
antikoagulan mensintesis faktor pembekuan
darah seeprti faktor II
(protrombin) , faktor VII
(prokonvertin), faktor IX dan
faktor X.
Valcyte 1 tablet/24 jam Induksi &terapi pemeliharaan untuk Tablet Valcyte dan larutan oral
retinitis sitomegalovirus (CMV) pada mengandung valgansiklovir
pasien AIDS dan pencegahan penyakit bahan aktif. Valganciclovir
CMV pada individu yang mendapat dikenal sebagai pro-drug. Begitu
transplantasi organ dari donor yang masuk ke dalam tubuh itu dipecah
positif mengandung CMV menjadi bahan aktif gansiklovir,
yang merupakan obat antiviral.
Ini digunakan untuk mengobati
infeksi dengan virus yang disebut
cytomegalovirus (CMV). CMV
adalah anggota dari kelompok

5
herpes virus. Pada orang sehat,
virus yang umum ini biasanya
menghasilkan gejala lebih ringan
daripada flu biasa. Namun, pada
orang-orang yang sistem
kekebalannya terganggu, seperti
orang dengan AIDS, atau orang-
orang yang telah menjalani
transplantasi organ dan
mengkonsumsi obat-obatan
ampuh yang menekan sistem
kekebalan tubuh, virus ini dapat
menyebabkan infeksi serius
karena sistem kekebalan tubuh
tidak dapat melawannya. (Ini
disebut sebagai infeksi
oportunistik.)
EKG :
-
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


KIMIA DARAH
Analisa Gas Darah
pH 7.356 7.35-7.45
PCO2 20.7 mmHg
SO2 98.2 %
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

PO2 126.8 80-100 mmHg


HCO3 11.7 22-26 mmol
ctO2 9.0
ctCO2 12.3 mmol
BE -14.0 -2 s/d +2 mmol

KIMIA DARAH
FUNGSI HATI
Bilirubin Total 0.49 <1.1 mg/dl
Bilirubin Direk 0.23 <0.30 mg/dl
Protein Total 6.1 6.6-8.7 gr/dl
Albumin 2.4 3.5-5.0 gr/dl
Globulin 3.7 1.5-5 gr/dl
Ureum 177 10-50 mg/dl
Kreatinin 7.20 L(<1.3); P(<1.1) mg/dl

6
Anti HIV Reactive Non reactive

ELEKTROLIT
Natrium 133 136-145
Kalium 3.7 3.5-51
Klorida 111 97-111

Range
WBC 2.89 H 103/mm3 4.0 10.0
RBC 1.82 L 106/mm3 3.80 5.80
HGB 5.3 I g/dL 11.5 16.0
HCT 16.2 I % 37.0 47.0
MCV 89.0 H fL 80 100
MCH 29.1 pg 27.0 32.0
MCHC 32.7 H gr/dl 33.0 66.0
PLT 39 L 103/mm3 150 400

B. ANALISA DATA DAN RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Data Fokus Masalah


1. DS: - pasien mengeluh nyeri pada
area bekas operasi
DO: - Skala nyeri 4 (skala NRS)
P: muncul jika beraktivitas
terutama jika menggerakkan
badan dan ektremitas bawah,
Nyeri akut
Q: nyeri tertusuk-tusuk, R
area bekas operasi sebelah
kanan, S: skala 4 (NRS), T:
klien mengatakan nyeri tidak
menentu waktunya
- Wajah tampak agak tegang
2. DS: - pasien mengeluh lemas
DO:
- pasien tidak mampu Intoleransi aktivitas
melakukan aktivitas secara
mandiri

7
- Keadaan umum lemah
- Pasien BAB dan BAK diatas
tempat tidur
3. DS: - pasien mengatakan tidak nafsu
makan (2 sendok setiap makan)
Ketidakseimbangan nutrisi kurang
DO: - BB sebelum sakit: 64 kg
dari kebutuhan tubuh
- BB setelah sakit: 42 kg
- Hb: 5.3 x 106/uL
4 DO: - Terdapat luka insisi pada
inguinal dextra
- Neutrofil: 2.25 x 103/uL (N:
52.0-75.0) Risiko infeksi
- Basofil: 0.00 x 103/uL (N:
0.00-0.10)
- Eosinofil: 0.02 x 103/uL (N:
1.00-3.00)

8
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


(Nanda) (NOC) (NIC)
1.  Domain 12 : Kenyamanan NOC: NIC:
 Kelas 1 : Kenyamanan Fisik  Kontrol nyeri  Manajemen Nyeri
Nyeri akut berhubungan
dengan agens cedera fisik (post Setelah dilakukan intervensi selama 3 x 24
 Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi
operasi): jam, nyeri berkurang, dengan indikator:
 Pasien mampu menggunakan tindakan lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas,
DS: - pasien mengeluh nyeri pada
pengurangan nyeri tanpa analgesik intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus
area bekas operasi  Tentukan akibat dari pengalaman nyeri terhadap kualitas
 Pasien melaporkan nyeri yang
DO: - Skala nyeri 4 (skala NRS) terkontrol hidup hidup pasien (nafsu makan, tidur, pengertian,
 Pasien mampu melaporkan perubahan perasaan, hubungan, performa kerja dan tanggung jawab
P: muncul jika
terhadap gejala nyeri pada profesional peran)
beraktivitas terutama jika kesehatan
 Evaluasi bersama pasien dan tenaga kesehatan lain
menggerakkan badan dan  Pasien dapat melaporkan gejala yang
tidak terkontrol pada profesional mengenai efektifitas tindakan pengontrolan nyeri yang
ektremitas bawah, Q: kesehatan pernah digunakan sebelumnya
nyeri tertusuk-tusuk, R  Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
 Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan menangani
area bekas operasi nyerinya dengan tepat
sebelah kanan, S: skala  Berikan informasi yang akurat untuk meningkatkan
pengetahuan dan respon keluarga terhadap nyeri.
4 (NRS), T: klien
mengatakan nyeri tidak
menentu waktunya

9
- Wajah tampak agak
tegang
2.  Domain 4 : Aktivitas/Istirahat NOC: NIC:
 Kelas 4 : Respon  Bantuan perawatan diri: Eliminasi
 Bantuan perawatan diri: Eliminasi
kardiovaskular/Pulmonal Setelah dilakukan intervensi selama 3 x 24
Intoleransi aktivitas yang jam, pasien mampu menyesuaikan  Lepaskan baju yang diperlukan sehingga bisa melakukan
ditandai dengan tirah baring aktivitas, dengan indikator: eliminasi
dan keletihan  Merespon saat kandung kemih penuh  Ganti pakaian pasien setelah eliminasi
DS: - pasien mengeluh lemas dan tepat waktu
 Sediakan alat bantu eliminasi misalnya (pispot)
DO: - pasien tidak mampu  Pasien menanggapi dorongan
melakukan aktivitas secara  Beri privasi selama eliminasi
untuk buang air besar secara tepat
mandiri waktu
- Keadaan umum lemah
 Pasien mampu memposisikan diri
- Pasien BAB dan BAK
diatas tempat tidur pada alat bantu eliminasi

3.  Domain 2 : Nutrisi NOC: NIC:


 Kelas 1 : Makan  Status Nutrisi Manajemen Nutrisi:
Ketidakseimbangan nutrisi  Kaji adanya alergi makanan
kurang dari kebutuhan Setelah dilakukan intervensi selama 1
tubuh berhubungan dengan x 24 jam, nutrisi terpenuhi, dengan  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
ketidakmampuan makan indikator: kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
DS: - pasien mengatakan tidak  Asupan nutrisi parenteral pasien  Monitor turgor kulit
nafsu makan (2 sendok edekuat  Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
 Hidrasi pasien adekuat konjungtiva
setiap makan)
 Atur diet yang diperlukan
 Monitor intake nutrisi

10
- keluarga pasien  Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat
mengatakan pasien BAB nutrisi
5x/hari Manajemen Diare:
 Instruksikan anggota keluarga untuk mencatat warna,
DO: - BB sebelum sakit: 54 kg
volume, frekuensi dan konsistensi tinja
- BB setelah sakit: 42 kg
 Identifikasi faktor yang bisa menyebabkan diare
Hb: 5.3 x 106/uL (misalnya pengobatan, medikasi, bakter dan pemberian
- Pasien disarankan diet makanan lewat selang)
rendah garam, protein dan
kalium
4.  Domain 11 : NOC: NIC:
Keamanan/perlindungan  Kontrol risiko: proses infeksi  Perawatan luka
 Kelas 1 : Infeksi  Posisikan untuk menghindari menempatkan ketegangan
Risiko Infeksi Setelah dilakukan intervensi selama 3 pada luka dengan tepat
DO: - Terdapat luka insisi pada x 24 jam, risiko pemajangan  berikan rawatan insisi pada luka yang diperlukan
inguinal dextra organisme patogen dapat diatasi  ganti balutan sesuai dengan jumlah eksudat dan drainase
- Neutrofil: 2.25 x 103/uL dengan indikator:  periksa luka setiap kali perubahan balutan
(N: 52.0-75.0)  Faktor lingkungan yang  bandingkan dan catat setiap perubahan luka
- Basofil: 0.00 x 103/uL berhubungan dengan infeksi dapat  cukur rambut di sekitar daerah yang terkena sesuai
(N: 0.00-0.10) dimonitor dengan kebutuhan
- Eosinofil: 0.02 x 103/uL  mengembangkan strategi efektif
(N: 1.00-3.00) untuk mengontrol infeksi
 Mengenali faktor risiko infeksi
 Mengidentifikasi tanda dan gejala
infeksi

11
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi

Hari 1, tanggal 17 April 2018


Nyeri akut berhubungan  Mengkaji karakteristik nyeri (P: muncul jika S: - pasien mengatakan nyeri masih hilang timbul
dengan agens cedera fisik beraktivitas terutama jika menggerakkan badan O: - pasien tampak meringis saat nyeri timbul
(post operasi) A: - nyeri tidak teratasi.
dan ektremitas bawah, Q: nyeri tertusuk-tusuk, R P: - pertahankan intervensi
area bekas operasi (inguinal dextra), S: skala 4 - Monitor tingkat nyeri
(NRS), T: klien mengatakan nyeri tidak menentu
waktunya
 Mengajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
(relaksasi napas dalam)
Intoleransi aktivitas yang  Membantu pasien melepaskan baju yang S: pasien mengatakan mampu melakukan eliminasi
ditandai dengan tirah baring diperlukan sebelum eliminasi jika dibantu keluarga
dan keletihan O: pasien dapat melakukan eliminasi pada pispot
 Ganti pakaian pasien setelah eliminasi
A: intoleransi aktivitas teratasi
 Menyediakan alat bantu eliminasi misalnya (pispot) P: monitor kemampuan pasien dalam melakukan
 Beri privasi selama eliminasi eliminasi
Ketidakseimbangan nutrisi  Mengkaji adanya alergi makanan (alergi ayam S: - pasien mengeluh kurang napsu makan (makan
kurang dari kebutuhan dan telur) hanya 2-3 sendok)
tubuh berhubungan dengan  Memonitor turgor kulit (kulit tampak kering dan O: - kulit teraba agak hangat
ketidakmampuan makan - Hb: 5.3 x 106/uL
bersisik) - Pasien tampak tidak menghabiskan makanan
 Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan A: - nutrisi tidak teratasi
P: - pertahankan intervensi
jaringan konjungtiva (konjungtiva tampak pucat)

12
 Monitor intake nutrisi (2-3 sendok setiap makan)
Risiko Infeksi  berikan rawatan insisi pada luka yang diperlukan S: pasien mengatakan nyaman setelah balutan diganti
 ganti balutan sesuai dengan jumlah eksudat dan O:tampak luka terbuka berwarna merah pada inguinal
drainase dextra
A:Warna: kemerahan, Lokasi: Inguinal dextra,
 periksa luka setiap kali perubahan balutan
Ukuran:10 x 4.5 cm Eksudat: - Keadaan sekitar
 bandingkan dan catat setiap perubahan luka luka: area sekitar luka tampak kemerahan,
P: pertahankan intervensi
Hari 2, tanggal 19 Agustus 2018
Nyeri akut berhubungan  Mengkaji karakteristik nyeri (P: muncul jika S: - pasien mengatakan nyeri masih hilang timbul
dengan agens cedera fisik beraktivitas terutama jika menggerakkan badan O: - pasien tampak meringis saat nyeri timbul
(post operasi)
dan ektremitas bawah, Q: nyeri tertusuk-tusuk, R A: - nyeri berkurang
P: - Pertahankan intervensi
area bekas operasi (inguinal dextra), S: skala 3 -Monitor tingkat nyeri
(NRS), T: klien mengatakan nyeri tidak menentu
waktunya

Ketidakseimbangan nutrisi  Memonitor turgor kulit (tampak ruam alergi pada S: -pasien mengeluh kurang napsu makan (makan
kurang dari kebutuhan tungkai) hanya 2-3 sendok)
tubuh berhubungan dengan  Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan O: - kulit teraba agak hangat
ketidakmampuan untuk - Hb: 5.3 x 106/uL
jaringan konjungtiva (konjungtiva tampak pucat) - Pasien tampak tidak menghabiskan makanan
memasukkan atau A: - nutrisi tidak teratasi
mencerna nutrisi oleh  Monitor intake nutrisi (4 sendok setiap makan) P: - pertahankan intervensi
karena faktor biologis
Hari 3, tanggal 20 April 2018
Nyeri akut berhubungan  Mengkaji karakteristik nyeri (P: muncul jika S:- pasien sudah tidak dapat bersepon karena kondisi
dengan agens cedera fisik beraktivitas terutama jika menggerakkan badan
(post operasi) kesehatan memburuk (GCS: E1M1V1)

13
dan ektremitas bawah, Q: nyeri tertusuk-tusuk, R O: - pasien gelisah
area bekas operasi (inguinal dextra), S: skala 3 A: - skala nyeri tidak dapat dikaji karena kesadaran
(NRS), T: klien mengatakan nyeri tidak menentu
pasien menurun
waktunya
P: - Pertahankan intervensi
-Monitor tingkat nyeri
Ketidakseimbangan nutrisi  Monitor intake nutrisi S: -keluarga mengatakan pasien tidak dapat makan
kurang dari kebutuhan  Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan -Keluarga menolak dipasangkan NGT pada pasien
tubuh berhubungan jaringan konjungtiva -Keluarga mengatakan keluar cairan
dengan ketidakmampuan berwarna kuning saat BAB
 Informasikan pada klien dan keluarga tentang
makan O: Pasien sudah tidak mampu makan
manfaat nutrisi A: nutrisi tidak teratasi, diare tidak teratasi
 Instruksikan anggota keluarga untuk mencatat P: Edukasi pasien terkait urgensi pemberian
warna, volume, frekuensi dan konsistensi tinja makan melalui NGT dan manajemen diare
 Identifikasi faktor yang bisa menyebabkan diare
(misalnya pengobatan, medikasi, bakter dan
pemberian makanan lewat selang)

Risiko Infeksi  berikan rawatan insisi pada luka yang diperlukan S: keluarga pasien mengatakan perban luka tampak
 ganti balutan sesuai dengan jumlah eksudat dan kotor
drainase O:tampak luka terbuka berwarna merah muda pada
inguinal dextra
 periksa luka setiap kali perubahan balutan
A:Warna: kemerahan, Lokasi: Inguinal dextra,
 bandingkan dan catat setiap perubahan luka Ukuran:10 x 4.5 cm Eksudat: - Keadaan sekitar
luka: area sekitar luka tampak kemerahan,
P: pertahankan intervensi

14
15

Anda mungkin juga menyukai