Anda di halaman 1dari 12

1. Demam tinggi 3 hari.

Anamnesa :
Onset?
Demam terus menerus atau hanya waktu tertentu?
Gejala penyerta : mual, muntah, sakit kepala, sakit dibelakang mata, muncul ruam
merah, gusi berdarah, mimisan, diare?
Penanganan yang diberikan dirumah? Bagaiman responnya?
PF :
TTV
Mata : konjungtiva? Sklera
Thorax : jantung? Paru?
Abdomen : datar/cembung, BU?, Nyeri tekan, timpani, supel?
Dd :
- DF
- DHF
- Tifoid
- Hepatitis A (?)
Tatalakasana :
Nonfarmako : tirah baring, perbanyak minum air putih, kompres hangat, asupan
makanan tetap dijaga dengan baik
Farmakologi : PCT sesuai BB, terapi simptomatik lainnya  jika mual muntah
Saran : cek DR, NS1

2. Kontrasepsi
Untuk ibu usia 40 tahun dg HT : disarankan memakai AKDR atau Steril.
a. Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan
konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari
mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang
matang dengan sel sperma tersebut.
b. Dibagi menjadi 2 : kontrasepsi sederhana dan kontrasepsi modern(efektif)
Kontrasepsi sederhana
Terdiri dari 2 macam : dengan alat (kondom) dan tanpa alat (senggama terputus,
pantang berkala)
Kontrasepsi modern(efektif)
Terdiri dari 2 macam : permanen (mantap) dan tidak permanen.
Permanen  steril wanita maupun pria (tubektomi, vasektomi)
 Tubektomi
Kriteria peserta tubektomi adalah:
 Usia lebih dari 35 tahun
 Jumlah anak lebih dari 2 orang
 Yakin telah mempunyai jumlah anak sesuai dengan harapan keluarga
 Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini
 Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius
 Pasca persalinan dan pasca keguguran
Tidak permanen  pil, AKDR, suntik, implant

 PIL
Kontraindikasi : hepatitis, peny. Jantung, HT, DM, keganasan payudara,
vaskulitis.
S.E : perdarahan di luar masa haid, mual, hiperpigmentasi, jerawat,
kandida
Jenis : a) pil gabungan (estrogen dan progestin); b) mini pil (progestin saja);
c) pil berurutan (dalam bungkusan pil-pil ini, hanya estrogen yang
disediakan selama 14—15 hari pertama dari siklus menstruasi, diikuti oleh
5—6 hari pil gabungan antara estrogen dan progestin pada sisa siklusnya)

 AKDR / IUD
Kontraindikasi : belum pernah hamil, ada perkiraan hamil, kelainan di
dalam kandungan (misalnya perdarahan).
Jenis : copper T, copper 7, Multi load, Lippes loop

Keuntungan Keterbatasan
Efektivitas tinggi (0,6-0,8 Tidak baik untuk wanita dengan IMS
kehamilan/100 perempuan dan yang sering berganti pasangan
Metode jangka panjang (10 tahun) Perdarahan berat pada waktu haid
Tidak ada efek samping hormonal Tidak mencegah IMS
Tidak mempengaruhi ASI Perubahan siklus haid
Dapat dipasang setelah
melahirkan

 Suntik
DMPA (Depo Medorxi Progesterone Acetate)
Disuntikan di gluteus atau deltoid IM
Cara kerjanya : mencegah ovulasi, mengentalkan lendir mulut rahim
sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma, dan selaput lendir
menjadi tipis dan mengecil serta menghambat perjalanan sel telur oleh
saluran telur.
Indikasi : ibu menyusui dan pasca melahirkan
Kontaindikasi : Jantung, HT, Hep., DM
Injeksi I  4 minggu setelah melahirkan
Injeksi II  1 bulan atau 3 bulan berikutnya

Keuntungan Keterbatasan
Tidak berpengaruh pada hubungan Kembali kesuburan lambat, 4 bulan
suami istri setelah suntik terakhir
Tidak mengandung estrogen Tidak melindungi terhadap IMS
Tidak memiliki pengaruh terhadap Perubahan berat badan
ASI
Dapat digunakan perempuan > 35 Sering ditemukan gangguan haid
tahun sampai perimenopause

 Implant / norplant
Isi : progestin levonogestrel
Kontraindikasi : DM, HT, Migrain, jantung, sakit ginjal
Tempat pemasangan : lengan kiri dibawah kulit (dipasang saat mens atau
setelah melahirkan)

Keuntungan Keterbatasan
Sangat efektif (kegagalan 0,6-0,8 Membutuhkan tindak pembedahan
per 100 perempuan) minor
Daya guna tinggi Nyeri kepala, payudara, mual, pusing
Kesuburan cepat kembali Perubahan perasaan dan gelisah
Tidak memerlukan pemeriksaan Tidak melindungi terhadap IMS
dalam
Bebas pengaruh estrogen Perubahan pola haid
Tidak mengganggu senggama Peningkatan/penurunan berat badan
Tidak mengganggu ASI Tidak dapat dilepas sendiri
Bisa dicabut setiap saat

Penggunaan Kontrasepsi Menurut Umur


1. Umur < 20 tahun
- Kontrasepsi oral (pil)
- Kondom kurang mengguntungkan  frekuensi senggama tinggi
- Belum punya anak  AKDR tidak dianjurkan
- < 20 th  jangan punya anak dahulu

2. Umur 20 – 30 tahun
- Pilihan utama : AKDR
- Norplant
- Pil

3. > 30 tahun
- AKDR
- Norplant
- Steril

3. Imunisai anak usia 2 bulan. Sdh pernah BCG. Sudah mendapat HiB dua minggu lalu. Apa
yang anda lakukan ?

lanjutkan imunisasi polio dan DTP


4. ANGINA PECTORIS : SURAT RUJUKAN!

Kepada
Yth. Ts. Dr…………………
Spesialis …………………..
Jln. …………………………...
Semarang

Dh,
Mohon konsul dan pengobatan selanjutnya Tn. ………………., …… tahun, anemi
dengan hepatosplenomegali; hasil pemeriksaan laboratorium terlampir.
Penderita telah kami beri terapi sementara ………………… dengan dosis ……………
Atas kesediaan Ts, kami ucapkan terima kasih.

Wassalam

(Dr. ………………….)
Jln. ………………
Semarang

Terapi sementara angina pectoris :


Isosorbid dinitrate sublingual dosis 40 mg

5. MALNUTRISI ANAK 5TH 9 KG, 10 BULAN TIDAK ADA KENAIKAN BERAT, RIWAYAT
DIARE BERULANG 3X. TATALAKSANA?

 Gangguan gizi menyebabkan diare menjadi lebih parah , lebih lama dan lebih sering
terjadi.

HIPOGLIKEMIA

Tatalaksana
 F-75 : setiap 2-3 jam , siang dan malam minimal 2 hari
 Teruskan ASI
 Jika tidak ada F-75 ganti dengan 50ml larutan glukosa atau gula 10%
 Jika anak letargis  larutan glukosa 10% IV ( bolus ) sebanyak 5 ml/kgBB, atau
larutan glukosa/larutan gula pasir 50 ml NGT
 Antibiotik

HIPOTERMIA

*Suhu aksilar <35.5 C

Tatalaksana
 Segera beri makan F-75 ( jika perlu, lakukan rehidrasi)
 Anak harus berpakaian termasuk kepalanya. Tutup dengan selimut hangat
 Letakan pemanas ( tidak mengarah langsung pada anak ), atau
Lampu ( jika lampu listrik letakan lampu pijar 40 W jarak 50 cm dari tubuh anak ),
atau metode kangguru ( letakan anak langsung pada dada dan perut ibu)
 Antibiotik

DEHIDRASI
Anak dengan gizi buruk jika gejala dehidrasi tidak jelas anggap deidrasi ringan

Tatalaksana
 Jangan gunakan infus u/ rehidrasi kecuali dehidrasi berat dengan syok
 Beri ReSoMal

o Beri resomal secara oral atau NGT, lakukan lebih lambat dibanding jika
melakukan rehidrasi pada anak dengan gizi baik
o Beri 5ml/kgBB setiap 30 menit untuk 2 jam pertama
o Setelah 2 jam, beri resomal 5-10 ml/kg/jam berselang seling dengan F-75
dengan jumlah yang sama, setiap jam, selama 10 jam

 Selanjutnya berikan F-75 secara teratur setiap 2 jam


 Jika masih diare, beri ReSoMal setiap kali diare.
Utk usia<1th : 50-100 ml setiap buang BAB
Utk usia>1th : 100-200 ml setiap buang BAB

GANGGUAN KESEIMBANGAN ELEKTROLIT

 Semua anak dgn gizi buruk punya defisiensi K dan Mg

Tatalaksana :
 u/ defisiensi kalium dan magnesium, tambahkan mineral-mix ke f-75 dan f-100 atau
resomal
 Gunakan resomal u/ rehidrasi
 Siapkan makanan tanpa menambahakn garam

INFEKSI

Tatalaksana : Berikan pada semua anak dengan gizi buruk


 Antibiotik spectrum luas :
o Jika tidak ada komplikasi atau infeksi nyata : Kotrimoksazol (25 mg SMZ + 5
mg TMP/kgBB ( 25 mg SMZ + 5 mg TMP/kgBB setiap 12 jam <2x1> ) selama 5
hari.
o Jika ada komplikasi ( hipoglikemi, hipoteri, anak letargis) atau jelas ada infeksi
:
 Ampisilin ( 50 mg/kgbb IM/IV setiap 6 jam selama 2 hari) 
dilanjutkan Amoksisilin oral ( 15 mg/kgBB setiap 8 jam <3x1>) selama
5 hari.
 Jika tidak ada Amoksisilin: Ampisilin oral (50ml.kgBB setiap 6 jam
<4x1> selama 5 hari ) DITAMBAH
Gentamisin (7.5 mlg/kgBB/hari IM/IV) setiap hari selama 7 hari
o Jika anak tidak membaik dalam 48 jam tambahkan Kloramfenikol (25
mg/kgBB IM/IV setiap 8 jam ) selama 5 hari.

DEFISIENSI ZAT GIZI MIKRO (MIKRONUTRIEN)

 Pemberian zat besi pada fase rehabilitasi saat anak punya nafsu makan dan berat
badan naik karena zat besi dapat memperparah infeksi

Tatalaksana :
Berikan setiap hari selama minimal 2 minggu :
 Multivitamin
 Asam folat ( 5 mg pada hari-1, selanjutnya 1 mg/hari)
 Seng (2 mg Zn elemental/kgbb/hari)
 Tembaga (0.3 mg Cu/kgbb/hari)
 Ferosulfat 3 mg/kgBB/hari mulai fase rehabilitasi
 Vitamin A oral pada hari ke-1( kecuali sebelum dirujuk sudah diberikan) :

PEMBERIAN MAKAN AWAL ( INITIAL REFEEDING)

Tatalaksana :
 Makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering dan rendah osmolaritas dan rendah
laktosa
 P.O/NGT jangan parenteral
 Energi 100 kkal/kg/hari, protein 1-1.5 g/kgbb/hari, cairan 130 ml/kgbb/hari ( bla
edema berat 100 ml/kgbb/hari)
 Lanjutkan ASI dan F-75

TUMBUH KEJAR

 tanda anak telah memasuki fase ini : kembalinya nafsu makan, edema minimal atau
hilang

Tatalaksana

Transisi bertahap dari formula awal (F-75) ke formula tumbuh kejar ( F-100) fase
transisi

 Ganti F-75 dengan F-100, beri F-100 sejumlah yang sama dengan F-75 selama 2 hari
 Naikan jumlah F-100 sebanyak 10ml setiap kali pemberian sampai anak tidak mampu
menghabiskan atau tersisa sedikit( biasanya saat pemberian formula mencapai 200
ml/kgBB/hari). Dapat juga diberikan bubur atau MP-ASI yang dimodif sehingga
kandungan energy dan proteinnya sebanding dengan F-100
 Setelah transisi bertahap beri anak :
o Makan yang sering dengan jumlah tidak terbatas sesuai kemampuan anak
o Energy : 150 – 220 kkal/kgBB/hari
o Protein : 4-6 g/kgbb/hari
 Lanjutkan ASI
 Dapat diberikan makanan-terapeutik-siap-saji dengan energy sebanyak 500
kkal/sachet 92 g
 Hitung dan catat kenaikan berat badan setiap 3 hari
o Kurang (<5g/kgbb/hari)  butuh penilaian ulang lengkap
o Sedang (5-10 g/kgbb/hari) periksa apakah target asupan terpenui, ada
infeksi yang tidak terdeteksi?
o Baik (>10 g/kgBB/hari)

STIMULASI SENSORIK

 Ungkapan kasih saying


 Lingkungan ceria
 Terapi bermain
 Aktifitas fisik setelah anak cukup sehat
 Keterlibatan ibu

6. MDG’s goal 5 penurunan maternal mortality. Pendapat anda

Dari semua target MDGs, kinerja penurunan angka kematian

ibu secara global masih rendah. (Di Indonesia, angka kematian

ibu melahirkan (MMR/Maternal Mortality Ratio) menurun dari 390 pada

tahun 1991 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007).

Target pencapaian MDG pada tahun 2015 adalah sebesar 102 per 100.000

kelahiran hidup, sehingga diperlukan kerja keras untuk mencapai target

tersebut.. Mengingat pentingnya AKI sebagai salah satu indikator

pembangunan Negara, maka sudah sewajarnya pemerintah membuat sebuah

kebijakan mengenai anggaran untuk meningkatkan kesehatan perempuan.

Tidak hanya menggunakan indikator angka sebagai target tetapi juga

indikator input dan proses seperti penetapan anggaran kesehatan

perempuan, pemerataan jumlah tenaga kesehatan yang terjangkau, serta

pendidikan kesehatan reproduksi untuk perempuan, sehingga dapat

meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, termasuk pelayanan

keluarga berencana dan penyebarluasan komunikasi, informasi dan edukasi

kepada masyrakat.

7. G1P0A0 6 desember 2015 berapa usia kehamilan sekarang? Apa perencanaan antenatal
care yang akan anda berikan?
HPL : hari + 7, bulan -3, 2016 +1
Usia dalam bulan : 4 bulan
 tatalaksana kasus : Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan

hasil pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu

hamil harus ditangani sesuai standard an kewenangan tenaga kesehatan.

Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem

rujukan.

Anda mungkin juga menyukai