Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENGUAT DAYA KELAS A

Elektronika II

Disusun oleh:
Kelompok 2
Arianto Triandalu 5215122632
Eggy Retno Y. 5215122657
Muhammad Ridwan 5215120369
Rian Glori Suseno 5215122629
Teguh Prabowo 5215122674
Yusuf Syani 5215122628
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2014

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaykum Warohmatullah WabarakAtuh

Puji serta syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhana Wa Ta’ala karena berkat
rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan tuntas. Kami juga ingin
mengucapkan rasa terima kepada bapak Budi sebagai penjaga laboratorium praktikum
elektronika yang sudah banyak membantu kami dalam melakukan praktikum penguat daya
kelas A. Mohon maafkan kami jika selama praktek banyak sekali kelalain yang kami lakukan
baik disengaja maupun tidak sengaja.
Penguat daya kelas A merupakan salah satu penguat daya yang biasa dipakai dalam
satu sistem rangkaian audio amplifier. Tanpa adanya rangkaian penguat daya rangkaian tidak
akan berjalan dengan maksimal. Oleh karenanya, kami merancang sebuah rangkaian penguat
daya kelas A. Guna melatih kemampuan kami dalam merancang sebuah rangkaian dan
mengasah keterampilan kami dalam praktek.
Laporan ini kami sajikan sebaik mungkin agar para pembaca dapat mudah
memahaminya. Namun bukan berarti tidak ada kecacatan dalam laporan ini. Oleh karena itu,
kami mohon saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar laporan ini menjadi lebih
baik.

Wassalamu’alaikum Warohmatullah Wabarakatuh

Hormat kami,

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4
1.1. Latar Belakang...........................................................................................................4
1.2......................................................................................................................................
Perumusan Masalah.....................................................................................................4
1.3......................................................................................................................................
Tujuan Penulisan.........................................................................................................4
1.4......................................................................................................................................
Manfaat Penulisan.......................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................6
2.1. Garis Beban AC..........................................................................................................6
2.2......................................................................................................................................
Ujung-ujung garis beban AC.......................................................................................9
2.3......................................................................................................................................
Kepatuhan....................................................................................................................10
BAB III PERANCANGAN.............................................................................................14
3.1......................................................................................................................................
Menentukan Transistor................................................................................................

3.2. Menentukan besar ........................................

3.3. Menentukan nilai , , dan ......................................

3.4. Menentukan besar .........................................

BAB IV EKSPERIMEN..................................................................................................
4.1 Tujuan Praktikum........................................................................................................
4.2 Alat-alat.......................................................................................................................
4.3 Bahan-bahan................................................................................................................
4.4 Rangkaian Penguat kelas A.........................................................................................
4.5 Langkah eksperimen....................................................................................................
4.6 Hasil Pengukuran........................................................................................................

3
4.7 Analisis hasil pengukuran dan perhitungan.................................................................
BAB V PENUTUP...........................................................................................................
5.1. Kesimpulan.................................................................................................................
5.2...................................................................................................................................... Saran
.....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................
LAMPIRAN.....................................................................................................................

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam stereo, radio, atau televisi, sinyal inputnya kecil. Setelah beberapa tingkat bati
tegangan, sinyal menjadi besar dan menggunakan seluruh garis beban. Dalam tingkat
terakhir dari sistem arus kolektor jauh lebih besar karena impedansi beban jauh lebih kecil.
Penguat stereo, speaker, misalnya, mungkin hanya memiliki impedansi 8 Ω.
Pada penguatan sinyal kecil, kita mengetahui bahwa daya kurang dari 1 W, sedangkan
transistor daya memiliki tingkatan daya lebih dari 1 W. Transistor sinyal kecil biasanya
digunakan pada bagian depan dari akhir suatu sistem, di mana daya sinyal rendah,dan
transistor daya digunakan dekat dengan akhir suatu sistem karena daya sinyal dan arusnya
tinggi.
Penguat daya memiliki beberapa operasi kelas, salah satunya adalah penguat daya operasi
kelas A. Operasi kelas jenis ini biasa dipakai pada rangkaian-rangkaian elektronika. Oleh
karenanya sebuah perancang harus mampu membuat sebuah rangkaian penguat daya operasi
kelas A.

1.2. Perumusan Masalah


1. Bagaimana konsep dan rumus umum rangkaian penguat kelas A.
2. Menjelaskan cara kerja rangkaian penguat kelas A dengan menggunakan rangkaian common
emiter.
3. Membandingkan hasil perhitungan hambatan ( R ) berdasarkan rumus yang ada dengan hasil
pengukuran secara langsung.
4. Mencari nilai tegangan dan arus yang ada pada rangkaian penguat kelas A berdasarkan hasil
pengukuran..
5. Mencari nilai-nilai parameter Hybrida suatu Transistor.

1.3. Tujuan Penulisan


1. Dapat mengetahui konsep dan cara kerja dari rangkaian penguat kelas A.
2. Dapat membandingkan nilai hambatan dari hasil perhitungan tertulis berdasarkan rumus yang ada
dengan hasil pengukuran secara langsung.

5
3. Dapat menganalisa dan memahami rangkaian penguat kelas A berdasarkan hasil perhitungan dan
praktikum.
4. Memahami parameter Hybrida.

1.4. Manfaat Penulisan


Untuk mengetahui konsep perhitungan dan perngukuran penguat kelas A dan parameter
hybrida transistor

6
BAB II
PEMBAHASAN

PENGUAT DAYA KELAS A


Dalam memahami rangkaian penguat daya operasi kelas maka kita harus mempelajari
mengenai garis beban AC dan garis beban DC terlebih dahulu. Kedua garis beban ini
membantu perancang untuk menentuk daerah kerja dari transistor. Karena penguat daya
operasi kelas A bekerja ketika transistor dalam keadaan aktif. Seperti yang anda ketahui,
bahwa dalam sebuah rangkaian audio amplifier. Terdapat beberapa blok, dan salah satunya
adalah blok penguat daya. Jika kita melihat diagram blok pada rangkaian audio amplifier,
rangkaian penguat daya diletakkan pada bagian final dalam satu rangkaian audio amplifier.
Seorang perancang di bidang elektronika harus mampu merancang rangkaian ini.

Gambar 1. Contoh transistor daya


2.1. Garis beban AC
Setiap penguat melihat dua macam beban; beban dc dan beban ac. Ini berarti kita mengenal
dua jenis garis beban; garis beban dc dan garis beban ac. Kita dapat menurunkan garis
beban dc, dengan menganalisa rangkaian ekivalen dc. Hal ini telah kita lakukan dalam bab-
bab sebelumnya. Untuk memperoleh garis beban ac, kita harus menganalisa rangkaian
ekivalen ac.

7
Untuk mendapatkan garis beban ac maka yang pertama dilakukan adalah mencari garis
beban dc. Gambar 2(a). dan Gambar 2(b). Memperlihatkan penguat CE. Untuk memperoleh
garis beban DC; buat rangkaian ekivalen dc.

(a) (b)

(c)

Gambar 2. Penguat CE (a) Rangkaian (b) Rangkaian ekivalen DC (c) Rangkaian Ekivalen AC

Gambar 3. Garis beban DC dan AC

8
Pada Gambar 2(b). Bila terminal-terminal kolektor-emitor dihubung pendekan, transistor
akan menjadi jenuh dan arus dc dari kolektor menjadi maksimum dan diberikan oleh:

Apabila terminal-terminal kolektor-emitor terbuka transistor-transistor tersebut dalam


keadaan off dan tegan dc kolektor-emitor mencapai maksimum sama dengan

Perpotongan dengan sumbu-sumbu vertikal dan mendatar diperlihatkan dalam Gambar 3.


Selanjutnya, kita dapat mencari arus dan tegangan dc di titik Q. Untuk seterusnya kita akan

mempergunakan dan untuk melambangkan dan di titik Q. Seperti

diperlihatkan dalam Gambar 3. Dalam Gambar 3, arus kolektor dc kira-kira diberikan oleh

Dimana

Tegangan dc kolektor-emitor adalah

Setelah menentukan garis beban dc. Pada Gambar 2-c menunjukkan rangkaian ekivalen ac.
Emiter untuk ac tersambung ke bumi, oleh adanya kapasitor pintas, dan kolektor memacu
suatu tahanan beban sebesar

Apabila tegangan masukan ac dari Gambar 2-c disusutkan menjadi nol, transistor akan
beroperasi di titik Q yang diperlihatkan dalam Gambar 3. Apabila isyarat masukan ac

diperbesar mulai dari nol, perubahan–perubahan akan terjadi dalam arus kolektor total dan

tegangan kolektor total . Oleh karena tahanan beban ac berbeda dengan tahanan beban dc,
maka operasi berlangsung sepanjang garis beban ac daripada garis beban dc. Perhatikan

bahwa garis beban ac mempunyai titik jenuh (saturation point) yang diberi lambang

dan suatu titik pancung yang ditunjukkan dengan

9
2.2. Ujung-ujung Garis Beban AC

Untuk mendapatkan harga dari dan dalam Gambar 2(c), tegangan kolektor

ac diberikan oleh

Dimana tanda minus menunjukkan pembalikan fasa. Oleh karena tegangan ac dan arus ac
ekivalen dengan perubahan dalam arus dan tegangan total, persamaan di atas dapat ditulis
sebagai:

Dalam Gambar 3, perubahan dalam arus total antara titik Q dan titik jenuh dari garis beban
adalah:

Ini menyatakan kenaikan dalam arus total apabila kita berpindah dari titik Q ke titik jenuh
yang terletak pada garis beban.
Dengan jalan yang sama, perubahan dalam tegangan total antara titik Q dan titik jenuh adalah

Hal ini diperhatikan oleh karena tegangan total menurun bila kita pindah dari titik Q ke titik
jenuh yang terletak pada garis beban.
Apabila perubahan ini disubstitusikan ke dalam persamaan (1-6), kita peroleh :

Dengan menyelesaikan persamaan untuk ini kita peroleh :

arus ini adalah arus di ujung atas dari garis beban. Dengan penurunan yang serupa, tegangan
di ujung bawah dari garis beban adalah

10
Q

Gambar 4. Garis beban ac untuk penguat yang sembarang.

Gambar 3 memberikan rangkuman dari garis beban. Garis beban ac ini juga berlaku untuk
penguat yang sembarang oleh karena penurunan untuk tittik-titik ujung serupa dengan
penurunan dari persamaan (1-7) dan (1-8).

2.3. Kepatuhan
Dalam sebuah penguat linier, sebuah transistor bekerja sebagai sebuah sumber arus. Selama
sinyal ac kecil, transistor akan berperilaku sebagai sebuah sumber arus selama siklus ac.
Akan tetapi, apabila isyaratnya besar, transistor dapat didesak ke keadaan jenuh atau keadaan
terpancung di mana transistor tidak lagi berperilaku sebagai sumber arus.
 Kepatuhan DC
Kepatuhan (Complience) dari sebuah sumber arus adalah jangkauan tegangan operasi dari
sumber tersebut. Misalnya apabila sebuah sumber arus dapat bekerja antara suatu tegangan
minimum 5 V dan sebuah tegangan maksimal 25 V,maka sumber tersebut mempunyai
kepatuhan 20 V
Kepatuhan dc dari sebuah penguat transistor adalah jangakauan tegangan operasi dc dari
kolektor. Misalnya, Gambar 4 memperlihatkan sebuah garis beban dc dari sebuah rangkaian
yang diberi prategangan oleh sebuah pembagai tegangan. Oleh karena titik Q dapat
ditempatkan di mana saja sepanjang garis beban dc, maka kepatuhan tegangan dc sama

11
dengan . Apabila maka penguat transistor tersebut mempunyai kepatuhan

15V.

Gambar 5. Kepatuhan dc sama denegan seluruh garis beban dc.

 Sinyal maksimum tak terpotong


Sebuah penguat akan beroperasi sepanjang garis beban ac, bila penguat tersebut dijalankan
oleh sebuah tegangan ac. Apabila sinyalnya terlalu besar, sinyal tersebut akan terpotong di
salah satu ujungnya seperti ditunjukkan dalam Gambar 5-a. Apabila titik Q berada di bawah
pusat garis beban, kita memperoleh pemotongan seperti ditunjukkan dalam Gambar 5-a.
Apbila titik Q berada di atas pusat dari garis beban, kita peroleh pemotongan jenuh, seperti
diperlihatkan dalam Gambar 5-b. Apbila kita menempatkan Q di tengah-tengah garis beban,
kita peroleh sinyal terbesar yang tidak terpotong (Gambar 5-c).

12
Gambar 6. (a)Penjepitan pancung. (b)Penjepitan kejenuhan. (c) ayunan isyarat
maksimal

 Kepatuhan AC
Kepatuhan ac PP adalah maksimum tegangan keluaran penguat dari puncak ke puncak (tanpa
pemotongan). Misalnya dalam Gambar 6-a diperlihatkan garis beban ac dengan titik Q lebih
dekat ke keadaan pancung daripada keadaan jenuh. Oleh karena perpotongan dalam keadaan
terpancung terjadi lebih dulu, maka kepatuhan ac-nya adalah:

Apabila dan , penguat harus mempunyai kepatuhan ac sebesar

13
Nilai PP ini menyatakan maksimum dari tegangan keluaran dari puncak ke puncak yang tak

terpancung dari setiap penguat dengan dan

Dalam Gambar 6-b, titik Q lebih dekat pada kejenuhan. Ini berarti sinyal keluaran yang
terbesar yang tidak tergantung mempunyai tegan puncak ke puncak sebesar

Apabila misalnya , penguat mempunyai kepatuhan ac sebesar 10 V.

Apabila titik Q ditempatkan di pertengahan di garis beban ac seperti diperlihatkan dalam


Gambar 6-c, penguat mempunyai kepatuhan ac yang maksimal, artinya penguat tersebut
dapat menghasilkan sinyalyan tak terpancung yang maksimal. Selanjutnya

Oleh karena itu kita dapat menghitung kepatuhan ac dengan menggunakan atau

Apabila kita menganalisa penguat transistor, kita ingin mengetahui kepatuhan ac-nya. Untuk

setiap penguat, kepatuhan tersebut sama dengan yang terkecil di antara dan

14
BAB III
PERANCANGAN

Setelah kita mengetahui tentang definisi dan juga rumus-rumus dari penguat daya kelas A.
Selanjutnya adalah perancangan penguat daya kelas A. Untuk merancang sebuah penguat daya
kelas A, diperlukan langkah-langkah dalam membuatnya, diantaranya:
3.1. Menentukan Transistor
Untuk menentukan transistor yang digunakan pada penguat daya kelas A. Maka kita
memilih transistor jenis NPN dan memiliki aplikasi untuk penguat daya. Jika kita lihat
pada Gambar. 1 maka secara kasat mata kita akan mengetahui bentuk fisik transistor daya.
Selain itu, lihat datasheet transistor untuk mengetahui Power Dissipation, ingat bahwa
transistor daya harus memiliki PD lebih dari 0,5 watt.
Pada perancangan rangkaian penguat daya kelas A, kami memilih transistor TIP31C, yang
memiliki karakteristik dan absolute maximum rating sebagai berikut.

Jenis : NPN Epitaxial Silicon Transistor


Aplikasi : Medium Power Linier and Switching

Tabel 1. Absolute Maximum Ratings of TIP31C

15
Tabel 2. Characteristics Transistor of TIP31C

3.2. Menentukan besar

Dalam menentukan besar Vcc, jangan melebihi dari nilai . Dan dalam

menentukan nilai dari , jangan melebihi dari .

Sehingga kita mendapatkan:

3.3. Menentukan nilai , , dan

Dalam menentukan nilai untuk , , dan . Maka kita harus menentukan


rangkaian bias yang kita gunakan dan juga stage ( level ). Pada rangkaian penguat daya
kelas A yang kami rancang, kami menggunakan rangkaian bias pembagi tegangan dan
hanya satu stage lihat Gambar 7.

16
Gambar 7. Rangkaian bias pembagi tegangan

Pada buku aproksimasi malvino, dijelaskan bahwa perbandingan antara dan adalah

1:4. Dan adalah setengah dari .

Maka kita akan dapatkan

17
Setelah kita temukan dan , kita tentukan

dan

Perhatikan bahwa besar dari tidak lebih besar dari

Arus yang melalui pembagi tegangan ( ) paling sedikit

10 kali lebih besar dari

Sehingga akan kita dapatkan

18
3.4. Menentukan besar
Pada rangkaian penguat daya kelas A, kapasitor yang digunakan adalah yang memiliki

polaritas (electrolyc capacitor). Untuk dan bernilai karena hanya sebagai

bypass. Sedangkan untuk sebesar karena sebagai kapasitor kopling. Oleh

karenanya . Perhatikan nilai dari kapasitor berikut.

Terbukti bahwa nilai lebih keci dari nilai

Setelah semua nilai komponen sudah didapat nilainya, maka rangkaiannya akan seperti
gambar di bawah ini.

19
Gambar 8. Skema yang siap di uji cobakan
Karena resistor yang memiliki nilai pada skema diatas tidak di jual di pasaran, maka kita
akan menggantinya dengan resistor yang nilainya mendekati nilai perhitungan. Kami juga
menggunakan resistor dengan toleransi rendah yakni 5%. Untuk menghindari kesalahan
nilai dalam perancangan rangkaian.
Tabel 3. Nilai Perhitungan dan Nilai sebenarnya resistor.
Resistor Nilai Perhitungan Nilai Sebenarnya
R1
R2
RE
RC, RL

20
BAB IV
EKSPERIMEN

4.1 Tujuan Praktikum


Merancang dan menganalisis sebuah rangkaian penguat daya kelas A dan mengetahui
parameter Hybrida.
4.2 Alat-alat
No Nama alat Jumlah Keterangan
1 Oskiloskop 1 Kenwood
2 Function Generator 1
3 Transistor Tester 1
4 Multitester Digital 1 Sanwa
5 Proto Board 1
6 Capit Buaya 2 pasang
7 Probe Oskiloskop 1 pasang
8 Probe Function Generator 1 pasang
9 Power Supply 1
10 Box Komponen 1
11 Kabel AC + Port 2

4.3 Bahan-bahan
No Simbol Nilai Jumlah Keterangan
1 1
2 2

3 1

4 1

5 2 25 V

6 1 25 V

7 BD139 1 NPN

4.4 Rangkaian
Penguat Kelas
A

21
4.5 Langkah-langkah Eksperimen
a) Uji transistor menggunakan transistor tester.

b) Menyusun rangkaian

22
c) Atur catu daya menjadi 20 Volt, lalu matikan.
d) Aktifkan oskiloskop lalu kalibrasi.
e) Aktifkan function generator lalu ukur menggunakan oskiloskop. Jika sudah matikan.
f) Pasang semua probe pada rangkaian seperti pada gambar berikut.

23
g) Aktifkan power supply lalu function generator,lihat tanggapan sinyal di oskiloskop.

24
h) Ukur beberapa parameter pada rangkaian penguat daya kelas A menggunakan
multitester digital kemudian catat dalam tabel.

25
4.6 Hasil Pengukuran
No Besaran yang diukur Nilai Satuan
1 19,83 Volt
2 17,36 Volt
3 2,42 Volt maka didapat nilai
4 0,62 Volt untuk parameter-parameter
5 8,28 Volt
6 1,78 Volt lainnya.
7 10,13 Volt
8 11,66 Volt
9 0,25 mA
10 38 mA
11 36 mA
12 3,80 mA
13 0,2
14 7

4.7 Analisis Pengukuran dan Perhitungan


Perhitungan
- Mencari garis beban DC

26
- Penguatan

- Mencari garis beban AC

- Mencari parameter-parameter lainnya

- Garis beban DC dan AC (titik Q)

27
Erorr Analisis

NO Parameter Nilai Pengukuran Nilai Perhitungan Persentase Error


1 9,44 V 9,888 V 4,53 %
2 2,35 V 2,48 V 5,2 %
3 6,3 mA 37,87 mA 83,36 %
4 0,3 mA 0,252 mA 19,04 %
4.8 PARAMETER HYBRIDA

Susunlah rangkaian berikut kemudian ukurlah !

Hasil pengukuran
No Besaran yang diukur Nilai
1 800 mV rms
2 416 mV rms

28
3 60 mA
4 92 mA

Maka didapat

a) Mencarai impedansi input ( )

b) Mencari penguatan arus ( )

c) Penguatan tegangan balik ( )

d) Admitansi input ( )

29
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

30
DAFTAR PUSTAKA

31
LAMPIRAN-LAMPIRAN

32

Anda mungkin juga menyukai