Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Epidemiologi
Keratosis seboroik adalah lesi kulit yang paling sering terjadi seiring
dengan peningkatan usia,3 biasanya terjadi pada usia di atas 30 tahun. 12 Keratosis
seboroik umumnya terjadi pada iklim sedang tetapi bisa timbul lebih dini pada
daerah tropis. Keratosis seboroik mayoritas terjadi pada pasien Kaukasia yang tua,
tetapi banyak juga terjadi pada ras-ras yang lain.2 Perempuan dan laki-laki
biasanya terkena sama rata. Meskipun sangat sering ditemukan, tetapi keratosis
seboroik ini tidak memiliki data epidemiologi yang lengkap pada kebanyakan
subjek yang diteliti sebanyak 30 % pada usia di bawah 30 tahun, dan meningkat
sampai 100 % pada subjek yang berusia lebih dari 50 tahun. Di Inggris ditemukan
D. Kandou Manado didapati 478 pasien tumor jinak dari 3055 pasien baru dari
6
Universitas Sumatera Utara
7
data rekam medis RSUP. H. Adam Malik Medan pada tahun 2014 didapati
bahwa dari 164 pasien baru di Divisi Tumor dan Bedah Kulit Ilmu Kesehatan
Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan, didapati 17 penderita keratosis
seboroik.
2.1.2 Etiopatogenesis
kebanyakan hanya pada permukaan keratosis seboroik dan tidak lebih dalam pada
berkaitan dengan tertahannya sel epidermis fase G1 dan ketuaan. 2 Suatu terobosan
FGFR3 sehingga terjadi transmisi konstan sinyal terhadap sel, tanpa ikatan ligan.
Tetapi ini masih belum jelas pola sinyal yang mana pada keratinosit yang
Tidak ada hubungan yang telah ditemukan antara mutasi FGFR3 dan PIK3CA
yang bervariasi dan subtipe histologikal yang bervariasi. Terdapat proporsi yang
berbeda dari keratosis seboroik yang tidak ada mendapatkan mutasi hotspot
FGFR3 atau PIK3CA, sehingga diduga bahwa gen-gen lain bisa juga terlibat.2,26
dan B-cell lymphoma 2 (Bcl-2), meskipun tidak ada lokus genetik atau
masih perlu diteliti bagaimana ekspresi endotelin yang berlebihan oleh keratinosit
Karena lesi keratosis seboroik bias timbul tanpa tergantung paparan sinar
endotelin-1 yang tinggi dan melanosit lesi meningkatkan ekspresi tirosinase, yang
Keratosis seboroik akan terjadi pada usia yang lebih tua, dan makin
membesar dan bertambah banyak seiring dengan kenaikan usia. 18-21 Genetik bisa
karena pasien dengan lesi multipel sering kali memiliki riwayat keluarga yang
positif.2,12.
ini melaporkan kejadian tidak seimbang keratosis seboroik pada daerah kulit yang
terpapar sinar matahari (misal: kepala, leher, dan punggung tangan). 2 Penelitian di
Korea yang disebutkan sebelumnya memberikan hasil yang sama. Pasien dengan
paparan kumulatif lebih dari 6 jam sehari memiliki 2,3 kali resiko keratosis
seboroik yang lebih besar dibandingkan dengan mereka yang kurang dari 3 jam
menemukan bahwa tidak ada riwayat surnburn yang nyeri ataupun paparan
seboroik.9
tangan dan kaki. Lesi keratosis seboroik bisa multipel atau tunggal. Biasanya
Awalnya bisa didapati satu atau lebih lesi berbatas jelas, coklat muda, lesi
permukaan verukosa yang halus. Lesi-lesi ini timbul pada kulit yang normal.
Ukuran awalnya biasanya kurang dari 1 cm, tetapi lesi dapat berkembang menjadi
beberapa cm atau lebih. Seiring dengan waktu, lesi menjadi lebih tebal dan
dalam dan tidak merefleksikan cahaya. Banyak lesi yang menunjukkan sumbatan
seboroik ini lembut dan kesan berminyak pada perabaan. Bentuknya bulat ke oval
dan banyak lesi bisa mengikuti lipatan kulit. Lesi-lesi yang paling kecil terdapat di
seboroik memiliki rambut yang lebih sedikit dibanding dengan kulit sekitar. 24
warna yang semakin jelas karena inflamasi. Keratosis seboroik memiliki beberapa
pedunculated.6,11,19,22
2.1.6 Diagnosis
klinis.1 Dermoskopi dapat menolong pada kasus kasus yang tidak jelas. 30-34
sulkus girus”.2,34 Keratosis seboroik secara tipikal timbul dengan warna coklat
superfisial. Pada keratosis seboroik berpigmen, bisa juga ada densitas seperti
garis, tidak seperti lesi melanositik yang yang sulit didefenisikan. 31,34 Bila
berbatas jelas yang bisa berbentuk endofitik, eksofitik atau datar. 37,38 Terdapat 9
Pigmen ada terutama dalam keratinosit basal. Peningkatan yang jelas dari
melanosit yang mengandung pigmen melanin dapat dijumpai (gambar 2.4). 2,22
Jadassohn). Pada beberapa kasus terdapat sarang-sarang yang terdiri dari sel-sel
Didapati sel infiltrat inflamasi likenoid yang padat pada dermis bagian atas.
bisa juga ada. Kadang-kadang ada sel infiltrat inflamasi yang padat seperti netrofil
yang kadang tidak memiliki gambaran likenoid. Squamous eddies sering terdapat
bertanduk dan pseudokista bisa terlihat, tetapi tidak sebanyak bentuk akantotik.
hiperkeratosis yang ringan, sering didapati pigmen basal yang ringan (‘kaki
kotor’) dan hanya akantosis minimal. Tidak ada kista bertanduk. Sel-sel tersebut
kontras dengan epidermis normal yang berdekatan dan tampak menjadi lebih
epidermis. Proliferasi epitel pada dermatosis papulose nigra tidak umum terdiri
dari sel-sel basaloid. Pada dermatosis papulose nigra ini didapati gambaran
histopatologis dengan perubahan utama ada pada epidermis. Akantosis yang tidak
teratur, papilomatosis, dan deposit sejumlah besar pigmen yang tidak biasa
didapati sepanjang rete, terutama pada lapisan basal, dan ini merupakan penanda
polipoid, namun berbeda dengan skin tag, dimana pada varian keratosis seboroik
pseudohorn cyst.4
2.1.8 Penatalaksanaan
kosmetik.2
prosedur operasi yang bervariasi sekarang ini telah tersedia. Kuretase dengan
sendok tajam atau cincin kuret adalah metode yang umum.2,42 Eksisi shave dengan
lesi flat, sprai dingin 5 – 10 detik direkomendasikan; untuk tumor yang lebih
tebal, durasi bisa lebih lama atau semprotan kedua bisa diaplikasikan.
Elektrodesikasi juga bisa digunakan.43 Pilihan terapi yang lain dalam pembuangan
keratosis seboroik adalah laser ablatif seperti erbium YAG atau laser CO2.
Terdapat penelitian yang telah melaporkan penggunaan yang sukses dari laser
peningkatan resiko skar atau formasi keloid juga hiper atau hipopigmentasi.
materi untuk analisa histologis sehingga hanya bisa dilakukan pada keratosis
seboroik yang diagnosisnya bisa ditegakkan jelas secara klinis. Bila malignansi
tidak bisa seutuhnya disingkirkan, maka suatu prosedur harus dipilih yang juga
dibuang semua, maka prosedur multipel sekarang ini adalah pilihan metode. 2 Bila
induksi apoptosis keratinosit. Pada penelian yang lain, tazaroten 0,1 % dengan
dasar krim, diaplikasikan dua kali sehari, diperoleh resolusi komplit (konfirmasi
dengan histologi) pada 7 dari 15 pasien, walaupun obat ini menyebabkan iritasi.
pada beberapa pasien, karena dapat membatasi pembedahan yang multipel. Suatu
hasil yang penting. 1,25 dihidroksi vitamin D3 diberikan secara oral pada pasien
dengan keratosis seboroik multipel dengan dua dosis oral yang berbeda. Dosis
yang lebih tinggi memproduksi perubahan inflamasi pada lesi sesudah 2 minggu
dan akhirnya menimbulkan resolusi dengan suatu skar atropi atau makula coklat.
Regresi dapat dilihat pada histologi sebagai vakuolasi dan degenerasi sel
basal.2,42,43
Pada umumnya tidak ada terapi topikal atau sistemik yang telah terbukti
harus selalu diteruskan melebihi periode yang lama dan keefektifan umumnya
jelas lebih inferior dari prosedur operasi. Tetapi pada masa depan, penemuan yang
dibuat pada genetik molekular bisa memberikan dasar untuk perkembangan terapi
topikal terbaru.2,24,43
2.1.9 Prognosis
Keratosis seboroik adalah suatu tumor kulit benigna tanpa suatu tendensi
2.2 Endotelin-1
dari tiga bentuk isoform yaitu endotelin-1, endotelin-2 dan endotelin-3 yang
dikodekan oleh gen yang berbeda.44-45 Endotelin-1 pertama kali diisolasi dari sel-
sel endotel vaskuler. Endotelin-1 diproduksi oleh banyak tipe sel, termasuk
keratinosit. Masa sekarang ini, hubungan antara endotelin dengan penyakit karena
gangguan pigmen sangat menarik perhatian karena peran penting endotelin pada
pigmentasi epidermal pada beberapa penyakit gangguan pigmen. Oleh karena itu
yang diinduksi sinar matahari, dan menginduksi kadar protein antiapoptotik. 44,51
diinduksi UVB, dimana disekresi oleh keratinosit yang terpapar UVB dan
dan mitogenesis.14,15,17
sitokin inflamasi seperti sitokin inflamasi primer yaitu IL-1α dan TNF-α. Ekspresi
Berdasarkan observasi bahwa kadar yang tinggi dari melanosit yang memproduksi
seperti terlihat pada folikel rambut, sehingga diduga bahwa keratinosit yang
Peningkatan produksi dan lokasi endotelin-1 yang dinilai pada keratosis seboroik
yang ditunjukkan oleh reaksi dopa, sehingga dianggap bahwa aktivasi melanosit
sekitar.55
aksinya yang sudah diketahui pada melanosit manusia. 48,55 Tetapi sitokin-sitokin
jadi berubah dalam pertumbuhan sel yang tidak terkontrol pada neoplasma yang
berasal dari keratinosit. Masih belum jelas apakah endotelin-1 hanya berimplikasi
basaloid kulit, seperti pada keratosis seboroik, dan blokade pola ini dapat
mengurangi keberlangsungan hidup sel secara in vitro. Oleh karena itu inhibitor
2.5 Kerangka teori Aging Riwayat HPV: ? Mutasi gen: Polimorfisme gen
Sinar UV, terutama UV-B keluarga PIK3CA, FGFR3 lain: ?
R-ET-1
keratinosit Kehilangan
homeostatik
epidermis fokal
IL-1α ↑ & TNF ↑ Variasi histopatologis:
Proliferasi klonal akantotik
Endotelin-1↑ keratinosit dan Keratosis seboroik reticulated
Big Endothelin-1 melanosit pigmented
klonal
Endotelin-1↑ irritated
ECE-α ↑ hiperkeratotik
Big Endothelin-1
Endotelin-1↑ flat
ECE-α↑
ECE-α↑ dermatosis papulose nigra
Big Endothelin-1 IL-1α ↑ pedunculated
Endotelin-1 ↑
Mitogenesis & TNF ↑
Merangsang keratinosit
Tumorigenesis Melanogenesis
sekitar berproliferasi
Ket. Gambar: stratum basalis
stratum basalis dan spinosum
Gambar 2.11 Kerangka teori