Anda di halaman 1dari 7

Protobiont

2013
Vol 2 (2): 80 - 86

Karakteristik Populasi Ikan Biawan (Helostoma temminckii Cuvier)


di Danau Kelubi Kecamatan Tayan Hilir

Yeni Rahman1, Tri Rima Setyawati1, Ari Hepi Yanti1


1
Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi,
Pontianak, email: yeni_biosains@yahoo.com

Abstrak
Ikan biawan (Helostoma temmincki Cuvier) merupakan ikan air tawar ekonomis yang banyak ditemukan di
Danau Kelubi dan banyak ditangkap oleh nelayan setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
karakteristik populasi ikan biawan di Danau Kelubi yang meliputi kepadatan, struktur umur, nisbah kelamin
dan indeks kematangan gonad (IKG). Penelitian dilakukan pada bulan Mei hingga Juli 2012. Pengambilan
sampel ikan menggunakan metode Proportionate Cluster Random Sampling dengan jala tebar seluas
12,56m2. Berdasarkan analisis Catch Per Unit Effort (CPUE) diketahui kepadatan ikan biawan di Danau
Kelubi sebanyak 331 ekor, yang terdiri atas dua kelompok umur ekologis yaitu juvenil (75,42%) dan
dewasa (24,58%). Nisbah kelamin ikan biawan jantan dan betina memiliki perbandingan 1,5:1. Populasi
ikan biawan didominasi ikan muda dengan tingkat kematangan gonad (TKG) I. Indeks kematangan gonad
(IKG) ikan biawan berkisar antara 0,47–4,48 %. Nilai IKG ikan biawan di Danau Kelubi < 20%
menandakan bahwa ikan biawan dapat memijah sepanjang tahun.

Kata kunci :Helostoma temminckii Cuvier, gonad, nisbah kelamin, populasi, Danau Kelubi

PENDAHULUAN Pada danau eutrofik terjadi peningkatan


dekomposisi bahan organik yang menyebabkan
Danau Kelubi merupakan danau yang terletak di oksigen berkurang dan banyaknya senyawa toksik
Desa Beginjan, Kabupaten Sanggau. Sumber air yang dapat meracuni ikan. Kondisi danau yang
danau berasal dari air hujan dan aliran Sungai demikian akan mempengaruhi kehidupan ikan
Tayan. Danau Kelubi menjadi habitat ikan air biawan (Suryono, 2010).
tawar yang bernilai ekonomis seperti ikan biawan
(H. temminckii), ikan toman (Channa micropeltes) Penurunan kualitas danau dan penangkapan ikan
dan ikan sepat (Trichogaster trichopterus). biawan dalam jumlah besar dapat mengganggu
kelestarian ikan. Penelitian tentang populasi ikan
Keberadaan ikan biawan di Danau Kelubi cukup biawan di Danau Kelubi belum pernah dilakukan,
melimpah, sehingga menjadi tangkapan utama sedangkan informasi tersebut sangat diperlukan
nelayan. Penangkapan ikan biawan dalam jumlah dalam rangka menjaga kelestarian ikan biawan.
besar telah berlangsung lama, terutama saat musim Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
kemarau. Penangkapan ikan yang berlangsung karakteristik populasi ikan biawan yang meliputi
secara terus menerus tanpa adanya kegiatan kepadatan, nisbah kelamin, struktur umur dan
budidaya akan berdampak pada populasi ikan indeks kematangan gonad ikan biawan.
biawan.

Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap BAHAN DAN METODE


populasi ikan biawan adalah kondisi perairan
danau. Danau Kelubi telah mengalami eutrofikasi. Waktu dan tempat penelitian
Hal ini terlihat dari permukaan air danau yang Penelitian dilakukan selama tiga bulan dari bulan
ditutupi oleh makrofita akuatik dan perairan Mei hingga Juli 2012. Penelitian dilakukan di
dangkal dengan kedalaman berkisar 1,8–2,5 m Danau Kelubi dan Laboratorium Zoologi Program
(Suryono, 2010). Studi Biologi FMIPA Untan.

80
Protobiont
2013
Vol 2 (2): 80 - 86

Deskripsi Umum Lokasi Penelitian koordinat 040.09’68” LU dan 990.96’037” BT,


Danau Kelubi merupakan danau musiman dengan terjadi blooming makrofita akuatik serta air berbau
luas ±220 Ha, memiliki aliran inlet dan outlet busuk. Stasiun 2 terletak pada titik koordinat
yang sama serta terletak pada titik koordinat 040.08’173” LU dan 990.96’989” BT, terdapat
040.08’957’’ LU dan 990.96’056’’ BT (Gambar 1). Azola sp dan eceng gondok (Eichornia crassipes).
Stasiun 3 terletak pada titik koordinat 040.03’585”
Stasiun penelitian
LU dan 990.96’820” BT, air jernih serta vegetasi
Stasiun penelitian dibedakan berdasarkan rona
cukup rapat.
lingkungan danau. Stasiun 1 terletak pada titik

Gambar 1. Peta Stasiun Penelitian

Pengambilan Sampel Ikan Tabel 1. Tingkat Kematangan Gonad Ikan


Tingkat Betina Jantan
I Ikan muda
Ikan diambil menggunakan jala tebar seluas 12,56 Gonad berwarna bening Gonad berwarna
m2 dengan metode proportionate cluster random jernih
sampling. Setiap stasiun dilakukan 9 kali II Masa perkembangan
penebaran jala, yang dilakukan pukul 08.00-17.00 Gonad berwarna putih Gonad berwarna
WIB. Pengambilan sampel ikan dilakukan setiap kekuningan putih susu
bulan periode Mei hingga Juli 2012. III Dewasa
Gonad mengisi hampir Gonad mengisi
Pengamatan dan Pengukuran Ikan setengah peritoneum, hampir setengah
telur berupa butiran peritoneum,
halus, berwarna kuning berwarna putih
Ikan yang tertangkap dikelompokkan dan dihitung kehijauan susu
jumlahnya berdasarkan stasiun pengambilan,
kemudian diambil 80 ekor ikan secara IV Matang
proporsional. Ikan diukur panjang dan ditimbang Gonad mengisi Gonad mengisi
berat tubuhnya, kemudian dibedah untuk sebagian besar sebagian besar
peritoneum, warna hijau peritoneum dan
menentukan jenis kelamin. Pengamatan tingkat kecoklatan dan lebih berwarna putih
kematangan gonad (TKG) secara morfologi gelap. susu
meliputi warna, struktur permukaan, pengisian
gonad terhadap peritoneum, ada tidaknya telur, V Mijah
Gonad mengecil Gonad kosong
panjang dan berat gonad. Pengamatan morfologi
(sumber : Siregar, 1991 dalam Yustina, 2002)
gonad memenuhi karakteristik yang tertera pada
Tabel 1 (Yustina, 2002; Kusnandar, 2003).

81
Protobiont
2013
Vol 2 (2): 80 - 86

Faktor fisika kimia perairan yang diukur antara Indeks Kematangan Gonad
lain suhu air, kedalaman, kecerahan, pH, oksigen
Indeks kematangan gonad dihitung dengan
terlarut (DO), karbondioksida bebas (CO2) dan
membandingkan berat gonad dan berat tubuh ikan
amoniak yang dilakukan bersamaan dengan
dengan persamaan berikut:
penebaran jala di setiap stasiun.
IKG = (Bg : Bt) x 100%
(Effendie, 2002)
Analisis Data
Keterangan:
IKG = Indeks kematangan gonad
Kepadatan (density)
Bg = Berat gonad (gram)
Kepadatan populasi ikan biawan di Danau Kelubi
Bt = Berat tubuh (gram)
diduga menggunakan metode Catch per Unit of
Effort (CPUE) dengan persamaan berikut:
HASIL DAN PEMBAHASAN
(Effendie, 2002)
Keterangan: Hasil
a = titik potong garis dengan sumbu y Kepadatan ikan biawan
b = sudut garis Ikan biawan yang tertangkap selama penelitian
x = hasil tangkapan kumulatif sebanyak 311 ekor. Jumlah ikan biawan yang
y = hasil tangkapan per satuan usaha tertangkap di Danau Kelubi selama bulan Mei
konstanta a dan b didapat dengan formula : hingga Juli diregresikan dalam persamaan CPUE
(Gambar 2). Nilai sudut garis (b) sebesar -0,021
dan titik potong terhadap sumbu y terletak pada
(a) 6,946, sehingga diperoleh dugaan kepadatan
populasi ikan biawan di Danau Kelubi sebesar 331
Keterangan: ekor.
N = jumlah nilai y
Nilai a diperoleh dari persamaan:
_ _

Jika konstanta a dan b telah diketahui, maka


dugaan besarnya populasi diperoleh dari
persamaan berikut:

Nisbah Kelamin (Sex Ratio)


Nisbah kelamin ikan dianalisa menggunakan uji Gambar 2. Kepadatan Ikan Biawan di Danau Kelubi
Chi-kuadrat ( ) dengan rumus berikut:
Ikan biawan yang tertangkap pada stasiun I, II dan
III selama penelitian, masing-masing sebanyak 95
ekor, 12 ekor dan 204 ekor. Jumlah ikan yang
(Prihartini, 2006) tertangkap menurun selama bulan Mei, Juni dan
Keterangan: Juli masing-masing sebanyak 118, 109, dan 84
ekor (Gambar 3).
= nilai distribusi kelamin
f1 = nilai pengamatan ikan ke-i
F = nilai harapan ke-i
i = 1,2,3
s = jumlah pengamatan

Umur Ikan Biawan


Umur ikan biawan dianalisis dengan metode
Petersen. Ikan dalam kelompok umur yang sama
(cohort) akan membentuk suatu distribusi normal Gambar 3. Jumlah Ikan Biawan yang Tertangkap
sesuai dengan panjang rata–rata tubuhnya Selama Bulan Mei hingga Juli
(Effendie, 2002).
82
Protobiont
2013
Vol 2 (2): 80 - 86

Nisbah Kelamin Nilai IKG tertinggi pada bulan Mei yaitu 0,59-
Nisbah kelamin ikan biawan dari 240 sampel yang 1,05% untuk ikan biawan jantan, dan 0,475-4,48%
diukur, diperoleh perbandingan ikan jantan dan untuk ikan biawan betina. Pada bulan Juni dan Juli
betina sebesar 1,5:1. Ikan jantan sebanyak 143 masing-masing berkisar 0,71-0,782% dan
ekor (59,58 %) dan ikan betina sebanyak 97 ekor 0,645-0,873% (Tabel 3).
(40,41 %) (Tabel 2). Hasil analisa chi-kuadrat
didapat ᵡ2hitung sebesar 3,6 (Mei dan Juli) dan
ᵡ2hitungsebesar 0,025 (Juni), sedangkan nilai ᵡ20,95
sebesar 5,99. Nilai ᵡ2hitung< ᵡ20,95 menunjukkan
bahwa nisbah kelamin jantan dan betina seimbang.

Tabel 2. Frekuensi Kehadiran Ikan Biawan Jantan dan Betina


di Danau Kelubi
Jenis Frekuensi Jumlah (%)
Kelamin Mei Juni Juli
Jantan 52 39 52 143 59,58
Betina 28 41 28 97 40,41

Struktur Umur
Populasi ikan biawan terdiri dari dua kelompok
umur (cohort) ekologis yaitu juvenil (72,42%) dan Gambar 5. Distribusi Panjang Total (cm) Ikan Biawan
dewasa (24,58%). Hal ini tergambar dari grafik di Danau Kelubi
distribusi panjang tubuh ikan biawan yang
memiliki dua puncak (cohort) (Gambar 4). Ukuran Tabel 3. Indeks Kematangan Gonad (IKG) Ikan Biawan di
Danau Kelubi
panjang total juvenil ikan biawan berkisar antara
Kisaran IKG
6,5–12,5 cm, sedangkan ikan dewasa berkisar Jenis
Bulan TKG IKG rata - rata
antara 13,5-17,5 cm. kelamin
(%) (%)
Jantan Mei I 0,12 – 1,00 0,73
II 0,38 – 1,02 0,59
III 1,05 – 1,05 1,05
Juni I 0,29 – 2,00 0,78
Juli I 0,29 – 2,00 0,78
Betina Mei I 0,12 – 1,00 0,62
II 0,36 – 0,56 0,47
III 0,74 – 1,85 1,29
IV 4,05 – 5,13 4,48
Juni I 0,25 – 2,00 0,71
Juli I 0,59 – 1,00 0,87
II 0,64 – 0,65 0,64

Kondisi Perairan Danau Kelubi


Faktor fisika kimia perairan Danau Kelubi selama
bulan Mei hingga Juli 2012 terlihat pada Tabel 4.
Gambar 4.Struktur Umur Ikan Biawan
Tabel 4. Kisaran Nilai Parameter Lingkungan Pada Stasiun
Penelitian
Parameter Stasiun I Stasiun II Stasiun III
Distribusi Frekuensi Panjang Total Ikan Biawan
Suhu air (0C) 27-31 29-32 28-31
Panjang total ikan biawan selama bulan Mei Kedalaman (m) 0,25-1,02 0,20-0,63 0,67-0,73
hingga Juli berkisar 6,5-17,5 cm. Ukuran panjang Kecerahan (m) 0,09-0,16 0,02-0,26 0,27-0,6
ikan biawan yang tertangkap pada bulan Mei pH 6 6 6-7
berkisar antara 8,5-17,5 cm, sedangkan pada bulan DO (mg/l) 2,4-3,0 0,4-5,0 3,6-5,6
CO2 (mg/l) 15,4-18,7 14,08-22 12,1-17,6
Juni dan Juli berkisar antara 6,5-13,5 cm. Ikan Amoniak (mg/l) 2-10 1-10 1-10
dengan panjang 8,5 cm dan 9,5 cm paling banyak
tertangkap selama penelitian (Gambar 5).
Pembahasan
Indeks Kematangan Gonad (IKG) Ikan Biawan
Populasi ikan biawan memiliki indeks kematangan Kepadatan populasi ikan biawan di Danau Kelubi
gonad (IKG) rata-rata berkisar antara 0,47-4,48 %. selama bulan Mei hingga Juli sebesar 331 ekor.
83
Protobiont
2013
Vol 2 (2): 80 - 86

Keberadaan ikan biawan di Danau Kelubi diduga 2006). Perubahan kedalaman air merupakan
berasal dari Sungai Tayan yang merupakan salah stimulasi bagi ikan untuk melakukan migrasi ke
satu sumber air danau. Penelitian Utomo dan perairan yang lebih dalam, menyebabkan jumlah
Susilo (2008) mengenai pendugaan stok ikan di ikan yang tertangkap pada bulan Juni dan Juli
Sungai Tayan, menunjukkan bahwa jumlah ikan berkurang.
biawan mencapai 2,91% (12 ekor) dari total stok
ikan yang ada sebanyak 403 ind/ha. Ikan biawan termasuk kelompok black fish (ikan
rawa) yang toleran terhadap pH asam dan
Ikan biawan memiliki tingkat toleransi yang tinggi konsentrasi karbondioksida yang tinggi (Utomo
terhadap perubahan suhu dan konsentrasi oksigen dan Krismono, 2006; Sulistiyarto, dkk., 2007).
terlarut. Penyebaran ikan di perairan dipengaruhi Kisaran optimum bagi ikan berkisar antara 6-9,
oleh kecerahan, konsentrasi oksigen terlarut serta sedangkan pH di Danau Kelubi selama penelitian
konsentrasi karbon dioksida bebas (Fujaya, 2010). berkisar antara 6-7.
Ikan biawan paling banyak tertangkap di stasiun
III (Gambar 3). Stasiun III memiliki kondisi Ikan rawa dapat bertahan hidup pada perairan
perairan yang masih mendukung kehidupan ikan dengan konsentrasi karbon dioksida yang tinggi.
biawan seperti suhu air berkisar 28-31 0C, Hal ini dikarenakan haemoglobin pada darahnya
kedalaman 0,67-0,73 m, dengan kecerahan air memiliki afinitas yang tinggi terhadap oksigen dan
mencapai 0,6 m. Konsentrasi oksigen terlarut sensitifitas yang rendah terhadap karbondioksida
berkisar antara 3,6-5,6 mg/l, sedangkan (Payne, 1986 dalam Sulistiyarto, dkk., 2007).
konsentrasi karbon dioksida bebas berkisar antara Konsentrasi amoniak yang mencapai 10 mg/l
12,1-17,6 mg/l (Tabel 4). menandakan Danau Kelubi mengalami eutrofikasi.
Walaupun demikian, secara umum kondisi
Ikan biawan paling sedikit tertangkap di stasiun II perairan danau masih mendukung kehidupan ikan
(Gambar 3) karena kondisi perairan stasiun II biawan.
yang kurang mendukung kehidupan ikan.
Kedalaman air berkisar 0,2-0,63 m, dan kecerahan Populasi ikan biawan jantan dan betina di Danau
berkisar 0,02-0,26 m. Kedalaman air yang rendah Kelubi memiliki nisbah kelamin 1,5:1. Rasio
mengakibatkan berkuranganya konsentrasi tersebut hampir sama dengan hasil penelitian
oksigen terlarut akibat proses dekomposisi. Mustakim (2008) yang memperoleh nisbah
Konsentrasi oksigen terlarut pada stasiun II hanya kelamin ikan betok (Anabas testudineus Bloch)
sebesar 0,4 mg/l, sedangkan karbon dioksida jantan dan betina sebesar 1,2 : 1 di perairan Danau
bebas berkisar 14,08-22 mg/l (Tabel 4). Melintang Kalimantan Timur. Populasi ikan di
alam memiliki keseimbangan nisbah kelamin
Kecerahan optimum bagi ikan di perairan di atas tergantung dari jenis spesiesnya.
0,3, dengan konsentrasi oksigen terlarut di atas 3
mg/l (Kordi, 2010). Ikan biawan masih ditemukan Nisbah kelamin ikan yang hidup berkelompok
pada stasiun I dan II dengan konsentrasi oksigen seperti ikan biawan dan ikan bada (Rasbora
terlarut kurang dari kisaran optimum. Hal ini argyrotaenia) umumnya optimal jika jantan dan
dikarenakan ikan biawan memiliki insang dengan betina berbanding 2:1. Penelitian Said dan
labirin yang dapat mengambil oksigen langsung di Mayasari (2010), menunjukkan bahwa reproduksi
udara (Evy, dkk., 2011). ikan bada secara ex-situ mencapai optimal pada
nisbah kelamin jantan dan betina berbanding 2:1.
Ikan biawan paling banyak tertangkap pada bulan
Mei (Gambar 3). Hal ini dipengaruhi perubahan Ikan biawan di Danau Kelubi terdiri dari dua
musim (awal musim kemarau). Saat musim kelompok umur yaitu juvenil (184 ekor) dan
kemarau air hanya menggenangi bagian danau dewasa (56 ekor). Hal ini menunjukkan bahwa
yang dalam, menyebabkan densitas ikan populasi ikan biawan di Danau Kelubi selama
meningkat. Kedalaman danau menurun setelah bulan Mei hingga Juli didominasi oleh ikan-ikan
musim kemarau (Juni dan Juli), hal ini juga dapat muda, sehingga diduga mengalami pertumbuhan
menyulitkan penangkapan ikan. yang cepat (Odum, 1993).

Surutnya genangan air danau menyebabkan ikan Ikan biawan yang tertangkap pada bulan Mei
biawan sulit tertangkap menggunakan jala tebar. memiliki ukuran lebih panjang dibandingkan pada
Ikan biawan akan bersembunyi di lebung danau bulan Juni dan Juli yaitu berkisar 8,5-17,5 cm
saat musim kemarau (Utomo dan Krismono, (Gambar 5). Ukuran ikan biawan yang tertangkap
84
Protobiont
2013
Vol 2 (2): 80 - 86

pada bulan Juni dan Juli hanya berkisar dari 6,5- DAFTAR PUSTAKA
13,5 cm. Hal ini menandakan bahwa puncak
penangkapan ikan biawan terjadi pada bulan Mei Adriani, S.N., Krismono., Nurdawati, S. 2006. Status
(awal kemarau). Tingginya penangkapan ikan Terkini Sumber Daya Ikan di Waduk Koto
pada musim kemarau dikarenakan volume dan Panjang Provinsi Riau. Prosiding Seminar
luas genangan air danau yang berkurang sehingga Nasional Ikan IV. Jatiluhur. 29-30 Agu 2006
Effendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan. Cetakan I.
densitas ikan meningkat.
Yayasan Dwi Sri. Bogor
Evy, R., Mujiani, E dan Sujono, K. 2001. Usaha
Penelitian Syam (2006) menunjukkan adanya Perikanan di Indonesia. PT Mutiara Sumber
korelasi positif antara menurunnya frekuensi Widya. Jakarta
panjang total ikan dengan laju tingkat eksploitasi Fujaya, Y. 2008. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan
ikan kawalinya (Selar crumenopthalmus) di Teknologi Perikanan. PT Rineka Cipta. Jakarta
Perairan Maluku. Tingginya eksploitasi Kusnandar, D. 2003. Metode Statistik dan Aplikasinya
mengakibatkan panjang rata-rata ikan yang dengan Minitab dan Excel. Madyan Press.
tertangkap akan menurun (Moose,1996). Yogyakarta
Kordi, M. G. H. 2010. Panduan Lengkap Memelihara
Ikan Air Tawar di Kolam Terpal.Lily publisher.
Indeks kematangan gonad ikan biawan pada bulan Yogyakarta
Mei lebih besar dibandingkan IKG pada bulan Moose, J.W dan Hutubessy, B.G. 1996. Umur,
Juni dan Juli yaitu berkisar antara 0,47-4,48% Pertumbuhan dan Ukuran Pertama Kali Matang
(Tabel 3). Hal ini dikarenakan ikan yang Gonad Ikan Kembung (Rastreliger kanagurta)
tertangkap pada bulan Mei memiliki gonad pada dari Perairan Pulau Ambon dan Sekitarnya.
tingkatan kematangan (TKG) III dan IV. Indeks Jurnal Sains dan Tekhnologi Universitas
kematangan gonad ikan biawan pada bulan Juni Pattimura. Vol 1
dan Juli berkisar antara 0,64-0,87%. Gonad ikan Mustakim, M. 2008. Kajian Kebiasaan Makanan dan
Kaitannya dengan Aspek Reproduksi Ikan Betok
biawan yang tertangkap pada bulan Juni dan Juli
(Anabas testudineus Bloch) pada Habitat yang
berada pada TKG I dan II. Nilai IKG yang kurang Berbeda di Lingkungan Danau Melintang Kutai
dari 20% menandakan ikan biawan dapat memijah Kertanegara Kalimantan Timur. Institut
sepanjang tahun. Pertanian Bogor. Sekolah Pasca Sarjana. Bogor
(Tesis)
Pemijahan ikan biawan di beberapa daerah Odum, E. P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi (ed ke-3).
umumnya terjadi pada awal musim hujan saat UGM Press. Yogyakarta
bulan September sampai Oktober. Hasil penelitian Prianto, E., Husnah., Nurdawaty. S., Asyari.2006.
Adriani, dkk (2006) menunjukkan nilai IKG ikan Kebiasaan Makan Ikan Biawan (Helostoma
temminckii) di Danau Sababila DAS Barito
biawan pada bulan Mei sebesar 2,99%, sedangkan
Kalimantan Tengah. Jurnal Protein Vol 14
pada bulan September nilai IKG menjadi 9,09%. (2):161-166
Prihartini, A. 2006. Analisis Tampilan Biologis Ikan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Layang (Decapterus spp) Hasil Tangkapan Purse
dapat disimpulkan bahwa populasi ikan biawan di Seine yang didaratkan di PPN Pekalongan.
Danau Kelubi didominasi oleh ikan-ikan muda, Universitas Diponegoro. Program Pasca Sarjana.
yang memiliki nisbah kelamin 1,5:1, memijah Semarang (Tesis)
sepanjang tahun serta perairan danau masih Said, D. S dan Mayasari. N. 2010. Pertumbuhan dan
mendukung kehidupan ikan biawan. Pola Reproduksi Ikan Bada (Rasbora
argyrotaenia) pada Rasio Kelamin yang
Berbeda. Jurnal Limnotek Vol. 17(2) : 201 - 209
Sulistiyarto, B., Dedi, S., Mohammad, F.R dan
UCAPAN TERIMA KASIH Sumardjo.2007. Pengaruh Musim terhadap
Komposisi Jenis dan Kemelimpahan Ikan di
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Rawa Lebak, Sungai Rungan, Palangkaraya,
Universitas Tanjungpura (Comdev dan Kalimantan Tengah. Jurnal Biodiversitas Vol 8
Outreaching) yang telah memberi beasiswa (4):270-273
Suryono, T., Sunanisari, S., Mulyana, E.,
penelitian. Penulis juga berterima kasih kepada
Rosidah.2010. Tingkat Kesuburan dan
Hendri, A.Md, Dede Rahman, Bapak Budianto, Pencemaran Danau Limboto, Gorontalo. Jurnal
Fransiskus Dedi, Utin Purnawati dan Krispina Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol. 36
Nopu yang telah membantu pengambilan sampel (1): 49 -61
penelitian. Syam, A.R. 2006. Parameter Stok dan Laju Tingkat
Eksploitasi Ikan Kawalinya (Selar
85
Protobiont
2013
Vol 2 (2): 80 - 86

crumenopthalmus) di Perairan Maluku.


Prosiding Seminar Nasional Ikan IV. Jatiluhur.
29-30 Agustus 2006
Utomo, A.D dan Krismono.2006.Aspek Biologi
Beberapa Jenis Ikan Langka di Sungai Musi
Sumatera Selatan. Prosiding Seminar Nasional
Ikan IV. Jatiluhur. 29-30 Agu 2006
Utomo, A.D dan Susilo, A. 2008. Pendugaan Stok Ikan
di Sungai Kapuas, Kalimantan Barat. J. Lit.
Perikan. Ind. Vol. 15 (1) : 33-46
Yustina dan Arnentis. 2002. Aspek Reproduksi Ikan
Kapiek (Puntius schwanefeldi Bleeker ) di
Sungai Rangau – Riau, Sumatra. Jurnal
Matematika dan Sains Vol. 7(1): 5 – 14

86

Anda mungkin juga menyukai