Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS

PORTOFOLIO DAN INVESTASI

Disusun Oleh :
Nama : INDRIYANI FORNO
Semester : VI (Enam)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS VICTORY SORONG
TAHUN AKADEMIK 2018
A. PORTOFOLIO
Portofolio adalah istilah keuagan yang menunjukkan koleksi investasi
yang dimiliki oleh perusahaan investasi, hedfa fund, lembaga keuagan atau
individu. Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan atau sekumpulan aset,
baik berupa aset riil maupun aset financial yang dimiliki oleh investor.
“Portofolio dapat didefinisika sebagai melakukan investasi pada berbagai
instrumen investasi, bisa sejenis dan bisa juga tidak sejenis, yag tujuannya adalah
menurunkan risiko dan menghasilkan pendapatan sesuai dengan tujuan.”
(Widoatmojo, 2005:272).
“Protofolio adalah merupakan penganekaragaman (diversifikasi) pada
beberapa peluang investasi yang dilakukan oleh investor perorangan atau
lembaga.” (Warsini, 2009:117)

B. INVESTASI
Investasi merupakan penanaman sejumlah dana dalam bentuk uang
ataupun barang yag diharapkan akan memberikan hasil yag lebih dikemudian hari.
Investasi merupalan komitmen atas sejumlah dana/sumber daya yang
dilakukan saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan
(Tandelilin, 2001:3).
Definisi lain dikemukakan oleh Hartono (2000:5) bahwa investasi adalah
penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien
selama periode waktu yang tertentu.

C. MANAJEMEN INVESTASI
Manajemen investasi adalah manajemen profesional yang mengelola
beragam sekuritas atau surat berharga seperti saham, obligasi dan aset lainnya
seperti properti dengan tujuan untuk mencapai target investasi yang
menguntungkan bagi investor.
Investor tersebut dapat berupa institusi ( perusahaan asuransi, dana
pensiun, perusahaan dll) ataupun dapat juga merupakan investor perorangan,
dimana sarana yang digunakan biasanya berupa kontrak investasi atau yang
umumnya digunakan adalah berupa kontrak investasi kolektif (KIK) seperti
reksadana.
Lingkup jasa pelayanan manajemen investasi adalah termasuk melakukan
analisis keuangan, pemilihan aset, pemilihan saham, implementasi perencanaan
serta melakukan pemantauan terhadap investasi.
Diluar industri keuangan, terminologi “manajemen investasi merujuk pada
investasi lainnya selain daripada investasi dibidang keuangan seperti misalnya
proyek, merek, paten dan banyak lainnya selain daripada saham dan obligasi.
Manajemen investasi merupakan suatu industri global yang sangat besar
serta memegang peran penting dalam pengelolaan triliunan dollar, euro, pound dan
yen.
Portofolio Efisien
” Portofolio efisien (Efficient portfolio) dapat didefinisikan sebagai
portofolio yang memberikan return ekspektasi terbesar dengan risiko yang tertentu
atau memberikan risiko yang terkecil dengan return ekspektasi yang tertentu.”
(Hartono, 2008:295)
” Portofolio yang efisien adalah portofolio yang memberikan tingkat
keuntungan yang terbesar dengan risiko yang sama atau risiko terkecil dengan
tingkat keuntungan yang sama.” (Husnan, 2005:80)
Portofolio yang efisien ini dapat ditentukan dengan memilih tingkat return
ekspektasi tertentu dan kemudian meminimumkan risikonya atau menentukan
tingkat risiko yang tertentu dan kemudian memaksimumkanreturn ekspektasinya.
Hakikat pembentukan portofolio adalah untuk mengurangi risiko dengan
jalan diversifikasi, yaitu mengalokasikan sejumlah dana pada berbagai alternatif
investasi yang berkorelasi negatif (Halim,2005:54).
Manajer Investasi, adalah: Pihak yang kegiatan usahanya mengelola
portofolio Efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif
untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank
yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan perundang-undangan yang
berlakuu. Tugas manajer investasi adalah:
1. Mengadakan riset
2. Menganalisa kelayakan investasi
3. Mengelola dana portofolio
Halim (2003 : 2), investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada
saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.
Macam-macam bentuk investasi adalah sebagai berikut :
1. Investasi langsung (direct investment) adalah investasi pada asset riil (Real
Assets) misalnya : pembelian asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan
pertambangan / perkebunan, dan lain-lain.
2. Investasi tidak langsung (indirect investment) atau investasi portofolio adalah
investasi pada asset finansial (financial assets):
Investasi di pasar uang : deposito, sertifikat BI.
Investasi di pasar modal : saham, obligasi, opsi, warrant.
Investor memiliki berbagai alternatif pilihan yang dapat digunakan untuk
menginvestasikan modal yang mereka miliki.
Pilihan aset untuk investasi dapat berupa:
a. Real aset merupakan income generating aset seperti tanah, bangunan,
pabrik, hak cipta, merek dagang dan sebagainya.
b. Financial aset, yaitu selembar kertas yang mempunyai nilai karena
memberikan klaim kepada pemiliknya atas penghasilan atau aset yang
dimiliki oleh pihak yang menerbitkan aset finansial tersebut. Misalnya:
saham, obligasi, opsi, kontrak futures dan sebagainya.
Investasi dalam aset keuangan dapat dilakukan dalam 2 bentuk yaitu:
1. Investasi langsung dengan membeli aset keuangan yang bisa diperdagangkan
di pasar uang (money market), pasar modal (capital market) maupun di pasar
turunan (derivative market).
2. Investasi tidak langsung. Investor melakukan jenis investasi ini dengan
pembelian surat berharga dari perusahaan investasi.
Jenis perusahaan investasi yang dapat dipilih adalah:
1. Close end investment companies adalah perusahaan yang hanya menjual
sahamnya pada waktu emisi perdana (IPO) dan tidak menawarkan tambahan
lembar saham lagi.
2. Close end investment companies adalah perusahaan yang hanya menjual
sahamnya pada waktu emisi perdana (IPO) dan tidak menawarkan tambahan
lembar saham lagi.
3. Open end investment companies adalah perusahaan yang masih menjual
saham baru kepada investor setelah emisi perdana (IPO). Selain itu, investor
juga dapat menjual kembali sahamnya ke perusahaan yang bersangkutan. Jenis
perusahaan ini dikenal juga dengan istilah perusahaan reksadana (mutual
fund).
Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Investasi pada aset-aset financial (financial asset) yang dilakukan di pasar
uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga
pasar uang dan lainnya.
2. Investasi pada aset-aset riil (real assets) yang berupa pembelian aset produktif,
pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan
lainnya.
Tujuan Investasi Investor memiliki tujuan investasi yang mungkin
berbeda satu dengan yang lainnya. Beberapa alasan investor melakukan investasi
baik pada investasi riil maupun investasi keuangan, yaitu:
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa depan
2. Memperoleh imbalan yang lebih baik atas kekayaan yang dimiliki
3. Mengurangi tekanan inflasi
4. Untuk menghindari pajak yang perlu dibayarkan
Dasar Keputusan Investasi:
Return yaitu tingkat keuntungan yang diperoleh dari investasi. Return
dapat berupa dua macam yaitu pertama, return yang diharapkan (expected return)
adalah tingkat return yang diantisipasi investor di masa depan. Kedua, return
realiasi atau return aktual (realized/ aktual return) merupakan tingkat return yang
didapatkan investor di masa lalu.
Risiko. Ketika berinvestasi selain mengharapkan return tertentu investor
juga harus menanggung tingkat risiko. Dalam konteks manajemen investasi risiko
merupakan penyimpangan/ perbedaan antara return yang diharapkan dengan return
yang benar-benar diterima oleh investor (return aktual).
Sumber risiko:
1. Risiko suku bunga.
2. Risiko pasar.
3. Risiko Bisnis
4. Risiko inflasi / Risiko daya beli.
5. Risiko financial.
6. Risiko nilai tukar mata uang.
Dalam konsep investasi, secara umum risiko dapat diklasifikasikan
menjadi dua:
a. Risiko sistematis (systematic risk), merupakan risiko yang sifatnya makro
karena terkait dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan
dan dapat mengakibatkan variabilitas return investasi. Risiko sistematis ini
akan memengaruhi semua perusahaan yang ada di pasar.
b. Risiko tidak sistematis (unsystematic risk), adalah risiko yang terkait
dengan perubahan kondisi mikro perusahaan tertentu sehingga secara
spesifik hanya akan memengaruhi return investasi dari perusahaan
tersebut.
Menurut Husnan (2003 : 47), salah satu karakteristik investasi pada pasar
modal adalah kemudahan untuk membentuk investasi portofolio. Artinya pemodal
dapat dengan mudah menyebar (melakukan diversifikasi) investasinya pada
berbagai kesempatan investasi.
Oleh karena itu maka adapun langkah-langkah dalam melakukan investasi
portofolio adalah sebagai berikut (Husnan, 2003 : 454) :
1. Menentukan kebijakan investasi
2. Analisis Sekuritas
3. Pembentukan portofolio
4. Melakukan Revisi Portofolio
5. Evaluasi Kinerja Portofolio
adapun faktor-faktor yang mempengaruhi investasi langsung dan
portofolio adalah sebagai berikut :
1. Tingkat pengembalian yang diharapkan (Expected Rate Of Return).
a. Kondisi internal perusahaan
b. Kondisi eksternal perusahaan
2. Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang
3. Tingkat bunga
4. Biaya investasi
5. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya
Investasi Portofolio dapat diartikan sebagai tindakan membagi modal
yang tersedia pada jenis-jenis investasi tertentu agar diperoleh risiko yang paling
minimal. Keputusan pengalokasian modal ke dalam usulan-usulan investasi yang
manfaatnya akan direalisasikan dimasa yang akan datang harus dipertimbangkan
dengan cermat. Dan investasi portofolio meliputi investasi pada asset berupa saham
dan utang jangka panjang yang dipengaruhi oleh kondisi perekonomian, tingkat
inflasi dan iklim politik di suatu negara.

D. RETURN DAN RISIKO


1. Hubungan Risiko dan Return Investasi

Tingkat bunga Kontak


bebas risiko Opsi put & Future
call
Saham
Obligasi
Return yang diharapkan

Perusahaan
Obligasi Ekuitas
Pemerintahan Interenasional

Rf Risiko
Risiko Risiko Risiko diatas Risiko
rendah moderat rata-rata rata-rata tinggi

Jenis-jenis Resiko :
a. Business Risk
Adalah ketidakpastian arus kas masuk yag diakibatkan oleh iklim
usaha. Semakin tinggi ketidakpastian arus kas masuk terhadap perusahaan,
semakin tinggi pula ketidakpastian arus kas masuk bagi investor. Sehingga
investor aka menerima premi risiko yang lebih tinggi.
b. Financial Risk
Disebut juga financial leverage, yaitu ketidakpastian relurn yang
ditunjukka oleh metode pembiyaan investasi perusahaan.
Jika perusahaan juga meminjam uag atau menerbitkan obligasi
untuk membiayai investasi usahanya, mereka harus membaar biaya bunga
yag prioritas pembayarannya lebih tinggi dibandingkan dengan dividen
bagi pemegag saham.
Akibatnya, ketidakpastian return bagi investor ekuitas akan
meningkat sehingga investor pun akan menerima premi risiko yag lebih
tinggi.
c. Liquidity Risk
Adalah ketidakpastian return yang ditunjukka oleh pasar sekunder
saham ketika investor ingin melikuidasi sahamnya.
Semakin tinggi tingkat likuiditas, semakin rendah premi risiko.
Demikia juga sebaliknya.
d. Exchage Rate Risk
Adalah ketidakpastian return yag ditimbulka oleh adanya
perbedaan mata uang yag digunakan dalam berinvestasi.
Misalnya anda membeli saham di Singapura dalam nominasi dolar
Singapura, maka ketika anda hendak mengoversikannya ke dalam mata
uang rupiah, Anda akan diharapkan pada selisih kurs.
e. Country Risk
Disebut juga political risk adalah ketidakpastian return yag
diakibatkan oleh kemungkinan perubaha penting di bidang politik ataupun
ekonomi suatu negara.
Semakin tinggi country risk, semakin tinggi pula premi risiko yag
diminta investor.
f. Market Risk
Atau Risiko pasar adalah risiko sistematis yag diukur denga beta (β).
Misalnya saham dengan koefisien beta = 1,2
Jika pasar naik sebesar 10%, harga saham A berpotensi untuk naik sebesar
1,2 x 10% = 12%
Sebaliknya, jika pasar turun 10%, harga saham A berpotensi turun 12%
Koefisien beta : ukuran sensitivitas atau kepekaan individu saham terhadap
pergerakan pasar.
2. Estimasi Expected Return dan Risiko Sekuritas
Tunggal perhitungan expected return dinyatakan sebagai berikut:

Notasi: E (Ri) = return ekspektasi suatu aktiva atau sekuritas ke – i Pij =


probabilitas hasil masa depan sekuritas i pada masa j Rij = hasil dari sekuritas i
pada masa j n = banyaknya return yang mungkin terjadi.
3. Diversifikasi dan Risiko Portofolio
Pengurangan risiko portofolioi melalui penambahan jumlah saham.

Risiko (%)

100

Jumlah Salam

4. Estimasi Expected Return dan Risiko Portofolio


notasi: E (Rp) = return yang diharapkan dari portofolio, Wi= Bobot portofolio
pada sekuritas ke-i, E (Ri) = Return yang diharapkan dari sekuritas ke-i, N =
Jumlah sekuritas yang ada dalam portofolio

5. Single Index Model


Ri=αi+βi RM+ei
Notasi :
R i = Return sekuritas i
αi = Bagian return sekuritas i yang tidak dipengaruhi oleh kinerja pasar
βi = Ukuran kepekaan return sekuritas i terhadap perubahan return pasar
R M = Return indeks pasar
eI = Kesalahan residual.
Metode Analisis Data:
a. Menghitung Tingkat Keuntungan (Return)
Rumus :
Ri = Pt+1 – Pt
Pt
Hanya saja untuk maksud agar dalam analisis statistik perhitungan
return tersebut tidak bias, karena terpengaruh oleh magnitude pembaginya,
perhitungan return dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Ri = Ln (Pt+1 / Pt)
Dimana :
Ri = Tingkat keuntungan
Pt = Harga penutupan saham periode t
Pt+1 = Harga penutupan saham periode sesudahnya
b. Menghitung Tingkat Keuntungan Yang Diharapkan (Expected Return)
Rumus :

Dimana :
E(Ri) = Tingkat keuntungan dari investasi i yang diharapkan
n = Banyaknya peristiwa yang mungkin terjadi
Rij = Tingkat keuntungan yang telah diperoleh
c. Menghitung Resiko Investasi (Varian dan Standar Deviasi)
Rumus :

Dimana :
Σi2 = Resiko investasi
Rij = Tingkat keuntungan yang lebhih diperoleh
E(Ri) = Tikngkat keuntungan yag diharapkan dari saham i
d. Menghitung Tingkat Keuntungan Yang Diharapkan Dari Portofolio
(Expected Return Portofolio)
Rumus :

Dimana :
E(Rp) = Tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio
Xi = Proporsi dana yang diinvestasikan pada saham i
E(R i) = Tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i
e. Menghitung Resiko Portofolio
Rumus :
σp² = XA².σA² + XB².σB² + XC².σC² + 2(XA.XB.ρAB.σAσB) +
2(XA.XC.ρAC.σAσC) 2(XB.XC.ρBC.σBσC)
Dimana :
σp² = Resiko portofolio
XA = Proporsi dana yang diinvestasikan pada saham A
XB = Proporsi dana yang diinvestasikan pada saham B
Xc = Proporsi dana yang diinvestasikan pada saham C
σA² = Resiko investasi dari saham A
σB² = Resiko investasi dari saham B
σC² = Resiko investasi dari saham C
ρAB = Koefisien korelasi antar tingkat keuntungan A dan B
ρAC = Koefisien korelasi antar tingkat keuntungan A dan C
ρBC = Koefisien korelasi antar tingkat keuntungan B dan C
f. Menghitung Koefisien Korelasi
Rumus :

Dimana :
ρij = Koefisien korelasi antara saham i dan j
X = Tingkat keuntungan investasi pada saham 1
Y = Tingkat keuntungan investasi pada saham 2
N = Jumlah periode investasi
g. Menentukan Proporsi Investasi (Membentuk Portofolio)
Proporsi yang dapat dibuat dari tiga sekuritas dalam penelitian ini
sangat bervariasi. Proporsi investasi dapat ditentukan dengan menggunakan
bilangan acak sehingga diperoleh kombinasi sekuritas (portofolio) yang
cukup banyak. Tetapi untuk perhitungan pada penelitian ini hanya
menyajikan sembilan pembentukan portofolio. Menggunakan sembilan
pembentukan portofolio karena setelah diacak, persentase proporsi investasi
yang seimbang antara satu sekuritas dengan sekuritas yang lain
menghasilkan sembilan pembentukan portofolio.
E. ANALISIS PORTOFOLIO MANAJEMEN INVESTASI
Pada umumnya tujuan investor dalam melakukan investasi saham adalah
untuk menghasilkan keuntungan maksimal dengan risiko yang minimal.Untuk dapat
memaksimalkan keuntungan dan untuk meminimalkan risiko dalam suatu investasi
saham, investor dapat melakukan portofolio (diversifikasi) saham.
Dengan melakukan investasi lebih dari satu saham maka dapat mengurangi
risiko kerugian. Dengan melakukan analisis portofolio, maka akan membantu investor
dalam mengambil keputusan untuk menentukan portofolio efisien yang dapat
memberikan keuntungan yang besar dengan risiko tertentu atau memberikan risiko
terkecil dengan tingkat keuntungan tertentu. Dalam analisis portofolio ini,
perhitungan dilakukan dengan menggunakan model Markowitz.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data
harga saham bulanan dari tiga sekuritas yang diteliti.
Tiga perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT Indosat Tbk,
PT Indofood Sukses Makmur Tbk, dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Ketiga
perusahaan tersebut dipilih karena mempunyai kinerja keuangan yang baik dan
mempunyai penjualan yang baik di tahun 2008.
Dari hasil perhitungan tingkat keuntungan yang diharapkan (return
ekspektasi) dan tingkat risiko (standar deviasi) pada masing-masing portofolio, maka
dapat disusun tabel perbandingan kesembilan portofolio sebagai berikut :
Hasil Perhitungan Return Ekspektasi dan Standar Deviasi Portofolio
Proporsi Investasi(%) E (Rp) σp
Portofolio
ISAT INDF INTP
1 25 25 50 0,017195 0,10907
2 25 50 25 0,01499 0,10793
3 50 25 25 0,0123 0,09428
4 30 30 40 0,01578 0,10455
5 30 40 30 0,014908 0,20326
6 40 30 30 0,013822 0,16391
7 40 40 20 0,01295 0,09817
8 40 20 40 0,014694 0,10056
9 20 40 40 0,016866 0,11066
Sumber: Data yang telah diolah, 2009
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dari 9 komposisi portofolio
yang dibentuk, terdapat dua komposisi portofolio yang efisien, yaitu :
Portofolio ke-1 dengan kombinasi saham PT Indosat Tbk 25%, PT Indofood
Sukses Makmur Tbk 25%, dan PT Indocement Tunggal Prakarsa 50% yang
menghasilkan return ekspektasi terbesar sebesar 1,7195% dengan risiko sebesar
10,907%.
Portofolio ke-3 dengan kombinasi saham PT Indosat Tbk 50%, PT Indofood
Sukses Makmur Tbk 25%, dan PT Indocement Tunggal Prakarsa 25% yang
menghasilkan risiko terkecil sebesar 9,428% dengan return ekspektasi sebesar 1,23%.
1. Kerangka Evaluasi Kinerja Portofolio
Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio merupakan tahap terakhir dari
proses investasi yang berkesinambungan. Lewat tahap ini dapat diketahui apakah
kinerja portofolio telah dapat memenuhi tujuan yang diharapkan. Evaluasi kinerja
portofolio yang dilakukan investor mencakup dua hal yaitu (1) evaluasi
kemampuan portofolio memperoleh return di atas portofolio yang dijadikan
sebagai patok duga (benchmark) dan (2) evaluasi kesesuaian perolehan return
dengan risiko yang ditanggung investor.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam evaluasi kinerja portofolio
adalah:
a. Tingkat risiko Hubungan antara risiko dan return bersifat linier positif artinya
semakin tinggi risiko maka semakin besar pula return yang diharapkan.
Ukuran evaluasi kinerja portofolio harus didasarkan pada hal ini, artinya
pengukuran tidak hanya dilihat dari besarnya return portofolio yang dapat
diperoleh tetapi juga harus memperhatikan besarnya risiko yang harus
ditanggung untuk memperoleh return sebesar itu.
b. Periode waktu. Lamanya periode waktu juga akan memengaruhi tingkat
return portofolio. Penilaian kinerja dari dua jenis atau lebih portofolio yang
sama harus memperhatikan bahwa portofolio juga memiliki periode waktu
yang sama.
c. Penggunaan benchmark yang tepat. Untuk dapat menilai kinerja
portofolionya, investor perlu membandingkan return portofolio tersebut
dengan return dari portofolio lain yang sebanding dan relevan. Portofolio
benchmark tersebut juga harus dapat mencerminkan tujuan investasi investor.
d. Tujuan investasi. Perbedaan tujuan investasi akan memengaruhi kinerja
portofolio. Misalnya: apabila investor memiliki tujuan investasi yang sifatnya
jangka pendek maka kinerja portofolio yang dibentuknya relatif lebih besar
daripada portofolio yang dibentuk dengan tujuan pertumbuhan jangka
panjang.

2. Pengukuran Return Portofolio


Evaluasi kinerja portofolio diawali dengan mengukur return yang dapat
diperoleh dari suatu portofolio. Pengukuran return portofolio dibedakan menjadi
dua cara:
a. Time weighted rate of return (TWR): mengukur return yang ditawarkan oleh
portofolio. Besarnya TWR tidak dipengaruhi oleh penambahan atau penarikan
dana yang dilakukan oleh investor selama periode perhitungan return
portofolio. TWR = (1+R1)(1+R2)(1+R3)…….(1+RN)-1 R dalam persamaan
di atas melambangkan return yang diperoleh dalam setiap sub periode
perhitungan
b. Dollar weighted rate of return (DWR): mengukur return yang diberikan
portofolio. Besarnya DWR dipengaruhi oleh besarnya arus kas masuk dan
keluar dalam investasi portofolio akibat penambahan atau penarikan dana yang
dilakukan investor selama periode penghitungan return portofolio

Notasi:
Dt = penambahan dana saat t
Wt = penarikan dana saat t
n = jumlah penambahan dana
m = jumlah penarikan dana
r = tingkat bunga
3. Ukuran Kinerja Portofolio
Beberapa ukuran kinerja portofolio sudah memasukkan baik faktor return
maupun risiko dalam perhitungannya. Adapun ukuran tersebut dibedakan menjadi:
a. Indeks Sharpe (reward to variability ratio). Indeks ini dikembangkan oleh
William Sharpe. Benchmarkyang dipakai berdasar capital market line, yaitu
dengan membagi premi risiko portofolio dengan deviasi standarnya. Semakin
tinggi nilai indeks Sharpe suatu portofolio dibandingkan portofolio lain berarti
kinerjanya juga semakin bagus.
Dirumuskan:

b. Indeks Treynor (reward to volatility ratio)


Ukuran kinerja ini dikembangkan oleh Jack Treynor. Berbeda dengan
indeks Sharpe, maka indeks Treynor menggunakan benchmark security market
line. Di sini asumsi yang dipakai adalah portofolio sudah terdiversifikasi
dengan baik sehingga risiko yang dianggap relevan adalah risiko sistematis.
Portofolio yang memiliki indeks Treynor yang semakin besar berarti
kinerjanya juga semakin bagus.
Dirumuskan:
c. Indeks Jensen (Jensen’s differential return / Jensen’s alpha)
Indeks ini menunjukkan perbedaan return aktual portofolio dengan
expected return bila portofolio berada pada capital market line.
Dirumuskan:

Anda mungkin juga menyukai