Anda di halaman 1dari 5

Nama : Siti Aminah

NIM : 09360062
Belajar dan Pembelajaran/ B
Discovery Learning
Pembelajaran dengan penernuan (Discovery Learning) merupakan suatu komponen penting
dalam pendekatan konstruktivis yang telah memiliki sejarah panjang dalam dunia pendidikan.
Ide pembelajaran penernuan (Discovery Learning) muncul dari keinginan untuk memberi
rasa senang kepada anak/siswa dalam "menemukan" sesuatu oleh mereka sendiri dengan
mengikuti jejak para ilmuwan.

Pembelajaran penemuan dibedakan menjadi 2, yaitu pembelajaran penemuan bebas (Free


Discovery Learning) atau sering disebut open ended discovery dan pembelajaran penemuan
terbimbing (Guided Discovery Learning). Dalam pelaksanaannya, pembelajaran penernuan
terbimbing (Guided Discovery Learning) lebih h banyak diterapkan, karena dengan petunjuk
guru siswa akan bekerja lebih terarah dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Namun bimbingan guru bukanlah semacam resep yang harus dlikuti tetapi hanya merupakan
arahan tentang prosedur kerja yang diperlukan.

Petunjuk dalam merencanakan dan menyiapkan pembelajaran penemuan terbimbing (Guided


Discovery Learning) sebagai berikut:
(1) Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan penemuan
(2) Menentukan lembar pengamatan data untuk siswa
(3) Menyiapkan alat dan bahan secara lengkap
(4) Menentukan dengan cermat apakah siswa akan bekerja secara individu atau secara
berkelompok yang terdiri dari 2-5 siswa
(5)Mencoba terlebih dahulu kegiatan yang akan dikerjakan oleh siswa.

Pembelajaran Ekspositori
Menekankan pada proses bertutur, materi pelajaran diberikan secara langsung dan peran
siswa adalah menyimak. Konsep dari pembelajaran ini adalah proses penyampaian materi
secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat
menguasai materi pelajaran secara optimal.

Ciri-ciri pembelajaran Ekspositori :


 Bertutur secara lisan (verbal)
 Materi pelajaran yang sudah jadi (data atau fakta/konsep tertentu yang harus dihafal
sehingga tidak menuntut siswa berfikir ulang)

 Menguasai materi pelajaran, dapat mengungkapkan kembali materi yang telah


diuraikan.

Kelemahan pembelajaran Ekspositori:


1. Karena sifatnya bertutur, Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan
pada siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik, jika
tidak maka perlu digunakan strategi yang lain.
2. Karena sifatnya bertutur secara universal di kelas, maka strategi ini tidak dapat
melayani perbedaan setiap individu baik dalam kemampuan, pengetahuan, minat,
bakat, serta gaya belajar. Jadi tingkat keberhasilannya kemungkinan tidak sampai 100
% setiap anak.

3. Karena lewat ceramah, maka sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal
sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berfikir kritis. Mungkin hanya
akan ada satu atau dua orang anak saja. Tapi tidak bisa memacu anak yang lainnya.
Karena mereka hanya di posisikan pasif mendengarkan.

4. Keberhasilan strategi ini terletak pada guru, yang meliputi persiapan, pengetahuan,
rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi, kemampuan bertutur, dan
mengelola kelas. Sehingga guru memegang peranan yang dominan terhadap
pencapaian tujuan pembelajaran.

Pembelajaran Kelompok (Group Learning)


Dalam model pembelajaran kooperatif sangat penting untuk memfasilitasi siswa untuk dapat
belajar dan bekerjasama dalam kelompok. Ada beberapa strategi bagaimana membuat dan
menjalankan skenario pembelajaran secara kelompok. Berikut ini beberapa di antaranya.

A.Think-share-pair

Strategi ini berguna untuk mendengarkan satu sama lain serta memiliki kesempatan
waktu yang lebih banyak. Setelah berdiskusi secara berpasangan, siswa diharapkan
akan dapat belajar berbicara dan mendengarkan orang lain. Kelemahan cara ini adalah
dengan kelompok yang hanya terdiri dari dua orang, siswa kurang mendapat sudut
pandang pendapat yang beragam.

B.Numbered Heads Together (NHT)


Strategi ini berguna untuk memeriksa pemahaman, untuk meninjau, sebagai obat
penawar untuk seluruh kelas menjawab berbagai format pertanyaan, seperti guru
mengajukan pertanyaan langsung, atau melalui LKS. Ada beberapa manfaat pada
model pembelajaran kooperatif tipe NHT antara lain adalah rasa harga diri menjadi
lebih tinggi, memperbaiki kehadiran, penerimaan terhadap individu menjadi lebih
besar, pemhaman yang lebih mendalam, dan hasil belajar lebih tinggi.

C.STAD (Student Teams Achievement Divisors)


Secara umum, STAD dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah diantaranya,
membentuk kelompok yang beranggotakan 4 orang secara heterogen, guru menyajikan
pelajaran, guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-
anggota kelompok, guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa, memberi
evaluasi, dan kesimpulan.

D. JIGSAW
Jigsaw dapat digunakan untuk mengembangkan konsep, menguasai materi, serta untuk
diskusi dan tugas kelompok. Langkah-langkahnya adalah sbb:
1. Siswa dikelompokkan ke tim.
2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang
sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan
sub bab mereka.
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal
dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka
kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7. Dilakukan tes untuk mengetahui apakah siswa telah memahami materi yang
didiskusikan.
8. Guru memberi evaluasi dan kesimpulan.

Pembelajaran Individual
Pembelajaran individual adalah pelatihan yang bersifat individual karena pertimbangan
adanya perbedaan-perbedaan diantara para peserta didik. Metode ini sangat sesuai digunakan
dalam 'one-to-one situation', seperti pelatihan terhadap pejabat pengganti atau anggota tim di
tempat kerja. Tidak seperti pembelajaran yang difasilitasi dimana instruktur memiliki peran
yang lebih bersifat pasif, pada pembelajaran individual instruktur perlu mempertimbangkan
dan memenuhi kebutuhan masing-masing peserta, seperti tingkat belajar dan gaya belajar,
sikap, kedewasaan, minat yang mempengaruhi tingkat belajar, motivasi, maupun lingkungan
belajar.
Pembelajaran individual mempunyai beberapa ciri, antara lain:
(i) Siswa belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing, tidak pada kelasnya
(ii) Siswa belajar secara tuntas, karena siswa akan ujian jika telah merasa siap
(iii) Setiap unit yang dipelajari memuat tujuan pembelajaran khusus yang jelas
(iv) Keberhasilan siswa diukur berdasarkan sistem nilai mutlak.

Jenis utama dari pembelajaran individual:

 Distance learning (pembelajaran jarak jauh)


 Resource-based learning (pembelajaran langsung dari sumber)
 Computer-based training ( pelatihan berbasis komputer), dan
 Directed private study (belajar privat langsung).

Keuntungan-keuntungan pembelajaran individual yaitu:


• Perbedaan-perbedaan yang banyak di antara para peserta dipertimbangkan
• Gaya-gaya pembelajaran yang berbeda dapat diakomodasi
• Hemat untuk peserta dalam jumlah besar
• Para peserta didik dapat lebih terkontrol mengenai bagaimana dan apa yang mereka pelajari
• Merupakan proses belajar yang bersifat aktif bukan pasif

Kelemahan-kelemahan pembelajaran individual yaitu:


• Memerlukan waktu yang banyak untuk mempersiapkan bahan-bahan
• Motivasi peserta mungkin sulit dipertahankan
• Peran instruktur perlu berubah

Sumber:

http://ametblog.posterous.com/beberapa-strategi-pembelajaran-kelompok

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaran-penemuan-
terbimbing.html

http://novatriyanti.wordpress.com/2008/07/13/hello-world/
http://www.duniapembelajaran.com/2011/01/metode-pembelajaran-kelompok-satu.html

Anda mungkin juga menyukai