Anda di halaman 1dari 4

PERANCANGAN KONTRAK

1. Apakah yang menjadi syarat sahnya sebuah kontrak dan sebutkan dasar
hukumnya
Pasal 1320 KUHPerdata menentukan adanya 4 (empat) syarat sahnya suatu
perjanjian, yaitu:
 Adanya Kata Sepakat
Supaya kontrak menjadi sah maka para pihak harus sepakat terhadap
segala hal yang terdapat di dalam perjanjian.[1] Pada dasarnya kata
sepakat adalah pertemuan atau persesuaian kehendak antara para pihak
di dalam perjanjian. Seseorang dikatakan memberikan persetujuannya
atau kesepakatannya jika ia memang menghendaki apa yang disepakati.

 Kecakapan untuk Membuat perikatan


Pasal 1329 KUHPerdata menyatakan bahwa setiap orang adalah cakap
untuk membuat perjanjian, kecuali apabila menurut undang-undang
dinyatakan tidak cakap.

 Suatu Hal Tertentu


Syarat sahnya perjanjian yang ketiga adalah adanya suatu hal tertentu
(een bepaald onderwerp), suatu hal tertentu adalah hal bisa ditentukan
jenisnya (determinable).[14] Pasal 1333 KUHPerdata menentukan bahwa
suatu perjanjian harus mempunyai pokok suatu benda (zaak)yang paling
sedikit dapat ditentukan jenisnya. Suatu perjanjian harus memiliki objek
tertentu dan suatu perjanjian haruslah mengenai suatu hal tertentu
(certainty of terms), berarti bahwa apa yang diperjanjikan, yakni hak dan
kewajiban kedua belah pihak. Barang yang dimaksudkan dalam perjanjian
paling sedikit dapat ditentukan jenisnya (determinable).

 Kausa Hukum yang Halal


Syarat sahnya perjanjian yang keempat adalah adanya kausa hukum
yang halal. Jika objek dalam perjanjian itu illegal, atau bertentangan
dengan kesusilaan atau ketertiban umum, maka perjanjian tersebut
menjadi batal. Sebagai contohnya, perjanjian untuk membunuh seseorang
mempunyai objek tujuan yang illegal, maka kontrak ini tidak sah.

2. Coba saudara jelaskan mengenai perjanjian obligatoir, perjanjian formil


dan perjanjian riil berikan contohnya masing-masing
- PERJANJIAN OBLIGATOIR merupakan suatu perjanjian yang hanya
membebankan kewajiban bagi para pihak, sehingga dengan perjanjian di situ
baru menimbulkan perikatan (contoh: pada perjanjian jual-beli, maka dengan
sahnya perjanjian jual-beli itu belum akan menyebabkan beralihnya benda
yang dijual. Tetapi dari perjanjian itu menimbulkan perikatan, yaitu bahwa
pihak penjual diwajibkan menyerahkan barang dan pihak pembeli diwajibkan
membayar sesuai dengan harganya. Selanjutnya untuk beralihnya suatu
benda secara nyata harus ada levering/penyerahan, baik secara yuridis
maupun empiris).
- PERJANJIAN FORMIL adl suatu perjanjian yang memerlukan kata sepakat
tetapi undang-undang mengharuskan perjanjian tersebut dibuat dalam bentuk
tertentu secara tertulis dengan akta yang dibuat oleh atau dihadapan pejabat
umum, yaitu Notaris atau Pejabat Pembuat Akta Tanah. Contoh: kontrak
jaminan fidusia menurut pasal 5 ayat (1) UU No. 42 Tahun 1999 harus dalam
bentuk akta notaris.
- PERJANJIAN RIIL adl perjanjian yang memerlukan kata sepakat, tetapi
barangnya pun harus diserahkan. Contoh: perjanjian penitipan barang
menurut pasal 1741 KUHPerdata dan perjanjian pinjam mengganti menurut
pasal 1754 KUHPerdata.

3. Buku III KUHPerdata menganut sistem terbuka dalam membuat suatu


kontrak. Jelaskan sistem tersebut! Dan berikan contohnya
Suatu perjanjian akan melahirkan suatu perikatan. Perikatan diatur dalam Buku
III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata). Oleh karena hukum
perjanjian menganut sistem terbuka, yang artinya memberikan kebebasan
yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mengadakan perjanjian yang
berisi apa saja, dengan batasan tidak melanggar ketertiban umum dan
kesusilaan, maka dianggap perlu oleh pembuat undang-undang untuk
menentukan tentang syarat-syarat sahnya dan rumusan mengenai apa yang
dimaksud dengan perjanjian tersebut.
Contoh:

4. Dalam isi suatu kontrak yang disepakati para pihak apa saja yang harus
diperhatikan dilihat dari asas-asasnya (minimal 5 asas). Jelaskan
a. Asas kepatuhan
Asas ini mengarahkan substansi isi kontrak yang disepakati para pihak, yang
akan dicantumkan dalam kontrak harus memperhatikan perasaan keadilan
dalam masyarakat. Perasaan keadilan dalam masyarakat ini lah yang akan
menentukan hubungan hukum di antara para pihak itu patut atau tidak patut,
adil atau tidak adil.
b. Asas moral
Asas ini tampak dalam kontrak yang menimbulkan perikatan wajar, dimana
suatu perbuatan sukarela dari seseorang tidak menimbulkan hak baginya
untuk menggugat kontaprestasi dari pihak lainnya. Asas moral terdapat
dalam pasal 1339 KUHPerdata yang memuat ketentuan limitative bahwa
kontrak tidak boleh bertentangan dengan “kesusilaan” sebagai “moral” yang
tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.

c. Asas kebiasaan
Asas ini mengarahkan suatu kontrak tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang
datur secara tegas dalam undang-undang yurisprudensi dan sebagainya,
tetapi juga hal-hal yang menjadi kebiasaan yang diikuti masyarakat umum.

d. Asas ganti kerugian


Asas ini memberikan hak kepada setiap pihak yang dirugikan untuk menuntut
setiap pihak yang dirugikan untuk menuntut ganti rugi atas tidak dipenuhinya
atau dilanggarnya atau diabaikannya suatu ketentuan dalam kontrak oleh
pihak lain.

e. Asas ketepatan waktu


Asas ini mengharuskan setiap kontrak, apapun bentuknya ada batas waktu
berakhirnya, yang merupakan kepastian penyelesaian prestasi. Asas ini
sangan penting dalam kontrak tertentu seperti kontrak-kontrak yang berkaitan
dengan proyek konstruksi dan proyek keuangan.

5. Mengapa dalam penyusunan kontrak harus diberi judul. Jelaskan dan


berikan contohnya.
- judul menjadi identitas bagi surat perjanjian itu sendiri. hanya dengan
membaca judul, orang akan mendapatkan gambaran mengenai jenis surat
perjanjian tersebut. oleh sebab itu, ketika membuat surat perjanjian, harus
ada judul surat yang jelas dan memiliki korelasi antara judul dan isi
perjanjiannya.

6. Jelaskan istilah di bawah ini:


- Kontrak pokok adalah Perjanjian antara debitur dan kreditur yang berdiri
sendiri tanpa bergantung pada adanya perjanjian. Contoh : perjanjian kredit
bank.
- Kontrak oligopoli
Oligopoli adalah suatu perjanjian yang dilarang yang dilakukan oleh pelaku
usaha dengan pelaku usaha lainnya untuk bersama-sama melakukan
penguasaan produksi atau pemasaran yang dapat menyebabkan praktek
monopoli atau persaingan usaha. Hal ini tidak diperbolehkan berdasarkan
Pasal 4 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

- Kontrak bewijs overeenkomst


Kontrak mengenai Pembuktian, kontrak ini terbentuk karena adanya
kesepakatan dari para pihak yang bertujuan membatasi ketentuan mengenai
cara atau alat pembuktian atau menghindari pengajuan perlawanan
pembuktian (tegenbewijs), sepanjang tidak bertentangan dengan undang-
undang, ketertiban umum, dan kesusilaan yang baik.

- Lex loci solutionis


Pilihan hukum ditentukan dari tempat di mana kontrak tersebut dilaksanakan.
Teori ini digunakan untuk menentukan akibat-akibat hukum dari suatu
perjanjian.

- The agreement as writen

- Pengertian PDI

SCHMITTHOFF :
“The body of rules governing commercial relationship of private law nature
involving different countries”
(Seperangkat aturan yang mengatur hubungan-hubungan komersial yang
sifatnya hukum
perdata yang menyangkut negara yang berbeda)”

M. RAFIQUL ISLAM
"... a wide ranging, transnational, commercial exchange of goods and
services between individual business persons, trading bodies and States“

“….. Adalah seperangkat hukum yang mengatur tukar menukar (jual-beli)


barang dan jasa yang bersifat luas dan transnasional antara individu,
perusahaan dan negara”

- Aspek publik PDI

Anda mungkin juga menyukai