Anda di halaman 1dari 99

DIKTAT – PIPING STRESS ANALYSIS

BAB I
PENDAHULUHAN

Piping stress analysis adalah suatu metode terpenting untuk meyakinkan dan menetapkan
secara numeric bahwa system perpipaan dalam engineering adalah aman. Beban (Gaya,
Moment dan tegangan) yang terjadi secara aktual pada pipa dan nozzle equipment dibuat
sedemikian rupa sehingga beban tersebut tidak melebihi batasan yang telah ditetapkan oleh
Code dan Standard Internasional (ASME, ANSI, API, WRC, NEMA, dll). Dalam analisa
bahwa beban terjadi karena adanya pengaruh perlakuan beban static dan perlakuan beban
dinamik. Pemasangan support (penyangga) adalah hal yang paling penting agar pengaruh
pembebanan (statik dan dinamik) selama operasi sistim perpipaan tidak mengalami
kegagalan atau kerusakan.

Beban Statik (sustain, expansi dan operating) pada dasarnya adalah suatu beban yang
disebabkan oleh pengaruh internal yakni tekanan, temperature dan berat material pipa serta
semua komponen dalam sistem. Selain dari itu beban statik dapat juga disebabkan oleh
adanya beban external, yakni gempa, thrust load dari relief valve, wind dan wave dan beban
ultimate tanah bila pipa berada dalam tanah (under ground). Beban statik selain akibat beban
ultimate tanah sering disebut dengan beban ”static occational” atau lebih dikenal dengan
beban ”quasi dynamic”, dikatakan demikian karena beban dianggap seolah-olah sebagai
beban dynamic tetapi bukan fungsi waktu. Batasan tegangan actual yang terjadi pada beban
quasi dynamic tidak diperkenankan melebihi dari 1.33Sh.

Beban Dinamika (occasional) mempertimbangkan adanya beban external sebagai fungsi


waktu [W = f(t)], antara lain gempa (seismic), operasi safety valve, vibrasi (pulsation) dan
water hammer. Dalam analisa dinamika, besaran frekwensi natural dapat dihitung atau dapat
diperkirakan apabila besaran frekwensi extraksi dari sumber mesin rotasi dan frekwensi
pribadi sitim perpipaan dapat diketahui terlebih dahulu. Frkwensi extraksi mesin rotasi dapat
diketahui dari informasi data vendor, sedangkan frekwensi pribadi sistim perpipaan dapat
dihitung dengan menggunakan formula 7.2b dan atau 8.5a dengan berdasar pada model
(routing) sistim perpipaan tersebut. Analisa dinamika ini dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa metode, yakni : Modal, Spectrum, Harmonic dan Time History.

Hal : 1/86
Chamsudi Copy Right/6/1/2005
DIKTAT – PIPING STRESS ANALYSIS

BAB II

KRITERIA PIPA KRITIKAL

2.1 Critical Line

Pembagian piping dalam system engineering ada dua bagian, yakni Non Critical Piping dan
Crtical Piping. Non critical piping adalah semua jalur pipa (line pipe) tidak dipertimbangkan
atau diperhitungakan dalam piping stress analysis, karena temperature fluida dalam pipa tidak
memenuhi sebagaimana yang ditetapkan dalam kriteria, (lihat gambar (1) dan gambar (2)).
Sedang Crtical Piping adalah semua system pipa yang harus dipertimbangkan dalam analysis
, karena temperature fluida dalam pipa memenuhi ketetapan dalam kriteria (lihat gambar (1)
dan gambar (2)). Tegangan dan beban hasil analisis harus dibuat sedemikian rupa sehingga
akseptabel berdasarkan pada stsandard International (ASME B31.1, B31.3, B3.18, API610,
API 617, NEMA SM23 dan lain-lain).

Kriteria untuk crirtical line merupakan fungsi temperature dan diameter pipa yang ditunjukkan
dalam bentuk grafik terlihat pada gambar (1) dan gambar (2), dimana sumbu absis
menerangkan perubahan dimeter pipa dan ordinat menerangkan perubahan temperature
yang bekerja pada system perpipaan. Kriteria tersebut dibagi dua kategori, yaitu kategori (1)
untuk kriteria dimana system pipa dihubungkan dengan nozzle static equipment dan kategori
(2) system pipa yang dihubungkan dengan nozzle mesin rotasi (Turbine, Compressor, Pump,
Air Cooler, dll).

Table 1 : Line List

Hal : 2/86
Chamsudi Copy Right/6/1/2005
DIKTAT – PIPING STRESS ANALYSIS

Kategori 1 : Sistem Perpipaan yang dihubungkan dengan Static Equipment

2” and Over
400 KRITERIA ‘ C ‘
3” and Over
TEMPERATURE (oC)

200
8” and Over

14” and Over


150 KRITERIA ‘ A

KRITERIA ‘ B ‘
100

80

0 2 3 4 8 10 12 14
PIPE SIZING (inch)
-100 14” and Over

Note : Semua piping yang tidak berada pada kriteria C pada chart di atas penempatan
support harus di koreksi secara sederhana terhadap standard span support yang sudah ada,
atau dengan menggunakan metode analitik acceptabilitas yang komprehensip.

Gambar (1) : Critical Line Kriteria untuk Static Equipment

Hal : 3/86
Chamsudi Copy Right/6/1/2005
DIKTAT – PIPING STRESS ANALYSIS

Kategori 2: Sistem Pipa yang dihubungkan dengan Mesin Rotasi

Untuk semua main piping yang dihubungkan dengan nozzle critical (rotating) equipment
seperti turbines, compressors, air cooler, dan lain-lain., harus dianalisa secara formal.

400 KRITERIA ‘ C ‘
2” and Over
TEMPERATURE (oC)

200
3” and over

150 8” and over

100 KRITERIA ‘ B ‘ 14”and


Over
80 KRITERIA ‘ A ‘
0 2 3 4 8 10 12 14
PIPE SIZING (inch)
-100 8” and over

Catatan :

1.) Kriteria “A” : Tidak Perlu dianalisa


2.) Kriteria “B” : Harus dikoreksi dengan metode sederhana yang ada
3.) Kriteria “C” : Detail analisa harus dihitung dengan computer.

Anlisa flexibility harus berdasarkan pada batasan-batasan yang telah ditetapkan oleh
Standarad API dan/atau NEMA SM-23, Jika manufacturers tidak mempunyai batasan
khusus.

Gambar (2) : Critical Line Kriteria untuk Mesin Rotasi

Hal : 4/86
Chamsudi Copy Right/6/1/2005
DIKTAT – PIPING STRESS ANALYSIS

2.2 Critical Line List

Data temperature dan diameter jalur pipa (line number) diperoleh pada data process dalam
bentuk line list (Tabel 1). Temperatur dan ukuran pipa harus dipastikan berada pada area
critical “C” , (lihat gambar (1) dan gambar (2)), yaitu menarik garis vertical diameter sumbu
absis dan dipotongkan dengan garis datar yang memotong sumbu ordinat temperature.

Dengan menggunakan Gambar 3: P&ID ( Piping and Instrumentation Diagram), User harus
mengklompokkan nomer jalur (line number) dalam satu nomer kalkulasi (calculation number)
berdasarkan “critical line” yang telah diperoleh sebagaimana dengan cara di atas,
pengkelompokkan ini disebut dengan critcal line list (Tabel 2).

Nomer kalkulasi adalah suatu system pipa yang menghubungkan nozzle ke nozzle
equipment, yang terdiri dari satu line number atau beberapa line number. Nomor Kalkulasi ini
digunakan sebagai nama file computer dalam analisa dan berdasarkan pengalaman dalam
beberapa project bahwa pengambilan nomer kalkulasi berdasarkan pada line number
terbesar dalam satu kelompok line number dalam suatu nomer kalkulasi.

Tabel 2 : Critical Line List

Hal : 5/86
Chamsudi Copy Right/6/1/2005
DIKTAT – PIPING STRESS ANALYSIS

Sebagai catatan terpenting terutama pada system pipa yang dihubungkan dengan mesin
rotasi, bahwa semua jalur utama (main line) yang menghubungkan langsung ke nozzle mesin
rotasi harus dipertimbangkan dalam analisa dan dikelompokkan dalam critical line list
walaupun temperature yang digunakan tidak masuk dalam kriteria yang telah ditetapkan
dalam gambar (1) dan Gambar (2).

Gambar 3 : P & ID

Hal : 6/86
Chamsudi Copy Right/6/1/2005
DIKTAT – PIPING STRESS ANALYSIS

BAB III

TEORI DASAR TEGANGAN PIPA

3.1 Ragam Tegangan

Tegangan yang tejadi dalam sistem perpipaan dapat dikelompokkan ke dalam


dua kategori, yakni Tegangan Normal (Normal Stress) dan Tegangan Geser (Shear
Stress).
Tegangan normal terdiri dari tiga komponen tegangan, yang masing-masing adalah:
1. Tegangan Longitudinal (Longitudinal Stress), yaitu tegangan yang searah
panjang pipa.
2. Tegangan Tangensial atau Tegangan Keliling (Circumferential Stress atau
Hoop Stress), yaitu tegangan yang searah garis singgung penampang pipa,
3. Tegangan Radial (Radial Sttress), yaitu tegangan searah jari-jari
penampang pipa.
Tegangan Geser terdiri dari dua komponen tegangan, yang masing-masing adalah:
1. Tegangan Geser (Shear Stress), yaitu tegangan akibat gaya geser,
2. Tegangan Puntir atau Tegangan Torsi (Torsional Stress), yaitu tegangan
akibat momen puntir pada pipa.

3.1.1 Longitudinal stress

Tegangan Longitudinal merupakan jumlah dari Tegangan Aksial (Axial Stress),


Tegangan Tekuk (Bending Stress) dan Tegangan Tekanan (Pressure Stress). Mengenai
ketiga tegangan ini dapat diuraikan berikut ini.

a. Tegangan Aksial σax adalah tegangan yang ditimbulkan oleh gaya Fax yang bekerja
searah dengan sumbu pipa, dan dapat dirumuskan sebagai berikut::

Gambar 4 : Axial Stress

Fax
σ ax = ……………. (3.1)
A

A = luas pe4nampang pipa = π[do2 - di2]/4


do = diameter luar pipa
di = diameter dalam pipa

Hal : 7/86
Chamsudi Copy Right/6/1/2005
DIKTAT – PIPING STRESS ANALYSIS

b). Tegangan Tekuk σ b adalah tegangan yang ditimbulkan oleh momen M yang bekerja
diujung-ujung pipa. Dalam hal ini tegangan yang terjadi dapat berupa Tegangan Tekuk Tekan
(Tensile Bending) atau Tegangan Tekuk Tarik (Compression Bending). Tegangan tekuk itu
maksimum pada permukaan pipa dan nol pada sumbu pipa, karena tegangan tersebut
merupkan fungsi jarak dari sumbu ke permukaan pipa c. Hal ini dapat digambarkan dalam
Gambar 5a dan Gambar 5b, berikut :

Mc
σb = .......... (3.1b)
I
π (ro 4 − ri 4 )
I = Momen Inersia Penampang
4
c). Tegangan longitudinal tekan (σLP) adalah tegangan yang ditimbulkan oleh gaya tekan
internal P yang bekerja pada dinding pipa searah sumbu pipa (lihat Gambar 6), yang dapat
dirumuskan sebagai berikut :

Gambar 6: Tegangan Longitudinal Pressure

2 2
PAi Pd i Pd i pd o
σ LP = = 2 2
= = ……….. (3.1c)
Am (d o − d i ) 4td m 4t

Ai = Luas permukaan dalam pipa


Am = Luar rata-rata permukaan pipa
t = Tebal pipa

Jadi tegangan longitudinal yang bekerja pada sistim perpipaan dapat dinyatakan
dengan rumus (3.1d) di bawah ini.

MC F Pd o
σL = + + …………… (3.1d)
I A 4t

Hal : 8/86
Chamsudi Copy Right/6/1/2005
DIKTAT – PIPING STRESS ANALYSIS

3.1.2 Tegangan Tangensial (Hoop stress)

Tegangan tangensial σSH ditimbulkan oleh tekanan internal yang bekerja secara tengensial
dan besarnya bervariasi tergantung pada tebal dinding pipa. Rumus untuk tegangan
tangensial dapat didekati dengan memakai persamaan Lame berikut dan dijelsakan pada
Gambar 7.

2 2
2 ri ro
P(ri + )
σR = r2
2 2
(ro − ri )
Gambar 7 : Hoop Stress

Untuk dinding pipa yang tipis persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi seperti
berikut.

Pd i L Pd i Pd o
σ SH = = = ................ (3.1e)
2tL 2t 2t
3.1.3 Radial Stress

Tegangan ini dijelaskan pada Gambar 8. Besar tegangan ini bervariasi dari permukaan dalam pipa
ke permukaan luarnya dan dapat dinyatakan dengan rumus berikut. Oleh tekanan internal tegangan
radial maksimum σ max terjadi pada permukaan dalam pipa dan tegangan minimum σ min pada
permukaan luarnya. Kedua tegangan ini berlawanan dengan tegangan tekuk, sehingga tegangan
radial tersebut sangat kecil dibandingkan dengan tegangan tekuk. Jadi tegangan radial dapat
diabaikan.

2 2
2 r r
P(ri − i 2o )
r ………. (3.1f)
σR = 2 2
(ro − ri )

Gambar 8 : Radial Stress

Hal : 9/86
Chamsudi Copy Right/6/1/2005
DIKTAT – PIPING STRESS ANALYSIS

3.1.4 Tegangan Geser


Tegangan akibat gaya geser ini yang bekerja kearah penampang pipa dijelaskan pada
Gambar 10 dan dinyatakan dalam persamaan berikut.
Shear Distribution Profile

Gambar 10 : Shear Stress

VQ
σ max = ………………….. (3.1g)
Amax

V = gaya geser
A,,, = luas penampang pipa
Q = factor bentuk (form factor) untuk pergeseran (=1.33 untuk penampang lingkaran yang pejal)

Tegangan geser mencapai nilai maksimum pada sumbu pipa dan minimum pada jarak terjauh
dari sumbu pipa (yaitu permukaan luar pipa). Seperti halnya pada tegangan radial, besar
tegangan geser ini kebalikan dengan tegangan tekuk, sehingga tegangan geser relatif kecil
dibandingkan dengan tegangan tekuk, sehingga dapat diabaikan.

3.1.5 Tegangan Torsi


Suatu bentangan bahan dengan luas permukaan tetap dikenahi suatu puntiran (twisting) pada
setiap ujungnya dan puntiran ini disebut juga dengan torsional, dan bentangan benda tersebut
dikatakan sebagai poros (shaft). Untuk suatu poros dengan panjang L dan jari-jari c dikenahi
torsi T (sepasang), sebagaimana ditunjukkan dalam gambar 10, Pergeseran sudut (angular
displacement) ujung satu terhadap yang lainnya diberikan dengan sudut φ (dalam radian)
TL
adalah : φ= ..................................... (3.1h-a)
JG
Dengan J = πc 4 2 adalah moment inersia polar pada luas permukaan. Juga, tegangan geser
torsional pada suatu jarak r dari sumbu poros luas permukaan adalah :
Tr
τ= ................................... (3.1h-b)
J
yang bertambah secara linier sebagaimana terlihat dalam gambar 10b. Sehingga, maksimum
Tc
tegangan geser yang terjadi pada r = c adalah τ max = untuk poros berlubang mempunyai
J
jari-jari dalam ci dan jari-jari luar c o semua formula di atas akan berlaku tetapi dengan

J = π (c o4 − ci4 ) 2 ........................... (3.1h-c)

Hal : 10/86
Chamsudi Copy Right/6/1/2005
DIKTAT – PIPING STRESS ANALYSIS

Gambar 10a Gambar 10b


Gambar 10 : Torsional Stress

Dari kelima macam tegangan yang terjadi di atas dapat disimpulkan bahwa apabila ada beban
luar maupun internal pressure yang bekerja pada system perpipaan, maka pada system
perpipaan tersebut akan mengalami tiga macam tegangan yang patut dipertimbangkan, yaitu
tegangan longitudinal, tegangan shear torsional dan hoop stress dan dua macam tegangan
yang di abaikan yaitu tegangan radial dan tegangan geser (shear stress).
Sebagi contoh :
Jika pipa 6” mempunyai sifat-sifat dan beban yang bekerja sebagai berikut :
do = 6.625 in Momen (M) = 4247 ft-lb
di = 6.0625 in Gaya aksial (Fa) = 33488 lb
t = 0.280 in Tekanan (P) = 507 psi
4
I = 28.142 in Momen puntir (T) = 8495 ft-lb
2
A = 5.5813 in
J = 56.284 in4

Hitung semua tegangan yang terjadi pada system pipa tersebut ?..

M C Fa Pd
1. Tegangan Longitudinal σ L = + +
I A 4t
Mc I = 4247x12x(6.625/2)/28.142 = 6000 psi
Fa A = 33488/5.5813 = 6000 psi
Pd 4t = 507x6.625/(4x6.280) = 3000 psi
Tegangan Longitudinal (σL) = 6000 + 6000 + 3000 = 15000 psi
2. Tegangan puntir (τ ) = Tc 2 J
= 8495x12x6.625/(2x56.284) = 6000 psi
3. Tegangan tangesial (σ H ) = Pd 2t
= 507x 6.625/(2x0.280) = 6000 psi

Hal : 11/86
Chamsudi Copy Right/6/1/2005
DIKTAT – PIPING STRESS ANALYSIS

Hubungan beberapa jenis tegangan untuk pipa pada umumnya :

1. Z adalah modulus penampang (section modulus) yang besarnya sama dengan I/c,
dengan I sebagai moment inersia dan c adalah jarak dari sumbu ke permukaan. Jadi
tegangan tekuk dapat dinyatakan sebagai M/Z.

2. Besaran tegangan tekuk akan lebih konservatif antara 1% - 20% apabila dalam
pendekatan σ H = Pd 2t menggunakan perhitungan dengan mempertimbangkan
diameter dalam pipa. Perhitungan itu akan menghasilkan kesalahan yang besar jika
rasio t/d besar. Secara sederhana, penggunaan diameter luar dalam persamaan pd/2t
akan menghasilkan tegangan yang tak konservatif untuk ukuran pipa yang sama.
Dengan demikian secara eksak perhitungan tegangan berdasarkan persamaan
“Lame’s” menggunakan diameter dalam.

3.2 Principal Stress (tegangan Utama)

Gambar di bawah memperlihatkan sistem sumbu ortogonal yang berorientasi


demikian sehingga semua komponen tegangan geser yang diacu terhadap sistem
kordinat ini sama dengan nol. Sumbu koordinat demikian dinamai sumbu kordinat
utama, atau tegangan yang terjadi pada komponen normal saja tanpa diikuti tegangan
geser disebut tegangan utama (principal stress).
Untuk melakukan analisis tegangan secara rinci, dapat diambil langkah-
langkah berikut:

1. Tentukan status tegangan pada berbagai titik dalam benda yang dibebani.
2. Transformasikan komponen tegangan dalam kordinat global ke dalam komponen
utama tegangan pada setiap titik.
3. Kombinasikan komponen-komponen tegangan tersebut untuk mendapatkan nilai
tunggal komponen tegangan.
4. Bandingkan harga tegangan tersebut dengan ambang batas yang didefinisikan
dalam code.

Gambar 11 : Tegangan Utama

Hal : 12/86
Chamsudi Copy Right/6/1/2005
DIKTAT – PIPING STRESS ANALYSIS

Dengan memperhatikan orientasi sumbu tegangan, bahwa jumlahan komponen tegangan


orthogonal selalu sama, yaitu :

σ x + σ y + σ z = σ1 + σ 2 + σ 3 ..................... (3.2a)

Tegangan geser maksimum dalam suatu status tegangan tiga dimensi adalah sama dengan
selisih antara tegangan utama terbesar dan tegangan utama terkecil dibagi dua, atau ditulis
sebagai berikut :
σ1 − σ 3
σ max = , dimana σ 1 < σ 2 < σ 3 ….. (3.2b)
2

3.3 Deformasi Plastic

Status tegangan tiga dimensi (3-D) dapat dipandang sebagai terdiri dari dua komponen yang
berbeda, yaitu:

1. Komponen Tegangan Hidrostatik (Hidrostatic Stress)


2. Komponen Tegangan Deviatorik (Deviatoric Stress)

Tegangan total = Tegangan Hidrostatik + Tegangan Deviatorik

Komponen tegangan hidrostatik adalah komponen-komponen σx = σy = σz (yaitu seperti suatu


tegangan kubus di dalam air). Tegangan-tegangan ini tidak akan menyebabkan deformasi
plastik dalam bahan Dalam penambahan komponen tegangan hidrostatik dengan komponen
tegangan deviatorik, tegangan tersebut yang dapat menyebabkan deformasi plastik. Besaran
tegangan hidrostatik dalam suatu elemen yang berbeda dinyatakan dengan :

(σ x + σ y + σ z ) (σ 1 + σ 2 + σ 3 )
= …………. (3.3a)
3 3
Di sini ada dua kriteria umum yang dapat diterima sesuai dengan komponen tegangan
deviatorik dengan memprediksi keadaan akan tegangan luluh (yield stress) dalam suatu
bahan, yaitu :
Kriteria 1 : Von Mises, atau Distribusi Energi atau Oktahedral
Kreiteria 2 : Tegangan geser maksimum atau Tresca

Semua permasalahan harus disesuaikan dengan kcriteria-kriteria tersebut di atas sehingga


ada kaitannya dengan atatus tegangan tiga dimesi dalam suatu bahan dan diperoleh status
tegangan uniaxial pada cuplikan tarik (tensile specimen). Untuk menentuukan kekuatan
ambang batas bahan pada umumnya dapat ditentukan dengan uji tarik (tensile test).

3.3.1 Theori Von Mises – Distribution Energy – Octahedral Shear

Kegagalan (failure) akan terjadi apabila tegangan geser octahedral (octahedral shear stress)”
dalam suatu bahan adalah sama besar dengan tegangan luluh geser oktahedral dalam uji
tarik uniaksial, tegangan shear oktahedral dinyatakan dengan rumus :

[(σ 1 − σ 2 ) 2 + (σ 2 − σ 3 ) 2 + (σ 3 − σ 1 ) 2 ]1 / 2
σ oc = ……. (3.3b)
3

Hal : 13/86
Chamsudi Copy Right/6/1/2005
DIKTAT – PIPING STRESS ANALYSIS

Dalam uji tarik uniaxial, diperoleh apabila specement berada pada titik yield, yaitu :

σ 1 = σ yield ; σ2 = σ3 = 0 …………… (3.3c)

maka dengan mensubtitusikan σ1, σ2, σ3 ke dalam persamaan octahedral di atas, didapatkan
tegangan octahedral sebagai berikut :
[(σ yield − 0) 2 + (0 − 0) 2 + (0 − σ yield ) 2 ]1 / 2
σ oc = ………..….. (3.3d)
3
σ yield 2
σ oc = = 0.4714σ yield ……….. … (3.3e)
3
(Allowable tegangan shear octahedral)
Artinya bahwa deformasi plastic terjadi dalam stress state tiga dimensi apabila tegangan
shear octahedral melebihi dari 0.4714σyield.
3.3.2 Theori tegangan shear maximum atau Tresca

Kegagalan (failure) akan terjadi apabila tegangan geser maximum dalam bahan adalah sama
dengan tegangan luluh geser (yield shear) maksimum dalam uji tarik uniaksial, tegangan
geser maximum diberikan dengan bentuk persamaan berikut :
(σ 1 − σ 3 )
σ max = …………….. (3.3f)
2
Untuk uji tarik uniaxial sebagaimana di atas bahwa specement berada pada titik yield:

σ 1 = σ yield ; σ 2 = σ 3 = 0 , sehingga diperoleh ……… (3.3g)


σ yield
σ max = ……… (3.3h)
2
(ambang batas yang diperkenankan untuk tegangan geser maksimum)
Artinya bahwa deformasi plastic terjadi dalam stress state tiga dimensi apabila tegangan

Hal : 14/86
Chamsudi Copy Right/6/1/2005
DIKTAT – PIPING STRESS ANALYSIS

σ yield
shear maximum melebihi
2

Untuk tegangan geser dua dimensi dapat dinotasikan sebagai berikut :

2
[σ + σ H ] ⎛σ −σ H ⎞
σ1 = L + ⎜ L ⎟ +τ
2
……….. (3.3i)
2 ⎝ 2 ⎠
2
[σ + σ H ] ⎛σ −σ H ⎞
σ2 = L − ⎜ L ⎟ +τ
2
………. (3.3j)
2 ⎝ 2 ⎠
σ3 = 0 ……… (3.3k)

Contoh :

Untuk pipa 6” dengan data sebagai berikut (19);

σL = 15000 psi, σH = 6000 psi, dan τ = 6000


Gambar 12 :psi
Uniaxial Test
σ1 = 1/2[(15000 + 6000)] + [((15000 - 6000)/2)2 + 6000]1/2
σ1 = 10500 + 7500

Anda mungkin juga menyukai