OLEH
SYAHRIFA NUR AINI
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Asuhan Kebidanan komunitas dengan judul “kunjungan neonatus” Selain untuk menambah
pengetahuan tentngkunjungan neonatus, Makalah ini juga disusun guna memenuhi tugas salah satu
mata kuliah Asuhan Kebidanan komunitas pada program studi DIII Jurusan Kebidanan STIKes
MERCUBAKTIJAYA PADANG.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang kepada Ibu Ety Aprianti SKM,M.KES
selaku dosen pembimbing mata kuliah Asuhan Kebidanan komunitas dan kepada segenap pihak
yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini,
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah selanjutnya.
Penulis
2
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
TINJAUAN MATERI
5
• Pemeriksaan neonatus dilaksanakan di dekat ibu, bayi didampingi ibu atau keluarga pada
saat diperiksa atau diberikan pelayanan kesehatan
Kunjungan neonatal adalah kontak neonatal dengan tenaga kesehatan minimal dua kali
untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan neonatal, baik didalam maupun
diluar gedung puskesmas, termasuk bidan di desa, polindes dan kunjungan ke rumah. Bentuk
pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi,
pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa
perawatn mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi) pemberian vitamin K dan
penyuluhan neonatal di rumah menggunakan buku KIA.
Kunjungan neonatal (KN) adalah kontak neonatus dengan tenaga kesehatan minimal
dua kali.
a. Kunjungan pertama kali pada hari pertama dengan hari ke tujuh (sejak 6 jam setelah lahir).
b. Kunjungan kedua kali pada hari ke delapan sampai hari kedua puluh delapan.
c. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan bukan merupakan kunjungan neonatus.
6
2. Perawatan tali pusat.
3. Pemberian vitamin K1 bila belum diberikan pada hari lahir.
4. Imunisasi Hepatitis B 0 bila belum diberikan pada saat lahir.
5. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan asli eksklusif, pencegahan
hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di rumah dengan menggunakan
buku KIA.
6. Penanganan dan rujukan kasus.
3. Kategori Kunjungan Neonatal (KN)
7
5) Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K dosis tunggal di paha kiri,
Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan, Pencegahan infeksi
mata melalui pemberian salep mata antibiotika dosis tunggal.
6) Pemeriksaan bayi baru lahir
7) Kunjungan neonatal
8) Pencatatan Dan Pelaporan
1) Pencegahan Infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Saat.melakukan penanganan bayi baru
lahir pastikan untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi berikut ini:
• Cuci tangan sebelum memegang bayi dan setelah menggunakan toilet untuk BAK/BAB
• Jaga tali pusat bayi dalam keadaan bersih, selalu dan letakkan popok di bawah tali pusat.
Jika tali pusat kotor cuci dengan air bersih dan sabun. Laporkan segera ke bidan jika
timbul perdarahan, pembengkakan, keluar cairan, tampak merah atau bau busuk.
• Ibu menjaga kebersihan bayi dan dirinya terutama payudara dengan mandi setiap hari
• Muka, pantat, dan tali pusat dibersihkan dengan air bersih , hangat, dan sabun setiap
hari.
• Jaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan pastikan setiap orang yang
memegang bayi selalu cuci tangan terlebih dahulu
2) Penilaian awal
Pengkajian pertama pada seorang bayi dilakukan pada saat lahir dengan
menggunakan nilai apgar dan melalui pemeriksaan fisik singkat. Pengkajian nilai apgar
didasarkan pada lima aspek yang menunjukkan kondisi fisiologis neonatus yakni, denyut
jantung, dilakukan dengan auskultasi menggunakan stetoskop. Pernafasan, dilakukan
berdasarkan pengamatan gerakan dinding dada. Tonus otot dilakukan berdasarkan derajat
fleksi dan pergerakan ekstremitas. Pergerakan iritabilitas refleks, dilakukan berdasarkan
respon terhadap tepukan halus pada telapak kaki
b. Apgar Score
8
• Merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir meliputi 5 variabel
(pernafasan, frek. Jantung, warna, tonus otot & iritabilitas reflek)
• Ditemukan oleh Dr. Virginia Apgar (1950)
SKOR APGAR
TANDA 0 1 2
Penilaian
Nilai 7-10 menunjukkan bahwa by dlm keadaan baik
Nilai 4 - 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang & membutuhkan tindakan
resusitasi
Nilai 0 – 3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius & membutuhkan resusitasi
segera sampai ventilasi.
9
mencegah dan mengidentifikasi perdarahan atau infeksi secara dini. Setiap hari harus
melakukan pemeriksaan untuk menemukan tanda-tanda infeksi (Bobak dkk, 2005).
a. Cara :
1. celupkan tangan yg masih menggunakan sarung tangan ke dlm klorin 0,5% untuk
membersihkan darah & sekresi tubuh lainnya
2. bilas tangan dengan air matang /DTT
3. keringkan tangan (bersarung tangan)
4. letakkan bayi yang terbungkus diatas permukaan yang bersih dan hangat
5. ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dr pusat dengan menggunakan benang DTT.
Lakukan simpul kunci/ jepitkan
6. Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat &
lakukan pengikatan kedua dg simpul kunci dibagian TP pd sisi yg berlawanan
7. Lepaskan klem penjepit & letakkan di dlm larutan klorin 0,5%
8. Selimuti bayi dg kain bersih & kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup
9. Ingat, Jangan mengoleskan salep apapun/ Zat lain ke bagian tali pusat
b. Mempertahankan suhu tubuh, Dengan cara :
10
3. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan di dada ibu dengan KULIT
bayi MELEKAT pada KULIT ibu dan mata bayi setinggi puting susu ibu. Keduanya
diselimuti dan bayi diberi topi.
4. Ibu dianjurkan merangsang bayi dengan sentuhan, dan biarkan bayi sendiri
mencari puting susu ibu.
5. Ibu didukung dan dibantu tenaga kesehatan mengenali perilaku bayi sebelum menyusu.
6. Biarkan KULIT bayi bersentuhan dengan KULIT ibu minimal selama SATU JAM; bila
menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, biarkan bayi tetap di dada ibu sampai 1 jam
7. Jika bayi belum mendapatkan putting susu ibu dalam 1 jam posisikan bayi lebih dekat
dengan puting susu ibu, dan biarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibu selama 30
MENIT atau 1 JAM berikutnya.
8. Ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar, berada dalam jangkauan ibu selama 24 jam.
9. Berikan hanya ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis.
Tidak diberi dot atau kempeng.
5) Pelaksanaan Penimbangan, Penyuntikan Vitamin K1, Salep Mata dan Imunisasi Hepatitis
B (HB 0)
Bayi dan anak akan diberi vaksinasi pada saat pemeriksaan dengan kondisi bayi
dan anak sehat, untuk melindunginya dari penyakit-penyakit dapatan yang mungkin serius.
Kemampuan vaksinasi untuk untuk memvaksinasi bayi terhadap penyakit-penyakit seperti
polio dan batuk rejan bahkan cacar. Beberapa orang tua dalam upaya melindungi dari efek
samping resiko vaksinasi memutuskan untuk tidak mengimunisasi anaknya. Mereka lebih
suka mengambil resiko yaitu anak mereka terkena penyakit dari pada melihat anaknya
mengalami efek samping dari vaksinasi. Sebaiknya orang tua mengumpulkan informasi
dari masing-masing vaksin saat membuat pilihan tentang imunisasi (Ladewigs, et al 2006).
Pemberian layanan kesehatan tersebut dilaksanakan pada periode setelah IMD
sampai 2-3 jam setelah lahir, dan dilaksanakan di kamar bersalin oleh dokter,bidan atau
perawat.
• Semua BBL harus diberi penyuntikan vitamin K1 (Phytomenadione) 1 mg intramuskuler
di paha kiri, untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin K yang dapat
dialami oleh sebagian BBL.
• Salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi mata (Oxytetrasiklin1%).
11
• Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah penyuntikan Vitamin K1
yang bertujuan untuk mencegah penularan Hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi yang
dapat menimbulkan kerusakan hati.
12
Lihat dan raba perut. • Perut bayi datar, teraba lemas
Lihat tali pusat • Tidak ada perdarahan, pembengkakan, nanah, bau
yang tidak enak pada tali pusat.atau kemerahan
sekitar tali pusat
Lihat punggung dan raba tulang Kulit terlihat utuh, tidak terdapat lubang dan
belakang benjolan pada tulang belakang
•
Pemeriksaan ekstremitas atas Tidak terdapat sindaktili, polidaktili, siemenline,
dan bawah dan kelainan kaki (pes equino varus dan vagus).
Lihat dan raba alat kelamin luar • Bayi perempuan kadang terlihat cairan vagina
berwarna putih atau kemerahan.
• Tanyakan pada ibu apakah • Bayi laki-laki terdapat lubang uretra pada ujung
bayi sudah buang air kecil penis.
• Teraba testis di skrotum.
• Pastikan bayi sudah buang air kecil dalam 24
jam setelah lahir.
• Yakinkan tidak ada kelainan alat kelamin,
misalnya hipospadia, rudimenter, kelamin
ganda.
Timbang bayi • Berat lahir 2,5-4 kg.
• Timbang bayi dengan • Dalam minggu pertama, berat bayi mungkin
menggunakan selimut, hasil turun dahulu (tidak melebihi 10% dalam waktu
penimbangan dikurangi berat 3-7 hari) baru kemudian naik kembali.
selimut
14
III.1 Kesimpulan
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi usia 0 – 28 hari., selama periode ini bayi
harus menyesuaikan diri dengan lingkungan ekstra uteri. Pada masa ini, organ bayi
mengalami penyesuaian dengan keadaan di luar kandungan, ini diperlukan untuk
kehidupan selanjutnya. Penatalaksanaan bayi baru lahir meliputi :Asuhan bayi baru lahir
pada 0 – 6 jam, Asuhan bayi baru lahir pada 6 jam sampai 28 hari. Jenis Asuhan bayi baru
lahir meliputi: Pencegahan infeksi (PI), Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada
bayi, Pemotongan dan perawatan tali pusat, Inisiasi Menyusu Dini (IMD), Pencegahan
perdarahan melalui penyuntikan vitamin K dosis tunggal di paha kiri, Pemberian
imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan, Pencegahan infeksi mata melalui
pemberian salep mata antibiotika dosis tunggal, Pemeriksaan bayi baru lahir, Kunjungan
neonatal, Pencatatan Dan Pelaporan.
III.2 Saran
1) Diharapkan kepada masyarakat agar lebih memperhatikan kesehatan baik kesehatan
lingkungan, pola makan dan pola hidup sehari- hari.
2) Diharapkan kepada pemerintah setempat agar lebih peduli terhadap kesehatan
masyarakat yang kurang mampu untuk memberikan fasilitas kesehatan yang memadai.
3) Diharapkan kepada tenaga kesehatan baik dokter maupun bidan dan tenaga kesehatan
lainnya sehingga mampu memberikan pertolongan yang sesuai dengan standarisasi
untuk mengurangi angka kematian terutama ibu dan anak.
15
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
MNH, JNPK-KR dan DepKes. 2002. Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta : DepKes.RI
Saifuddin, abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal .
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Jumiarni, dkk 1995. Asuhan Perawatan Perinatal. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC) ( Ibrahim,
Kristiana. 1984. Perawatan Kebidanan jilid II. Bandung : Bhratara )
(Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak III oleh Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Unifersitas Indonesia tahun 1985)
Varney, H. 1997. Varney’s Midwifery 3th edition. Jones and Bartlett. New York. Hal. 623-625
Linda V. Walsh. 2003. Midwifery Chapter 23. W. B. Saunders. San Fransisco California. Hal. 330-335
Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. 2003. Buku IV Asuhan Kebidanan pada Ibu Post Partum. Hal. 30-37
Hidayat, Azis Alimul. 2009. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.
Jakarta : Salemba MedikaHasni. (2012). asuhan kebidanan neonatus, bayi dan balita “imunisasi”
.<http://www. asuhan-kebidanan-neonatus-bayi-dan.html> [ 24 Septembar 2013]
Prawirohardjo, Sarwono, 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Purnamasari, Dewi, 2011. Panduan Pijat Praktis Balita Anda agar Cerdas dan Sehat. Yogyakarta: Pustaka
Salomon
Putri, Alissa, 2009. Pijat dan Senam Untuk Bayi dan Balita Panduan Praktis Memijat Bayi dan Balita.
Muaris.H. (2006). Sarapan Sehat Untuk Anak Balita. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Anggraini dan Sutomo. 2010. Menu Sehat Alami untuk Batita dan Balita. Jakarta: Demedia
16
CONTOH SOAL DAN JAWABAN
1. Seorang bayi lahir normal di BPM, lahir langsung menangis, BBL = 3000 gram, PBL=49 cm.
Selanjutnya bayi dirawat bersama dengan ibunya (Rawat gabung)
Berdasarkan kasus diatas, tujuannya adalah.... A. Keluarga merasa senang B. Mempermudah
penggunaan ASI C. Memperingan kerja bidan D. Bidan bisa fokus pada pasien lain
17