Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

Suatu kehamilan yang berakhir sebelum periode Urabilitas janin yaitu yang berakhir sebelum
berat janin 500 gram. Bila berat badan tidak diketahui maka perkiraan lama kehamilan kurang
dari 20 minggu lengkap 139 hari dihitung dari hari pertama haid berakhir normal yang dapat
dipakai (Taber, 1994 : 56).

Istilah abortus digunakan untuk menunjukan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup diluar kandungan. Abortus disebabkan oleh berbagai faktor antara lain kelainan
pertumbuhan hasil konsepsi kelainan pada plasenta. Penyakit ibu maupun kelainan traktus
genetalis. Sampai saat ini janin terkecil yang dilaporkan dapat hidup diluar kandungan
mempunyai berat badan 294 gram. Frekuensi abortus sukar ditentukan karena abortus buatan
banyak tidak dilaporkan kecuali apabila terjadi komplikasi juga karena sebagian abortus spontan
hanya disertai gejala ringan sehingga pertolongan medik tidak diperlukan dan kejadian ini
dianggap sebagai haid terlambat diperkirakan frekuensi abortus spontan berkisar 10-15 %.
(Wiknjosastro, 2005 : 302)

Untuk mempergunakan umur kehamilan, untuk menetapkan abortus terdapat kesulitan dan
kelemahannya. Kesulitannya ialah apabila tanggal haid terakhir tidak dapat diketahui lagi
misalnya terlupa atau haid tidak teratur, atau kehamilan yang terjadi setelah berhenti
menggunakan kontrasepsi hormonal. Kelemahannya ialah sukar menetapkan kapan kehamilan
itu mulai bersemi karena sukar menetapkan ovulasi mengalami fertelisasi dan saat implantansi
Blastokista pada disidua, pada haid yang reguler ovulasi terjadi rata-rata 14 hari sebelum hari
pertama haid yang akan datang implantasi blastokista terjadi pada hari ke 5 atau ke 6 setelah
fertilisasi atau kira-kira 8 hari sebelum haid yang akan datang.( Chalic 1997 : 2)

Insidens abortus sulit ditentukan karena kadang-kadang seorang wanita dapat mengalami abortus
tanpa mengetahui bahwa ia hamil dan ia tidak mempunyai gejala yang hebat sehingga hanya
dianggap sebagai menstruasi yang terlambat (siklus memanjang).

Jika terjadi perdarahan pada ibu hamil yang belum cukup bulan maka kejadian yang pertama
diduga adalah abortus imminens. Abortus ini bisa terlihat dengan terjadinya perdarahan bercak
yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan suatu kehamilan. Kondisi seperti ini,
kehamilan masih mungkin berkelanjutan atau dipertahankan

Pada abortus imminens tidak diperlukan pengobatan medik yang khusus, hanya diperlukan tirah
baring atau dengan kata lain bed rest istirahat penuh diatas tempat tidur

Penanganan yang perlu diambil adalah ibu hamil untuk sementara waktu dianjurkan tidak
melakukan aktivitas yang berlebihan atau melakukan hubungan seksual.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum
kehamilan tersebut. Berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar
kandungan

Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan
(Mochtar Rustam, Sinopsis Obstetri. 1998 : 209)

Abortus imminens adalah terjadinya perdarahan dari rahim sebelum kehamilan mencapai usia 20
minggu, dimana janin masih berada di dalam rahim dan tanpa disertai pembukaan dari leher
rahim. Apabila janin masih hidup maka kehamilan dapat dipertahankan, akan tetapi apabila janin
mengalami kematian, maka dapat terjadi abortus spontan. Penentuan kehidupan janin dapat
dilakukan dengan pemeriksaan USG (Ultrasonografi) untuk melihat gerakan dan denyut jantung
janin. Denyut jantung janin dapat juga didengarkan melalui alat Doppler atau Laennec apabila
janin sudah mencapai usia 12 – 16 minggu.

Abortus imminens adalah terjadi perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap
kelangsungan suatu kehamilan. Dalam kondisi ini, kehamilan masih mungkin berlanjut dan
dipertahankan (Wiknjosastro dkk, 2002 : 147).

Abortus imminens adalah abortus ini baru mengancam dan masih ada harapan untuk
mempertahankannya (FK-UNPAD, 1984 : 8).

B. ETIOLOGI

Faktor-faktor penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti tetapi terdapat
beberapa faktor sebagai berikut :

1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi

1. Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X


2. Lingkungan sekitar tempat impaltasi kurang sempurna
3. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan temabakau dan alkohol

2. Faktor lingkungan endometrium

Endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi hasil konsepsi: gizi ibu kurang karena
anemia atau terlalu pendek jarak kehamilan

3. Pengaruh luar
Infeksi endometrium, endometrium tidak siap menerima hasil konsepsi. Hasil konsepsi
terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan pertumbuhan hasil konsepsi terganggu.

4. Kelainan pada plasenta

Kita jumpai pada ibu yang menderita poenyakit nefritis, hypertensi, tosemia, gravidarum,
anomali plasenta.

5. Penyakit ibu

1. Penyakit infeksi seperti pneumonia, tifus abnoinalis, malaria, sifilis


2. Anemia
3. Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit diabetes
melitus.
4. Keracunan nikotin, gas racun, alkohol dll.
5. Kelainan Traktus Genetalis
6. Retroversio uteri, miomata uteri, atau kelainan bawaan uterus dapat menyebabkan
abortus
7. Antagenesis Reshus

Pada antagonis rhesus darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus, sehingga terjadi
anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.

6. Penyakit bapak

Umur lanjut, penyakit kronis seperti : TBC, anemi, dekompensasi, kordis, mainutrisi, netritis,
sufilis, keracunan, sinar rontgen dan avitaminosis.

(Mochtar, Rustam, Sinopsis Obstetri, 1998 : 209).

7. Kelainan ovum

Abortus spontan yang disebabkan oleh karena kelainan dari ovum berkurang kemungkinannya
kalau kehamilan sudah lebih dari satu bulan,artinya makin muda kehamilan saat terjadinya
abortus makin besar kemungkinan disebabkan oleh kelainanovum.

8. Kelainan genetalia ibu

1. Anomali congenital (hipoplasia uteri,uterus bikornis dan lain-lain).


2. Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uteri fiksata.
3. Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum yang sudah
dibuahi,seperti kurangnya progesterone atau astrogen, endometritis, mioma sub mukosa.
4. Uterus terlalu cepat meregang (kehamilan ganda,mola).
5. Distosia uterus karena terdorong oleh tumor pelvis.
6. kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester
kedua)
C. PATOFISIOLOGIS

Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan nerkrosis jaringan sekitar
yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian
uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.

Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus desidua secara dalam jadi
hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan
sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak
perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada
plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong kosong amnion atau benda kecil
yang tidak jelas bentuknya (blighted ovum),janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta,
fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.

E. GEJALA KLINIS

1. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu


2. Terdapat perdarahan, disertai perut sakit.
3. Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur kehamilan dan terjadi
kontraksi otot rahim.
4. Hasil pemeriksaan dalam terdapat perdarahan dari kanalis servikalis, kanalis servikalis
masih tertutup, dapat dirasakan kontrasi otot rahim.
5. Hasil pemeriksaan tes hamil masih positif
6. Pemeriksaan ginekologi :

1. Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi
2. Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri tertutup, ada atau tidak jaringan
keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.
3. Colok vagina : porsio tertutup, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Tes kehamilan positif jika janin masih hidup dan negatif bila janin sudah mati
2. Pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
3. Pemeriksaan fibrinogen dalam darah pada missed abortion

Data laboratorium

1. Tes urine
2. Hemoglobin dan hematokrit
3. Menghitung trombosit
4. Kultur darah dan urine

G. KOMPLIKASI

1. Perdarahan, perforasi syok dan infeksi


2. Pada missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi dapat terjadi kelainan
pembekuan darah.

H. DIAGNOSA

1. Bercak perdarahan hingga perdarahan sedang. Perdarahan ringan membutuhkan waktu


lebih 5 menit untuk membasahi pembalut atau kain
bersih
2. Serviks tertutup
3. Uterus sesuai dengan usia kehamilan.
4. Kram perut bawah

I. PENANGANAN

1. Istirahat – baring, tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan, karena
cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsang
mekanik.
2. Anjuran untuk tidak melakukan aktifitas fisik secara berlebihan atau melakukan
hubungan seksual.
3. Pemeriksaan USG penting dilakukan untuk menentukan apakah janin masih hidup.

(Wiknjosastro dkk, 2002 : 305)

J. TUJUAN PENANGANAN

1. Mengurangi atau menghilangkan rasa sakit


2. Mencegah terjadinya defisit cairan
3. Klien dapat melakukan aktifitas sesuai dengan toleransinya
4. Tidak perlu pengobatan khusus atau tirah baring total.
5. Jangan melakukan aktifitas fisik berlebihan atau hubungan seksual.
6. Jika perdarahan :

 Berhenti : lakukan asuhan antenatal seperti biasa, lakukan penilaian jika


perdarahan terjadi lagi.
 Terus berlangsung : nilai kondisi janin (uji kehamilan atau USG). Lakukan konfirmasi
kemungkinan adanya penyebab lain. Perdarahan berlanjut, khususnya jika ditemukan
uterus yang lebih besar dari yang diharapkan, mungkin menunjukkan kehamilan ganda
atau mola.

7. Tidak perlu terapi hormonal (estrogen atau progestin) atau tokolitik (misalnya
salbutamol atau indometasin) karena obat-obat ini tidak dapat mencegah abortus.

K. INTERVENSI

1. Cemas berhubungan dengan pengeluaran hasil konsepsi


Intervensi: Beri informasi yang jelas dengan cara yang tepat

2. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uteri

Intervensi:

1. Menetapkan laporan dan tanda-tanda yang lain. Panggil pasien dengan nama lengkap.
Jangan tinggalkan pasien tanpa pengawasan dalam waktu yang lama
2. Rasa sakit dan karakteristik, termasuk kualitas waktu lokasi dan intensitas
3. Melakukan tindakan yang membuat klien merasa nyaman seperti ganti posisi, teknik
relaksasi serta kolaburasi obat analgetik

3. Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan

Intervensi:

1. Kaji perdarahan pada pasien, setiap jam atau dalam masa pengawasan
2. Kaji perdarahan Vagina : warna, jumlah pembalut yang digunakan, derajat aliran dan
banyaknya
3. Kaji adanya gumpalan
4. Kaji adanya tanda-tanda gelisah, taki kardia, hipertensi dan kepucatan
5. Monitor nilai HB dan Hematokrit

4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri

Intervensi:

1. Menganjurkan pasien agar tiduran


2. Tidak melakukan hubungan seksual

BAB III

ASUHAN KEBIDANAN

Asuhan Kebidanan pada ibu hamil (1 April 2010, jam 10.00 WIB)

Ny “N” 24 tahun G1P0Ab0Ah0 umur kehamilan 16 minggu dengan abortus imminens

DATA SUBJEKTIF (1 April 2010, jam 10.00 WIB)

Ibu mengatakan bahwa sejak tadi malam ibu merasa mulas pada perut bagian bawah, disertai
nyeri pingang. Ada pengeluaran darah dari kemaluan, sedikit. Pada pemeriksaan Hb terakhir
didapat bahwa Hb ibu hanya 9gr%.
DATA OBJEKTIF (1 April 2010, jam 10.00 WIB)

Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : baik kesadaran : Compos Mentis


2. Status emosional : sedikit cemas

3. Tanda vital

Tekanan darah : 120 / 70 mmHg

Nadi : 84 kali / menit

Pernafasan : 19 kali / menit

Suhu : 36,60 C

4. BB/TB : 59 kg / 155 cm

e. Mata : konjungtiva pucat, sclera putih tidak oedem palpebra

f. Abdomen

Leopold I : TFU pertengahan sympisis-pusat, ballottement (+)

Auskultasi DJJ : Punctum maksimum di bawah pusat

Frekuensi : 134 kali per menit

g. Genetalia luar

Tanda chadwich : ada

Pengeluaran : darah (sedikit)

h. Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri (sedikit), porsio tertutup

Pemeriksaan penunjang

PP test (+) tanggal 20 Februari 2010

Hb 8 gr% tanggal 20 Februari 2010

ASSESMENT

1. Diagnosis Kebidanan
Ny “N” 24 tahun G1P0Ab0Ah0 umur kehamilan 16 minggu dengan abortus imminens

2. Masalah

Ibu merasa cemas dan kurang pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan, abortus

3. Kebutuhan

Konseling tentang tanda bahaya kehamilan, pemenuhan nutrisi, istarahat.

4. Diagnosis Potensial

Abortus insipiens

5. Masalah Potensial

Saat ini tidak ada

6. Kebutuhan Tindakan Segera Berdasarkan Kondisi Klien

1. Mandiri

Tidak ada

2. Kolaborasi

Tidak ada

3. Merujuk

Merujuk ke Rumah Sakit Panembahan Senopati untuk melakukan USG, konsultasi dengan
dokter kandungan dan melakukan tindakan lebih lanjut.

PLANNING

1. Memberitahu ibu bahwa kondisi ibu saat ini kurang baik, namun kondisi janinnya saat ini
baik.

Ibu mengetahui tentang kehamilannya

2. Mejelaskan kepada ibu bahwa mulas pada perut bagian bawah dan pengeluaran darah
yang dialami ibu merupakan tanda-tanda akan terjadinya keguguran, namun
kemungkinan besar kehamilan ibu masih bisa dipertahankan

Ibu dapat menjelaskan kenbali tanda-tanda akan terjadinya keguguran


3. Menyarankan ibu untuk melakukan pemeriksaan USG untuk melihat kondisi janin ibu di
dalam kandungan

Ibu paham dan akan melakukannya di RSD Panembahan Senopati yang menyediakan fasilitas
USG dan memeriksakan ke dokter kandungan

4. Memberitahu ibu untuk tirah baring, banyak beristirahat, membatasi kegiatan untuk
menjaga kehamilannya. Serta memberitahu untuk tidak melakukan hubungan seksual
dahulu, karena juga akan berpengaruh kurang baik pada kehamilannya

Ibu paham, akan banyak istirahat dan tidak berhubungan seksual dahulu

5. Memberitahu ibu untuk meningkatkan konsumsi sayur hijau, hati, daging dan makanan
yang mengandung zat besi untuk meningkatkan kadar Hb

Ibu dapat menjelaskan kembali dan akan mengkonsumsi makanan yang mengandung Fe

6. Memberi suplemen Fe pada ibu, diminum satu kali sehari, setiap akan tidur untuk
meminimalkan efek samping mual, sebaiknya diminum dengan air jeruk atau air putih.
Hindari minum tablet Fe dengan teh atau susu, karena akan mengganggu penyerapan Fe.

Ibu dapat menjelaskan kembali cara minum tablet Fe, serta akan meminumnya rutin setiap hari

DAFTAR PUSTAKA

Saifuddin, Gulardi Hanifa Wiknjosastro, Biran Affandi, Djoko Waspodo. Ed. I, Cet. 5, Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2003.

http://www.akbidnet.com/index.php?option=com_content&view=article&id=104:pendarahan-
pada-kehamilan-muda&catid=48:kelainan-dalam-kehamilan&Itemid=86

http://bidanku.web.id/index.php?option=com_content&view=article&id=59:abortus-
imminens&catid=34:umum&Itemid=55

Anda mungkin juga menyukai