Bayi berat lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir. (Amru Sofian, 2002) Dalam hal ini dibedakan menjadi : 1. Prematuras murni Yaitu bayi pada kehamilan < 37minggu dengan berat badan sesuai. 2. Small for date (SFD) atau kecil untuk masa kehamilan (KMK) adalah bayi yang berat badannya kurang dari seharusnya umur kehamilan. 3. Retardasi pertumbuhan janin intrauterine (UGR) Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan usia kehamilan. 4. Light for date sama dengan small for date 5. Dismaturitas Suatu sindrom klinik dimana terjadi ketidakseimbangan antara pertumbuhan janin dengan lanjutnya kehamilan atau bayi bayi yang lahir dengan BB tidak sesuia dengan tuanya kehamilan. Atau bayi dengan gejala intrauterine malnutrion or wasting. 6. Large for date Adalah bayi yang dilahirkan lebih besar dari seharusmya tua kehamilan, misal pada diabetes mellitus. B. Etiologi Penyebab kelahiran premature tidak diketahui, tapi ada beberapa factor yang berhubungan, yaitu : 1. Factor genetic atau kromosom 2. Infeksi 3. Bahan toksik 4. Radiasi 5. Isufiensi atau disfungsi plasenta 6. Factor nutrisi 7. Factor lain seperti merokok, peminum alcohol, bekerja berat masa hamil, plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan, dan sebagainya. C. Manifestasi Klinis 1. Sebelum bayi lahir - Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partrus prematurus dan lahir mati. - Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut. - Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang seharusnya sering dijumpai kehamilan dengan oligradramnion gravidarum atau perdarahan anterpartum. - Pembersaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan 2. Setelah bayi lahir - Bayi dengan detardasi pertumbuhan intra uterin - Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu - Bayi small for date sama dengan bayi dengan retardasi pertumbuhna intrauterine - Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya D. Pemeriksaan penunjang 1. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000- 24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis). 2. Hematokrit (Ht) : 43%-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan prenatal/perinatal). 3. Hemoglobin (Hb) : 15-20gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau hemolisis berlebihan). 4. Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8mg/dl 1-2 hari, dan 12mg/dl pada 3-5 hari. 5. Destrosik : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl pada ahri ke tiga. 6. Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl) : biasanya dalam bebas normal pada awalnya . 7. Pemeriksaan analisa gas darah. E. Penatalaksanaan Menurut Rukiyah, dkk (2010) perawatan pada bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah : 1. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. BBLR mudah mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuh bayi harus dipertahankan dengan ketat. 2. Mencegah infeksi dengan ketat. BBLR sangat rentan dengan infeksi, memperthatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi. 3. Pengawasan nutrisi (ASI). Refleksi menelan BBLR belum sempurna, oleh sebab itu pemberian nutrisi dilakukan dengan cermat. 4. Penimbangan ketat. Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan dilakukan dengan ketat. 5. Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kerigng dan bersih, pertahankan suhu tubuh tetap hangat. 6. Kepala bayi ditutupi topi, beri oksigen bila perlu. 7. Beri minum dengan sendok/tetes dengan pemberian ASI. F. Masalah Yang Lazim Muncul 1. Ketidakefektifan pola nafas b.d imaturitas otot-otot pernafasan dan penurunan ekspansi paru. 2. Diskontinuitas pemebrian ASI b.d prematuritas. 3. Disfungsi motilitas gastrointestinal b.d prematuritras, ketidakadekuatan/ imatur aktivitas peristaltic di dalam system gastrointestinal. 4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan menerima nutrisi, imanturitas peristaltic gastrointestinal. 5. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh dengan b.d kegagalan mempertahankan suhu tubuh, penurunan jaringan lemak subkutan. 6. Resiko infeksi b.d pertahanan imunologis tidak adekuat. 7. Ikterus neonates b.d bilirubin tak terkonjungasi dalam sirkulasi. G. Discharge Planning 1. Meningkatkan pemriksaan kehamilan secara berkala minmal 4 kali selama kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko,terutama factor risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu. 2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangn janin dalam rahim, tanda-tanda bahaya Selma kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik. 3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinnnya pada kurun umur reproduksi sehat (20-34 tahun). 4. Beri asupan ASI sesering mungkin untuk menigkatkan berat badan bayi. 5. Perlu dukungan sector lain yang terkait untuk turut berperan dalam menigkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil. 6. Menjaga bayi tetap hangat. 7. Mengetahui tanda bahaya untuk mencari pertolongan. 8. Timbang berat badan secara umum setap minggu hingga BB bayi mencapai 2.5kg.