KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. SAYIDIMAN MAGETAN
NOMOR : 188 / 424 / Kept / 403. 211 / 2016
TENTANG
PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR NOMOR 280 TAHUN 2016 TENTANG
PEMBERLAKUAN KEBIJAKAN ASESMEN PASIEN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. SAYIDIMAN MAGETAN
M E M U T U S K A N
Menetapkan
PERTAMA : Memberlakukan Perubahan Kebijakan Asesmen Pasien di Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Sayidiman Magetan.
KEDUA : Dengan ditetapkan keputusan ini, maka keputusan Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Sayidiman Magetan nomor 188/280/Kept/403.211/2016
tanggal 12 Agustus 2016 dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
KETIGA : Perubahan Kebijakan Asesmen Pasien Rumah Sakit Umum Daerah
dr.Sayidiman Magetan sebagaimana tercantum dalam lampiran
keputusan ini.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan mengenai bab / hal
yang tidak diubah dalam keputusan ini tetap berlaku.
KELIMA : Bahwa segala sesuatu akan diubah dan diatur kembali sebagaimana
mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan
ini.
A. Pengertian
1. Yang dimaksud dengan asesmen adalah rangkaian pemeriksaan dan penilaian yang
mencakup kondisi fisik maupun non-fisik pada pasien yang akan menentukan
diagnosis dan kebutuhan pasien.
2. Yang dimaksud dengan asesmen awal rawat jalan adalah rangkaian pemeriksaan dan
penilaian awal yang mencakup fisik maupun non-fisik dimana dokter mengevaluasi
data pasien baru rawat jalan.
3. Yang dimaksud dengan asesmen awal rawat inap adalah rangkaian pemeriksaan dan
penilaian awal yang mencakup fisik maupun non-fisik dimana dokter, perawat dan ahli
gizi mengevaluasi data pasien dalam waktu maksimal 24 jam pertama sejak pasien
masuk rawat inap.
4. Yang dimaksud asesmen ulang adalah tahap lanjut dari proses dimana dokter,
perawat, dan ahli gizi maupun tenaga kesehatan lainnya mengevaluasi ulang data
pasien setiap terjadi perubahan yang signifikan atas kondisi klinisnya.
5. Yang dimaksud asesmen awal pada populasi khusus adalah asesmen awal secara
umum ditambah dengan data-data khusus sesuai dengan kondisi setiap populasi.
6. Yang dimaksud dengan Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang
telah diberikan kepada pasien.
7. Yang dimaksud dengan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) adalah seorang
dokter yang bertanggung jawab atas pengelolaan asuhan medis seorang pasien.
DPJP juga bertanggung jawab terhadap kelengkapan, kejelasan dan kebenaran serta
ketepatan waktu pengembalian dari rekam medis pasien tersebut
8. Yang dimaksud dengan Dokter Jaga adalah seorang dokter umum yang terjadwal jaga
bergantian (shift) selama 24 jam. Pada kondisi dimana DPJP tidak ada di tempat,
maka dokter jaga dapat diberi kewenangan untuk melakukan asesmen medis dan
berkewajiban melaporkan kepada DPJP.
B. Tujuan
Tujuan dilakukannya asesmen adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan
pasien sehingga pasien akan diberikan penanganan medis maupun non-medis sesuai
dengan kebutuhannya.
C. Ruang Lingkup
1. Semua pasien yang dirawat di RSUD Dr. Sayidiman Magetan diidentifikasi
kebutuhan perawatan kesehatannya melalui suatu proses asesmen yang telah
ditetapkan RSUD Dr. Sayidiman meliputi ruang lingkup dan isi asesmen berdasarkan
undang–undang, peraturan serta standar prosedur operasional yang berlaku.
2. Asesmen awal setiap pasien mencakup evaluasi faktor fisik, psikologis, sosial dan
ekonomi termasuk pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan.
3. Kebutuhan medis dan keperawatan pasien diidentifikasi sejak asesmen awal dan
dicatat dalam rekam medis.
4. Hasil temuan pada asesmen akan dijadikan dasar untuk memberikan pelayanan dan
hasil asesmen harus didokumentasikan dalam rekam medis pasien dan tersedia
bagi mereka yang bertanggung jawab untuk perawatan.
5. Asesmen medis awal didokumentasikan sebelum perawatan anestesi atau
pembedahan.
6. Pasien diperiksa status gizi dan kebutuhan fungsionalnya dan dirujuk untuk asesmen
dan pengobatan lebih lanjut bila diperlukan.
7. Semua pasien rawat jalan dan rawat inap diperiksa apakah mengalami rasa nyeri
dan diperiksa mengenai lokasi, frekuensi, kapan dirasakan, berapa lama dan
kualitas nyerinya.
8. Untuk melayani pasien dengan kebutuhan khusus, RSUD Dr. Sayidiman Magetan
melakukan asesmen secara individual.
9. Untuk pasien terminal (menjelang akhir hayat) dilakukan asesmen awal dan
asesmen ulang berdasarkan kebutuhan pasien masing–masing dengan melibatkan
keluarga pasien.
10. Asesmen awal mencakup penentuan dibutuhkan atau tidaknya asesmen khusus
tambahan.
11. Asesmen awal mencakup penentuan dibutuhkan atau tidaknya rencana pemulangan
pasien.
12. Semua pasien diasesmen ulang dengan interval tertentu berdasarkan kondisi dan
pengobatan untuk mengetahui respon pasien terhadap pengobatan. Selain itu juga
untuk merencanakan perawatan lanjutan atau pemulangan.
13. Hanya individu yang memenuhi kualifikasi yang berwenang melaksanakan asesmen
awal dan asesmen ulang
14. Dokter, perawat serta individu dan layanan lain yang bertanggung jawab terhadap
perawatan pasien bekerja sama untuk menganalisis dan mengintegrasikan asesmen
pasien
15. Kebutuhan perawatan yang paling mendesak atau paling penting diidentifikasi.
K. Asesmen Rujukan
Apabila dari asesmen awal teridentifikasi kebutuhan asesmen khusus seperti untuk gigi,
mata, pendengaran dan sebagainya maka rumah sakit akan merujuk pasien tersebut ke
dalam ataupun ke luar rumah sakit.
Asesmen khusus yang dilakukan di dalam rumah sakit harus dicatat dalam rekam medis
pasien.
M. Asesman Ulang
1. Asesmen ulang dilakukan sebagai respon terhadap perubahan kondisi pasien yang
signifikan misalnya melihat perubahan derajat nyeri dengan asesmen nyeri, melihat
perubahan resiko jatuh dengan asesmen resiko jatuh, untuk menetapkan apakah
pemberian obat-obatan berespon atau tidak atau untuk perencanaan pengobatan
lanjutan atau pemulangan pasien.
2. Asesmen ulang dilaksanakan secara reguler setiap pergantian shif jaga oleh perawat
meliputi tanda vital dan hal lain yang dianggap perlu sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan pasien.
3. Asesmen ulang oleh dokter minimal dilakukan sekali sehari termasuk akhir minggu.
Jika DPJP berhalangan untuk visite pada akhir minggu, maka pelaksanaannya bisa
diwakilkan kepada dokter jaga. Dokter jaga berkewajiban melaporkan hasil asesmen
ulang kepada DPJP.
4. Asesmen pada pasien non-akut seperti paska bedah pada pasien ulkus DM, paska
bedah pasien patah tulang dan lain-lain bisa dilakukan kurang dari sekali sehari tetapi
tidak lebih dari 3 hari.
5. Asesmen untuk tenaga lainnya ( ahli gizi, apoteker, fisioterapi, dan lain-lain ) dilakukan
minimal satu kali dalam jangka waktu 3 hari kecuali bila terdapat perubahan yang
signifikan atas kondisi pasien.
6. Hal-hal yang berkaitan dengan asesmen ulang harus didokumentasikan dalam lembar
catatan terintegrasi dalam rekam medis pasien.
N. Catatan Terintegrasi
1. Catatan terintegrasi adalah catatan temuan penting pada asesmen pasien yang
digunakan sepanjang proses pelayanan untuk mengevaluasi dan memahami
kebutuhan pasien untuk asesmen ulang.
2. Tujuan diadakannya catatan terintergrasi ini adalah supaya temuan penting tersebut
dengan cepat dan mudah dapat ditemukan kembali dalam rekam medis.
3. Catatan terintegrasi dapat diisi oleh semua tenaga kesehatan sesuai dengan
kompetensinya, asesmen medis oleh dokter, asesmen keperawatan oleh perawat dan
asesmen gizi oleh ahli gizi.
4. Ketika mengisi di catatan terintegrasi, semua tenaga kesehatan harus menuliskan
tanggal, jam, nama dan tanda tangan ( paraf ) .
O. Tenaga Kesehatan Yang Melakukan Asesmen Dan Asesmen Ulang
1. Yang berhak melakukan asesmen dan asesmen ulang adalah tenaga kesehatan
yang mempunyai kompetensi meliputi asesmen medis dilakukan oleh dokter,
asesmen pelayanan kefarmasian dilakukan oleh apoteker, asesmen keperawatan
dilakukan oleh perawat sedangkan asesmen pelayanan lainnya dilakukan oleh
tenaga kesehatan dari bidang yang sesuai (ahli gizi, fisioterapi, analis, radiographer )
dengan kualifikasi pendidikan minimal diploma III.
2. Asesmen gawat darurat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang kompeten.
Asesmen medis dilakukan oleh dokter, asesmen keperawatan oleh perawat.
3. Pada kondisi di mana Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) tidak berada di
tempat, asesmen bisa didelegasikan kepada kepada dokter jaga. Dokter jaga bisa
melakukan konsultasi dengan DPJP via telepon.