MATERI
PENGUJIAN KOMPONEN BIOAKTIF POLIFENOL
SEBAGAI ANTIOKSIDAN
Disusun Oleh :
Mochammad Lutfi Khusaeri / 161710101088
Kelompok A / THP-A
3.1 Bahan
3.1.1 Bahan Pangan yang Digunakan untuk Analisa
1. Secang
2. Serai
3. Cascara
4. Air
5. Gula
3.1.2 Bahan Kimia yang Digunakan dalam Analisa
1. Etanol
2. Follin-ciocalteau
3. Na2CO3
4. Asam galat
5. DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrasil)
3.2 Persiapan bahan
A. Pembuatan Ekstrak Secang
4 gr secang Air
Pemanasan
Ekstraksi
+
Pemanasan 7
menit
Penyaringan
Ekstrak secang
Cascara 3,2
gram
Pengecilan ukuran
Penyaringan Ampas
Ekstrak cascara
Sereh
Penimbangan 30 gr
Pencucian
Pengecilan ukuran
Penyaringan Ampas
Ekstrak sereh
Gula pasir
Penimbangan 200 gr
Larutan gula
Pengadukan
Sampel minuman
7 formulasi
Sampel 0,5 ml
+Reagen Follin-
Ciocalteau 0,5 ml
Penghomogenan
Pendiaman 5 menit
+Na2CO3 (7%) 1 ml
Penghomogenan
Pendiaman 60 menit
DPPH 2,9 ml
+Sampel hingga
3 ml
Penghomogenan
Pendiaman 30 menit
D. Kurva Standar
Adapun kurva standart yang diperoleh dari pengujian polifenol dapat dilihat
pada gambar di bawah ini:
Kurva Standard
0.120 y = 0.0746x + 0.0012
0.100 R² = 0.9988
konsentrasi (mg)
0.080
0.060
Series1
0.040
Linear (Series1)
0.020
0.000
0.000 0.500 1.000 1.500
Absorban
Warna
8 6,8 6,4
Tingkat kesukaan
6 5,8 6,3
6 4,7
4,3
4
0
F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7
Formulasi
Aroma
8
Tingkat Kesukaan
4
3
2
1
0
F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7
Formulasi
Keseluruhan
6.5
6,1
Tingkat kesukaan
6 5,9
6
5,5 5,5 5,4
5.5
5,2
5
4.5
F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7
Formulasi
0,1416
0.14
0.12 0,1113 0,1130 0,1206
0,1096
0,0966 0,0957 0,0977
0.1
0,0847
0.08 0,0783 0,0798 0,0734
0.06
0,0433
0.04
0.02
0
Formulasi
Aktivitas Antioksidan
80.000
Persen penghambatan (%)
Formulasi
4.2 Pembahasan
4.2.1 Minuman Fungsional
Minuman fungsional adalah minuman yang mengandung unsur-unsur zat gizi atau
non zat gizi dan jika dikonsumsi dapat memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan
tubuh. Minuman fungsional yang dibuat dari ekstrak cascara, secang dan sereh ini harus
memenuhi berbagai kriteria, yang salah satunya minuman fungsional tersebut dapat
berperan dalam perlindungan atau pencegahan penyakit, pengobatan terhadap penyakit,
peningkatan kinerja fungsi tubuh menjadi lebih optimal, dan memperlambat proses
penuaan (Sampoerno dan Ferdiaz, 2001), serta dapat memenuhi kepuasan sensoris
seperti rasa, warna, kenampakan dan aromanya agar mudah diterima oleh konsumen.
Pembuatan minuman fungsioanal pada praktikum ini menggunakan tanaman yang
banyak mengandung antioksidan. Tanaman tersebuat ialah secang, sereh dan cascara.
Minuman fungsional harus memenuhi tiga macam fungsi. Fungsi utama yaitu sebagai
asupan zat gizi yang esensial untuk keberlangsungan hidup konsumennya. Fungsi
kedua yaitu sebagai pemuasan sensori seperti rasa dan aroma yang enak, serta tekstur
dan warna yang baik. Fungsi ketiga yaitu secara fisiologis berfungsi sebagai pertahanan
tubuh, memperbaiki sistem imunitas dan saraf. Formulasi minuman fungsional yang
tepat dari tujuh macam formulasi hendaknya memenuhi tiga macam fungsi tersebut.
Formulasi yang dinilai dapat memenuhi semua fungsi tersebut yaitu formulasi F2 yang
terdiri dari 40 ml secang, 0 ml cascara dan 0 ml sereh. Dimana pada perbadingan 1:0:0
memiliki penilaian yang optimal. Penilaian tersebut meliputi uji sensoris kesukaan, uji
total kandungan polifenol dan aktivitas antioksidan.
4.2.2 Sensoris
Uji sensoris merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera manusia
sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Uji sensoris
mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu. Uji sensoris dilakukan untuk
mengetahui batas penerimaan konsumen terhadap produk menggunakan metode
Hedonic Scale Test (uji kesukaan).Skala hedonik dapat juga diubah menjadi skala
numerik dengan angka mutu menurut tingkat kesukaan. Dengan data numerik ini dapat
dilakukan analisis data secara parametrik (Setyaningsih et al. 2010).Pada penelitian ini,
parameter sampel yang dilakukan uji hedonik meliputi parameter aroma, warna, rasa
dan total keseluruhan secara umum.
Untuk uji sensoris berdasarkan kesukaan panelis pada minuman fungsional,
menggunakan 29 panelis semi terlatih dengan menguji parameter rasa, warna, aroma,
dan keseluruhan. Panelis diminta untuk menguji 7 sampel formula minuman fungsional
dengan masing-masing sampel dilakukan 2 kali ulangan. Penilaian kesukaan ditentukan
dari 1-8, jika semakin besar nilai yang diberikan maka penilaian bahwa panelis juga
semakin suka. Pengujian sensoris dilakukan dengan memberikan tiga kode pada
masing-masing sampel. Kode 591 untuk formula 1 , kode 742 untuk formula 2, kode
157 untuk formula 3, kode 963 untuk formula 4, kode 472 untuk formula 5, kode 739
untuk formula 6 dan kode 829 untuk formula 7. Rata-rata panelis menunjukkan nilai
kesukaan pada produk dapat dilihat pada gambar 11. dibawah.
Uji Warna
10 6 5.8 4.3 4.7 6.8 6.3 6.4
Rata-rata
0
F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 Uji Warna
Sampel
Uji Aroma
10 5.8 6.4 6 6.2
Rata-rata 5.2 5.1 5.3
5
0 Uji Aroma
F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7
Sampel
Uji Rasa
5.5 5.4 5.4 5.3 5.8
6 5.2 5.2
Rata-rata
5
4
F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 Uji Rasa
Sampel
Keseluruhan
8 6 6.1 5.9
Rata-rata
F1 F1 F2 F2 F3 F3 F4 F4 F5 F5 F6 F6 F7 F7
kel 1 kel 8 kel 2 kel 9 kel 3 kel kel 4 kel kel 5 kel kel 6 kel kel 7 kel
10 11 12 13 14
Kandungan Total Polifenol (mg GAE/ml)
Dari diagram diatas, dapat dilihat bahwa kandungan total polifenol tertinggi
terdapat pada formulasi 2 (secang 0 ml, cascara 40 ml, sereh 0 ml, air 55 ml) dari
kelompok 9 dengan nilai 0,1653 mg GAE/ml. Sedangkan hasil terendah yaitu pada
formulasi 1 (secang 0 ml, cascara 30 ml, sereh 0 ml, air 65 ml) dari kelompok 8 yaitu
sebeesar 0,0433 mg GAE/ml. Dari semua hasil yang didapat dari formulasi 1-7, hampir
semuanya mendapatkan hasil yang kurang presisi kecuali formula1 dari kelompok
8,sesuai dengan literatur bahwa jika nilai RSD lebih kecil dari atau sama dengan 5%
atau 0,05 maka data tersebut dapat diterima atau dapat dikatakan presisi (Neilsen,
2003).
Pada formulasi 2 yang menggunakan bahan ekstrak secang 0 ml, cascara 40 ml,
sereh 0 ml, mendapatkan nilai kandungan total polifenol tertinggi, hal tersebut dapat
dikarenakan pada Cascara memiliki sekitar 12-25% kandungan kafein dari volume kopi
yang sebanding. Jumlah kafein pada cascara terhitung cukup rendah jika dibandingkan
dengan jumlah kafein pada kopi. Bahkan pada seduhan (brewing) terlama dan terkuat,
kandungan kafein pada cascara masuk pada 111.4 mg/L dibandingkan dengan kisaran
pada kopi seduh (brewed coffee) yaitu 400-800 mg/L (Ciummo 2014). Sedangkan pada
formulasi yang mendapatkan hasil kandungan total polifenol terendah dengan bahan
ekstrak secang 0 ml, cascara 30 ml, sereh 0 ml, Hal tersebut dapat dikarenakan proses
pengolahan yang merusak sebagian besar dari polifenol dalam bahan. Karena senyawa
fenol sangat peka terhadap oksidasi enzim dan mungkin hilang pada proses isolasi
akibat kerja enzim fenolase yang terdapat dalam tumbuhan. Ekstraksi senyawa fenol
tumbuhan dengan etanol mendidih biasanya mencegah terjadinya oksidasi enzim
(Harborne, 1987). Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa factor misalnya pada
penggunaan pelarut karena pelarut berpengaruh terhadap kuantitas hasil ekstraksi dan
aktivitas komponen fungsional sampel minuman. Selain itu proses pengekstraksian
mempengaruhi kandungan fenol optimal, dimana kandungan fenol yang optimal
dilakukan dengan menggunakan etanol. Semakin besar konsentrasi etanol sampai 95%
maka ekstrak yang diperoleh mempunyai kadar fenol yang makin besar.Menurut Lee
dkk. (2007) penggunaan ethanol sebagai media pelarut komponen fenol dalam rimpang
Curcuma aromatica menghasilkan ekstrak dengan kadar fenol yang lebih tinggi
dibanding ekstraksi dengan air saja. Demikian pula semakin lama waktu perendaman
bahan dalam pelarut, kadar fenol ekstrak juga semakin tinggi. Hal ini karena semakin
lama perendaman, proses ekstraksi semakin efektif karena proses difusi pelarut ke
dalam bahan semakin baik.
Pada praktikum ini juga dilakukan tujuh formulasi dengan masing-masing dua
kali penngulangan. Formulasi 4 dengan nilai ulangan pertama yaitu 0,0957 mg GAE/ml
dan nilai ulangan kedua yaitu 0,0977 mg GAE/ml. Dari kedua pengulangan tersebut
terdapat perbedaan yang tidak terlalu signifikan, hal tersebut dapat dikarenakan nilai
korelasi antara kandungan antioksidan dan aktivitas antioksidan adalah 99% (Angkasa
dan Sulema, 2012). Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan penurunan kandungan
total polifenol dalam bahan. Pada beberapa tahap pengolahan bahan pangan polifenol
yang merupakan salah satu antioksidan yang paling dominan dalam bahan yang
digunakan, dapat mengalami oksidasi (Nazaruddin et al, 2006). Selain itu, peristiwa
oksidasi polifenol udara dipercepat oleh pengaruh suhu. Pada oksidasi polifenol atom H
pada gugus OH diambil oleh senyawa pengoksidasi, sehingga menjadi tidak dikenal
sebagai polifenol pada hasil analisis kadar polifenol. Semakin banyak atom H yang
diambil, makin kecil kadar polifenol yang terukur (Supriyanto, 2007).
Pengujian kandungan total polifenol dilakukan setelah satu minggu pembuatan
produk dengan kondisi dan lingkungan setiap sampel juga berbeda-beda. Perbedaan-
perbedaan ini menyebabkan penyimpangan yang terjadi akibat pengaruh suhu, pH, dan
kelembapan dari sampel dan lingkungan sampel itu berada. Selain itu tersebut dapat
terjadi karena pengujian yang dilakukan tidak pada minuman fungsional yang segar,
namun telah disimpan pada refrigerator sehingga dapat terjadi penurunan aktivitas
antioksidan.
4.2.4 Aktivitas Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menangkal atau meredam dampak
negatif oksidan. Antioksidan bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada
senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut dapat di
hambat Antioksidan dibutuhkan tubuh untuk melindungi tubuh dari serangan radikal
bebas. Antioksidan adalah suatu senyawa atau komponen kimia yang dalam kadar atau
jumlah tertentu mampu menghambat atau memperlambat kerusakan akibat proses
oksidasi.Senyawa fitokimia dalam tanaman telah diketahui memiliki aktivitas
antioksidan, tetapi keberadaan masing-masing komponen tersebut dalam jaringan
tanaman relatif sulit untuk diukur secara terpisah (Pratt, 1992).
Praktikum aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan tiga bahan utama yaitu
secang, cascara, dan sereh. Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
aktivitas antioksidan yang terdapat pada bahan tersebut secara spektrofotometri dengan
DPPH. Metode yang digunakan dalam pengujian aktivitas antioksidan adalah secara
spektrofotometri dengan DPPH karena merupakan metode yang sederhana, mudah, dan
menggunakan sampel dalam jumlah yang sedikit dengan waktu yang singkat. Adanya
aktivitas antioksidan dari sampel mengakibatkan perubahan warna pada larutan DPPH
yang semula berwarna ungu menjadi kuning pucat. Perubahan internsitas warna
disebabkan oleh berkurangnya ikatan rangkap terkonjugasi pada DPPH, karena elektron
pada radikal DPPH berpasangan dengan atom hidrogen dari antioksidan sehingga
menjadi DPPH-H yang merupakan radikal stabil (Prakash dan Miller,2007).
Aktivitas antioksidan
67.998
63.349 64.064
60.19156.675
40.46542.074 43.206
38.737
30.453
25.685
15.614
8.224 9.058
F1 F1 F2 F2 F3 F3 F4 F4 F5 F5 F6 F6 F7 F7
kel 1 kel 8 kel 2 kel 9 kel 3 kel kel 4 kel kel 5 kel kel 6 kel kel 7 kel
10 11 12 13 14
Persen penghambatan (%)
Dari hasil yang didapat pada gambar 13. diatas, hasil terbesar dari aktivitas
antioksidan berdasarkan nilai persen penghambatan yaitu terdapt pada formulasi 2
(secang 0 ml, cascara 40 ml, sereh 0 ml, air 55 ml) dari kelompok 9. Sedangkan
aktivitas antioksidan terendah didapat oleh formulasi 1 (secang 0 ml, cascara 30 ml,
sereh 0 ml, air 65 ml) dari kelompok 1. Dari hasil tersebut, dapat dilihat bahwa
penambahan ekstrak cascara manambah aktivitas antioksidan dari sampel yang dibuat.
Hal tersebut karena cascara memiliki kandungan antioksidan mencapai delapan kali
lebih banyak dari blueberry. Karena itu, cascara bermanfaat untuk menangkal radikal
bebas sehingga mampu mencegah tumbuhnya sel kanker serta meningkatkan daya tahan
tubuh. (Dr. Debbie Palmer dalam Festa 2014). Cascara memiliki sekitar 12-25%
kandungan kafein dari volume kopi yang sebanding. Jumlah kafein pada cascara
terhitung cukup rendah jika dibandingkan dengan jumlah kafein pada kopi. Bahkan
pada seduhan (brewing) terlama dan terkuat, kandungan kafein pada cascara masuk
pada 111.4 mg/L dibandingkan dengan kisaran pada kopi seduh (brewed coffee) yaitu
400-800 mg/L (Ciummo 2014).
Dari data diatas pula, didapatkan hasil bahwa persen penghambatan radikal dari
setiap sampel dengan dua kali pengulangan memiliki nilai yang berbeda-beda. Hal
tersebut dapat dilihat dari formula 4 ulangan 1 yaitu dengan nilai persen penghambatan
43,074% sedangkan ulangan 2 nya mendapat nilai persen penghambatan yaitu 63,349%.
Perbedaan persen penghambatan tersebut juga dapat dipengaruhi oleh aktivitas
antioksidan suatu produk yang tidak selalu linier dengan total fenol tertentu namun
merupakan hasil dari kombinasi interaksi dari berbagai macam senyawa antioksidan
dalam produk tersebut. Selain itu, uji polifenol dapat menghitung secara kuantitatif
semua grup senyawa fenolik, namun tidak dapat membedakan tipe-tipe fenol yang
terkandung didalamnya (monomer, dimer atau trimer). Adanya komponen protein, asam
nukleat dan asam askorbat dapat mempengaruhi uji polifenol. Hal inilah yang
menyebabkan aktivitas antioksidan yang dimiliki sampel menjadi rendah walaupun total
polifenol yang dikandungnya tinggi (Kukhtar, 2007).
Berkurangnya aktivitas antioksidan juga dapat dipengaruhi oleh suhu. Menurut
Ribereau, G (1972) dalam Supriyanto (2007), oksidasi polifenol dapat dipercepat
dengan dipengaruhi suhu. Pada oksidasi polifenol atom H pada gugus OH diambil oleh
senyawa pengoksidasi, sehingga menjadi tidak dikenal sebagai polifenol pada hasil
analisis kadar polifenol. Semakin banyak atom H yang diambil, makin kecil kadar
polifenol yang terukur. Proses pendinginan sampel yang berbeda baik prosedur, pH,
suhu, dan lingkungan juga dapat menyebabkan dekomposisi atau penurunan senyawa
antioksidan (Estiasih, 2009).
Protein pada buah kopi memiliki tingkat yang sama atau lebih tinggi asam amino
dari produk lain seperti biji kapas dan kacang kedelai. Demikian juga, buah kopi
umumnya memiliki konsentrasi yang lebih tinggi asam amino dari jagung (Braham dan
Bressani 1979). Protein tersusun atas rangkaian asam amino yang terikat satu sama lain
melalui ikatan peptida. Bila kerusakan molekul protein terjadi pada rantai peptida, akan
terbentuk senyawa karbonil. Demikian pula jika kerusakan itu terjadi pada rantai
samping. Sadikin dalam Winarsi (2007) menyatakan, bahwa rantai samping sangat
rentan terhadap kerja radikal bebas, terutama rantai samping asam-asam amino berikut:
arginin (etil guanidin), histidin (metil imidazol), lisin (butil amina), dan prolin
(prolidin). Cascara memiliki kandungan asam amino tersebut yang lebih besar
jumlahnya dibandingkan dengan komoditas lainnya, seperti lisin, histidin, 5 treonin, dan
valine.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dalam praktikum ini yaitu :
1. Pengolahan secang, cascara, dan sereh menjadi minuman fungsional dapat
dilakukan melalui tahap ekstraksi. Ekstraksi secang dilakukan dengan
pengecilan ukuran dan dimasak dengan air yang sedang dipanaskan. Ekstraksi
cascara dilakukan dengan cara pengecilan ukuran dan diseduh dengan air panas.
Sedangkan ekstraksi sereh dengan cara pengecilan ukuran dan penyeduhan
dengan air panas lalu dilakukan penyaringan. Ekstrak dari masing-masing bahan
diformulasikan dengan tujuh macam formulasi dengan penambahan air dan gula.
2. Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan, total
kandungan komponen bioaktif polifenol tertinggi terletak pada sampel F2
dengan nilai 0,1653 mg GAE/ml, sedangkan aktivitas antioksidan tertinggi
terletak pada sampel F6 dengan persentase 67,998%. Penyimpangan yang terjadi
diakibatkan oleh lama penyimpanan dan suhu penyimpanan pada
refrigerator/lemari pendingin selama satu minggu yang berbeda.
3. Pengujian total senyawa komponen bioaktif polifenol menggunakan metode
Folin-Ciocalteu yaitu reaksi oksidasi dan reduksi kolorimetrik untuk mengukur
semua senyawa fenolik pada masing masing sampel uji.
4. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH yaitu
mengukur penangkapan radikal sintetik dalam pelarut organik polar seperti
etanol pada suhu kamar dengan mengukur panjang gelombang yang dihasilkan.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dalam praktikum ini yaitu seharusnya pengujian uji
sensoris dilakukan ditempat khusus uji sensoris supaya panelis tidak terpengaruh oleh
panelis lain.
DAFTAR PUSTAKA
Arnelia. 2002. Fito-Kimia Komponen Ajaib Cegah PJK, DM, dan Kanker. Bogor: Puslit
Bogor.
Arief, S. 2008. Radikal Bebas. Artikel. SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr.
Soetomo. Surabaya.
Biehl, B., 1984. Cocoa Fermentation and Problems of Acidity, Over Fermentation and
Low Cocoa Flavor. Proceedings of the Internatinal Comference of Cocoa and
Coconut, Kualalumpur. No. 561-566.
Departemen Kesehatan RI. 2000. Prameter Standart Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
Jakarta: Direktoral Jendral POM-Depkes RI.
Irianti, Tatang., Nanang Fakhrudin., Sigit Hartono. 2006. Perbandingan Inhibisi Ekstrak
Air Daun Teh (Camellia sinensis (L) O.K.) terhadap Vitamin C pada Fotodegradasi
Tirosin yang Diinduksi Ketoprofen dan Kandungan Fenolik Totalnya. Jurnal
Kesehatan. Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada.
Nely, Fani. 2007. Aktivitas Antioksidan Rempah Pasar dan Bubuk Rempah Pabrik
dengan Metode Polyfenol dan Uji Aom. Bogor: Jurusan Teknik Pertanian Institut
Pertanian Bogor.
Romero, R., Bagur, M.G., Gazquez, D., Sanchez-Vinas, M., Cuadros-Rodrigues, L., and
Ortega, M. 2004. Estimation of the Main Source of Uncertainty in Chromatographic
Analysis: Determination of Biogenic Amines. LCGC The Application Notebook:
Supplement To LCGC North America, June: 95–103
Sari, Puspita. 2014. Analisa Kimia Pangan dan Hasil Pertanian. UNEJ: Fakultas
Teknologi Pertanian. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian.
Sartini., M. Natsir Djide., Gemini Alam. 2007. Ekstraksi Komponen Bioaktif Dari
Limbah Kulit Buah Kakao Dan Pengaruhnya Terhadap Aktivitas Antioksidan Dan
Antimikroba. Jurnal Kesehatan.Makassar: Fakultas Farmasi Universitas
Hasanuddin.
Singleton, V.L. and Rossi, J.A. 1965. Colorimetry of Total Phenolic with
Phosphomolybdic-Phosphotungstic Acid Reagent, Am. J. Enol. Vitic. 16. 147.
Wardhani, Mustika Rohma., Teti Estiasih. 2014. Pengaruh Seduhan Bubuk Kakao
Lindak Terhadap Stres Oksidatif Tikus Wistar Jantan Akibat Pemberian Minyak
Jelantah. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol.2 No.2 p.43-49, April 2014Neilsen,
S.S. 2003. Food Analysis. New York: Plenun Publishers.
Widowati, W. 2011. Uji Fitokimia dan Potensi Antioksidan Ekstrak Etanol Kayu
Secang. JKM 11: 23-31.
Wuisan, Christine. 2007. Penentuan Aktivitas Rimpang Segar dan Rimpang Bubuk
Dengan Uji Kadar Polifenol dan Active Oxygen Method (AOM).Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Perhitungan Kurva Standard
Kurva Standard
0.150 y = 0.0746x + 0.0012
konsentrasi (mg)
R² = 0.9988
0.100
0.050 Series1
1. Blanko
Nilai Absorban = Nilai Absorbansi Blanko – Nilai Absorbansi Blanko
= 0,038-0,038
=0
Konsentrasi A. Galat = Konsentrasi A. Galat Induk x Volume cuplikan
= 0,5 mg/ml x 0 ml
=0
2. Volume Cuplikan 0,05 ml
Nilai Absorban = Nilai Absorbansi V Cuplikan 0,05 ml– Nilai Absorbansi
Blanko
=0,328 – 0,038
= 0,290
Konsentrasi A. Galat= Konsentrasi A. Galat Induk x Volume cuplikan
= 0,5 mg/ml x 0,05 ml
= 0,025 mg
3. Volume Cuplikan 0,1 ml
Nilai Absorban = Nilai Absorbansi V Cuplikan 0,05 ml– Nilai Absorbansi
Blanko
=0,703 – 0,038
= 0,665
Konsentrasi A. Galat= Konsentrasi A. Galat Induk x Volume cuplikan
= 0,5 mg/ml x 0,1 ml
= 0,05 mg
4. Volume Cuplikan 0,5 ml
Nilai Absorban = Nilai Absorbansi V Cuplikan 0,05 ml– Nilai Absorbansi
Blanko
=1,363 – 0,038
= 1,325
Konsentrasi A. Galat= Konsentrasi A. Galat Induk x Volume cuplikan
= 0,5 mg/ml x 0,2 ml
= 0,1 mg
Total Polifenol
Formulasi 1. (Caskara 30 ml, secang 0 ml, serai 0 ml, LarutanGula ml 5, Air 65 ml)
Kelompok 1.
Ulangan 1.
NilaiAbsorban = NilaiAbsorbansiSampel– NilaiAbsorbansiBlanko
= 0,573– 0,038
= 0,535
Konsentrasi/0,5ml(y)= 0,0746x - 0,0012
= 0,0746(Nilaiabsorban)- 0,0012
= 0,0746 (0,535)- 0,0012
= 0,0411 mg GAE/ 0,5 ml
Konsentrasi = (Konsentrasi/0,5ml) : volume cuplikan
= 0,0411 mg GAE/ 0,5 ml : 0,5 ml
= 0,0822 mg GAE/mL
Ulangan 2.
NilaiAbsorban = NilaiAbsorbansiSampel– NilaiAbsorbansiBlanko
= 0, 520 – 0,038
= 0,482
Konsentrasi/0,5ml(y) = 0,0746x - 0,0012
= 0,0746 (Nilaiabsorban)- 0,0012
= 0,0746 (0,482)- 0,0012
= 0,0372 mg GAE/ 0,5 ml
Konsentrasi = (Konsentrasi/0,5 ml) : volume cuplikan
= 0,0372 mg GAE/ 0,5 ml : 0,5 ml
= 0,0743 mg GAE/mL
∑ 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 0,0822+0,0743
Rata-Rata = 𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 0,0783
2
∑(𝑋1−𝑟𝑎𝑡𝑎)2 (0,0822−0,0783)2 +(0,0743−0,0783)2
Standardeviasi = √ =√ =0,0056
𝑛−1 2−1
RSD = (Standardeviasi/ rata-rata)*100
= (0,0056/0,0783) x 100
= 7,1440
Kelompok 8.
Ulangan 1.
NilaiAbsorban = NilaiAbsorbansiSampel– NilaiAbsorbansiBlanko
= 0,306– 0,038
= 0,268
Konsentrasi/0,5ml(y)= 0,0746x - 0,0012
= 0,0746 (Nilaiabsorban)- 0,0012
= 0,0746 (0,268)- 0,0012
= 0,0212mg GAE/ 0,5 ml
Konsentrasi = (Konsentrasi/0,5 ml) : volume cuplikan
= 0,0212mg GAE/ 0,5 ml : 0,5 ml
= 0,0424 mg GAE/mL
Ulangan 2.
NilaiAbsorban = NilaiAbsorbansiSampel– NilaiAbsorbansiBlanko
= 0,318– 0,038
= 0,280
Konsentrasi/0,5 ml(y)= 0,0746x - 0,0012
= 0,0746 (Nilaiabsorban)- 0,0012
= 0,0746 (0,280)- 0,0012
= 0,0221 mg GAE/ 0,5 ml
Konsentrasi = (Konsentrasi/0,5 ml) : volume cuplikan
= 0,0221 mg GAE/ 0,5 ml : 0,5 ml
= 0,0442 mg GAE/mL
∑ 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 0,0424 +0,0442
Rata-Rata = 𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 0,0433
2
∑(𝑋1−𝑟𝑎𝑡𝑎)2 (0,0424−0,0433)2 +(0,0442−0,0433)2
Standardeviasi = √ =√ =0,0013
𝑛−1 2−1
RSD = (Standardeviasi/ rata-rata) *100
= (0,0013 /0,0433) x 100
= 2,9251
Formulasi 2. (Caskara 40 ml, secang 0 ml, Serai 0 ml, LarutanGula 5 ml, Air 55 ml)
Kelompok 2.
Ulangan 1.
NilaiAbsorban = NilaiAbsorbansiSampel– NilaiAbsorbansiBlanko
= 0,662– 0,038
= 0,624
Konsentrasi/0,5ml(y)= 0,0746x - 0,0012
= 0,0746 (Nilaiabsorban)- 0,0012
= 0,0746 (0,624)- 0,0012
= 0,0478 mg GAE/ 0,5 ml
Konsentrasi = (Konsentrasi/0,5 ml) : volume cuplikan
= 0,0478 mg GAE/ 0,5 ml : 0,5 ml
= 0,0955 mg GAE/mL
Ulangan 2.
NilaiAbsorban = NilaiAbsorbansiSampel– NilaiAbsorbansiBlanko
= 0, 677– 0,038
= 0,639
Konsentrasi/0,5ml(y)= 0,0746x - 0,0012
= 0,0746 (Nilaiabsorban)- 0,0012
= 0,0746 (0,639)- 0,0012
= 0,0489 mg GAE/ 0,5 ml
Konsentrasi = (Konsentrasi/0,5 ml) : volume cuplikan
= 0,0489 mg GAE/ 0,5 ml : 0,5 ml
= 0,0977 mg GAE/mL
∑ 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 0,0955 +0,0977
Rata-Rata = 𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 0,0966
2
∑(𝑋1−𝑟𝑎𝑡𝑎)2 (0,0955−0,0966)2 +(0,0977−0,0966)2
Standardeviasi = √ =√ =0,0016
𝑛−1 2−1
RSD = (Standardeviasi/ rata-rata)*100
= (0,0016/0,0966) x 100 = 1,6379
Kelompok 9.
Ulangan 1.
NilaiAbsorban = NilaiAbsorbansiSampel– NilaiAbsorbansiBlanko
= 1,139– 0,038
= 1,101
Konsentrasi/0,5ml(y)= 0,0746x - 0,0012
= 0,0746 (Nilaiabsorban)- 0,0012
= 0,0746 (1,101)- 0,0012
= 0,0833 mg GAE/ 0,5 ml
Konsentrasi = (Konsentrasi/0,5 ml) : volume cuplikan
= 0,0833 mg GAE/ 0,5 ml : 0,5 ml
= 0,1667 mg GAE/mL
Ulangan 2.
NilaiAbsorban = NilaiAbsorbansiSampel– NilaiAbsorbansiBlanko
= 1,121– 0,038
= 1,083
Konsentrasi/0,5ml(y)= 0,0746x - 0,0012
= 0,0746 (Nilaiabsorban)- 0,0012
= 0,0746 (1,083)- 0,0012
= 0,0820 mg GAE/ 0,5 ml
Konsentrasi = (Konsentrasi/0,5 ml) : volume cuplikan
= 0,0820 mg GAE/ 0,5 ml : 0,5 ml
= 0,1640 mg GAE/mL
∑ 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 0,1667 +0,1640
Rata-Rata = 𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 0,1653
2
∑(𝑋1−𝑟𝑎𝑡𝑎)2 (0,1667−0,1653)2 +(0,1640−0,1653)2
Standardeviasi = √ =√ =0,0019
𝑛−1 2−1
RSD = (Standardeviasi/ rata-rata)*100
= (0,0019/0,1653) x 100
= 1,1486
Formulasi 3. (Caskara 30 ml, secang 4 ml, Serai 4 ml, LarutanGula 5 ml, Air 57 ml)
Kelompok 3.
Ulangan 1.
NilaiAbsorban = NilaiAbsorbansiSampel– NilaiAbsorbansiBlanko
= 0,621– 0,038
= 0,583
Konsentrasi/0,5 ml(y)= 0,0746x - 0,0012
= 0,0746 (Nilaiabsorban)- 0,0012
= 0,0746 (0,583)- 0,0012
= 0,0447 mg GAE/ 0,5 ml
Konsentrasi = (Konsentrasi/0,5ml) : volume cuplikan
= 0,0447 mg GAE/ 0,5 ml : 0,5 ml
= 0,0894 mg GAE/mL
Ulangan 2.
NilaiAbsorban = NilaiAbsorbansiSampel– NilaiAbsorbansiBlanko
= 0,558– 0,038
= 0,520
Konsentrasi/0,5 ml(y)= 0,0746x - 0,0012
= 0,0746 (Nilaiabsorban)- 0,0012
= 0,0746 (0,520)- 0,0012
= 0,0400 mg GAE/ 0,5 ml
Konsentrasi = (Konsentrasi/0,5ml) : volume cuplikan
= 0,0400 mg GAE/ 0,5 ml : 0,5 ml
= 0,0800 mg GAE/mL
∑ 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 0,0894 +0,0800
Rata-Rata = 𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 0,0847
2
∑(𝑋1−𝑟𝑎𝑡𝑎)2 (0,0894+0,0256)2 +(0,0800 −0,0256)2
Standardeviasi = √ =√ =0,0066
𝑛−1 2−1
RSD = (Standardeviasi/ rata-rata)*100
= (0,0066/0,0847) x 100
= 7,8486
Kelompok 10.
Ulangan 1.
NilaiAbsorban = NilaiAbsorbansiSampel– NilaiAbsorbansiBlanko
= 0,911– 0,038
= 0,873
Konsentrasi/0,5 ml(y)= 0,0746x - 0,0012
= 0,0746 (Nilaiabsorban)- 0,0012
= 0,0746 (0,873)- 0,0012
= 0,0663 mg GAE/ 0,5 ml
Konsentrasi = (Konsentrasi/0,5 ml) : volume cuplikan
= 0,0663 mg GAE/ 0,5 ml : 0,5 ml
= 0,1327 mg GAE/mL
Ulangan 2.
NilaiAbsorban = NilaiAbsorbansiSampel– NilaiAbsorbansiBlanko
= 1,031 – 0,038
= 0,993
Konsentrasi/0,5 ml(y)= 0,0746x - 0,0012
= 0,0746 (Nilaiabsorban)- 0,0012
= 0,0746 (0,993)- 0,0012
= 0,0753 mg GAE/ 0,5 ml
Konsentrasi = (Konsentrasi/0,5 ml) : volume cuplikan
= 0,0753 mg GAE/ 0,5 ml : 0,5 ml
= 0,1506 mg GAE/mL
∑ 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 0,1327 +0,1506
Rata-Rata = 𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 0,1416
2
∑(𝑋1−𝑟𝑎𝑡𝑎)2 (0,1327+0,1416)2 +(0,1506 −0,1416)2
Standardeviasi = √ =√ =0,0127
𝑛−1 2−1
RSD = (Standardeviasi/ rata-rata)*100
= (0,0127/0,1416) x 100
= 8,9405
Formulasi 4. (caskara 40 ml, secang 4 ml, Serai 4 ml, LarutanGula5 ml, Air 47 ml)
Kelompok 4.
Ulangan 1.
NilaiAbsorban = NilaiAbsorbansiSampel– NilaiAbsorbansiBlanko
= 0,666– 0,038 = 0,628
Konsentrasi/0,5 ml(y)= 0,0746x - 0,0012
= 0,0746 (Nilaiabsorban)- 0,0012
= 0,0746 (0,628)- 0,0012
= 0,0480 mg GAE/ 0,5 ml
Konsentrasi = (Konsentrasi/0,5 ml) : volume cuplikan
= 0,0480mg GAE/ 0,5 ml : 0,5 ml
= 0,0961 mg GAE/mL
Ulangan 2.
NilaiAbsorban = NilaiAbsorbansiSampel– NilaiAbsorbansiBlanko
= 0,661– 0,038
= 0,623
Konsentrasi/0,5 ml(y)= 0,0746x - 0,0012
= 0,0746 (Nilaiabsorban)- 0,0012
= 0,0746 (0,623)- 0,0012
= 0,0477 mg GAE/ 0,5 ml
Konsentrasi = (Konsentrasi/0,5 ml) : volume cuplikan
= 0,0477 mg GAE/ 0,5 ml : 0,5 ml
= 0,0954 mg GAE/mL
∑ 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 0,0961 +0,0954
Rata-Rata = 𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 0,0957
2
∑(𝑋1−𝑟𝑎𝑡𝑎)2 (0,0961 −0,0353)2 +(0,0954−0,0353)2
Standardeviasi = √ =√ =0,005
𝑛−1 2−1
RSD = (Standardeviasi/ rata-rata)*100
= (0,005/0,0957) x 100
= 0,5511
Kelompok 11.
Ulangan 1.
NilaiAbsorban = NilaiAbsorbansiSampel– NilaiAbsorbansiBlanko
= 0,667– 0,038
= 0,629
Konsentrasi/0,5 ml(y)= 0,0746x - 0,0012
= 0,0746 (Nilaiabsorban)- 0,00120
= 0,0746 (0,629)- 0,0012
= 0,0481 mg GAE/ 0,5 ml
Konsentrasi = (Konsentrasi/0,5 ml) : volume cuplikan
= 0,0481 mg GAE/ 0,5 ml : 0,5 ml
= 0,0962 mg GAE/mL
Ulangan 2.
NilaiAbsorban = NilaiAbsorbansiSampel– NilaiAbsorbansiBlanko
=0,686– 0,038
= 0,648
Konsentrasi/0,5 ml(y)= 0,0746x - 0,0012
= 0,0746 (Nilaiabsorban)- 0,0012
= 0,0746 (0,648)- 0,0012
= 0,0495 mg GAE/ 0,5 ml
Konsentrasi = (Konsentrasi/0,5 ml) : volume cuplikan
= 0,0495 mg GAE/ 0,5 ml : 0,5 ml
= 0,0991 mg GAE/mL
∑ 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 0,0962 +0,038664
Rata-Rata = 𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 0,0977
2
∑(𝑋1−𝑟𝑎𝑡𝑎)2 (0,0962 −0,0977)2 +(0,0991−0,0977)2
Standardeviasi = √ =√ =0,0020
𝑛−1 2−1
RSD = (Standardeviasi/ rata-rata)*100
= (0,0020/0,0977) x 100
= 2,0524
Formulasi 5.(caskara 30 ml, secang 8 ml, Serai 8 ml, LarutanGula5 ml, Air 49 ml)
Kelompok 5.
Ulangan 1.
NilaiAbsorban = NilaiAbsorbansiSampel– NilaiAbsorbansiBlanko
= 0,557– 0,038
= 0,519
Konsentrasi/0,5 ml(y)= 0,0746x - 0,0012
= 0,0746 (Nilaiabsorban)- 0,0012
= 0,0746 (0,519)- 0,0012
= 0,0399 mg GAE/ 0,5 ml
Konsentrasi = (Konsentrasi/0,5 ml) : volume cuplikan
= 0,0399 mg GAE/ 0,5 ml : 0,5 ml
= 0,0798 mg GAE/mL
Ulangan 2.
NilaiAbsorban = NilaiAbsorbansiSampel– NilaiAbsorbansiBlanko
= 0,557– 0,038
= 0,519
Konsentrasi/0,5 ml(y)= 0,0746x - 0,0012
= 0,0746 (Nilaiabsorban)- 0,0012
= 0,0746 (0,519)- 0,0012
= 0,0399 mg GAE/ 0,5 ml
Konsentrasi = (Konsentrasi/0,5 ml) : volume cuplikan
= 0,0399 mg GAE/ 0,5 ml : 0,5 ml
= 0,0798 mg GAE/mL
∑ 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 0,0798+0,0798
Rata-Rata = 𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 0,0798
2
∑(𝑋1−𝑟𝑎𝑡𝑎)2 (0,0798−0,0798)2 +(0,0798−0,0798)2
Standardeviasi = √ =√ =0
𝑛−1 2−1
RSD = (Standardeviasi/ rata-rata)*100
= (0,0798/0,0798) x 100
=0
Kelompok 12.
Ulangan 1.
NilaiAbsorban = NilaiAbsorbansiSampel– NilaiAbsorbansiBlanko
= 0,808 – 0,038
= 0,770
Konsentrasi/0,5 ml(y)= 0,0746x - 0,0012
= 0,0746 (Nilaiabsorban)- 0,0012
= 0,0746 (0,770)- 0,0012
= 0,0586 mg GAE/ 0,5 ml
Konsentrasi = (Konsentrasi/0,5 ml) : volume cuplikan
= 0,0586 mg GAE/ 0,5 ml : 0,5 ml
= 0,1173 mg GAE/mL
Ulangan 2.
NilaiAbsorban = NilaiAbsorbansiSampel– NilaiAbsorbansiBlanko
= 0,728 – 0,038
= 0,690
Konsentrasi/0,5 ml(y)= 0,0746x - 0,0012
= 0,0746 (Nilaiabsorban)- 0,0012
= 0,0746 (0,690)- 0,0012
= 0,0527 mg GAE/ 0,5 ml
Konsentrasi = (Konsentrasi/0,5 ml) : volume cuplikan
= 0,0527 mg GAE/ 0,5 ml : 0,5 ml
= 0,1053 mg GAE/mL
∑ 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 0,1173 +0,1053
Rata-Rata = 𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 0,1113
2
∑(𝑋1−𝑟𝑎𝑡𝑎)2 (0,1173−0,1113)2 +(0,1053 −0,1113)2
Standardeviasi = √ =√ =0,0084
𝑛−1 2−1
RSD = (Standardeviasi/ rata-rata)*100
= (0,0084/0,1113) x 100
= 7,520
Formulasi 6. (caskara 40 ml, secang 8 ml, Serai 8 ml, LarutanGula5 ml, Air 37 ml)
Kelompok 3.
Ulangan 1.
NilaiAbsorban = NilaiAbsorbansiSampel– NilaiAbsorbansiBlanko
= 0,732 – 0,038
= 0,694
Konsentrasi/0,5 ml(y)= 0,0746x - 0,0012
= 0,0746 (Nilaiabsorban)- 0,0012
= 0,0746 (0,694) - 0,0012
= 0,0530 mg GAE/ 0,5 ml
Konsentrasi = (Konsentrasi/0,5 ml) : volume cuplikan
= 0,0530 mg GAE/ 0,5 ml : 0,5 ml
= 0,1059 mg GAE/mL
Ulangan 2.
NilaiAbsorban = NilaiAbsorbansiSampel– NilaiAbsorbansiBlanko
= 0,827– 0,038
= 0,789
Konsentrasi/0,5 ml(y)= 0,0746x - 0,0012
= 0,0746 (Nilaiabsorban)- 0,0012
= 0,0746 (0,789)- 0,0012
= 0,0601 mg GAE/ 0,5 ml
Konsentrasi = (Konsentrasi/0,5 ml) : volume cuplikan
= 0,0601 mg GAE/ 0,5 ml : 0,5 ml
= 0,1201 mg GAE/mL
∑ 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 0,1059 +0,1201
Rata-Rata = 𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 0,1130
2
∑(𝑋1−𝑟𝑎𝑡𝑎)2 (0,1059 −0,1130)2 +(0,1201−0,1130)2
Standardeviasi = √ =√ =0,0100
𝑛−1 2−1
RSD = (Standardeviasi/ rata-rata)*100
= (0,0100/0,1130) x 100
= 8,8670
Kelompok 13.
Ulangan 1.
NilaiAbsorban = NilaiAbsorbansiSampel– NilaiAbsorbansiBlanko
= 0,847 – 0,038
= 0,809
Konsentrasi/0,5 ml(y)= 0,0746x - 0,0012
= 0,0746 (Nilaiabsorban)- 0,0012
= 0,0746 (0,809)- 0,0012
= 0,0616 mg GAE/ 0,5 ml
Konsentrasi = (Konsentrasi/0,5 ml) : volume cuplikan
= 0,0616 mg GAE/ 0,5 ml : 0,5 ml
= 0,1231 mg GAE/mL
Ulangan 2.
NilaiAbsorban = NilaiAbsorbansiSampel– NilaiAbsorbansiBlanko
= 0,813 – 0,038
= 0,775
Konsentrasi/0,5 ml(y)= 0,0746x - 0,0012
= 0,0746 (Nilaiabsorban)- 0,0012
= 0,0746 (0,775)- 0,0012
= 0,0590 mg GAE/ 0,5 ml
Konsentrasi = (Konsentrasi/0,5 ml) : volume cuplikan
= 0,0590 mg GAE/ 0,5 ml : 0,5 ml
= 0,1180 mg GAE/mL
∑ 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 0,1231 +0,1180
Rata-Rata = 𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 0,1206
2
∑(𝑋1−𝑟𝑎𝑡𝑎)2 (0,1231 −0,1206 )2 +(0,1180−0,1206 )2
Standardeviasi = √ =√ =0,0036
𝑛−1 2−1
RSD = (Standardeviasi/ rata-rata)*100
= (0,0036/0,01206) x 100
= 2,9751
Formulasi 7. (caskara 40 ml, secang 8 ml, Serai 4 ml, LarutanGula5 ml, Air 43 ml)
Kelompok 7.
Ulangan 1.
NilaiAbsorban = NilaiAbsorbansiSampel– NilaiAbsorbansiBlanko
= 0,722– 0,038
= 0,684
Konsentrasi/0,5 ml(y)= 0,0746x - 0,0012
= 0,0746 (Nilaiabsorban)- 0,0012
= 0,0746 (0,684)- 0,0012
= 0,0522 mg GAE/ 0,5 ml
Konsentrasi = (Konsentrasi/0,5 ml) : volume cuplikan
= 0,0522 mg GAE/ 0,5 ml : 0,5 ml
= 0,1045 mg GAE/mL
Ulangan 2.
NilaiAbsorban = NilaiAbsorbansiSampel– NilaiAbsorbansiBlanko
= 0,306– 0,038
= 0,268
Konsentrasi/0,5 ml(y)= 0,0746x - 0,0012
= 0,0746 (Nilaiabsorban)- 0,0012
= 0,0746 (0,268)- 0,0012
= 0,0212 mg GAE/ 0,5 ml
Konsentrasi = (Konsentrasi/0,5 ml) : volume cuplikan
= 0,0212 mg GAE/ 0,5 ml : 0,5 ml
= 0,0424 mg GAE/mL
∑ 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 0,1045+0,0424
Rata-Rata = 𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 0,0734
2
∑(𝑋1−𝑟𝑎𝑡𝑎)2 (0,1045−0,0734)2 +(0,0424−0,0734)2
Standardeviasi = √ =√ =0,0439
𝑛−1 2−1
RSD = (Standardeviasi/ rata-rata)*100
= (0,0439 /0,0734) x 100
= 59,7775
Kelompok 14.
Ulangan 1.
NilaiAbsorban = NilaiAbsorbansiSampel– NilaiAbsorbansiBlanko
= 0,700– 0,038
= 0,662
Konsentrasi/0,5 ml(y)= 0,0746x - 0,0012
= 0,0746 (Nilaiabsorban)- 0,0012
= 0,0746 (0,662)- 0,0012
= 0,0506 mg GAE/ 0,5 ml
Konsentrasi = (Konsentrasi/0,5 ml) : volume cuplikan
= 0,0506 mg GAE/ 0,5 ml : 0,5 ml
= 0,1012 mg GAE/mL
Ulangan 2.
NilaiAbsorban = NilaiAbsorbansiSampel– NilaiAbsorbansiBlanko
= 0,813– 0,038
= 0,775
Konsentrasi/0,5 ml(y)= 0,0746x - 0,0012
= 0,0746 (Nilaiabsorban)- 0,0012
= 0,0746 (0,775)- 0,0012
= 0,0590 mg GAE/ 0,5 ml
Konsentrasi = (Konsentrasi/0,5 ml) : volume cuplikan
= 0,0590 mg GAE/ 0,5 ml : 0,5 ml
= 0,1180 mg GAE/mL
∑ 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 0,1012 +0,1180
Rata-Rata = 𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 0,1096
2
∑(𝑋1−𝑟𝑎𝑡𝑎)2 (0,1012−0,1096)2 +(0,1180−0,1096)2
Standardeviasi = √ =√ =0,0119
𝑛−1 2−1
RSD = (Standardeviasi/ rata-rata)*100
= (0,0119 /0,1096) x 100
= 10,8773
Aktivitas Antioksidan
PersenPenghambatan = [A0-As/A0]x100%
A0= Absorbanstanpapenambahansampelestrak (Kontrol)
As= Absorbansdenganpenambahansampelekstrak
Formulasi 1. (Caskara 30 ml, secang 0 ml, serai 0 ml, LarutanGulaml 5, Air 65 ml)
Kelompok 1.
Ulangan 1
PersenPenghambatan = [(A0-As)/A0]x100%
= (0,839-0,754)/ 0,839x 100%
= 10,131%
Ulangan 2
PersenPenghambatan = [(A0-As)/A0]x100%
= (0,839-0,786)/ 0,839x 100%
= 6,317%
∑ %𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 10.131 %+6.317%
Rata-Rata = 𝑛 % 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 = = 8,224%
2
∑(𝑋1−𝑟𝑎𝑡𝑎)2 (10,131%−8,224)2 +(6,317%−8,224%)2
Standardeviasi = √ =√ = 2,697
𝑛−1 2−1
RSD = (Standardeviasi/ rata-rata)*100
= (2,697/8,224) x 100
= 32,793
Kelompok 8.
Ulangan 1
PersenPenghambatan = [(A0-As)/A0]x100%
= (0,839-0,733)/ 0,839x 100%
= 12,634%
Ulangan 2
PersenPenghambatan = [(A0-As)/A0]x100%
= (0,839-0,793)/ 0,839x 100%
= 5,483%
∑ %𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 12,634 %+5,483%
Rata-Rata = 𝑛 % 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 = = 9,058%
2
Kelompok 9.
Ulangan 1
PersenPenghambatan = [(A0-As)/A0]x100%
= (0,839-0,216)/ 0,839x 100%
= 74,255%
Ulangan 2
PersenPenghambatan = [(A0-As)/A0]x100%
= (0,839-0,321)/ 0,839x 100%
= 61,740%
∑ %𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 74,255 %+61,740%
Rata-Rata = 𝑛 % 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 = = 67,998%
2
∑(𝑋1−𝑟𝑎𝑡𝑎)2 (74,255 %−67,998%)2 +(61,740%−67,998%)2
Standardeviasi = √ 𝑛−1
=√ 2−1
= 8,849
RSD = (Standardeviasi/ rata-rata)*100
= (8,849/11,2512) x 100
= 13,014
Formulasi 3 (Caskara 30 ml, secang 4 ml, Serai 4 ml, LarutanGula 5 ml, Air 57 ml)
Kelompok 3.
Ulangan 1
PersenPenghambatan = [(A0-As)/A0]x100%
= (0,839-0,737)/ 0,839x 100%
= 12,157%
Ulangan 2
PersenPenghambatan = [(A0-As)/A0]x100%
= (0,839-0,679)/ 0,839x 100%
= 19,070%
∑ %𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 12,157%+19,070%
Rata-Rata = 𝑛 % 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 = = 15,614%
2
∑(𝑋1−𝑟𝑎𝑡𝑎)2 (12,157%−15,614)2 +(19,070%−15,614%)2
Standardeviasi = √ =√ = 4,888
𝑛−1 2−1
RSD = (Standardeviasi/ rata-rata)*100
= (4,888/15,614) x 100
= 31,307
Kelompok 10.
Ulangan 1
PersenPenghambatan = [(A0-As)/A0]x100%
= (0,839-0,490)/ 0,839x 100%
= 41,597%
Ulangan 2
PersenPenghambatan = [(A0-As)/A0]x100%
= (0,839-0,509)/ 0,839x 100%
= 39,333%
∑ %𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 41,597%+39,333%
Rata-Rata = 𝑛 % 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 = = 49,465%
2
∑(𝑋1−𝑟𝑎𝑡𝑎)2 (41,597%−49,465%)2 +(39,333%−49,465%)2
Standardeviasi = √ =√ = 1,601
𝑛−1 2−1
RSD = (Standardeviasi/ rata-rata)*100
= (1,601/49,465) x 100
= 3,957
Formulasi 4 (caskara 40 ml, secang 4 ml, Serai 4 ml, LarutanGula5 ml, Air 47 ml)
Kelompok 4.
Ulangan 1
PersenPenghambatan = [(A0-As)/A0]x100%
= (0,839-0,512)/ 0,839x 100%
= 38,975%
Ulangan 2
PersenPenghambatan = [(A0-As)/A0]x100%
= (0,839-0,460)/ 0,839x 100%
= 45,173%
∑ %𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 38.975%+45.173%
Rata-Rata = 𝑛 % 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 = = 42,074%
2
∑(𝑋1−𝑟𝑎𝑡𝑎)2 (38,975%−42,074)2 +(45,173%−42,074%)2
Standardeviasi = √ =√ = 4,383
𝑛−1 2−1
RSD = (Standardeviasi/ rata-rata)*100
= (4,383/42,074) x 100
= 10,416
Kelompok 11.
Ulangan 1
PersenPenghambatan = [(A0-As)/A0]x100%
= (0,839-0,313)/ 0,839x 100%
= 62.694%
Ulangan 2
PersenPenghambatan = [(A0-As)/A0]x100%
= (0,839-0,302)/ 0,839x 100%
= 64.005%
∑ %𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 62.694%+64.005%
Rata-Rata = 𝑛 % 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 = = 63,439%
2
∑(𝑋1−𝑟𝑎𝑡𝑎)2 (62.694%−63,439%)2 +(64.005%−63,439%)2
Standardeviasi = √ =√ = 0,927
𝑛−1 2−1
RSD = (Standardeviasi/ rata-rata)*100
= (0,927/63,439) x 100
= 1,463
Formulasi 5(caskara 30 ml, secang 8 ml, Serai 8 ml, LarutanGula5 ml, Air 49 ml)
Kelompok 5.
Ulangan 1
PersenPenghambatan = [(A0-As)/A0]x100%
= (0,839-0,489)/ 0,839x 100%
= 41,716%
Ulangan 2
PersenPenghambatan = [(A0-As)/A0]x100%
= (0,839-0,464)/ 0,839x 100%
= 44,696%
∑ %𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 41,716%+44,696%
Rata-Rata = 𝑛 % 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 = = 43,206%
2
∑(𝑋1−𝑟𝑎𝑡𝑎)2 (41,716%−43,206%)2 +(44,696%−43,206%)2
Standardeviasi = √ =√ = 2,107
𝑛−1 2−1
RSD = (Standardeviasi/ rata-rata)*100
= (2,107/43,206) x 100
=4,877
Kelompok 12.
Ulangan 1
PersenPenghambatan = [(A0-As)/A0]x100%
= (0,839-0,509)/ 0,839x 100%
= 39,333%
Ulangan 2
PersenPenghambatan = [(A0-As)/A0]x100%
= (0,839-0,519)/ 0,839x 100%
= 38,141%
∑ %𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 39,333%+38,141%
Rata-Rata = 𝑛 % 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 = = 38,737%
2
∑(𝑋1−𝑟𝑎𝑡𝑎)2 (39,333%−38,737%)2 +(38,141%−38,737%)2
Standardeviasi = √ =√ = 0,843
𝑛−1 2−1
RSD = (Standardeviasi/ rata-rata)*100
= (0,843/38,737) x 100
= 2,176
Formulasi 6 (caskara 40 ml, secang 8 ml, Serai 8 ml, LarutanGula5 ml, Air 37 ml)
Kelompok 6.
Ulangan 1
PersenPenghambatan = [(A0-As)/A0]x100%
= (0,839-0,305)/ 0,839x 100%
= 63,647%
Ulangan 2
PersenPenghambatan = [(A0-As)/A0]x100%
= (0,839-0,298)/ 0,839 x 100%
= 64,482%
∑ %𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 63,647%+64,482%
Rata-Rata = 𝑛 % 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 = = 64,064%
2
∑(𝑋1−𝑟𝑎𝑡𝑎)2 (63,647%−64,064%)2 +(64,482%−64,064%)2
Standardeviasi = √ =√ = 0,590
𝑛−1 2−1
RSD = (Standardeviasi/ rata-rata)*100
= (0,590/64,064) x 100
=0,921
Kelompok 13.
Ulangan 1
PersenPenghambatan = [(A0-As)/A0]x100%
= (0,839-0,361)/ 0,839 x 100%
= 56,973%
Ulangan 2
PersenPenghambatan = [(A0-As)/A0]x100%
= (0,839-0,307)/ 0,839x 100%
= 63,409%
∑ %𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 56,973%+63,409%
Rata-Rata = 𝑛 % 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 = = 60,191%
2
∑(𝑋1−𝑟𝑎𝑡𝑎)2 (56,973%−60,191%)2 +(63,409%−60,191%)2
Standardeviasi = √ =√ = 4,551
𝑛−1 2−1
RSD = (Standardeviasi/ rata-rata)*100
= (4,551/60,191) x 100
= 7,561
Formulasi 7 (caskara 40 ml, secang 8 ml, Serai 4 ml, LarutanGula5 ml, Air 43 ml)
Kelompok 7.
Ulangan 1
PersenPenghambatan = [(A0-As)/A0]x100%
= (0,839-0,318)/ 0,839x 100%
= 62,098%
Ulangan 2
PersenPenghambatan = [(A0-As)/A0]x100%
= (0,839-0,409)/ 0,839x 100%
= 51,251%
∑ %𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 62,098%+51,251%
Rata-Rata = 𝑛 % 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 = = 56,675%
2
∑(𝑋1−𝑟𝑎𝑡𝑎)2 (62,098%−56,675%)2 +(51,251%−56,675%)2
Standardeviasi = √ =√ = 7,669
𝑛−1 2−1
RSD = (Standardeviasi/ rata-rata)*100
= (7,669/56,675) x 100
= 13,532
Kelompok 14.
Ulangan 1
PersenPenghambatan = [(A0-As)/A0]x100%
= (0,839-0,555)/ 0,839x 100%
= 33,850%
Ulangan 2
PersenPenghambatan = [(A0-As)/A0]x100%
= (0,839-0,612)/ 0,839x 100%
= 27,056%
∑ %𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 33,850%+27,056%
Rata-Rata = 𝑛 % 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 = = 30,453%
2
∑(𝑋1−𝑟𝑎𝑡𝑎)2 (33,850%−30,453%)2 +(27,056%−30,453%)2
Standardeviasi = √ =√ = 4,804
𝑛−1 2−1
RSD = (Standardeviasi/ rata-rata)*100
= (4,804/30,453 x 100)
= 15,775
LAMPIRAN DOKUMENTASI
3. Pengadukan ekstrak
cascara
4. Hasil minuman
fungsional cascara
5. Sampel minuman
fungsional dengan
berbagai formulasi
untuk uji sensoris
6. Penyaringan residu
minuman cascara
7. Persiapan pengujian
kandungan total
polifenol metode follin-
ciocalteu
8. Pengujian kandungan
total polifenol
9. Pengujian aktivitas
antioksidan