Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LAPORAN
Oleh:
NITA FATHIYAH
NIM. 1157020055
BANDUNG
2018
1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN
Diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan pada
Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati Bandung
Oleh:
Nita Fathiyah
NIM. 1157020055
Disetujui oleh:
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah swt, karena atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “EKSPLORASI DAN
IDENITFIKASI CENDAWAN Thricoderma sp. SEBAGAI SALAH SATU AGENS
PENGENDALI HAYATI DI INKUBATOR AGRIBISNIS ”
Laporan ini dususun berdasarkan hasil Prektek Kerja Lapangan (PKL) yang
dilakukan oleh penulis selama 5 minggu di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP)
Lembang; laporan ini dususun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Sunan Gunung Djati Bandung.
Dalam proses penyelesaian laporan ini penulis telah banyak mendapat
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Ir. Bandel Hartopo, M. Sc, sebagai Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian
(BBPP) Lembang.
2. Dr. Opik Taufikurrahman, M. Ag sebagai dekan fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung yang telah berkenan
untuk menyetujui dan mengizinkan adanya praktik kerja lapangan.
3. Dr. Tri Cayanto, M. Si sebagai Ketua Jurusan Biologi yang telah member
pengarahan selama proses praktik kerja lapangan.
4. Rokhedi, S.Pt sebagai Kepala Inkubator Agribisnis (IA) yang telah
mengizinkan penulis untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Balai
Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang.
5. Dr. Yani Suryani, M. Pd sebagai dosen pembimbing yang telah mengarahkan
selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dan pembuatan laporan.
6. Shinta Andayani, SP sebagai pembimbing Widyaiswara yang telah
mengarahkan dengan sabar menghadapi sikap penulis selama Praktik Kerja
Lapangan dan bimbingan.
7. Tri Yuda Pratiwi, A. Md yang telah membei fasilitas, sabar membimbing dan
mengarahkan dilapangan.
8. Orang tua dan kelarga yang tak pernah berhenti mendoakan dan memotivasi.
9. Sahabat penulis satu tempat Praktik kerja Lapangan yang selalu saling
membantu dan menyemangati.
10. Semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian Lapran Praktik Kerja
Lapangan ini.
3
Penulis menyadari bahwa laporan Praktik Kerja Lapangan ini masih kurang
dari kata sempurna, kritik dan saran membangun sangat penulis harapkan sebagai
evaluasi kedepannya. Meskipun demikian penulis berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua
Bandung, Juli 2018
Penulis
4
ABSTRAK
5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................................................5
ABSTRAK...............................................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................6
1 Latar Belakang.................................................................................................................6
1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan......................................................................................8
1.2.1 Tujuan Umum..........................................................................................................8
1.2.2 Tujuan Khusus.........................................................................................................8
1.3 Manfaat..........................................................................................................................8
BAB II TINJAUAN UMUM...................................................................................................9
2.1 Sejarah Tempat Paraktik Kerja Lapangan.......................................................................9
2.2 Tugas dan Fungsi..........................................................................................................9
2.3 Visi dan Misi................................................................................................................10
2.3.1 Visi........................................................................................................................10
2.3.2 Misi.......................................................................................................................10
2.4 Struktur Organisasi.......................................................................................................11
2.5 Peta Lokasi Tempat Praktik Kerja Lapangan................................................................13
2.6 Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan................................................................13
BAB III METODOLOGI.......................................................................................................14
3.1 Metode Pengambilan Data...........................................................................................14
3.2 Alat dan Bahan.............................................................................................................14
3.2.1 Alat........................................................................................................................14
3.2.2 Bahan........................................................................................................................14
3.3 Langkah- Langkah Pengambilan Data..........................................................................14
3.3.1 Metode Pelaksanaan..............................................................................................14
3.3.2 Pelaksanaan Kegiatan............................................................................................14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................18
4.1 Sterilisasi alat...............................................................................................................18
4.2 Pembuatan Media Pertumbuhann Cendawan...............................................................18
4.3 Eksplorasi, Isolasi, Purifikasi dan Inokulasi Cendawan antagonis Thricoderma sp,.. . .19
4.5.1 Perbanyakan Cendawan Thricoderma sp,. pada media PSA.................................24
5.5.2 Perbanyakan Cendawan Thricoderma sp,. pada media aplikatif beras..................24
4.6 Menghitung Kerapatan Spora Cendawan Thricoderma sp,..........................................25
4.7 Uji Antagonis Thricoderma sp,. terhadap Fussarium sp,. penyebab penyakit layu pada
tanaman..............................................................................................................................26
6
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................28
5.1 Kesimpulan..................................................................................................................28
5.2 Saran............................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................29
7
BAB I PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
1
secara langsung dapat menghambat patogen dengan sekresi antibiotik, berkompetisi
terhadap ruang dan atau nutrisi, menginduksi proses ketahanan tanaman.
Menurut Nurhayati (2011) Jamur mampu masuk melalui dinding hifa inang
sehingga sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai agensia pengendali hayati.
Kemampuan jamur untuk berada di habitat tertentu seperti tanah ataupun di
2
permukaan bagian tanaman sebagian ditentukan oleh hubungan interaksi
dengan mikroorganisme lainnya.Hubungan yang bersifat antagonis satu dengan
lainnya sehingga berpotensi digunakan sebagai agens hayati. Diantara contoh jamur
yang bersifat antagonis ini adalah Trichoderma sp, Penicillium sp dan Gliocladium.
Jamur-jamur tersebut dapat bersifat antagonis terhadap patogen tanaman baik yang
terdapat pada tanah, permukaan inang seperti biji, benih dan didekat bagian
terinfeksi.
1
1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan
1.3 Manfaat
Manfaat dari Praktik Kerja Lapangan ini adalah sebagai informasi bagi penulis,
masyarakat dan instansi yang lainnya mengenai teknik eksplorasi, identifikasi serta
peran antagonis cendawan Thricoderma sp.
2
BAB II TINJAUAN UMUM
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang berdiri sejak tahun 1962,
yang pada awalnya bernama Pusat Latihan Pertanian (PLP) milik Pemda Provinsi
Jawa Barat. Kemudian pada tanggal 28 Januari 1978 berdasarkan SK Menteri
Pertanian No. 52/Kpts/Org/1/1978 pengelolaannya diambil alih oleh Badan
Pendidikan dan Latihan Penyuluhan Pertanian dan berubah menjadi Balai Latihan
3
Pegawai Pertanian (BLPP) Kayuambon dengan tingkatan Eselonering IIIB meliputi
wilayah kerja Jawa Barat Bagian Timur dan DKI Jakarta.
Dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna pelaksanaan pelatihan
di bidang pertanian, dilakukan penataan kembali Organisasi dan Tata Kerja dengan
perubahan nama lembaga menjadi Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang
berdasarkan Peraturan Mentan No. 15/Permentan/OT.140/2/2007 dengan tugas
melaksanakan dan mengembangkan teknik pelatihan teknis, fungsional dan
kewirausahaan di bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian. Kini,
dengan adanya Peraturan baru Menteri Pertanian tentang Susunan Organisasi dan
Tata Kerja BBPP Lembang, melalui Peraturan Menteri Pertanian No.
101/Permentan/OT.140/10/2013 tanggal 9 Oktober 2013, bahwa tugas BBPP
Lembang yaitu melaksanakan pelatihan fungsional bagi aparatur, pelatihan teknis dan
profesi, mengembangkan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang
pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian.
4
a. Penyusunan program, rencana kerja, anggaran dan pelaksanaan kerjasama;
e. Pelaksanaan Diklat teknis di bidang hortikultura bagi aparatur dan non aparatur
pertanian dalam dan luar negeri;
f. Pelaksanaan Diklat profesi di bidang hortikultura bagi aparatur dan non aparatur
pertanian;
l. Pelaksanaan bimbingan lanjutan Diklat di bidang pertanian bagi aparatur dan non
aparatur;
5
p. Pelaksanaan pengelolaan data dan informasi Diklat serta pelaporan;
2.3.1 Visi
2.3.2 Misi
6
i. Mengembangkan kualitas pengelolaan administrasi dan manajemen BBPP;
Kepala Balai
8
2.5 Peta Lokasi Tempat Praktik Kerja Lapangan
Praktik kerja lapangan ini dilaksanakan pada tanggal 04 Juni sampai 19 Juni
2018. Praktik Kerja lapangan dilaksanakan setiap hari dari hari Senin- Jumat sesuai
jam kerja pegawai dan pada hari sabtu selama setengah hari dengan agenda bakti
kampus.
9
10
BAB III METODOLOGI
3.1 Metode Pengambilan Data
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktik kerja lapangan ini diantaranya alat tulis,
autoklaf, batang pengaduk, botol kaca, Bunsen, cawan petri, fiiler (karet penghisap),
gelas beaker, gelas ukur, gunting, hemasitometer, jarum ose (kawat nikrom), kamera,
karet gelang, labu Erlenmeyer (uk. 1000 ml dan 500 ml), Laminar Air Flow (LAF),
Mikroskop elektron, oven, Pemanas listrik (Strirrer), pipet ukur, pisau, rak tabung
reaksi, tabung reaksi, spatula, sekop, sikat pembersih, baskom, dan timbangan
analitik
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktik kerja lapangan ini diantaranya akuades,
kentang, gula pasir, agarair keran, alkohol 70%, beras, larutan kaporit, kentang,
sampel tanah perakaran (kopi, buncis, pisang dan tomat), label, plastik, plastik wrap,
tisu.
Kegiatan dalam praktik kerja lapangan adalah mengikti semua kegiatan yang
ada di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang. Pelaksanaan kegiatan di
Laboratuium meliputi sterilisasi alat; eksplorasi agens hayati alami di lapangan;
isolasi, purifikasi dan inokulasi agens hayati; identifikasi agens hayati; menghitung
kerapatan spora agens hayati, perbanyakan dalam media padat dan media PSA dan uji
antagonis cendawan Thricoderma sp,. terhadap Fussarium sp,.
11
3.3.2 Pelaksanaan Kegiatan
Alat yang akan digunakan dibersihkan dengan sabun dan air mengalir,
kemudian direndam dengan larutan kaporit selama satu jam. Setelah itu dimasukan
kedalam oven dengan suhu 121oC.
3.3.2.2 Pembuatan Media PSA (Potato Sucrose Agar), Media WA (Water Agar)
dan Media Rose Bengal.
Pada pembuatan media PSA, sebanyak 300 gr kentang dikupas, dipotong dadu
dan dicuci sampai bersih.Kemudian direbus dalam 1000 ml akuades sampai kentang
empuk dan berwarna pucat. Pisahkan kentang dari sari dalam air rebusannya lalu
kembali dididihkan dengan menambah 7 gr gula pasir dalam api kecil, kemudian
tambahkan 12 gr agar secara perlahan agar tidak menggumpal. Setelah mendidih,
masukan media kedalam botol kaca steril sebanyak 15 gr/ botol yang selanjutnya
dilakukan sterilisasi dalam autoklaf.Larutan PSA yang telah disterilisasi dibiarkan
menjadi padatan.Media PSA digunakan sebagai media pertumbuhan cendawan.
Untuk membuat media WA, bacto agar sebanyak 5 gr dilarutkan dalam 250 ml
air yang kemudian dipanaskan dalam gelas beaker.Setelah mendidih, larutan WA
disterilisasi dalam autoklaf.
Adapun pada proses pembuatan media Rose Bengal, 31,55 gram rose bengal
agar base dalam 1000 ml akuades.Panaskan sampai mendidih dan tercampr rata.
Setelah mendidih sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 1210 tekanan 2 atm. Setelah
selesai, tuangkan tipis ke cawan petri.
12
3.3.3.4 Isolasi, Purifikasi dan Inokulasi Cendawan Thricoderma sp,.
3.3.3.7 Pembuatan Media Padat dan Perbanyakan Cendawan pada Media Padat
Beras.
Beras sebanyak 3kg dicuci lalu direndam selama 12 jam. Setelah itu
dikeringkan diatas koran dengan cara dianginkan sampai tidak terasa lengket ketika
disentuh. Beras yang sudah kering dikemas sebanyak 100 gr kedalam setiap plastic.
Kemudian disterilisasi menggunakan autoklaf 121oC tekanan 2 atm. Beras yang
sudah steril diisikan isolat cendawan satu sendok dan dilipat dengan membentuk
segitiga dan di staples.
13
3.3.3.8 Menghitung Kerapatan Spora Cendawan Thricoderma sp
Spora hasil perrbanyakan media PSA atau media beras padat diambil
sebanyak 1 gram. Apabila diambil dari media beras, cendawan diaduk secara rata
kemudian diambil dari 4 sudut berbeda. Kemudian dilakukan pengenceran hingga 10 -
5
. Kemudian diambil sebanyak 0,2 ml unuk dimasukan pada hemasitometer dan
dihitung jumlah sporanya dengan rumus:
3
x ×10
S=
L× k ×d
Keterangan:
S= Kerapatan spora
Uji antagonis dilakukan dengan metode uji ganda, yaitu potongan miselium
isolat jamur Fussarium sp,. dengan diameter berukuran ± 4,5 mm dan potongan
miselium isolat jamur Trichoderma sp,. dengan diameter berukuran ± 4,5 mm
diletakan di media WA dalam cawan petri. Jarak antara kedua isolat tersebut 2,25 cm.
Setiap perlakuan mempunyai 3 ulangan dengan 1 kontrol Thricoderma sp,. dan 1
kontrol Fussaium sp,. Pengamatan terhadap luas miselium Trichoderma sp,.
dilakukan mulai hari ke-1 sampai dengan hari ke-7.
14
15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
16
disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 1210C dengan tekanan 2 atm. Tujuan dari
sterilisasi adalah untuk membunuh organisme maupun mikroorganisme yang tedapat
pada ruangan maupun alat. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Raudah, dkk (2017)
bahwa sterilisasi merupakan proses dengan metode tertentu yang dapat memberikan
hasil akhir, yaitu suatu bentuk keadaan yang tidak dapat ditunjukkan lagi adanya
mikroorganisme. Di laboraturium agens hayati sendiri dilakukan sterilisasi alat dan
ruangan setiap hari.
Media PSA dan PDA menggunakan kentang sebagai sumber karbohidrat dan
agar sebagai bahan pemadat media pertumbuhan cendawan. Kentang direbus sampai
lunak dan diambil sarinya agar bisa digunakan pada pembuatan media PSA. Menurut
Ginanjar (2006) karbohidrat merupakan substrat utama dalam metabolisme
17
cendawan. Sehingga dengan adanya karbohidrat dalam media, cendawan dapat
melakukan metabolisme dalam tubuh dengan baik untuk menunjang kelangsungan
hidpupnya. Gambar 2.A dibawah ini merupakan hasil pembuatan media PSA di
Laboraturium Agens Hayati.
A B C
Gambar 2. (A) Media PSA (Potato Sucrose Agar) dalam botol; (B) Media WA
(Water Agar) dalam cawan petri; Media Rose bengal dalam cawan petri.
Selanjutnya media rose bengal agar base pada gambar 2.C. Media ini
digunakan sebagai media selektif pertumbuhan cendawan. Dalam Thecnical data
Himedia (2011), rose bengal agar adalah media selektif untuk mendeteksi dan
menghitung ragi dan jamur. Penggunaan media ini dilakukan karena memiliki
kelebihan yaitu dapat lebih mudah dalam identifikasi juga mencegak pertumbuhan
cendawan lain.
18
4.3 Eksplorasi, Isolasi, Purifikasi dan Inokulasi Cendawan antagonis
Thricoderma sp,.
Sampel tanah yang digunakan pada eksplorasi ini adalah tanah pada perakaran
kopi, tomat dan pisang. Penggunaan sampel tanah perakaran kopi merujuk pada teori
yang dikemukakan oleh Molebila (2017) bahwa Thricoderma sp,. pada tanah
perakaran kopi mampu menekan perkembangan Collectricum sp,. penyebab penyakit
antraknosa, tiga sampel lainnya yaitu buncis, tomat, dan pisang sampel merujuk pada
pernyataan Subhan dkk (2013) bahwa jamur Thricoderma sp,. banyak terdapat di
alam dan di lahan pertanian, dan umumnya berkoloni dengan akar dari banyak spesies
tanaman. Sehingga diambilah beberapa sampel tersebut dari lahan pertanian BBPP
Lembang.
A B
19
C D
Gambar 3. (A) Sampel tanah perakaran kopi, (B) Sampel tanah perakaran pisang, (C)
Sampel tanah perakaran buncis, (D) Sampel tanah perakaran tomat.
Setelah dilakukan eksplorasi dilakukan proses isolasi sampel tanah. Isolasi ini
dilakukan dengan melakukan pengenceran bertingkat sampai pengenceran 10-5. Isolat
ditanam dalam media water agar dan rose bengal. Isolasi dilakukan di dalam LAF
(Laminar Air Flow) untuk menghindari terjadinya kontaminasi mikroorganisme lain.
Menurut Indah (2009) Laminar Air Flow merupakan meja kerja aseptis dengan
mengambil udara dari luar laminar yang disaring dengan filter khusus sehingga udara
dari luar laminar tidak dapat mengkontaminasi udara didalam ruang kerja laminar.
Hasil dari isolasi menunjukan pertumbuhan cendawan pada sampel tanah kopi
dan pisang. Dari ciri makroskopis sampel yang diduga tumbuh menjadi cendawan
Thricoderma sp,. adalah sampel dari perakaran tanah kopi karena setelah diamati
selama kurang lebih sepuluh hari media ditumbuhi oleh cendawan berwarna hijau
gelap dengan tekstur yang lembut seperti bulu. Sesuai dengan pernyataan Doctor
fungus (2007) yaitu pada media PDA (Potato Dextro Agar) fungi Thricoderma sp,.
tumbuh seperti bulu domba dan awalnya terlihat putih, selanjutnya konidia mulai
terbentuk menjadi wama hijau tua kekuningan.
20
media rose bengal. Dari kedua media tersebut media rose bengal lebih efektif
digunakan sebagai media pertumbuhan cendawan dibandingkan media water agar.
Dilihat dari komposisinya sendiri dimana rose bengal agar base berisi rose bengal,
agar, monopotassium phospat, Magnessium sulphate, Dextrose dan soya peptone
sudah jelas akan memiliki kandungan nutrisi untuk pertumbuhan mikroorganisme
lebih banyak dibandingkan media water agar yang hanya berisi agar dan air.
A B
C D
Gambar 4. Penampakan Hasil isolasi sampel (A) kopi, (B) pisang, (C) buncis, (D)
tomat.
Gambar 5. Hasil isolasi yang diinokulasikan pada media PSA yang lain.
(Dokumentasi Pribadi, 2018)
21
4.4 Identifikasi Cendawan Thricoderma sp,.
22
A B
1
1 3 2
3
2
4
C D
1
3
2 4
Kingdom : Fungi
Divisi : Deuteromycotina
Class : Deuteromycetes
Ordo : Moniliales
Family : Moniliaceae
Genus : Thricoderma
23
Species : Thricoderma sp,.
4.5 Perbanyakan Cendawan Thricoderma sp,. pada media PSA dan media
Aplikatif Beras.
24
Gambar 8. Hasil perbanyakan Thricoderma sp,. pada media beras. (Dokumentasi
Pribadi, 2018)
3
x ×10
S=
L× k ×d
25
31× 103
S=
0,2 ×0,1 ×10−10
31× 103
S=
2 ×10−12
−15
S=15,5 ×10
S=1,55 ×10−16
4.7 Uji Antagonis Thricoderma sp,. terhadap Fussarium sp,. penyebab penyakit
layu pada tanaman.
26
dengan pendapat Juniawan (2015) bahwa Fussarium oxsysporum sangat berbahaya
bagi tanaman pangan karena menyebabkan kerusakan seperti kematian bibit, busuk
akar dan busuk tangkai.
Pada uji ini, Thricoderma sp,. diinokulasikan ke media WA dengan jarak 4,6
cm dari koloni cenwan Fussarium sp,. Diameter masing- masing cendawan uji adalah
2,3 cm.
Mekanisme yang dilakukan oleh agens antagonis Trichoderma sp. terhadap
patogen adalah mikoparasit dan antibiosis, selain itu cendawan Trichoderma sp. juga
memiliki beberapa kelebihan seperti mudah diisolasi, daya adaptasi luas, dapat
tumbuh dengan cepat pada berbagai substrat, cendawan ini juga memiliki kisaran
mikroparasitisme yang luas dan tidak bersifat patogen pada tanaman (Arwiyanto,
2003). Kemampuan masing-masing spesies Trichoderma sp. dalam mengendalikan
cendawan patogen berbeda-beda, hal ini dikarenakan morfologi dan fisiologinya
berbeda-beda (Widyastuti, 2006). Beberapa spesies Trichoderma sp. telah dilaporkan
sebagai agens hayati adalah T. harzianum, T. viridae, dan T. koningii yang tersebar
luas pada berbagai tanaman budidaya (Yuniati, 2005).
27
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Thricoderma sp,. didapatkan dari perakaran kopi dengan ciri mikroskopis
berupa konidia, konidiofor yang tegak dan memiliki banyak cabang. Isolat
Thricoderma sp., yang didapatkan memiliki kerapatan spora sebesar 1,55 x 10 15 .
Hasil dari eksplorasi, identifikasi, dan beberapa uji kualitas ini menunjukan bahwa
isolat Thricoderma sp., di Inkubator Agribisnis dapat diperbanyak dan
dikomersialkan sebagai pengendali hayati.
5.2 Saran
1) Penambahan dan pengembangan agens pengendali hayati di Laboraturium
Agens Hayati BBPP Lembang.
2) Pada saat eksplorasi sampling tanah, penggalian harus benar akurat
DAFTAR PUSTAKA
Agrios, G.N. (2005). Plant Pathology. 4th ed. San Diego, California, London: Acad
Istikorini, Y. 2002. Pengendalian penyakit tumbuhan secara hayati yang
ekologis dan berkelanjutan. Tesis Program Pasca Sarjana IPB. Bogor. Tidak
dipublikasikan. emi Press. Halaman: 635.
28
Campbell, N.A., J.B. Reece, and L.G. Mitchell. 2002. Biologi. Jilid kelima edisi I.
Alih Bahasa oleh Rahayu Lestari. Penerbit Erlangga. Jakarta
Taufik M. 2008. Efektivitas agens antagonis Trichoderma sp. pada berbagai media
tumbuh terhadap penyakit layu tanaman tomat. Prosiding Seminar Ilmiah dan
Pertemuan Tahunan PEI PFI XIX Komisariat Sulawesi Selatan. Makassar.
Raudah, Tien Zubaidah, Imam Santoso. 2017. Efektivitas Sterilisasi Metode Panas
Kering Pada Alat Medis Ruang Perawatan Luka Rumah Sakit Dr. H.
Soemarno Sosroatmodjo Kuala KAPUAS. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 14
(1): 425-430.
Himedia, 2011, Technical Data, HiMedia Laboratories Pvt. Ltd. A-516,Swastik Disha
Business Park,Via Vadhani Ind. Est., LBS Marg, Mumbai-400086, India.
Molebila ,Didiana Yanuarita. 2017. Potensi Trichoderma Sp. Asal Akar Kopi Dalam
Menekan Perkembangan Colletotrichum Sp. Penyebab Penyakit Antraknosa.
Ilmu Hama Dan Penyakit Tumbuhan. Tesis. Fakultas Pertanian .Universitas
Hasanuddin. Makassar.
29
Subhan, Nono Sutrisno,Rahmat Sutarya. (2012). Pengaruh Cendawan Trichoderma
sp. Terhadap Tanaman Tomat Pada Tanah Andisol. Jurnal Berita Biologi. 11(3):
389-400.
Barnett, H.L. and B.B. Hunter. 1998. Illustrated marga of imperfect fungi. 4th ed.
USA: Prentice-Hall, Inc.
Gusnawaty Hs, Muhammad Taufik, Leni Triana, Asniah .2009. Karakterisasi Morfologis
Trichoderma Sp. Indigenus Sulawesi Tenggara. Jurnal Agroteknos. 4(2).88-94.
Alexopoulus, C.J and C.W Mims. 1979. Introductory Mycology. John Wiley and
Sons. New York.
Syahnen, DDN Sirait, dan SE Pinem. 2014. Teknik Uji Mutu Agens Pengendali
Hayati (ABK) di Laboratorium. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman
Perkebunan (BBPPTP) Medan
Yuniati. 2005. Pengaruh pemberian beberapa spesies Trichoderma sp. dan pupuk
kandang kambing terhadap penyakit layu Fusarium oxysporum f. sp
Lycopersici pada tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill).Skripsi.
Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah.
Malang
30
Lampiran.
Penimbangan bahan
31
Identifikasi cendawan
32
Lampiran 2
NIM : 1157020055
33
pengenceran bertingkat
Isolasi cendawan dari
sampel tanah.
07 Juni Apel pagi 08.00-15.00
2018 Sosialisasi Widiaiswara
Sterilisasi laboratorium
Cek media
Pembuatan media beras
08 Juni Apel pagi 08.00-15.30
2018 Bimbingan dengan
Widiaiswara
Sterilisasi laboratorium
Perbanyakan cendawan
Pembuatan media PSA
500 ml
Sterilisasi media (PSA,
beras,dan jagung pecah)
Perbanyakan cendawan
pada media beras
Cuti bersama libur lebaran
21 Juni Apel pagi 08.00-16.00
2018 Halal bihalal
Konsultasi rencana
kegiatan pkl
Sanitasi lahan screen IA
Sterilisasi lab
Pengecekan media PSA
Pembuatan media beras
Perbanyakan
Thricoderma sp,. pada
media PSA
22 Juni Apel pagi 08.00-16.00
2018 Sterilisasi laboratorium
Cek isolat
Sterilisaai alat
Pembuatan media PSA
dan media beras
Sterilisasi media PSA
dan media beras
Inokulasi isolat diduga
Thricoderma sp,. pada
media PSA
23 Juni Bakti kampus 08.00-11.00
2018
25 Juni Apel pagi 08.00-16.00
2018 Halal bihalal
Bimbingan laporan
Sterilisasi laboratorium
Pembuatan media PSA
26 Juni Apel pagi 08.00-16.00
2018 Sterilisasi laboratorium
Sterilisasi media
Pembuatan media PSA
Sterilisasi media PSA
Identifikasi isolat
34
Libur Pilgub
28 Juni Apel pagi 08.00-16.00
2018 Sterilisasi laboratosium
Sterilisasi media PSA
Menghitung kerapatan
spora Thricoderma, sp
29 Juni Apel pagi 08.00-16.30
2018 Sterilisasi laboratosium
Menghitung kerapatan
spora Thricoderma sp,.
Membuat akuades
Sterilisasi akuades
30 Juni Bakti kampus 08.00-11.00
2018
02 Juli Apel pagi 08.00-16.00
2018 Sterilisasi laboratorium
Sterilisasi akuades
Membuat media WA
(water agar)
Sterilisasi media WA
03 Juli Apel pagi 08.00-16.00
2018 Sterilisasi laboratorium
Uji antagonis
Thricoderma sp
Perbanyakan
Thricoderma sp,. pada
media PSA
04 Juli Apel pagi 08.00-16.00
2018 Sterilisasi laboratorium
Membuat media PSA
Sterilisasi media PSA
Penghitungan alat
Laboraturium Agens
Hayati.
05 Juli Apel pagi 08.00-16.00
2018 Sterilisasi laboratosium
Perbanyakan
Thricoderma sp, pada
media PSA, beras,
jagung dan millets
Inokulasi sampel diduga
Thricoderma sp, pada
media agar blok WA.
06 Juli Apel pagi 08.00-16.30
2018 Sterilisasi laboratorium
07 Juli Bakti kampus
2018
10Juli Apel pagi 08.00- 16.00
2018 Sterilisasi media PSA
Sterilisasi alat
35