“Pengaruh Tingkat Keberhasilan Agens Hayati Beauveria bassiana sebagai
Pengendali Serangga Aphis sp. Pada Tanaman Tomat”
PROPOSAL
disusun oleh:
MOMI TRI PUDJI A
1504020019
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVESITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2018 BAB I PENDAHULUAN
Tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan tanaman
komoditas pertanian yang mempunyai rasa yang unik, yakni perpaduan rasa manis dan asam, menjadikan tomat sebagai salah satu buah yang memiliki banyak penggemar sehingga permintaan pasar terhadap komoditas tomat dari tahun ke tahun semakin meningkat. Namun, hingga saat ini masih banyak kendala yang dialami para petani tomat, mulai dari masalah penerapan teknik budidaya yang tepat, masalah hama dan penyakit, hingga masalah pemasaran hasil panen. Salah satu kendala yang sering terjadi yaitu adanya organisme pengganggu tanaman atau yang disebut dengan OPT berupa hama, penyakit, dan gulma yang dapat mengakibatkan hasil produksi tanaman menurun terutama pada daerah- daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia. Hama dan patogen tanaman adalah faktor yang secara langsung dapat menimbulkan kerugian bagi petani. Hama dan patogen tanaman akan menurunkan produksi pertanian baik secara kuantitas maupun kualitas produksi pertanian. Petani dan pemerintah telah menerapkan berbagai teknologi untuk mengurangi serangan hama dan patogen tanaman. Teknologi pestisida kimia anorganik terbukti sangat efektif dalam membasmi hama dan patogen tanaman. Penggunaan pestisida sintetik dalam mengendalikan organisme pengganggu tanaman secara terus menerus dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan, terjadinya resistensi dan musnahnya musuh alami atau beberapa organisme yang bermanfaat dalam tanah sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan dengan cara pendekatan Teknologi Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Bioinsektisida adalah mikroorganisme yang dapat digunakan sebagai agen pengendalian serangga hama. Pemanfaatan bioinsektisida sebagai agen hayati pada pengendalian hama merupakan salah satu komponen pengendalian hama terpadu (PHT). Terdapat enam kelompok mikroorganisme yang dapat dimanfaatkan sebagai bioinsektisida, yaitu cendawan, bakteri, virus, nematoda, protozoa, dan ricketsia (Santoso 1993; Tanada dan Kaya 1993). PHT adalah suatu cara pendekatan atau cara berpikir atau falsafah pengendalian hama yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang memiliki strategi pengendalian sesuai dengan pengendalian hama terpadu (PHT). Upaya pengendalian hama saat ini dilakukan secara bijak yang didasarkan pada pengembangan sistem PHT. Sistem PHT lebih menonjolkan keterpaduan penggunaan beberapa komponen pengendalian secara alami, seperti musuh alami (parasitoid, predator, dan patogen serangga), pengendalian secara fisik dan mekanik, pengendalian dengan menanam varietas tahan, dan insektisida nabati. Patogen serangga pada hama merupakan jasad renik (mikroorganisme) yang menginfeksi serangga hama. Salah satu jenis patogen serangga yang dikenal adalah cendawan atau jamur yang cukup aktif dalam pengendalian berbagai jenis serangga hama pada tanaman perkebunan khususnya pada tanaman tomat yaitu jamur Beauveria bassiana (Soetopo dan Indrayani, 2009). Beberapa hama yang sering menyerang pada tanaman tomat yaitu jenis ulat dan kutu sehingga penggunaan agens hayati Beauveria bassiana dalam mengendalikan serangga hama ini sangat cocok digunakan karena jamur ini dapat diproduksi secara massal dan diperbanyakan secara mudah dengan biaya relatif murah. Oleh karena itu, jenis jamur ini mempunyai peluang yang cukup baik untuk digunakan sebagai alternatif pengendalian hama karena beberapa keunggulan yang dimilikinya (Wahyono dan Tarigan, 2007). Cendawan entomopatogen merupakan salah satu jenis bioinsektisida yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama tanaman. Beberapa jenis cendawan entomopatogen yang sudah diketahui efektif mengendalikan hama penting pada tanaman pertanian adalah Beauveria bassiana. Pemanfaatan berbagai jenis cendawan tersebut sering menghadapi kendala, antara lain kurangnya pengetahuan petani tentang jenis hama dan patogen serangga, serta manfaat dan upaya mempertahankan viabilitas dan keefektifan cendawan dalam pengendalian hama, termasuk cara perbanyakan, penyiapan dan aplikasinya. Salah satu cendawan entomopatogen yang sangat potensial untuk mengendalikan beberapa spesies serangga hama adalah Beauveria bassiana (Balsamo) Vuillemin. Cendawan ini dapat dijadikan sebagai agensi hayati yang sangat efektif mengendalikan sejumlah spesies serangga hama termasuk rayap, kutu putih, dan beberapa jenis kumbang (Soetopo dan Indrayani, 2007). Beauveria bassiana adalah salah satu jamur entomopatogenik yang dapat dimanfaatkan secara luas sebagai pengendali hayati hama tanaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan agens antagonis adalah menumbuhkan atau memperbanyak jamur pada media yang tepat. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh tingkat keberhasilan agens hayati Beauaveria bassiana sebagai pengendali serangga Aphis sp. pada tanaman tomat dan pengaplikasian Beauaveria bassiana dalam mengoptimalkan produksi tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.). Santoso, T. 1993. Dasar-dasar patologi serangga. Dalam E. Martono, E. Mahrub, N.S. Putra, dan Y. Trisetyawati (Ed.). Simposium Patologi Serangga I. Yogyakarta, 12−13 Oktober 1993. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. hlm. 1−15. Soetopo Deciyanto dan IGAA Indrayani. 2007. Status Teknologi danProspek Beauveria bassiana Untuk Pengendalian Serangga Hama Tanaman Perkebunan Yang Ramah Lingkungan . Perspektif Volume 6 Nomor 1, Juni 2007: 29-46. Soetopo, D. dan I.G.A.A. Indrayani. 2009. Jamur Entomopatogen Beauveria bassiana: Potensi dan prospeknya dalam Pengendalian Hama Tungau. Perspektif. 8(2): 65 – 73. Soetopo, D. dan I.G.A.A. Indrayani. 2009. Jamur Entomopatogen Beauveria bassiana: Potensi dan prospeknya dalam Pengendalian Hama Tungau. Perspektif. 8(2): 65 – 73. Tanada Y, Kaya HK. 1993. Insect Pathology. San Diego: AcademicPress, INC. Harcourt Brace Jovanovich,Publisher. Wahyono, T.E., dan N. Tarigan. 2007. Uji patogenisitas agen hayati Beauveria bassiana dan Metarhizium anisopliae terhadap ulat serendang (Xystrocera festiva). Buletin Teknik Pertanian. 12(1): 27 – 29.