Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul “ Sistem Rujukan Kasus Ginekologi “.
Penulisan Makalah bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata
kuliah Obstetri dan Ginekologi.
Penyelesaian makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih
kepada rekan-rekan mahasiswa yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga
makalah ini dapat memberikan pengetahuan pada kita semua serta memberikan
manfaat dan berguna di masa yang akan datang.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain :
1.3.1 Mengetahui apa itu sistem rujukan kasus ginekologi
1.3.2 Mengetahui tujuan dari sistem rujukan
1.3.3 Mengetahui prinsip penanganan penyakit menular
1.3.4 Mengetahui asuhan bidan dalam rujukan kasus ginekologi
1.3.5 Mengetahui cara merujuk kasus-kasus ginekologi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Melakukan Sistem Rujukan Kasus Ginekologi
2.1.1 Pengertian dan Jenis Sistem Rujukan
Rujukan adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas
kasus atau masalah kebidanan yang timbul baik secara vertikal (dari satu unit
ke unit yang lebih lengkap/rumah sakit) untuk horisontal (dari satu bagian lain
dalam satu unit). (Muchtar, 1997).
Sistem rujukan upaya keselamatan adalah suatu sistem jaringan
fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan
tanggung jawab secara timbal balik atas masalah yang timbul baik secara
vertikal (komunikasi antara unit yang sederajat) maupun horizontal
(komunikasi inti yang lebih tinggi ke unit yang lebih rendah) ke fasilitas
pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional dan tidak dibatasi oleh
wilayah administrasi. (Kebidanan Komunitas : hal 207)
Rujukan Pelayanan Kebidanan adalah pelayanan yang dilakukan oleh
bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau
sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima
rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan yang dilakukan
oleh bidan ke tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas
kesehatan lain secara horizontal maupun vertikal.
Terdapat dua jenis istilah rujukan, yaitu rujukan medik dan rujukan
kesehatan.
1. Rujukan medic, yaitu pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas
satu kasus yang timbul secara vertikal maupun horizontal kepada yang lebih
berwenang dan mampu menanganinya secara rasional. Jenis rujukan medic :
a) Transfer of Patient. Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostik,
pengobatan, tindakan operatif dll.
b) Transfer of Specimen. Pengiriman bahan (specimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap.
c)Transfer of Knowledge / Personal. Pengiriman tenaga yang lebih
kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu layanan pengobatan setempat
2. Rujukan kesehatan, yaitu hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan bahan
atau specimen ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Ini adalah rujukan
yang menyangkut masalah kesehatan yang sifatnya preventif dan promotif.
Kegiatan :
1. Rujukan dan pelayanan kebidanan
2. Pengiriman orang sakit dari unit kesehatan kurang lengkap ke unit yang lebih
lengkap
3. Rujukan khusus patologis pada kehamilan, persalinan, dan nifas.
4. Pengiriman kasus masalah reproduksi manusia lainnya, seperti kasus
ginekologi atau kontrasepsi, yang memerlukan penanganan spesialis.
5. Pengiriman bahan laboratorium.
6. Jika penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai, kembalikan
dan kirimkan ke unit semula, jika perlu disertai dengan keterangan yang lengkap
(surat balasan).
Tata laksana rujukan :
1. Internal antar - petugas di satu rumah
2. Antara puskesmas pembantu dan puskesmas
3. Antara masyarakat dan puskesmas
4. Antara satu puskesmas dan puskesmas lainnya
5. Antara puskesmas dan rumah sakit, laboratorium atau fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya
6. Internal antar – bagian/unit pelayanan di dalam satu rumah sakit
7. Antar rumah sakit, laboratorium atau fasilitas pelayanan lain dari rumah sakit
Anamnesa
Pada anamnesa hal-hal yang perlu ditanyakan :
a. Riwayat Kesehatan
Ini berhubungan dengan kebudayaan, ras, dan umur, ini berguna untuk membantu
bidan mengkaji kelompok resiko terjadinya penyakit-penyakit gangguan system
reproduksi.Kebudayaan kepercayaan/agama sangat mempengaruhi perilaku seseorang
dalam hal seksualitas, jumlah pasangan. Penggunaan kontrasepsi dan prosedur
spesifik terhadap mengakhiri kehamilan. Kebiasaan sehat pasien seperti : diet, tidur
dan latihan penting untuk dikaji. Pentingnya juga ditentukan apakah pasien peminum
alcohol, perokok dan menggunakan obat-obatan.
b. Status Sosial Ekonomi
Yang perlu dikaji : tempat lahir, lingkungan, posisi dalam keluarga, pendidikan,
pekerjaan, status perkawinan, situasi financial, sumber stress, agama, aktivitas-
aktivitas yang menyenangkan akan mempengaruhi kesehatan reproduksi.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Meliputi keluhan utama, misalnya : nyeri, perdarahan, pengeluaran cairan/secret
melalui vagina, ada masa keluhan.
d. Fungsi Reproduksi
Nyeri yang berhubungan dengan gangguan sistem reproduksi hampir sama
dengan nyeri pada gangguan pada system gastrointestinal dan perkemihan pasien
harus menguraikan tentang : nyeri, intensitas kapan dan dimana kesediaannya,
durasi dan menyebabkan nyeri bertambah dan berkurang, hubungan nyeri dan
menstruasi, seksual fungsi urinaris dan gastrointestinal.
Perdarahan perlu dikaji ke dalam perdarahan abnormal seperti : perdarahan
pada saat kehamilan dan setelah menopause, karakteristik perdarahan abnormal
harus dikaji mencakup : terjadinya durasi, interval, dan faktor-faktor pencetus
perdarahan. Kapan kejadiannya : pada siklus menstruasi atau menopause, setelah
berhubungan seksual, trauma atau setelah aktivitas juga dikaji jumlah darah,
warna konsistensi dan perubahan-perubahan yang terjadi.
Pengeluaran cairan melalui vagina dapat menyebabkan infeksi berair di
sekitarnya jaringan, gatal, nyeri, selanjutnya timbul rasa malu dan cemas. Perawat
harus menanyakan tentang jumlah, warna, konsistensi, bau dan pengeluaran terus
menerus. Gejalanya seperti luka, perdarahan, gatal, dan nyeri pada genital.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan ini mencakup :
a. Pemeriksaan fisik umum yaitu : tinggi badan, berat badan, bentuk/postur
tubuh, system pernafasan, kardiovaskuler, tingkat kesadaran.
b. Pemeriksaan spesifik yaitu :
- Pemeriksaan Payudara
Pemeriksaan inspeksi payudara dilakukan pada pasien dengan posisi
duduk. Hal yang diperiksa : ukuran, simetris, apakah ada pembengkakan,
masa retraksi, jaringan parut/bekas luka,kondisi putting susu.
- Pemeriksaan Abdomen
Pemeriksaan abdomen untuk mengetahui adanya masa
abdominopelvic. Massa yang dapat ditemukan pada organ reproduksi,
sehingga perlu dikombinasikan riwayat kesehatan.
- Pemeriksaan Genetalia Eksternal
Bertujuan mengkaji kesesuaian umur dengan perkembangan system
reproduksi. Posisi pasien saat pemeriksaan genetalia eksternal adalah litotomi.
Kaji kondisi rambut pada simpisis pubis dan vulva, kulit dan mukosa
vulva dari anterior ke posterior hal yang dikaji mencakup adanya tanda-tanda
peradangan, bengkak, lesi dan pengeluarn cairan dari vagina.
- Pemeriksaan Pelvic
Pemeriksaan dalam pada vagina dan serviks, pertama kali dilakukan
secara manual dengan jari telunjuk, untuk menentukan lokasi serviks.
Lakukan inspeksi serviks, erosi, nodul, massa, cairan pervaginam dan
perdarahan, juga lesi atau luka.
B (Bidan)
Pastikan ibu/klien/bayi didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan
memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan.
A ( Alat)
Bawa perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan, seperti spuit, infuse set,
tensimeter, dan stetoskop.
K (Keluarga)
Beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien) dan alasan mengapa ia dirujuk.
Suami dan anggota keluarga lain harus menemani ibu (klien) ketempat rujukan.
S (Surat)
Beri surat ketempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien), alasan rujukan, uraian
hasil rujukan, asuhan atau obat-obatan yang telah diterima oleh ibu (klien).
O (Obat)
Bawa obat-obat esensial diperlukan selama perjalan merujuk.
K (Kendaraan)
Siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan ibu dalam kondisi yang
nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan dalam waktu yang cepat.
U (Uang)
Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli
obat dan bahan kesehatan yang di perlukan di tempat rujukan.
Langkah Langkah Rujukan Dalam Pelayanan Kebidanan
1. Menentukan kegawatdaruratan penderita
a. Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih ditemukan penderita yang
tidak dapat ditangani sendiri oleh keluarga atau kader/dukun bayi, maka
segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat, oleh karena
itu mereka belum tentu dapat menerapkan ke tingkat kegawatdaruratan.
b. Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas. Tenaga
kesehatan yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut harus
dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus yang ditemui, sesuai
dengan wewenang dan tanggungjawabnya, mereka harus menentukan
kasus mana yang boleh ditangani sendiri dan kasus mana yang harus
dirujuk.
2. Menentukan Tempat Rujukan
Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang
mempunyai kewenangan dan terdekat termasuk fasilitas pelayanan swasta
dengan tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita.
3. Memberikan Informasi Kepada Penderita dan Keluarga
Kaji ulang rencana rujukan bersama ibu dan keluarga. Jika perlu dirujuk,
siapkan dan sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan, perawatan dan
hasil penilaian (termasuk partograf) yang telah dilakukan untuk dibawa ke
fasilitas rujukan. Jika ibu tidak siap dengan rujukan, lakukan konseling
terhadap ibu dan keluarga tentang rencana tersebut. Bantu mereka membuat
rencana rujukan pada saat awal persalinan.
4. Mengirimkan Informasi pada Tempat Rujukan yang Dituju
a. Memberitahukan bahwa akan ada tempat rujukan yang dituju
b. Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan dan
selama dalam perjalanan ke tempat tujuan.
c. Menerima petunjuk dan cara penanganan untuk menolong penderita bila
penderita tidak mungkin dikirim.
5. Persiapan Penderita
6. Pengiriman Penderita
7. Tindakan Lanjut Penderita
Jika upaya penanggulangan di berikan di tempat rujukan dan kondisi ibu
telah memungkinkan, segera kembalikan klien ke tempat fasilitas pelayanan
asalnya dengan terlebih dahulu memberi hal-hal berikut :
1. Konseling tentang kondisi klien sebelum dan sesudah diberi upaya
penanggulangannya.
2. Nasihat yang di perlukan.
3. Pengantar tertulis ke fasilitas pelayanan kesehatan mengenai kondisi
pasien, upaya penanggulangan yang telah di berikan dan saran-saran.
Untuk penderita yang telah dikembalikan (rawat jalan pasca penanganan).
Penderita yang memerlukan tindakan lanjut tapi tidak melapor harus ada
tenaga kesehatan yang melakukan kunjungan rumah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rujukan adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus
atau masalah kebidanan yang timbul baik secara vertikal (dan satu unit ke unit
yang lebih lengkap/rumah sakit) untuk horisontal (dari satu bagian lain dalam
satu unit).(Muchtar, 1997)
Tujuan umum sistem rujukan adalah untuk meningkatkan mutu, cakupan dan
efisiensi pelayanan kesehatan secara terpadu. Tujuan khusus sistem rujukan
adalah : setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan yang sebaik-
baiknya, menjalin kerjasama dengan cara pengiriman penderita atau bahan
laboratorium dari unit yang kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap
fasilitasnya, menjalin pelimpahan pengetahuan dan keterampilan (transfer of
knowledge and skill) melalui pendidikan dan pelatihan antara pusat dan
daerah.
Keuntungan sistem rujukan, antara lain : pelayanan yang diberikan sedekat
mungkin ke tempat pasien, berarti bahwa pertolongan dapat diberikan lebih
cepat, murah, dan secara psikologis memberi rasa aman pada pasien dan
keluarganya, dengan adanya penataran yang teratur diharapkan pengetahuan
dan keterampilan petugas daerah makin meningkat sehingga semakin banyak
kasus yang dapat dikelola di daerah masing-masing, masyarakat desa dapat
menikmati tenaga ahli. Dalam merujuk kasus-kasus ginekologi, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, yaitu Bidan, Alat, Keluarga, Surat, Obat,
Kendaraaan, dan Uang(BAKSOKU).
DAFTAR PUSTAKA