Tujuan
Landasan teori
Mengamati mikroba dalam keadaan hidup adalah sangat sulit walaupun telah
menggunakan mikroskop. Terutama pengamatan pada sel bakteri. Sel bakteri
ukurannya sangat kecil dan transparan (tidak berwarna). Oleh sebab ithu
dikembangkan metode pewarnaan pengamatan. Dengan metode pewarnaan
pengamatan terhadap sel bakteri menjadi lebih jelas. Bahkan hasil pewarnaan ini
dapat digunakan untuk pewarnaan lebih lanjut dan mendalam, diantaranya digunakan
dalam penentuan jenis atau identifikasi.
Banyak metode pewarnaan yang dapat dilakukan dan mempunyai tujuan-
tujuan tertentu diantaranya adalah:
1. Mempermudah melihat bentuk jasad mikroba
2. Memperjelas ukuran dan bentuk jasad
3. Melihat struktur luar dan kalau memungkinkan juga struktur dalam
4. Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat fisik dan
kimia yang ada dapat diketahui.
Ada berbagai macam metode pewarnaan. Teknik perwarnaan tersebut adalah
pewarnaan sederhana, pewarnaan gram,pewarnaan tahan asam(acid fast ), pewarnaan
kapsula, pewarnaan endospora, pewarnaan negatif.
I. PERSIAPAN PEWARNAAN
o ALAT DAN BAHAN :
1. Obyek glass 6 buah
2. Kawat inokulasi 1 buah
3. Pembakar bunsen 1 buah
4. Alkohol 70%
5. Biakan murni
6. Kertas tissue
7. Sabun cuci
o CARA KERJA :
1. Bersihkan obyek glass dengan sabun cuci dan air panas sampai bersih dan
keringkan. Selanjutnya bersihkan dengan alkohol sehingga bersih dari
kotoran dan minyak.
2. Siapkan alat dan bahan di dalam entkas atau laminar yang telah disterilkan
. sterilkan kawat inokulasi dengan cara dipanaskan diatas api sampai pijar.
3. Ambil biakan murni yang berumur 1x24 jam, lepas penutup tabung
tersebut dan sterilkan mulut tabung reaksi dengan cara melewatkannya
melalui api.
4. Ambil bakteri dengan kawat inokulasi, lalu mulut tabung reaksi dilewatkan
diatas api dan ditutup kembali.
5. Pindahkan inokulum tersebut ditengah obyek glass yang telah ditetesi
sedikit air dan sebarkan dengan diameter kurang lebih 1 cm hingga rata.
6. Keringkan sediaan bakteri dengan dilewatkan beberapa kali diatas api.
7. Sediaan bakteri siap digunakan untuk pewarnaan.
o HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan hasil dari pengamatan yang diamati, bakteri yang ditemukan ialah
bakteri cocus atau bacillus.
o PEMBAHASAN
o KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan dibawah mikroskop dengan menggunakan
perbesaran 100 x 10, maka dapat disimpulkan bahwa pada sampel tersebut
ditemukan bakteri berbentuk coccus dan basillus.
Bakteri gram negatif ialah bakteri yang mempuyai daya mengikat zat warna
utama tidak kuat sehingga dapat dilunturkan oleh peluntur dan dapat diwarnai
oleh zat warna lawan (safranin) pada pengamatan mikroskop sel-sel bakteri
tampak berwarna merah.
o PEMBAHASAN
o KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang saya lakukan, bakteri yang saya temukan
merupakan bakterinya berwarna merah muda, berbentuk kapsul yang berarti termasuk
dalam bakteri yang tidak tahan asam.
Bakteri tidak tahan asam adalah bakteri yang tidak dapat mempertahankan zat
warna karbol-fuchsin pada saat dicuci dengan asam klorida dalam alkohol warnanya
akan luntur. Larutan asam terlihat berwarna merah, pada bakteri yang tidak tahan
asam karena larutan pemucat akan melakukan fuksin alkohol dengan cepat, sehingga
sel bakteri tidak berwarna. Setelah penambahan cat warna kedua bakteri tidak tahan
asam berwarna merah.
o PEMBAHASAN
Untuk mewarnainya maka lapisan lilin pada sel itu harus dihilangkan,
yaitu dengan cara pemanasan yang dimasukkan supaya lilinnya meleleh,
sehingga sel tersebut bisa dengan mudah menerima zat warna. Selain sukar
menerima zat warna, bakteri tahan asam juga sukar menyerap bahan
penghilang zat warna (pencuci), sehingga walaupun dicuci dengan larutan
asam encer, sel bakteri ini akan tetap mengikat zat warna yang telah masuk.
Sedangkan hasil bakteri yang telah didapat menyerap biru saja, ini berarti
bakteri tersebut merupakan bakteri tidak tahan asam.
o KESIMPULAN
V. PEWARNAAN KAPSUL
Kebanyakan bakteri mempunyai lapisan lendir yang menyelubungi
dinding sel seluruhnya. Jika lapisan lendir cukup tebal, ini disebut kapsula
yang tersusun oleh hasil metabolisme sel yang disekresikan. Umumnya terdiri
dari senyawa yang sangat kompleks berupa polisakarida. Fungsi kapsula untuk
melindungi sel terhadap kehadiran faktor lingkungan yang merugikan,
jugabertindak sebagai pengikat antar sel serta berfungsi sebagai gudang
makanan cadangan. Beberapa bakteri mempunyai kapsul yang berfungsi
manambah kemampuan bakteri untuk menginfeksi sel inang.
o CARA KERJA
1. Siapkan alat dan bahan
2. Tetesi sediaan bakteri dengan kristal violet tunggu selama 2 menit
3. Cuci dengan larutan CuSO4 lalu keringkan dengan kertas tisu
4. Amati dibawah mikroskop
o HASIL PENGAMATAN
o PEMBAHASAN
Pada bagian sebelah luar dari dinding sel beberapa jenis bakteri,
terdapat suatu zat semacam lender (gum). Karena zat tersebut terdapat
mengelilingi bakteri dan menyerupai kapsul, maka struktur demikian
disebut kapsul bakteri. Lendir tersebut dapat ditemui dalam keadaan tipis
ataupun tebal, tergantung dari jenis bakteri dan jenis makanan yang
terkandung dalam media. Lendir kapsul merupakan ekskresi dari dinding
sel bakteri itu sendiri dan berfungsi melindungi dirinya.
Komponen utama dari kapsul adalah air, bahn organik yang berupa
homo-polisakarida (misal selulosa, dekstran) atau hetero-polisakarida
(misal alginat), kandungan zat kimia yang tergantung dari spesies,
biasanya kapsul tersusun dari polisakarida atau polipeptida.
o KESIMPULAN
o PEMBAHASAN
o KESIMPULAN