Anda di halaman 1dari 1

Pengacara pidana disini adalah seorang yang mendapatkan kuasa dari Kliennya untuk

mendampingi, mewakili dan membela hak-hak Klien guna mendaptkan keadilan


dalam proses Penyelidikan, Penuidikan, Penuntuta, Persidangan maupun dalam
pelaksanaan Putusan oleh Hakim sampai yang berkaitan dengan Upaya-Upaya hukum
yang dapat diajukan oleh Klien seorang Pengacara Pidana sebagaimana diatur dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Pengacara Pidana disini
memiliki hak untuk memastikan bagi Kliennya guna mendaptkan keadilan dan
perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) sesuai dengan yang ditentukan menurut
Undang-Undang, sehinnga Pengacara Pidana memiliki posisi dan kedudukan yang
sangat strategis untuk memastikan berjannya Penyelidikan, Penyidikan, Penuntutan,
maupun dalam Persidangan dengan Adil dan tidak melanggar Hak-Hak dari Klien
seorang Pengacara Pidana, sehingga tujuannya adalah prosedur, wewenang dan
subtansi apa yang disangkakan kepada Kliennya benar-benar sesuai dengan Peraturan
Perundang-Undangan sebagai acuannya.

Adapun tugas dan tanggung jawab yang diemban advokat dan harus di perhatikan
dalam menangani suatu perkara adalah sebagai berikut :
a. Menjungjung tinggi kode etik profesinya;
b. Membantu terciptannya proses peradilan yang sederhana, cepat dan biaya
ringan, serta tercapainya penyelesaian perkara secara ringan;
c. Memegang teguh amanah yang diberikan kliennya dengan penuh tanggung
jawab baik terhadap kliennya, diri sendiri, hukum dan moral, maupun
terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
d. Memeberikan laporan dan penjelasan secara periodic kepada kliennya
mengenai tugas yang dipercayakan padanya;
e. Menghindari diri dari berbagai bentuk pemerasan terselubung terhadap
kliennya;
f. Bersikap simpatik dan turut merasakan apa yang diderita oleh kliennya
bahkan mengutamakan kepentingan kliennya daripada kepentingan
pribadinya;
g. Melaksanakan tugas profesi sebagai pemberi jasa hukum bertindak jujur, adil,
dan bertanggung jawab berdasarkan hukum dan keadilan;
h. Advokat juga berkewajiban memberikan bantuan hukum secara Cuma-Cuma
bagi klien yang tidak mampu, hal ini sesuai dengan keputusan Mahkamah
Agung No. 5/KMA/1972 tentang golongan yang wajib memberikan bantuan
hukum.

Anda mungkin juga menyukai