Anda di halaman 1dari 5

ISTILAH DAN DEFINISI DALAM GEOLOGI TEKNIK SIPIL

1. Batas cair tanah adalah kadar air minimum dimana sifat suatu jenis tanah berubah dari
keadaan cair menjadi plastis
2. Batas plastis tanah adalah batas dimana suatu tanah berubah sifatnya dari keadaan
plastis menjadi semi padat
3. Batas susut tanah adalah kadar air batas minimum, dimana pada pengurangan kadar air
tersebut tidak akan menyebabkan perubahan volume massa tanah, mulai terjadi
penyusutan volume tanah
4. Batuan (rock) adalah gabungan atau kumpulan mineral alamiah padat yang terbentuk
sebagai massa yang besar atau pecahannya, atau agregat bentukan alamiah dari mineral
berupa massa yang besar atau pecahan-pecahannya.
4.1 Batuan beku (igneous rock) adalah batuan yang terbentuk oleh kristalisasi massa
lelehan batu yang berasal dari gunung berapi.
4.2 Batuan malihan (metamorphic rock) adalah batuan yang terbentuk sebagai
akibat tegangan geser yang amat besar yang terjadi pada proses orogenik yang
dipengaruhi panas dan air. Hal ini menyebabkan aliran plastis atau akibat panas
batuan leleh yang masuk ke batuan kekar dan perubahan-perubahan secara kimiawi
serta menghasilkan mineral-mineral baru.
4.3 Batuan sedimen (sedimentary rock) adalah batuan yang terbentuk dari proses
pengendapan yang diangkut dan diendapkan. Material ini kadang-kadang sebagai
hujan kimia atau sisa-sisa tanaman dan binatang yang telah membeku akibat panas
dan tekanan yang amat besar atau reaksi kimia.
4.4 Batuan utuh adalah batuan atau blok batuan atau potongan batuan yang tidak
mengalami kerusakan. Sifat-sifat hidraulik dan mekaniknya dapat dikontrol dengan
uji karakteristik petrografi material yang dapat menunjukkan batuan segar atau
batuan terurai. Klasifikasinya dinyatakan dengan uji kekuatan tekan aksial tunggal
dan uji kekerasan.
5. Berat isi tanah adalah berat isi, dalam keadaan tanah masih mengandung air
6. Berat jenis tanah adalah angka perbandingan antara berat butir tanah dengan berat isi
air suling dengan isi sama pada suhu 40C.
7. Cetakan benda uji adalah cetakan yang mempunyai bentuk beraturan, isi dan beratnya
dapat diukur secara tepat.
8. Data geologi adalah kondisi umum permukaan tanah daerah yang bersangkutan, dengan
keadaan geologi lapangan, kedalaman lapisan keras, sesar, kelulusan tanah, bahaya gempa
bumi, dan parameter yang harus digunakan.
8.1 Kekar adalah diskontinuitas yang terjadi karena gaya tektonik pada batuan,
pengerasan magma menjadi batuan, namun tidak menunjukkan gejala pergeseran.
8.2 Pemetaan geologi adalah Pekerjaan pengumpulan data geologi terperinci setempat
(insitu) secara sistematik, yang digunakan untuk memberikan data karakteristik dan
dokumentasi kondisi massa batuan atau singkapan (yang diperlukan untuk desain
lereng galian atau stabilisasi lereng yang ada.
9. Retak-pecah (fracture) adalah istilah umum untuk segala jenis ketidaksinambungan
mekanis pada batuan, atau suatu kondisi diam pada kesinambungan mekanis badan
batuan akibat tegangan yang melampaui kekuatan batuan, contohnya sesar (faults), kekar
(joints), retakan (cracks), dan lain-lain.
10. Data geoteknik/mekanika tanah adalah kondisi bahan fondasi, bahan konstruksi,
sumber bahan timbunan, batu untuk pasangan batu kosong, agregat untuk beton, batu
belah untuk pasangan batu, dan parameter tanah yang harus digunakan.
11. Deskripsi kualitas batuan (Rock Quality Designation = RQD) adalah persentase
termodifikasi dari perolehan inti dengan jumlah panjang potongan inti utuh yang
melebihi 100 mm (4 in) dan dibagi dengan panjang inti. Atau RQD merupakan ukuran
persentase batuan yang terambil dari sebuah interval lubang bor.
12. Deskripsi tanah adalah pemberian nama contoh tanah secara sistematik, tepat dan
lengkap, baik dalam bentuk tertulis maupun lisan.
13. Gradasi tanah adalah komposisi ukuran butir suatu jenis tanah
14. Hidrometer adalah suatu alat pengujian berdasarkan proses sedimentasi tanah
15. Investigasi geologi merupakan suatu kegiatan penyelidikan tanah yang berfungsi untuk
mengetahui karakteristik tanah yang diperlukan sebagai data masukan/input untuk
keperluan perencanaan bangunan.
16. Kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah
dengan berat kering tanah
17. Kadar air optimum adalah kadar air dimana berat isi keringnya mencapai Maksimum
18. Kekuatan geser tanah adalah tahanan atau tegangan geser maksimum yang dapat
ditahan oleh tanah pada kondisi pembebanan tertentu
19. Kekuatan geser tanah pada kondisi tanpa drainase adalah kekuatan maksimum yang
dapat ditahan oleh tanah apabila tanah digeser dengan cepat sehingga drainase air dalam
tanah tidak terjadi
20. Kepadatan tanah dalah perbandingan antara berat tanah terhadap volume tanah
21. Kerangka batang pemuntir adalah pipa pelindung yang dipasang disekeliling batang
pemuntir untuk mencegah gesekan batuan antara batang pemuntir dan dinding lubang
bor atau pipa pelindung lubang bor waktu pengujian.
22. Klasifikasi batuan adalah pengelompokan batuan untuk menggolongkan batuan utuh
padat dan massa batuan berdasarkan perilaku atau komposisi dan tekstur; berdasarkan
tegangan tekan dan rasio modulus; atau berdasarkan akibat pembebanan yang
diperkirakan dari pola diskontinuitas, rekahan, kekar, celah-celah, retakan dan bidang
perlemahan.
23. Klasifikasi tanah adalah pengelompokan tanah dalam kategori yang berdasarkan atas
hasil-hasil uji indeks propertis (sifat fisik) misalnya nama kelompok dan simbol.
23.1 Uji geoteknik insitu adalah uji lapangan yang terdiri atas metode jenis penetrasi
(SPT, CPT, CPTu, DMT, CPMT, VST) dan jenis probing (PMT, SBP), untuk
mendapatkan langsung respon tanah dasar di bawah pengaruh berbagai
pembebanan dan kondisi drainase. Uji-uji tersebut saling melengkapi dan dapat
digunakan bersama-sama dengan uji geofisik untuk mengembangkan pemahaman
sifat perlapisan tanah dan batuan di daerah lokasi proyek.
23.2 Uji geser baling (VST = vane shear test) atau uji baling lapangan (FV = field vane)
adalah uji lapangan yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kuat geser tidak
terdrainase setempat dari lempung lunak-kaku dan lanau pada interval kedalaman 1
m (3,28 ft) atau lebih.
23.3 Uji penetrasi konus (CPT = Cone penetration test) atau uji sondir adalah uji lapangan
yang paling terkenal di Indonesia, karena dapat dilakukan dengan cepat, ekonomis,
dan memberikan gambaran profil lapisan tanah yang kontinu untuk digunakan
dalam evaluasi karakteristik tanah. Uji CPT dapat digunakan dalam tanah lempung
sangat lunak sampai pasir padat, tetapi tidak memadai untuk kerikil atau batuan.
23.4 Uji penetrasi standar (SPT = Standard penetration test) adalah uji yang dilaksanakan
bersamaan dengan pengeboran untuk mengetahui baik perlawanan dinamik tanah
maupun pengambilan contoh terganggu dengan teknik penumbukan. Uji SPT terdiri
atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam tanah dan disertai
pengukuran jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah sedalam 300 mm (1
ft) vertikal.
23.5 Uji pinhole adalah uji yang dilakukan untuk mengidentifikasi tanah lempungan
apakah bersifat mudah tergerus atau tidak (SNI-03-3405). Tanah lempung yang
mudah tergerus disebabkan karena proses pelarutan dan dikategorikan sebagai
lempung bersifat khusus yang disebut sebagai tanah dispersif (dispersive clays).
23.6 Uji pisokonus adalah uji penetrometer konus dengan tambahan transduser untuk
mengukur tekanan air pori selama pemasukan probe.
24. Koefisien kelulusan air (k) adalah angka yang menunjukkan kemampuan tanah/batuan
untuk mengalirkan air, dan dinyatakan dalam satuan panjang dibagi satuan waktu (cm/s).
24.1 Sifat kelulusan air tanah/batuan adalah kemampuan tanah/batuan untuk
mengalirkan air melalui rongga antarbutiran dan atau diskontinuitas.
24.2 Nilai Lugeon (Lu) adalah angka yang menunjukkan kemampuan batu atau tanah
mengalirkan air, dinyatakan dalam liter per menit per meter kedalaman pada
tekanan 10 bar (1 bar = 1,0197 kg/cm2).
24.3 Uji kelulusan air bertekanan adalah pengujian langsung di lapangan untuk
mengetahui sifat lulus air dari batuan, dengan cara memasukkan air bertekanan ke
dalam lubang bor batuan yang diuji.
25. Koefisien rembesan tanah adalah koefisien yang tergantung pada beberapa faktor, yaitu:
kekentalan cairan, distribusi ukuran pori, distribusi ukuran butiar, angka pori, kekasaran
permukaan butiran tanah, dan derajat kejenuhan tanah.
26. Kohesi tanah adalah kekuatan saling mengikat antara butir tanah
27. Konsolidasi adalah suatu proses perubahan volume tanah akibat keluarnya air pori yang
disebabkan oleh peningkatan tekanan air pori dalam lapisan tanah jenuh air yang diberi
beban sampai terjadi kondisi seimbang.
28. Terkonsolidasi adalah suatu proses dengan memberikan tekanan samping sesuai dengan
kebutuhan dan dibiarkan hingga tekanan air porinya kembali pada tekanan semula
sebelum pengujian.
29. Uji konsolidasi adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik suatu tanah
selama proses konsolidasi berlangsung dan merupakan suatu metode uji untuk
menentukan koefisien pemampatan dan kelulusan air tanah.
30. Kuat tekan bebas adalah besarnya beban aksial per satuan luas
31. Lubang uji adalah lubang bor dimana digunakan untuk melakukan uji.
32. Parit uji adalah galian yang dibuat dengan bentuk seperti parit dengan tujuan untuk
mengetahui lebih jelas geologi di permukaan, misalnya batas atau bidang kontak lapisan-
lapisan batuan, rekahan (fracture), patahan, tingkat pelapukan dan tebal lapisan penutup
(over burden)
33. Sumur uji (test pit) adalah sumuran uji yang dibuat dengan tujuan untuk mengetahui jenis
dan tebal lapisan tanah dengan lebih jelas, baik untuk pondasi bangunan maupun untuk
bahan timbunan pada daerah sumber galian bahan (borrow area)
34. Pencatatan hasil pengeboran adalah data dasar penyelidikan yang memberikan data
terperinci hasil penyelidikan dan merupakan deskripsi prosedur penyelidikan dan kondisi
geoteknik yang terjadi selama pengeboran, pengambilan contoh dan pengeboran inti.
35. Pengeboran adalah suatu proses pembuatan lubang vertikal/miring/horisontal pada
tanah/batuan dengan atau tanpa menggunakan alat/mesin untuk keperluan deskripsi
tanah/batuan, biasanya dapat dilakukan bersama-sama dengan uji lapangan dan
pengambilan contoh tanah/batuan.
35.1 Pengeboran tangan adalah alat bor untuk mendapatkan informasi geoteknik
dangkal di lapangan yang sulit dimasuki kendaran beroda empat, dengan standar
umum lubang tipe bor auger. Untuk tanah kohesif yang stabil, bor tangan dapat
dilanjutkan untuk membantu pemeriksaan secara terperinci kondisi tanah dan
batuan dangkal dengan biaya relatif rendah.
35.2 Pengeboran tanpa inti (non-coring/destructive) adalah cara yang relatif cepat dan
murah dalam melanjutkan pengeboran bila tidak diperlukan contoh batuan inti,
biasanya digunakan untuk membantu menentukan bagian atas batuan dan
Mengidentifikasi rongga pelarutan di daerah karst.
35.3 Pipa lindung (casing) adalah pipa yang ditempatkan di lubang bor untuk melindungi
tepi lubang bor agar pengeboran dapat dilanjutkan secara bertahap.
36. Tanah adalah campuran butiran mineral tanah berbentuk tidak teratur dari berbagai
ukuran yang mengandung pori-pori di antaranya. Pori-pori ini dapat berisi air jika tanah
jenuh, air dan udara jika jenuh sebagian, dan udara saja jika keadaan kering. Butiran itu
merupakan hasil pelapukan batuan secara mekanik dan kimiawi, yang dikenal sebagai
kerikil, pasir, lanau, dan lempung.
36.1 Contoh tanah terganggu (disturbed samples) adalah contoh tanah yang sebagian
atau seluruh struktur asli tanah terganggu, sementara kadar airnya tetap dijaga.
36.2 Contoh tanah tidak terganggu (undisturbed samples) adalah contoh tanah yang
struktur asli tanah dan sifat/karakteristiknya dijaga tetap seperti di lapangan tanpa
gangguan; contoh ini paling cocok untuk pengujian di laboratorium terutama uji
Metode Kerja Grouting Test

GROUTING TEST DI LAPANGAN TITAB DAM

I. GROUTING TEST

1.1. UMUM

Sesuai dengan salah satu syarat dalam perencanaan pembangunan sebuah Bendungan
maka angka permeabilitas (k) atau nilai Lugeon menjadi acuan dalam menentukan
kelayakannya. Dalam ‘Buku Pedoman Grouting Untuk Bendungan disebutkan bahwa
angka permeabilitas (k) adalah k ≤ n x 10 –5cm/detik sedangkan nilai Lugeon untuk
Bendungan berkisar antara 1 s/d 5. Dalam menentukan perencanaan pola grouting maka
harus diperoleh terlebih dahulu data dari hasil grouting test. Dalampelaksanaan grouting
test akan diperoleh data – data antara lain :
- Spasi lubang grouting yang efektif
- Kedalaman lubang grouting yang efektif
- Kuantitas (volume) bahan grout
- Tekanan grouting yang sesuai
- Campuran grouting yang sesuai
- Koefisien permeabilitas (k) , harga Lugeon
- Efektifitas grouting

1.2. LOKASI

Lokasi pekerjaan grouting test terletak di desa Titab, kecamatan Busungbiu, Kabupaten
Buleleng. Sedangkan pelaksanaan pekerjaan grouting test akan dilaksanakan pada
sandaran kanan, sandaran kiri dan dasar sungai (river bed). Selain dari itu jumlah titik
grouting test perlu ditambah beberapa tempat bilamana dijumpai adanya perbedaan
formasi geologi. Jenis batuan yang akan di grouting adalah type Volcanic – classic rock .

gambar 1. Pola grouting test.

- Selanjutnya pemboran dilakukan pada lubang bor BH-2 dan lubang bor BH-3. Pada
lubang BH-2 dan BH-3 tidak diambil core dan urut urutan sama dengan lubang
pertama yaitu bor - test air bertekanan (WPT) dan grouting.. Dengan adanya hal
tersebut nantinya akan didapat besarnya koefisien permeabilitas (k) dan nilai
Lugeon dari tiap stage lubang bor dan besarnya penyerapan semen.

- Jika grouting telah selesai maka lubang grout ditutup dengan mortar campuran pasir :
semen 2 : 1.

- Dengan selesainya pemboran pada 3 lubang tersebut maka selanjutnya ditengah-


tengah segitiga sama sisi tersebut dilakukan pemboranCH-1 (Check
Holes) dengan kedalaman sama dengan ke tiga lubang grouting atau lebih dalam 5
meter, dan pemboran lubang tersebut jugadiambil contoh batuannya (Core) ,

Anda mungkin juga menyukai