Anda di halaman 1dari 5

BAB I [ Pendahuluan ]

LATAR BELAKANG
Kebakaran hutan dan lahan menyebabkan berbagai dampak bagi
lingkungan dan masyarakat, baik langsung maupun tidak langsung. Kebakaran
hutan dan lahan yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh faktor alam dan
manusia. Faktor manusia yang menjadi pemicu kebakaran hutan dan lahan
diantaranya konversi lahan, kegiatan penyiapan lahan, dan pembukaan lahan.
Untuk pertanian maupun perkebunan dengan cara pembakaran. Tingginya
konversi lahan di Indonesia di sebabkan oleh faktor sosial-ekonomi
masyarakat, kebijakan kepemilikan lahan, bencana alam, dan demografi
(Ekadinata dan Dewi 2011) serta konversi lahan pada umumnya terjadi pada
area hutan menjadi non hutan.
Riau merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang sering mengalami
kebakaran hutan dan lahan, dimana pada ahun 1997/1998 kebakaran hutan di
Riau termasuk bencana nasional (Karnowo 1998). Kejadian kebakaran hutan
dan lahan erat hubungannya dengan masalah emisi karbon yang dihasilkan,
karena unsur karbon merupakan senyaawa yang dominan dalam kebakaran
hutan.
Karbondioksida (CO2) merupakan gas yang paling banyak dihasilkan dari
kebakaran hutan dan lahan sehingga meningkatkan akumulasi gas rumah kaca
di atmosfer. Oleh karena itu diperlukan pendugaan emisi karbondioksida
akibat kebakaran hutan dan lahan pada berbagai tipe penutupan lahan di
Provinsi Riau.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kejadian kebakaran
hutan dan lahan pada berbagai tipe penutupan lahan di Provinsi Riau pada
tahun 2000, 2005, dan 2009 serta menduga emisi gas rumah kaca (CO2) yang
dihasilkannya.
MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kejaian kebakaran
hutan dan lahan di Provinsi Riau pada berbagai tipe penutupan lahan pada
tahun 2000, 2003 dan 2009 serta estimilasi gas rumah kaca (CO2) yang
dilepaskan. Informasi tersebut diharapkan dapat digunakan oleh instansi-
instansi terkait sebagai upaya untuk pencegahan dan pengendalian kebakaran
hutan dan lahan.
BAB IV [ Pembahasan ]
(1). Pengertian Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan, kebakaran vegetasi, atau kebakaran semak, adalah sebuah
kebakaran yang terjadi di alam liar, tetapi juga dapat memusnahkan rumah-
rumah dan lahan pertanian disekitarnya. Penyebab umum termasuk petir,
kecerobohan manusia, dan pembakaran.
Musim kemarau dan pencegahan kebakaran hutan kecil adalah penyebab
utama kebakaran hutan besar.
Kebakaran hutan dalam bahasa Inggris berarti "api liar" yang berasal dari
sebuah sinonim dari Api Yunani, sebuah bahan seperti-napalm yang digunakan
di Eropa Pertengahan sebagai senjata maritim
(2). Penyebab Kebakaran Hutan
Penyebab kebakaran hutan, antara lain:
- Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang
panjang
- Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok
sembarangan dan lupa mematikan api di perkemahan.
- Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari
letusan gunung berapi.
- Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian
atau membuka lahan pertanian baru dan tindakan vandalisme.
- Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang
dapat menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim kemarau.
(3). Dampak Kebakaran Hutan
Dampak yang ditimbulkan dari kebakaran liar antara lain:
1. Menyebarkan emisi gas karbon dioksida ke atmosfer. Kebakaran
hutan pada 1997 menimbulkan emisi / penyebaran sebanyak 2,6 miliar
ton karbon dioksida ke atmosfer (sumber majala Nature 2002). Sebagai
perbandingan total emisi karbon dioksida di seluruh dunia pada tahun
tersebut adalah 6 miliar ton.
2. Terbunuhnya satwa liar dan musnahnya tanaman baik karena
kebakaran, terjebak asap atau rusaknya habitat. Kebakaran juga dapat
menyebabkan banyak spesies endemik/khas di suatu daerah turut punah
sebelum sempat dikenali/diteliti.
3. Menyebabkan banjir selama beberapa minggu di saat musim hujan
dan kekeringan di saat musim kemarau.
4. Kekeringan yang ditimbulkan dapat menyebabkan terhambatnya jalur
pengangkutan lewat sungai dan menyebabkan kelaparan di daerah-
daerah terpencil.
5. Kekeringan juga akan mengurangi volume air waduk pada saat musim
kemarau yang mengakibatkan terhentinya pembangkit listrik (PLTA)
pada musim kemarau.
6. Musnahnya bahan baku industri perkayuan, mebel/furniture. Lebih
jauh lagi hal ini dapat mengakibatkan perusahaan perkayuan terpaksa
ditutup karena kurangnya bahan baku dan puluhan ribu pekerja menjadi
penganggur/kehilangan pekerjaan.
7. Meningkatnya jumlah penderita penyakit infeksi saluran pernapasan
atas (ISPA) dan kanker paru-paru. Hal ini bisa menyebabkan kematian
bagi penderita berusia lanjut dan anak-anak. Polusi asap ini juga bisa
menambah parah penyakit para penderita TBC/asma.
8. Asap yang ditimbulkan menyebabkan gangguan di berbagai segi
kehidupan masyarakat antara lain pendidikan, agama dan ekonomi.
Banyak sekolah yang terpaksa diliburkan pada saat kabut asap berada di
tingkat yang berbahaya. Penduduk dihimbau tidak bepergian jika tidak
ada keperluan mendesak. Hal ini mengganggu kegiatan keagamaan dan
mengurangi kegiatan perdagangan/ekonomi. Gangguan asap juga
terjadi pada sarana perhubungan/transportasi yaitu berkurangnya batas
pandang. Banyak pelabuhan udara yang ditutup pada saat pagi hari di
musim kemarau karena jarak pandang yang terbatas bisa berbahaya
bagi penerbangan. Sering terjadi kecelakaan tabrakan antar perahu di
sungai-sungai, karena terbatasnya jarak pandang.
9. Musnahnya bangunan, mobil, sarana umum dan harta benda lainnya.
(3). Macam macam Kebakaran Hutan
Dilihat dari jenisnya, kebakaran hutan dibedakan menjadi tiga macam
(Sumardi dan S.M Widyaastuti. 2004: 177-178), yaitu:
Kebakaran permukaan (Surface Fire), yaitu kebakaran yang membakar
bahan-bahan yang tersebar pada permukaan lantai hutan, misalnya
serasah, cabang dan ranting mati yang gugur dan tumbuhan bawah;
Kebakaran dalam tanah (Gound Fire), yaitu kebakaran yang terjadi pada
jenis tanah yang mempunyai lapisan bahan organik tebal, misalnya
gambut. Proses kebakaran bergerak sangat lambat sehingga membakar
seluruh bahan organik yang ada diatasnya;
Kebakaran tajuk (Crown Fire), yaitu kebakaran yang terjadi pada lantai
hutan dengan lapisan tumbuhan bawah yang tebal dan kering,
seringkaliditambah banyaknya sisa kayu penebangan atau bahan mati
lainnya.
(4). Mencegah Kebakaran Hutan
Berikut adalah upaya dalam pencegahan kebakaran hutan:
1. Mengawasi titik rawan kebakaran hutan
2. Melakukan patroli dan pengawasan lebih ketat
3. Mendeteksi kebakaran hutan sedini mungkin
4. Mempersiapkan peralatan pemadaman kebakaran hutan
5. Membuat tempat penampungan air
6. Memasang alarm peringatan bahaya kebakaran
7. Melakukan penyuluhan
8. Tidak sembarang membakar
9. Memastikan bahwa api benar benar mati
10. Selalu siap siaga
11. Memeriksa peraturan setempat tentang perijinan dan pembatasan
larangan pembakaran
12. Menetapkan minimal jarak pembakaran
13. Melakukan pemetaan daerah rawan kebakaran
14. Menyediakan sistem informasi kebakaran hutan
(5). Mencegah Terjadinya Kebakaran Hutan
1. jangan membakar sampah di musim kemarau
2. membersihkan kebun yang bersemak dengan cara tidak dibakar.
3. Tanam-tanaman yang bermanfaat seperti pohon sawit, jati, mahoni dll.
4. Buat parit batas tanah yang jelas.
5. kawan-kawan yang hoby memancing di hutan, jika membuat api
pendiangan jangan ditinggalkan, padamkan.

(6). Cara Memadamkan Kebakaran Hutan


¢ Tentukan titik sasaran, dimana kebakaran terjadi.
¢ Persiapkan pompa bertekanan berikut drum air secara berdekatan.
¢ Pasanglah selang bertekanan sesuai keperluan.
¢ Gunakan Sepatu Both dalam tiap-tiap kegiatan pemadaman.
¢ Untuk mengatasi gangguan pernapasan, gunakan Masker Standar.

BAB V [ Penutup ]
Kesimpulan: Kebakaran hutan adalah salah satu bencana alam yang dapat
terjadi baik secara alam maupun oleh ulah manusia. Banyak penyebab yang
dapat memicu kebakaran hutan contohnya kemarau yang panjang. Untuk
meminimalisasi kebakaran hutan diperlukan pendeteksi api yang di pasang di
tiap-tiap titik api di hutan dan dipantau langsung oleh polisi hutan
Saran:

Anda mungkin juga menyukai