Anda di halaman 1dari 36

Rangkuman Buku Paket Audit

Auditing dan Jasa Assurance Edisi Keduabelas Jilid 2


Thanks to Preman 5-08 GhinFeb and the typist tim for the dedication!

5-08 Bu Triana Meinarsih (Rangkuman ini berisi bab 18,19,20,23,24) (bab 20 dan 23 belum lengkap)

Catatan:

 Laksanakan tugas dan kewajiban kita yang lebih utama terlebih dahulu, baru baca ini!
 Berdoalah sebelum belajar
 Disadari buku paket audit ini cukup sulit untuk dimengerti, jadi saran kami sediakan buku paket
audit untuk mendapatkan jalannya cerita audit yang dapat lebih dimengerti (Meskipun
rangkuman ini sudah dibuat sebanyak dan lengkap mungkin)
 Kami sangat sarankan baca presentasi juga seperti presentasi Bu Ana (feel free to ask a member
of kelas 5-08)
 Kami mohon maaf apabila banyak typo, but selamat belajar! Bismillah! Semoga dimudahkan

Bab 18 Audit Siklus Penggajian dan Personalia

- Penilaian dan Pengalokasian biaya tenaga kerja yang tidak tepat menimbulkan salah saji laba
bersih yang material
- Perbedaan utama antara siklus penggajian dan personalia dengan siklus lainnya adalah:
 Hanya ada 1 kelas transaksi untuk penggajian yaitu beban gaji.
Penggajian hanya memiliki 1 kelas transaksi karena penerimaan jasa dari karyawan dan
pembayaran jasa tersebut melalui penggajian biasanya terjadi dalam periode waktu yang
singkat.
 Transaksi pada umumnya jauh lebih signifikan nilainya ketimbang akun penggajian.
 Pengendalian internal terhadap penggajian sudah efektif bagi hampir semua perusahaan,
bahkan perusahaan yang kecil sekalipun.

Akun dan Transaksi dalam Siklus Penggajian dan Personalia

Selama periode berjalan, beban baru akan dicatat apabila karyawan telah benar-benar dibayar
dan bukan ketika biaya tenaga kerja terjadi. Akrual untuk tenaga kerja dicatat dengan ayat jurnal
penyesuaian pada akhir periode bagi setiap biaya tenaga kerja yang dihasilkan tetapi belum dibayar.
Fungsi Bisnis dalam Siklus Penggajian dan Personalia serta Dokumen dan Catatan Terkait

- Siklus penggajian dan personalia dimulai dengan merekrut karyawan dan diakhiri dengan
membayar karyawan tersebut/jasa yang mereka laksanakan dan pemotongan pajak oleh
pemerintah serta institusi lain dan pajak gaji serta manfaat akrual.

Fungsi bisnis tersebut di antarannya:

1. Personalia dan Kesempatan Kerja


Dokumen yang diperlukan:
a. Catatan Personalia
Meliputi data seperti tanggal mulai bekerja, ivestigasi personil, tingkat pembayaran,
pengurangan, yang diotorisasi, evaluasi kerja dan tangal berhenti bekerja.
b. Formulir otorisasi pengurangan
Digunakan untuk mengotorisasi pengurangan gaji, termasuk jumlah pembebasan untuk
pemotongan pajak penghasilan 401(k) dan program tabungan pension lainnya , obligasi
tabungan A.S. serta iuran serikat pekerja
c. Formulir Otorisasi
Digunakan untuk mengotorisasi tingkat pembayaran.

2. Pencatatan Waktu dan Persiapan Penggajian


Merupakan hal yang penting dalam audit karena memengaruhi secara langsung beban
penggajian selama setiap periode. Untuk mencegah salah saji dalam 4 aktivitas berikut
diperlukan pengendalian yang memadai:
- Penyiapan kartu waktu oleh karyawan
- Pengikhtisaran dan perhitungan pembayaran kotor, pengurangan dan pembayaran bersih
- Penyiapan cek gaji
- Penyiapan catatan gaji

Dokumen yang diperlukan:


1. Tiket waktu pekerjaan yaitu formulir yang menunjukkan pekerjaan mana yang dikerjakan
karyawan selama periode waktu tertentu. Hanya digunakan jika seseorang karyawan
melakukan pekerjaan yang berbeda atau bekerja dalam departemen yang berbeda.
2. File transaksi penggajian yaitu berisi informasi tentang setiap transaksi seperti nama
karyawan, nomor identitas, tanggal, pembayaran kotor dan bersih, berbagai jumlah
pemotongan pajak dan klasifikasi akun
3. Jurnal atau Daftar penggajian
4. File Induk Penggajian yaitu file computer yang digunakan untuk mencatat transksi
penggajian bagi setiap karyawan dan mempertahankan total upah karyawan yang dibayar
selama tahun tersebut hingga saat ini.

3. Pembayaran Penggajian
- Untuk meningkatakan pengendalian, cek pembayaran umumnya diproses secara terpisah
dari pengeluaran lainnya.

Dokumen yang diperlukan:


1. Cek gaji yaitu jumlah cek tersebut merupakan pembayaran kotor dikurangi pajak dan
potongan lainnya
2. Rekonsiliasi rekening bank penggujian yaitu akun penggajian impresit adalah akun
penggajian terpisah dimana saldo bernilai kecil dipertahankan.

4. Penyiapan SPT Pajak Penggajian dan Pembayaran Pajak


- Perusahaan menyiapkan SPT Pajak Penggajian dengan menggunakan informasi tentang
transaksi penggajian dan file induk
Dokumen yang diperlukan:
1. Formulir W-2 yaitu formulir yang dikirm ke setiap karyawan yang mengikhtisarkan karyawan
selama tahun kalender, termasuk pembayaran kotor, pemotongan PPh dan Pemotongan
FICA (jaminan sosial)
2. SPT PPh yaitu formulir yang diserahkan ke unit pemerintah lokal, negara bagian dan federal
untuk menunjukkan pembayaran pajak yang dipotong dan pajak perusahaan.

Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transkasi
- Pengendalian internal untuk penggajian biasannya sangat terstruktur dan terkendali dengan
baik untuk mengelola pengeluaran kas, meminimalkan keluhan dan ketidakpuasan para
karyawan, serta meminimalisir kecurangan penggajian
- Sebagian besar salah saki mereka dikoreksi oleh pengendalian verifikasi internal atau ketika
merespons keluhan karyawan. Meskipun ada salah saji, salah saji tersebut jarang bersifat
material.

1. Memahami Pengendalian Internal Siklus Penggajian dan Personalia


- Pengujian substantive atas transaksi bervariasi tergantung pada risiko pengendalian yang dinilai
dan pertimbangan audit kinerja, seperti pengaruh penggajian terhadap persediaan
- Pengendalian kunci bagi siklus pengggajian dan personalia untuk menilai risiko pengendalian:
1. Pemisahan tugas yang memadai yaitu untuk mencegah pembayaran berlebih dan
pembayaran kepada karyawan yang tidak ada atau fiktif.
Fungsi Penggajian harus tetap independen dari departemen SDM yang mengendalikan
aktivitas penggajian kunci, seperti menambahkan dan menghapus karyawan.
Pemrosesan penggajian harus terpisah dari penyimpanan cek gaji yang telah ditandatangani.
2. Otorisasi yang tepat yaitu hanya departemen SDM yang beban mengotorisasi untuk
merubah dan menghapus karyawan atau mengubah tingkat upah serta potongan.
Jumlah jaminan setiap karyawan, tantara lembur, harus diotorisasi oleh penyelia karyawan.
3. Dokumen dan Catatan yang Memadai
4. Pengendalian fisik terhadap aktiva dan catatan yaitu cek harus ditandatangani oleh
karyawan yang bertanggung jawab untuk penggajian harus didistribusikan oleh seseorang
yang independen dari fungsi penggajian dan pencatatan waktu.
5. Pengecekan yang independen arus kinerja.

2. Formulir dan Pembayaran Pajak Penggajian


1. Penyiapan Formulir pajak penggajian yaitu sebagai bagian dari pemahaman atas
pengembalian internal, auditor harus mereview dan setidaknya salah satu jenis formulir
pajak. Penggajian yang merupakan tanggung jawab klien.
Indikasi salah saji yang potensial dalam SPT tersebut mencakup pembayaran denda dan
bunga di masa lalu akibat pembayaran yang tidak tepat, personil departemen penggajian
yang bertanggung jawab atas penyiapan SPT tersebut masih baru, tidak adanya verifikasi
internal terhadap informasi dan masalah arus kas yang dihadapi klien.
2. Pembayaran potongan pajak penggajian dan pemotongan lainnya secara tepat waktu yaitu
auditor menentukan apakah klien telah melakukan pembayaran dan pemotongan lainnya
secara tepat waktu, jumlah yang benar secara tepat waktu.

3. Persediaan dan Pertimbangan Kecurangan Penggajian


- Auditor seringkali memperluas prosedur audit penggajiannya jika penggajian memengaruhi
secara signifikan penilaiaan persediaan atau jika auditor menduga kemungkinan adanya
transaksi penggajian yang curang secara material, seperti karyawan fiktif atau penipuan jam
kerja.
1. Hubungan anggaran penggajian dan penilaian paersediaan
- Merupakan bagian bagian yang signifikan dari persediaan, yang merupakan hal yang
umum bagi perusahaan manfuktur dan konstruksi.
- Overhead yang dibebabnkan ke persediaan pada tanggal neraca dapat dinyatakan
terlalu tinggi jika gaji personil administrasi dibebankan secara tidak sengaja atau secara
sengaja ke overhead manufaktur tidak langsung
- Penilaian persediaan akan terpengaruh jika biaya tenaga kerja langsung setiap karyawan
dibebankan secara tidak benar ke pekerjaan atau proses yang salah.
2. Penggujian atas karyawan yang tidak ada
- Untuk menguji karyawan yang tidak ada, auditor dapat menelusuri transaksi yang
dicatat dalam jurnal penggajian ke departemen SDM untuk menentukan apakah
karyawan telah benar-benar bekerja selama periode penggajian.
- Setiap cek yang tidak diklaim harus diinvestigasi secara ekstensif untuk menentukan
apakah cek yang tidak diklaim itu merupakan kecurangan atau penipuan.
3. Pengujian atas kecurangan waktu
- Salah satu prosedurnya adalah merekonsiliasi total jam yang dibayar menurut catatan
penggajian dengan catatan jam kerja yang independen, seperti yang sering kali
diselenggarakan oleh pengendalian produksi.

Metodologi Untuk Merancang Pengujian atas Rincian Saldo


1. Mengidentifikasi resiko bisnis klien yang memengaruhi penggajian
- Contoh etika: Renegosiasi kontrak serikat kerja dan klaim diskriminasi
- Auditor harus memahami kemungkinan terjadinya peristiwa tersebut dan menentukan
pengaruh potensialnya terhadap LK, termasuk pengungkapan catatan kaki.
2. Menetapkan salah saji yang material dan menilai resiko inheren
- Jika sebagian besar transaksi melibatkan kas, ada resiko inheren berupa kecurangan
penggajian.
3. Menilai resiko pengendalian dan melaksanakan pengisian yang terkait
4. Melaksanakan prosedur analitis
5. Merancang dan melaksanakan pengujian atas rincian saldo untuk akun kewajiban dan beban
Verifikasi akun kewajiban yang berkaitan dengan penggajian, yang sering kali disebut “Beban
Penggajian Akrual” (Accrued Payroll Expenses), biasanya bersifat langsung jika pengendalian
internal telah beroperasi secara efektif
- Dua tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang utama dalam menguji kewajiban
penggajian adalah:
 Keakuratan (Akrual dalam neraca saldo telah dinyatakan pada jumlah yang
benar)
 Pisah batas (Transaksi dalam siklus penggajian dan personalia telah dicatat pada
periode yang benar)
- Akun Kewajiban yang utama dalam siklus penggajian dan personalia:
1) Jumlah potongan dari gaji karyawan
Pajak penggajian yang dipotong tetapi belum dibayar kepada pemerintah dapat
diuji dengan membandingkan saldonya dengan jurnal penggajian, formulir pajak
penggakian yang dibuat pada periode selanjutnya dan pengeluaran kas periode
selanjutnya.
2) Gaji dan upah akrual
3) Komisi akrual
Dalam memverifikasi komisi akrual, hal pertama yang perlu dilakukan adalah
menentukan sifat perjanjian komisi dan menguji perhitungannya berdasarkan
perjanjian tersebut.
4) Bonus akrual
Verifikasi atas akrual yang tercata biasanya dapat dicapai dengan
membandingkannya dengan jumlah yang diotorisasi pada risalah rapat dewan
direksi.
5) Pembayaran cuti liburan, cuti sakit dan tunjangan akrual lainnya
6) Pajak penggajian akrual
Diverifikasi dengan memeriksa formulir pajak yang disiapkan pada periodde
selanjutnya untuk menentukan jumlah yang sudah dicatat sebagai kewajiban
pada tanggal neraca
7) Pengujian atas rincian saldo untuk akun beban
8) Kompensasi pejabat
Memverifikasi apakah total kompensasi pejabat merupakan jumlah yang
diotorisasi oleh dewan direksi.
9) Komisi
10) Beban Pajak Penggajian
11) Total Penggajian
12) Tenaga kerja kontrak
13) Tujuan penggajian dan pengungkapan

Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi penggajian dan personalia


1) Keterjadian => Pembayaran penggajian yang tercatat adalah untuk pekerjaan yang
dilaksanakan oleh karyawan yang benar – benar ada.
2) Kelengkapan => Transaksi penggajian yang ada telah dicatat.
3) Keakuratan => Transaksi penggajian yang dicatat adalah untuk jumlah waktu yang benar-
benar dikerjakan dan pada tingkat upah yang sesuai, pemotongan pajak telah dihitung
dengan benar.
4) Posting dan pengikhtisaran => Transaksi penggajian telah dimasukkan dengan benar dalam
file induk penggajian dan diikhtisarkan dengan benar.
5) Klasifikasi => Transaksi penggajian telah diklasifikasikan dengan benar.
6) Penetapan waktu => Transaksi penggajian telah dicatat pada tanggal yang benar.
Bab 19 Audit Siklus Akuisisi dan Pembayaran

Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi

 Terdapat 3 alat transaksi yang dimasukan dalam siklus akuisisi dan pembayaran:
1. Akuisisi barang dan jasa
2. Pengeluaran kas
3. Retur & pengurangan pembelian serta diskon pembelian

 10 akun yang terlibat dalam siklus akuisisi dan pembayaran:


1. Kasi di bank
2. Retur & pengurangan pembelian
3. Diskon pembelian
4. Utang usaha
5. Beban dibayar di muka
6. Pembelian bahan baku
7. Properti, pabrik, dan peralatan
8. Akun pengendali beban manufaktur
9. Akun pengendali beban penjualan
10. Akun pengendali beban administrasi

A. Fungsi Bisnis dalam Siklus serta Dokumen & Catatan yang Terkait
Ada 4 fungsi bisnis dalam siklus akuisisi & pembayaran, yaitu:
1. Memproses pesanan pembelian
 Merupakan titik awal bagi siklus ini
Dokumen yang digunakan dalam fungsi ini:
 Permintaan pembelian (Purchase Requisition)  digunakan untuk meminta barang & jasa
oleh karyawan yang berwenang
 Pesanan pembelian ( Purchase Order)  Dokumen yang digunakan untuk memesan barang
& jasa dari vendor.
Pesanan tsb mencakup: Deskripsi, Kuantitas, dan Informasi terkait barang.
Sering digunakan untuk menunjukkan otorisasi akuisisi.

2. Menerima Barang & Jasa


 Merupakan saat dimana sebagian besar perusahaan mulai mengakui akuisisi & kewajibanterkait
pada catatannya.
Laporan penerimaan: Kertas/dokumen elektronik yang dibuat pada saat barang diterima
(receiving report).

3. Mengakui Kewajiban
Dokumen yg digunakan:
1. Faktur Vendor (invoice)  dokumen yang diterima dari vendor & menunjukkan jumlah yang
terutang atas suatu akuisisi.
Isi dok ini mencakup:
- Deskripsi dan kuantitas barang
- Harga (+ongkos angkut)
- Syarat diskon tunai
- Tanggal penagihan
- Total jumlah
2. Memo Debit (debit memo)  dokumen yang diterima dari vendor & menunjukkan
pengurangan jumlah yang terutang kepada vendor akibat retur barang/pengurangan yang
diberikan.
3. Voucher  digunakan untuk mencatat dan mengendalikan akuisisi terurama dengan
memungkinkan setiap transaksi akuisisi diberi nomor urut.
Voucher meliputi: - Sampul/folder berisi dokumen
- Paket dokumen/pesanan pembelian, saluran packing slip, laporan
penerimaan, & faktur vendor.
4. File Transaksi Akuisisi  File yang dibuat di komputer yang diproses oleh sistem akuntansi
selama suatu periode, seperti 1 hari, 1 bulan, atau 1 bulan.
File ini berisi informasi ttg setiap transaksi, seperti: Nama vendor, tgl, jumlah, kualifikasi akun,
deskripsi, dan kuantitas barang.
5. Jurnal Akuisisi (Listing)  Laporan ini dibuat dari file transaksi akuisisi.
Jurnal mengidentifikasikan apakah akuisisi dilakukan secara tunai/dengan piutang usaha.
Jurnal/listing meliputi total setiap jumlah akun yang dicatat selama periode waktu tsb.
6. File Induk Utang Usaha (Acc. Payable Master File)  Mencatat transaksi akuisisi, pengeluaran
kas, serta retur & pengurangan akuisisi untuk setiap vendor.
7. Neraca Saldo Utang Usaha (Acc. Payable Trial Balance)  mencantumkan jumlah yang
terutang kepada setiap vendor/dari setiap faktur/ voucher pada suatu titik waktu.
8. Laporan Vendor  Dokumen yang disiapkan setiap bulan oleh vendor & menunjukkan saldo
awal, akuisisi, retur & pengurangan, pembayaran kpd vendor, & saldo akhir.

4. Memproses & Mencatat Pengeluaran Kas


Dokumen yang terkait dg proses pengeluaran kas:
1. Cek  digunakan untuk membayar akusisi ketika poembayaran sudah jatuh tempo. Setelah
cek ditandatangan oleh org yg berwenang, cek tsb mjd sebuah aktiva.
2. File transaksi pengeluaran kas  file yg dibuat dg komputer yg mencantumkan semua
transaksi pengeruaran kas yg diproses oleh sistem akuntansi selama suatu periode, seperti 1
hari, 1 bulan, atau 1 bulan.
3. Jurnal/listing pengeluaran kas

B. Metodologi utk Merancang Pengujian Pengendalian & Pengujian Subtantif


 Pada audit khusus, akun yg paling banyak menyita waktu utk diverifikasi oleh pengujian atas
rincian saldo adalah:
 Piutang usaha
 Persediaan
 Aktiva tetap
 Utang usaha
 Beban
 Pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi utk siklus akuisisi &
pembayaran dibagi ke dlm 2 bidang yg luas:
1. Pengujian akuisisi  Meliputi 3 dr 4 fungsi bisnis (fungsi 1-3)
2. Pengujian pembayaran  Menyangkut fungsu ke-4
 Metodologinya adalah:
1. Memahami Pengendalian Internal (PI)
 Auditor harus memahami PI dg mempelajari bagan arus klien, meriview kuisioner PI, dan
melaksanakan pengujian walkthrough utk transaksi akuisisi & pengeluaran kas.
2. Meilai Risiko Pengendalian yg Direncanakan
 Otorisasi Pembelian  Otorisasi yang tepat untuk melakuakn akusisi akan
memastikan bahwa barang & jasa yang diperoleh adalah demi memenuhi tujuan
perusahaan yang diotorisasi & menghindari akuisisi item yang berlebihan/tdk
diperlukan.
Contoh: akuisisi aktiva tetap yang melebihi batas nilai yg telah ditentukan
memerlukan persetujuan dewan direksi, perlegkapan dupesan kembali secara
otomatis apabila sdh berada di bawah tingkat yang telah ditentukan sebelumnya.
Agar PI berjalan baik, departemen pembelian harus terpisah dari dept yg
mengotorisasi akuisisi/menerima barang.
 Pemisahan penyimpanan aktiva dari fungsi lainya  utk mencegah
pencurian/penyalahgunaan, barang tsb harus dikendaliakn secaran fisik dari
penerimaannya hingga pengunaan/pelepasannya.
Personel di dept penerimaan harus independen dari personel penyimpanan &
dept akuntansi.
 Pencatatan yg tepat waktu & review independen atas transaksi  Dept utang
usaha umumnya bertangungjawab utk memverifikasi kelayakan akuisisi. Hal ini
dilakukan dengan membandingkan rincian pada pesanan pembelian, laporan
penerimaan, & faktur vendor utk menentukan bahwa deskripsi, harga, kuantitas,
syarat, & angka2 yg ada dalam faktur vendor sudah benar.
Pengendalian yg penting dalam dept utang usaha & teknologi informasi adalah
persyaratan bahwa personil yg mencatat akusisi tidak boleh memiliki akses ke kas,
sekuritas, & aktiva lainnya.
 Otorisasi pembayaran  Pengendalian yg paling penting thd pengeluaran kas
termasuk:
o Penandatanganan cek oleh individu yg memiliki wewenag yg tepat
o Pemisahan tanggung jawab utk menytandatangani cek ?& melaksanakan
fungsi utang usaha
o Pemeriksaan yg cermat atas dokumen pendukung oleh si penandatangan
cek pd saat cek di tandatangani.

Mereka juga harus memiliki metode pembatalan dokumen pendukung agar tidak
bisa lg digunakan sbg pendukung cek lainnya pada waktu nanti. Metode yg umum
adalah menuliskan nomor cek pada dok pendukung.
3. Menentukan Kas Pengujian Pengendalian
4. Merancang Pengujian Pengendalian & Pengujian Subtantif atas transaksi utk akuisisi
Kebenaran banyak akun aktiva, kewajiban,&beban tergantung pd pencatatan transaksi yg
benar dlm jurnal akuisisi terutama yg berhubungan dg 4 tujuan audit yaitu:
a. Keterjadian  Akuisisi yg dicatat adalah utk barang & jasa yg diterima, konsisten dg
kepentingan utama klien.
- Jika auditor yakin bahwa pengendalian sudah memadai utk tujuan ini, pengujian atas
transaksi yg tdk benar & transaksi yg dicatat padahal sebenarnya tidak ada dapat
dikurangi secara drastis.
- Jika pengendalian thdp transaksi yg tidak tepat/transaksi yg sebenarnya tidak ada
tidak memadai, akan diperlukan pemeriksaan yg lebih efektif atas dok pendukung,
b. Kelengkapan  akuisisi yang telah dicatat.
c. Keakuratan  akuisisi yang telah dicatat secara akurat.
Luas pengujian yg terinci atas banyak akun neraca & beban bergantung pada evaluasi
keefektifan PI terhadap keakuratan transaksi akuisisi yang dicatat.
d. Klasifikasi  akuisisi yg telah diklasifikasikan dg benar.
Pengujian yg terinci atas setiap akun tertentu dapat dikurangi jika auditor yakin bahwa
PI sudah memadai utk memberikan kepastian yg layak menyangkut klasifikasi yg benar
dalam jurnal akuisisi.

5. Merancang Pengujian Pengendalian & Pengujian Subtantif atas Transaksi untuk


Pengeluaran Kas
6. Samplimg Aribut untuk Pengujian Pengendalian & Pengujian Subtantif atas Transaksi
Terdapat 3 perbedaan yg penting antara akuisisi & pembayaran dibanding siklus lainnya:
a. Terdapat sejumlah besar akun yang terlibat dalam siklus akuisisi & pembayaran,
termasuk akun laporan laba rugi dan neraca. Hal ini meningkatkan potensi salah saji
klasifikasi, yg bbrp mungkin akan mempengaruhi laba.
b. Sudah lebih umum bagi transaksi dalam siklus akuisisi & pembayaran utk menuntut
pertimbangan yg signifikan, seperti biaya lease & kontruksi. Pertimbangan tsb
menyebabkan meningkatnya risiko slaah sajio. Akibatnya auditor seringkali
mengurangi tingkat pengecualian yg dpt ditoleransi utk atribut keakuratan.
c. Jml nilai uang setiap transaksi dalam siklus mencakup rentang yg luas. Akibatnya
uaditor seringkali memisahkan item2 yg bernilai besar & tidak biasa serta mengujinya
atas dasar 100%.

C. Metodologi utk Merancang Pengujian atas Rincian Saldo Utang Usaha


 Utang usaha mencakup kewajiban akuisisi bahan baku, peralatan, utilitas, reparasi, serta
banyak jenis barang & jasa alinnya yg diterima sebelum akhir tahun.
 Utang usaha harus dibedakan dari kewajiban akrual dan kewajiban berbunga.
 Kewajiban akan dianggap sbg utang usaha hanya jika total kewajiban itu diketahui & terutang
pada tgl neraca.
 Jika kewajiban mencakup pembayaran bunga, hal tsb harus dicatat sbg wesel bayar, utang
kontrak, utang hipotik/hutang obligasi.
 Karena utang usaha cenderung material bagi sebagian besar perusahaan, auditor hampir
selalu melaksanakan sejumlah pengujian atas rincian saldo.
 Metodologinya adalah:
1. Mengidentifikasi risiko bisnis klien yg mempengaruhi utang usaha
 Auditor harus memahami perubahan sistem akuntansi (pencatatan, proses akuisisi,
dsb) untuk mengidentifikasi apakah risiko bisnis klien dan pengendalian manajemen
ygbterkait mempengaruhi kemungkinan salah saji yg material dalam utang usaha.
2. Menetapkan salah saji yg dapat ditoleransi & menilai risiko inheren
 Auditor umumnya menetapkan salah saji yg dapat ditoleransi yg relatif tinggi utk
utang usaha. Auditor seringkali menilai risiko inheren sbg sedang/tinggi.
3. Menilai risiko pengendalian & merancang & melaksanakan Pengujian Pengendalian &
Pengujian Subtantif atas Transaksi
 Pengujian subtantif auditor bergantung pada keefektifan relatif pengendalian internal
yg berhubungan dg usaha.
4. Merancang & melaksanakan prosedur analitis
 Auditor harus membandingkan total beban tahun berjalan dengan tahun sebelumnya
untuk mengungkapkan salah saji utang usaha serta kaun beban.
 Membandingkan beban saat ini seperti sewa, utilitas, dan tagihan lainnya yg terjadwal
secara teratur dg tahun sebelumnya merupakan suatu prosedur yg efektif untuk
menganalisis utang usaha apabila beban dari tahun ke tahun diharapkan relatif stabil.
5. Merancang & melaksanakan pengujian atas rincian saldo utang usaha
 Tujuan audit yg berkaitan dg utang usaha: eksistensi, kelengkapan, keakuratan,
klasifikasi, pisah batas, detail tie-in, hak & kewajiban.
 Ketika memverifikasi saldo kewajiban, fokus utamanya adalah pada kewajiban yg
kurang saji/dihilangkan.
 3 ketentuan khusus terkait tujuan audit yg berkaitan deg utang usaha:
1. Tujuan nilai realisasi tdk dapat diterapkan pada kewajiban
2. Aspek hak dalam tujuan hak&kewajiban tdk dapat diterapkan pada kewajiban. Utk
kewajiban, audtor memperhatikan kewajiban klien atas pembayaran kewajiban
3. Utk kewajiban, penekanan diberikan pada pencarian kurang saji & bukan lebih saji.
 Prosedur audit aktual yg digunakan auditor sangat bervariasi tergantung pada sifat
entitas, materialitas utang usaha, sifat dan keefektifan pengendalian internal suatu
risiko inheren.

o Pengujian Pengendalian Setelah Periode


 Merupakan pengujian yg penting bagi utang usaha
 Luas pengujian untk mengungkapkan utang usaha yang belum tercatat, yg seringkali disebut
“’pencarian utang usaha yg belum tercatat”, sangat tergantung pd penilaian risiko pengendalian
& materialitas saldo akun yg potensial.
 Prosedur audit yg umum utk pengujian ini adalah:
1. Memeriksa dokumentasi yg mendasari pengeluaran kas selanjutnya
- Auditor memeriksa dokumen pendukung menyangkut pengeluaran kas setelah tgl neraca
guna menentukan apakah pengeluaran kas dilakuakn utk periode berjalan.
- Faktur vendor biasanya menunjukkan tanggal jasa diberikan. Auditor seringkali memeriksa
dok pengeluaran kas yg dibuat pada periode selanjutnya selama brp minggu setelah tgl
neraca terutama apabila klien tidak membayar tagihan atas dasar tepat waktu.
2. Memeriksa dokumentasi yg mendasar utk tagihan yg belum dibayar bbrp minggu setelah akhir
tahun
- Prosedur ini berbeda krn dilakukan utk kewajiban yg belum dibayar mendekati akhir
pekerjaan lapangan audit & bukan utk kewajiban yg telah dibayar.
3. Menelusuri laporan penerimaan yg dikeluarkan sebelum akhir tahun ke faktur vendor terkait
- Semua barang dagang yg diterima sebelum akhir tahun periode akuntansi harus
dicantumkan sbg utang
4. Menelusuri laporan vendor yg menujukkan saldo yg jatuh tempo ke neraca saldo
5. Mengirim konfirmasi ke vendor dg siapa klien melakukan bisnis
- Auditor kadang menggunakanya utk menguji vendor yg dihapus dr daftar utang usaha,
transaksi yg dihilangkan saldo akun yg salah saji.
6. Pengujian pisah batas
- Dilakukan untuk menentukan apakah transaksi yg dicatat beberapa hari sebelum & setelah
tgl neraca dicantumkan pd periode yg benar.
- Utk menguji jumlah pisah batas lebih saji, auditor harus menelusuri laporan penerimaan yg
dikeluarkan setelah akhir tahun ke faktur terkait guna memastikan bahwa hal itu tdk
dicatat sbg utang usaha.
7. Hubungan pisah batas dg observasi fisik persediaan
- Dalam menetukan apakah pisah batas utang usaha sudah benar, sangatlah penting jika
pengujian pisah batas dikoordinasikan dg observasi fisik persediaan.
- Satu-satunya cara bagi auditor utk mengetahui jenis salah saji mana yg telah terjadi adalah
dg mengoordinasikan pengujian pisah batas dg observasi persediaan.
- Informasi pisah batas utk akuisisi harus diperoleh selama observasi fisik persediaan.
- Pada saat tsb, auditor harus mereview prosedur dalam departemen penerimaan untuk
menentukan bahwa semua persediaan yg diterima sudah dihitung dan auditor harus
mencatat pada dokumentasi audit nomor laporan penerimaan terakhir dimana persedian
dilibatkan dalam penghitungan fisik.
Selama pekerjaan lapangan akhir tahun, auditor kemudian harus menguji catatan
akuntansi menyangkut pisah batas. Auditor harus menelusuri nomor laporan penerimaan
yg didokumentasikan sebelumnya ke catatn utang usaha utk memverifikasi bahwa hal tsb
telah dimasukkan/dikecualikan dg benar.
- Auditor juga harus memverifikasi apakah semua akuisisi yang dilakukan antara perhitungan
fisik dan akhir tahun telah ditambahkan ke persediaan fisik & utang usaha.
8. Pesediaan dalam perjalanan
- Menyangkut utang usaha, auditor harus membedakan antara akuisisi persediaan atas dasar
FOB Destination dan atas dasar FOB Origin. Untuk FOB Destination, hak akan berpindah ke
pembeli ketika persediaan diterima
- Jika akuisisi dilakukan atas dasar FOB Origin, perusahaan harus mencatat persediaan &
utang usaha yg terkait pada periode berjalan jika penerimaan dilakukan pada/sblm tanggal
neraca.
- Auditor dapat menentukan apakah persediaan akuisisi atas dasar FOB Destination/FOB
Origin dg memeriksa faktur vendor.
o Perbedaan Antara Faktur Vendor & Laporan Vendor
 Laporan vendor hanya mencantumkan total jumlah transaksi
 Laporan vendor lebih unggul dalam memverifikasi utang usaha karena mencantumkan saldo
akhir
 Faktur vendor lebih unggul dalam memverifikasi transaksi krn auditor memverifikasi setiap
transaksi & faktur menunjukan rincian akuisisi.

o Perbedaan Antara Laporan Vendor dan Konfirmasi


 Perbedaan yg paling penting terletak pada sumber informasinya
 Laporan vendor disiapkan oleh vendor (pihak ke-3 yg independen) tetapi beradad itangan
klien pada saat auditor memeriksanya, hal ini memberikan klien esempatan untuk mengubah
laporan vendor/menyimpan laporan tertentu dari auditor.
 Konfirmasi utang usaha umumnya berupa laporan tersendiri yang dikirimkan langsung ke
kantor akuntan publik oleh vendor. Respons thd permintaan konfirmasi tsb menyediakan
informasi yg sama seperti laporan vendor tetapi lebih dapat diandalkan.

o Jika klien memiliki pengendalian internal yg memadai & laporan vendor tersedia utk diperiksa,
konfirmasi biasanya tidak dikirimkan.

o Jika auditor memeriksa laporan vendor/menerima konfirmasi, maka dia harus merekonsiliasi
laporan/konfirmasi dg daftar utang usaha. Perbedaan yg ada seringkali disebabkan oleh:
- Persediaan dalam perjalanan
- Cek yg telah dikirim oleh klien tp belum diterima vendor pada tgl laporan
- Penundaan pemrosesan catatan akuntans

o Ukuran sampel untuk pengujian utang usaha sangat bervariasi, tergantung pada faktor2 seperti:
- Materialitas usaha
- Jumlah yg beredar
- Penilaian risiko pengendalian
- Hasil tahun sebelumnya
o Jenis pengujian audit untuk siklus akuisisi & pembayaran:

Kas di bank Utang usaha Beban akuisisi

Pembayaran Beban

(diaudit oleh (diaudit oleh


TOC, STOT, AP) STOT, TOC, AP)
Saldo akhir

(diaudit oleh
TDB, AP)

Akuisisi aset

Akuisisi Aset

(diaudit oleh
TOC, STOT, AP)

Saldo akhir Saldo akhir

(diaudit oleh AP (diaudit oleh AP


& TDB) & TDB)

Bukti yg tepat Pengujian Pengujian Prosedur analitis Pengujian atas


yg mencukupi = Pengendalian + substantif satas + (AP) + rincian saldo
menurut GAAS (TOC) transaksi (STOT) (TDB)
Bab 20 Pengujian dan Siklus Akuisisi dan Pembayaran

Akun yang umumnya berkaitan dengan transaksi siklus akuisisi pembayaran :


1. Aktiva
a. Kas
b. Persediaan
c. Perlengkapan
d. Properti, pabrik, peralatan
e. Paten, merk dagang, hak cipta
f. Sewa dibayar dimuka
g. Pajak dibayar dimuka
h. Asuransi dibayar dibuka
2. Beban
a. HPP
b. Beban sewa
c. Pajak properti
d. Beban PPh
e. Beban asuransi
f. Biaya profesional
g. Tunjangan pensiun
h. Utilitas
3. Kewajiban
a. Utang usaha
b. Utang sewa
c. Biaya proporsional akrual
d. Pajak properti akrual
e. Beban akrual lainnya
f. Utang PPh

A. Audit atas Properti, Pabrik, & Peralatan (PPP)


Akuisisi properti, pabrik, & peralatan dilakukan melalui siklus akuisisi & pembayaran
Klasifikasi akun properti, pabrik & peralatan :
 Tanah & pengembangan tanah
 Bangunan & perbaikan bangunan
 Peralatan manufaktur
 Peralatan & perkakas
 Modal & truk
 Pengembangan household
 Konstruksi dalam masa untuk PPP
Contoh PPP : akuisisi manufaktur
Peralatan Manufaktur Akumulasi Penyusutan

Saldo awal Saldo Awal


(1)akuisisi Pelepasan Pelepasan Penyusutan periode
berjalan

Saldo Akhir

Keuntungan / Kerugian Beban Penyusutan


atas pelepasan

Penyusutan periode
Berjalan

*Ket :
 Pendebetan peralatan manufaktur berasal dari siklus akuisisi & pembayaran
 Sistem akuntansi biasanya telah diuji untuk mencatat penambahan peralatan
manufaktur pada periode berjalan sebagai bagian dari pengujian atas siklus
akuisisi & pembayaran
 Catatan akuntansi yang utama untuk peralatan manufaktur serta akun PPP lain
umumnya berupa file induk aktiva tetap (Fixed asset matter file)
B. Setiap catatan yang ada dalam file mencantumkan :
 Deskripsi aktiva
 Tanggal akuisisi
 Biaya awal
 Penyusutan dalam tahun berjalan
 Akumulasi penyusutan properti
File induk juga berisi informasi mengenai properti yang diperoleh & dibuang selama
tahun bersangkutan

Auditor membedakan cara memverifikasi peralatan manufaktur dengan aktiva lancar


karena 3 alasan, yaitu :
a. Biasanya akuisisi peralatan manufaktur jarang ditemukan pada periode berjalan
b. Jumlah setiap akuisisi sering kali material
c. Peralatan mungkin tetap disimpan & dicatat dalam catatan akuntansi selama
beberapa tahun
Audit atas peralatan manufaktur lebih menekankan pada verifikasi akuisisi yang
dilakukan pada periode berjalan & bukan saldo akun yang dibawa dari tahun sebelumnya
Akun beban penyusutan & akumulasi penyusutan diverifikasi sebagai bagian dari aktiva
Akun akun yang perlu diverifikasi saat melakukan audit atas aktiva :
a) Akun aktiva (terkait dengan akuisisi & pelepasan)
b) Akun beban penyusutan
c) Akun akumulasi penyusutan
d) Akun gain/loss (terkait pelepasan/penjualan/pembuangan aktiva)
Dalam audit atas peralatan manufaktur & akun-akun terkait, auditor harus
memisahkanpengujian ke dalam 6 kategori, yaitu :
1) Melaksanakan prosedur analitis
Membandingkan akun-akun yang saling berkaitan untuk menguji kemungkinan
salah saji material dalam laporan keuangan
2) Memverifikasi akuisisi tahun berjalan
Perusahaan harus mencatat penambahan selama tahun berjalan dengan benar
karena aktiva memiliki pengaruh jangka panjang terhadap laporan keuangan
Dalam ... ini auditor menggunakan 7 tujuan audit yang berkaitan dengan saldo,
yaitu :
 Eksistensi
 Kelengkapan
 Keakuratan
 Klasifikasi
 Pisah batas
 Detail tie-in
 Hak & kewajiban
Titik awal untuk verifikasi ... tahun berjalan umumnya merupakan sebuah skedul
yang diperoleh dari klien. Isi skedul tersebut adalah :
 Daftar setiap penambahan
 Tanggal di ...
 Vendor
 Metode penyusutan
 Deskripsi
 Notasi apakah barang tersebut baru/bekas
 Umur aktiva
 Biaya/harga perolehan
Pengujian audit yang paling umum untuk memverifikasi penambahan adalah
memeriksa faktur vendor. Luas pengujian bergantung pada resiko pengendalian
yang dinilai auditor atas akuisisi & materialitas penambahan tersebut.

Hal-hal yang harus dipahami auditor dalam menguji akuisisi :


1) Prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum
untuk memastikan klien mengikuti persyaratan standar akuntansi
2) Kebijakan kapitalisasi klien
untuk menentukan apakah akuisisi telah diperlakukan secara konsisten
dengan tahun tahun sebelumnya
3) Auditor juga harus memverifikasi transaksi yang tercatat menyangkut
kelipatan klasifikasinya
4) Jika auditor menyimpulkan ... salah saji yang material ini mungkin
terjadi, mereka harus memvouching jumlah yang lebih besar yang
didebet itu akan beban

C. Memverifikasi pelepasan tahun berjalan


 Transaksi yang melibatkan pelepasan manufaktur seringkali disalahsajikan
apabila pengendalian internal perusahaan tidak memiliki metode formal untuk
memberitahu manajemen tentang penjualan, tukar tambah, pengabaian/pencurian
mesin & peralatan yang tercatat
 Tujuan verifikasi pelepasan tahun berjalan adalah untuk mengumpulkan bukti
yang cukup bahwa semua pelepasan telah dicatat & pada jumlah yang benar
 Titik awal verifikasi --> skedul klien yang berisi :
o Tanggal kapan aktiva dilepas
o Nama pihak yang mengakuisisi
o Harga jual
o Biaya awal
o Tanggal akuisisi
o Akumulasi penyusutan
 Prosedur yang sering digunakan untuk verifikasi pelepasan :
a) Mereview apakah aktiva yang baru diakuisisi menggantikan aktiva yang ada
b) Menganalisis keuntungan & kerugian atas pelepasan aktiva & pendapatan ...
yang diterima dan pelepasan aktiva
c) Mereview modifikasi pabrik & perubahan lini produk, pajak properti, atau
cakupan asuransi untuk indikasi penghapusan peralatan
d) Melakukan tanya jawab dengan manajemen & personil produksi mengenai
kemungkinan pelepasan aktiva
4. Memverifikasi saldo ... akun aktiva
a. 2 tujuan ketika mengaudit peralatan :
(1) Semua peralatan yang terccatat ada secara fisik pada tanggal neraca
(eksistensi)
(2) Semua peralatan yang dimiliki telah dicatat (kelengkapan)
b. Ketika merancang pengujian audit untuk memenuhi tujuan tersebut, pertama
auditor mempertimbangkan sifat pengendalian internal terhadap peralatan
manufaktur
c. Pengendalian yang penting meliputi :
(1) Penggunaan file induk untuk setiap aktiva tetap
(2) Pengendalian fisik yang memadai terhadap aktiva yang mudah
dipindahkan
(3) Penulisan nomor identifikasi ke setiap aktiva tetap
(4) Perhitungan fisik periode atas aktiva tetap & rekonsiliasinya oleh
personil akuntansi
d. Biasanya auditor tidak perlu menguji keakuratan/klasifikasi aktiva tetap yang
dicatat pada periode sebelumnya karena sudah diverifikasi dalam audit
sebelumnya ketika diperoleh
D.
5. Memverifikasi beban penyusutan
a. Tujuan verifikasi : keakuratan
b. Auditor berfokus pada penentuan apakah klien mengikuti kebijakan
penyusutan yang konsisten dari periode ke periode dan apakah perhitungan
klien sudah benar
c. Dalam verifikasi ini, ada 4 hal yang harus dipertimbangkan :
(1) Umur manfaat akuisisi periode berjalan
(2) Metode penyusutan
(3) Estimasi nilai sisa
(4) Kebijakan penyusutan aktiva dalam tahun akuisisi & disposisi
d. Dalam memutuskan kelayakan umur manfaat yang dibebankan ke aktiva yang
baru saja diakuisisi, auditor harus mempertimbangkan umur fisik aktiva, umur
yang diharapkan, dan kebijakan perusahaan yang ditetapkan menyangkut
pertukaran peralatan
e. Metode yang berguna untuk mengaudit penyusutan adalah pengujian prosedur
analitis atas kelayakan
6. Memverifkasi saldo akhir akumulasi penyusutan
a. 2 tujuan dalam verifikasi ini adalah :
(1) Akumulasi penyusutan yang dinyatakan pada file induk properti
sama dengan buku besar umum
(2) Akumulasi penyusutan dalam file induk sudah akurat

Audit beban dibayar dimuka


Contoh akun-akun beban dibayar dimuka :
 Asuransi dibayar dimuka
 Sewa dibayar dimuka
 Pajak dibayar dimuka
 Perlengkapan
Prosedur analitis seringkali sudah mencukupi untuk beban dibayar dimuka, beban yang
ditangguhkan & aktiva tidak berwujud
3 pengujian dalam mengaudit beban dibayar dimuka :
1. Pengujian pengendalian internal
a. Pengendalian internal untuk beban dibayar dimuka (dalam contoh
beban asuransi) dapat dibagi dalam 3 kategori, yaitu :
i. Pengendalian terhadap akuisisi & pencatatan asuransi
ii. Pengendalian terhadap ... asuransi
iii. Pengendalian terhadap penghapusan beban asuransi
b. ... asuransi --> catatan polis asuransi yang berlaku & tanggal jatuh
tempo setiap polis
c. Karena syarat & jumlah itu menyediakan dasar untuk menentukan
jumlah asuransi dibayar dimuka, auditor secara independen akan
memverifikasi syarat & jumlah tersebut terhadap polis asuransi atau
kontrak yang mendasari
Asuransi dibayar dimuka Beban asuransi

Saldo awal akuisisi Beban asransi periode


Berjalan

Saldo akhir

Jumlah beban asuransi = nilai residu


E.
 Pengujian atas saldo akun beban yang umumnya diperlukan mencakup prosedur
analitis & pengujian untuk memastikan bahwa semua pembebanan ke beban
asuransi berasal dari kredit asuransi dibayar dimuka
 Dalam audit asuransi dibayar dimuka, auditor memperoleh skedul dari
klien/membuat sendiri skedul yang mencantumkan rincian mengenai polis
tertentu yang berlaku, nomor polis, cakupan asuransi untuk setiap polis, jumlah
premi, periode premi, beban asuransi untuk tahun berjalan & asuransi dibayar
dimuka pada akhir tahun
5 tujuan audit terkait beban dibayar dimuka :
1. Eksistensi dan kelengkapan
Polis asuransi dalam skedul asuransi dibayar dimuka memang ... & polis yang ada telah
dicantumkan
2. Hak
Klien memiliki hak atas semua polis asuransi dalam skedul asuransi dibayar dimuka
3. Keakuratan & detail tie-in
Jumlah dibayar dimuka pada skedul sudah tepat & totalnya sudah dijumlahkan dengna
benar serta sama dengan ...
4. Klasifikasi
Beban asuransi yang berhubungan dengan asuransi dibayar dimuka telah diklasifikasikan
dengan benar
5. Pisah batas
Traksaksi asuransi telah dicatat pada periode yang benar
Bab 23 Audit Saldo Kas

Kas lebih rentan digelapkan ketimbang jenis aktiva lainnya karena sebagiana besar aktiva lainnya itu
harus dikonversikan menjadi kas agar dapat digunakan.

Dalam audit kas, auditor harus membedakan antara memverifikasi rekonsililasi saldo pada laporan bank
klien dan saldo dibuku belajar umum, serta memverifikasi apakah kas yang tercatat di buku besar umum
merefleksikan dengan benar semua transaksi kas yang terjadi selama tahun tersebut.

Contoh salah saji pada saldo kas:

 Kegagalan menagih pelanggan (Siklus penjualan dan penagihan)


 Penggelapan kas dengan memotong penerimaan kas dari pelanggan sebelum penerimaan itu
dicatat, dengan menghapus akun sebagai piutang tak tertagih (Siklus penjualan dan penagihan)
 Salinan pembayaran faktur pemasok (siklus akuisis dan pembayaran)
 Pembayaran yang tidak semestinya berupa pengeluaran pribadi pejabat (siklus akuisis dan
pembayaran)
 Pembayaran bahan baku yang tidak diterima (siklus akuisis dan pembayaran)
 Pembayaran kepada karyawan untuk jam kerja yang lebih besar dari yang dia kerjakan (Siklus
penggajian dan personalia)
 Pembayaran bunga kepada pihak terkait dalam jumlah yang melampaui tingkat yang berlaku
(Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali)

Jika salah saji yang berbeda itu umumnya ditemukan sebagai bagian dari pengujian rekonsiliasi bank,
termasuk:

 Kegagalan memasukan cek yang belum dikliring oleh bank pada daftar cek yang beredar,
walaupun ia telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas
 Kas yang diterima oleh klien setelah tanggal neraca tetapi dicatat sebagai penerimaan kas pada
tahun berjalan
 Setoran yang dicatat sebagai penerimaan kas mendekati akhir tahun, disetorkan ke bank pada
bulan yang sama, dan dicantumkan dalam rekonsiliasi bank sebagai setoran dalam perjalanan
 Pembayaran wesel bayar yang didebet langsung ke saldo bank oleh bank, tetapi belum
dimasukkan dalam catatan klien.
Jenis Akun Kas

- Akun Kas Umum adalah kas yang penting bagi sebagian besar organisasi karena hampir semua
penerimaan dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini
- Akun Imprest adalah jenis akun imprest yang agak berbeda dari satu rekening bank untuk
penerimaan dan satu untuk pengeluaran.
Suatu saldo tetap akan dipertahankan dalam akun imprest dan personil yang berwenang dapat
bebas menggunakan dana tersebut untuk melaksanakan pembayaran asalkan konsisten dengan
kebijakan perusahaan
Ketika saldo kas hamper habis, permohonan pengisian kembali diajukan ke akun pengeluaran
imprest dan akun umum setelah pengeluaran disetujui.
- Akun bank cabang adalah berguna untuk membangun hubungan perbankan di komunitas lokal
dan memungkinkan sentralisasi operasi pada tingkat cabang
- Dana kas kecil imprest adalah merupakan akun sederhana seperti memisahkan sejumlah kas
dalam kotak terkunci untuk bebab yang tidak terduga. Akun ini seringkali hanya diisi kembali
satu atau dua kali perbulan dan lebih cepat dengan kas ketimbang dengan cek atau untuk
memudahkan karyawan dalam mencairkan cek pribadi atau cek penggajian
- Beban umum meliputi:
 Perlengkapan minor kantor
 Sumbangan amal
 Perangko
- Ekuivalen kas adalah bersifat jangka pendek dan sangat likuid
 Ekuivalen kas termasuk:
 Deposito berjangka
 Sertifikat deposito
 Dana pasar uang
 Ekuivaken kas yang dapat sangat material dicantumkan dalam laporan keuangan sebagai
bagian dari akun kas jika ekuivalen kas tersebut merupakan investasi jangka pendek
yang siap dikonversi menjadi sejumlah kas tertentu dan terdapat risiko perubahan nilai
yang tidak signifikan. Akibat perbuatan tingkat bunga.
 Sekuritas dan investasi jangka Panjang bukan merupakan ekuivalen kas.
Audit Akun Kas Umum
Tujuan audit yang berikaitn dengan saldo kas:
- Eksistensi
- Kelengkapan
- Keakuratan
- Pisah Batas
- Detail tie-in
Metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo kas di bank
 Tahap 1: Mengidentifikasi resiko bisnis klien yang memengaruhi kas
- Resiko bisnis klien bisa saja berasal dari kebijakan manajemen kas yang tidak tepat atau
penanganan dana yang dilakukan oleh pihak lain
- Resiko bisnis klien kemungkinan besar berasal dari ekuivalen kas dan jenis investasi lainnya
- Auditor harus memahami resiko yang berasal dari kebijakan dan strategi investasi klien,
serta pengendalian manajemen yang mengurangi resiko tersebut
 Tahap 2: Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai resiko inheren
- Karena kas lebih rentan terhadap pencurian ketimbang aktiva lainyya, terdapat resiko
inheren yang tinggi untuk tujuan eksistensi, kelengkapan dan keakraban
 Tahap 3: Menilai resiko pengendalian
- Pengendalian terhadap saldo kas akhir tahun dalam akun umum dapat dibagi dalam dua
kategori:
o Pengendalian terhadap siklus transaksi yang memengaruhi pencatatan dan
pengeluaran kas.
o Rekonsiliasi bank independen
-Jika pengendalian yang memengaruhi transaksi yang berhubungan dengan kas telah
beroperasi secara efektif, risiko pengendalian akan menurun sebagaimana pengujian audit untuk
rekonsiliasi bank akhir tahun.
Rekonsiliasi bank bulanan terhadap akun bank umum atas dasar tepat waktu oleh orang yang
independen menangani atau mencatat penerimaan serta pengeluaran kas merupakan pengendalian
yang penting terhadap saldo kas akhir.
Rekonsiliasi itu akan memastikan bahwa catatan akuntansi merefleksikan saldo kas yang sama seperti
jumlah akrual kas di bank setelah mempertimbangkan item-item rekonsiliasi.
Rekonsiliasi bank yang cermat oleh personil klien yang kompeten meliputi tindakan-tindakan berikut:
 Membandingkan cek yang dibatalkan dengan catatan pengeluaran kas menyangkut tanggal,
payee, satu pihak yang dibayar dan jumlahnya.
 Memeriksa cek yang dibatalkan menyangkut tanda tangan, endorsement dan pembatalan
 Membandingkan setoran di bank dengan penerimaan kas yang tercatat menyangkut tanggal,
pelanggaran dan jumlah
 Memeriksa urutan nomor cek dan menyelidiki cek yang hilang
 Merekonsiliasi semua item yang menyebabkan perbedaan antara nilai buku dan saldo bank
serta memverifikasi kesesuaianyya dengan bisnis klien
 Merekonsiliasi total debet pada laporan bank dengan total catatan pengeluaran kas
 Merekonsiliasi total kredit pada laporan bank dengan total catatan penerimaan kas
 Mereview transfer antar bank pada akhir bulan untuk melihat kesesuaian dan pencatatan yang
tepat
 Menindak lanjuti cek yang beredar dan pemberitahuan penghentian pembayaran.

Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
Merancan dan melaksanakan prosedur audit
Dalam banyak audit, rekonsiliasi bank akhir tahun diaudit secara ekstensif. Karena itu, penggunaan
prosedur analisis untuk menguji kewajaran saldo kas menjadi kurang penting dibandingkan untuk
sebagian besar bidang audit lainnya.
Merancang pengujian atas rincian saldo kas
- Langkah awak dalam memverifikasi saldo akun bank umum adalah memperoleh rekonsiliasi bank
dank lien untuk dicantumkan dalam dokumentasi auditor.
- Untuk mengaudit kas di bank, auditor memverifikasi apakah rekonsiliasi bank yang diterima dan
klien adalah benar
- Tujuan audit yang berhubungan dengan saldo dan pengujian aktas rincian saldo yang umum dalam
mengaudit akun kas adalah: Eksistensi, Kelengkapan, Keakuratan.

Tiga Prosedur audit akrual, yaitu:


1. Penerimaan konfirmasi bank
- Untuk memudahkan auditor dan juga banker yang diminta untuk mengisi bank, AICPA menyetujui
penggunaan formulir konfirmasi bank standar.
- Pentingnya konfirmasi bank dalam audit melampaui verifikasi atas saldo kas akrual
- Bank tidak langsung bertanggung jawab untuk mencari catatan mengenai saldo bank atau pinjaman
di luar yang dicantumkan dalam formulir oleh klien kantor akuntan publik.
- Bank tidak diharuskan menginformasikan kepada auditor hal-hal seperti batas kredit, persyaratan
saldo kompensasi atau kewajiban kontingensi menjamin pinjaman lainya.
2. Penerimaan laporan pisah batas bank
Yaitu laporan bank periode parsial dan cek yang dibatalkan yang kterkait Salinan slip deposit dan
dokumen lain yang tercantum dalam laporan bank, yang dikirimkan langsun oleh bank ke KAP.
- Tujuan laporan pisah batas bank: Memverifikasi item rekonsiliasi pada rekonsiliasi bank, akhir
tahun klien dengan bukti yang tidak dapat diakses oleh klien.
- Banyak auditor memverifikasi laporan bank periode selanjutnya jika laporan tersebut tidak diterima
langsung dari bank. Tujuannya adalah untuk menguji apakah karyawan klien telah menghilangkan
atau menambah dokumen yang menyertai laporan.
- Auditor memverifikasi dalam bulan setelah tanggal neraca:
a. Memfoot daftar semua cek yang dibatalkan, memo debet, setoran dan memo kredit
b. Memverifikasi bahwa laporan bank dalam keadaan seimbang ketika total footing digunakan
c. Mereview item yang dilibatkan dalam footing untuk memastikan bahwa hal itu telah dibatalkan
oleh bank pada periode yang benar dan tidak memasukkan penghapusan atau perubahan.
3. Pengujian rekonsiliasi bank
- Rekonsiliasi bank independen yang disiapkan dengan baik merupakan pengendalian internal yang
penting terhadap kas
- Auditor menguji rekonsiliasi bank untuk menentukan apakah personil klien telah merubah
rekonsiliasi bank dengan cermat dan untuk memverifikasi apakah saldo bank yang tercatat milik
klien sama dengan jumlah kas actual di bank, kecuali setoran dalam perjalanan, cek yang beredar
dan item rekonsiliasi lainnya.
- Verifikasi atas rekonsiliasi yang dilakukan auditor bank klien sudah akurat beberapa prosedur:
a. Memverifikasi bahwa rekonsiliasi bank klien sudah akurat secara matematis
b. Menelusuri saldo pada konfirmasi bank atau saldo awal pada laporan pisah batas ke saldo per
bank pada rekonsiliasi bank untuk memastikan saldo tersebut sama
c. Menelusuri setoran dalam perjalanan ke laporan pisah batas bank.
d. Dll
Bab 24 Penyelesaian Audit

Penyelesaian Audit ada 7 tahap, yaitu :

1. Melaksanakan Pengujian Tambahan Untuk Penyajian dan Pengungkapan

Ada 6 tujuan audit yang berhubungan dengan transaksi, ada 8 tujuan audit yang berhubungan dengan
saldo. Auditor mengevaluasi bukti yang mereka peroleh selama tiga tahap pertama dalam audit untuk
menentukan apakah mereka harus melakukan prosedur-prosedur tambahan untuk tujuan-tujuan
penyajian dan pengungkapan.

Tujuan Audit terkait penyajian dan pengungkapan :

1. Keterjadian serta hak dan kewajiban


Mengungkapkan peristiwa dan transaksi yang terjadi dan terkait dengan entitas. Contoh
prosedur substantif : Mereview kontrak untuk menentukan bahwa piutang usaha
dimohonkan sebagai jaminan.
2. Kelengkapan
Semua pengungkapan yang harus dimasukkan dalam laporan keuangan telah dimasukkan.
Contoh prosedur substantif : Menggunakan daftar pengungkapan untuk menentukan
apakah laporan keuangan sudah memuat semua pengungkapan yang diwajibkan oleh
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum.
3. Klasifikasi dan kemampuan untuk dipahami
Informasi keuangan disajikan dan digambarkan dengan tepat dan pengungkapannya
diekspresikan dengan jelas. Contoh prosedur substantif : Mereview laporan keuangan untuk
menentukan apakah aktiva (asset) diklasifikasikan dengan benar antara kategori lancer dan
tidak lancer.
4. Ketepatan dan Penilaian
Informasi keuangan dan informasi lainnya diungkapkan secara wajar, pada jumlah yang
benar. Contoh prosedur substantif : Merekonsiliasi jumlah yang dimasukkan dalam catatan
kaki utang jangka panjang dengan informasi yang diperiksa dan didukung dalam kertas kerja
audit utang jangka panjang auditor.
Dalam tahap IV (penyelesaian audit), auditor juga harus mengevaluasi apakah keseluruhan penyajian
dari laporan keuangan dan catatan kaki yang berhubungan sudah selesai dengan prinsip-prinsip yang
berlaku umum (GAAP). Mencakup evaluasi mengenai :

- Apakah laporan keuangan individual merefleksikan klasifikasi yang tepat dan deskripsi akan
konsisten dengan persyaratan
- Apakah informasi disajikan dalam bentuk yang tepat dan dengan terminology yang tepat sesuai
standar akuntansi

Salah satu kekhawatiran auditor berkenaan dengan tujuan penyajian dan pengungkapan adalah
menentukan apakah manajemen telah mengungkapkan semua informasi yang diperlukan. Untuk menilai
resiko bahwa tujuan kelengkapan untuk penyajian dan pengungkapa tidak dipenuhi, auditor
mempertimbangkan informasi yang diperolehnya selama 3 tahap pertama pengujian audit untuk
menentukan apakah mereka menyadari fakta dan situasi yang seharusnya diungkapkan.

Rangkuman proses audit :

a. Tahap 1 : Merencanakan dan merancang pendekatan audit


b. Tahap 2 : Melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
c. Tahap 3 : Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian atas rincian saldo
d. Tahap 4 : Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit

2. Mereview Kewajiban Kontijen dan Komitmen


Kewajiban kontijensi : potensi kewajiban di masa mendatang kepada pihak luar dengan jumlah yang
tidak diketahui dari aktivitas yang sudah ada
Tiga unsur kewajiban kontijensi :
a. Terdapat potensi pembayaran ke pihak luar / kerusakan aktiva yang diakibatkan oleh kondisi
yang sudah ada
b. Ketidakdisiplinan jumlah pembayaran / kerusakan di masa mendatang
c. Hasil akan dipecahkan oleh satu / beberapa kejadian di masa mendatang

Contoh kewajiban kontijensi : Tuntutan hukum yang belum diputuskan, klaim garansi
Tingkat kemungkinan keterjadian kewajiban kontijensi :

Tingkat Kemungkinan Perlakuan Laporan Keuangan


Remote (kecil kemungkinan) Tidak diperlukan pengungkapan
Reasonably possible Diperlukan pengungkapan catatan kaki
Probable (mungkin terjadi) - Jika jumlah dapat diestimasi secara masuk
akal, akun-akun laporan keuangan
disesuaikan
- Jika jumlah tidak dapat disetimasikan secara
masuk akal, diperlukan pengungkapan
catatan.

Kewajiban kontijensi yang mendapat perhatian auditor :

 Tuntutan tertrunda (pending) untuk pelanggaran paten


 Reasonably possible
 Mungkin terjadi (probable)
 Diskonto wesek tagih
 Jaminan untuk kewajiban orang lain
 Saldo letter of credit yang beredar yang tidak digunakan

Standar audit dengan jelas menyatakan bahwa manajemen lah yang bertanggungjawab
mengidentifikasi dan memutuskan perlakuan akuntansi yang pas untuk kewajiban kontijen.

Tujuan auditor yang utama dalam memverifikasi kewajiban kontijen adalah :

1. Tujuan kelengkapan penyajian dan pengungkapan : mengidentifikasi sampai batas praktis =,


setiap kontijensi yang belum diidentifikasikan oleh manajemen
2. Tujuan klasifikasi penyajian dan pengungkapan : mengevaluasi perlakuan akuntansi dan
kewajiban kontijen yang diketahui untuk menentukan apakah manajemen telah
mengklasifikasikan dengan benar kontijensi tersebut

Hal yang berhubungan erat dengan kewajiban kontijensi adalah komitmen.

Karakteristik komitmen : kesepakatan perusahaan untuk memberikan komitmennya pada suatu


rangkaian kondisi tetap di masa mendatang.
Kewajiban yang potensial kebanyakan diverifikasi sebagai bagian integral dari berbagai segmen
audit dan bukan sebagai aktivitas terpisah di dekat akhir audit (pengujian kewajiban kontijen di akhir
audit lebuh merupakan review ketimbang pencarian awal).

Langkah pertama dalam mengaudit kontijensi adalah menentukan ada atau tidaknya kontijensi
(tujuan keterjadian penyajian dan pengungkapan).

Prosedur audit untuk menemukan kontijensi :

1. Mengajukan pertanyaan kepada manajemen (lisan/tertulis) mengenai kemungkinan adaya


kontijensi yang tidak dicatat
2. Mereview laporam agen pendapatan internal tahun ini dan tahun sebelumnya untuk
penyelesaian pajak pendapatan
3. Mereview risalah pertemuan direksi dan pemegang saham untuk indikasi tuntutan
hukum/kontijensi lainnya
4. Menganalisis beban (biaya) hukum untuk periode di bawah audit dan mereview factor dan
laporan dari penasihat hukum untuk indikasi kewajiban kontijen, terutama tuntutan hukum dan
penundaan penilaian pajak
5. Memperoleh surat dari setiap pengacara utama yang memberikan jasa hukum untuk kliennya
dalam status penundaan tuntutan / kewajiban kontijen lain
6. Mereview dokumentasi audit untuk setiap informasi yang mungkin menunjukkan potensi
kontijensi
7. Memeriksa letter of credit yang berlaku pada tanggal neraca dan memperoleh konfirmasi untuk
saldo yang digunakan dan tidak digunakan

Kewajiban yang potensial cukup dikenal untuk dimasukkan dalam laporan sebagai kewajiban aktual.
Dalam kejadian lain, pengungkapan mungkin tidak diperlukan jika kontijensi sangat remote / tidk
material.

Prosedur audit untuk menemukan komitmen :

- Pencarian komiten yang tidak diketahui biasanya dilakukan sebagai bagian dari audit setiap
bidang audit
- Mengajukan pertanyaan kepada pengacara klien merupakan prosedur utama yang menjadi
tempat auditor bergantung untuk mengevaluasi tuntutan hukum yang diketahui atau klaim lain
terhadap klien dan mengidentifikasi tuntutan tambahan.
- Sifat penolakan oleh pengacara untuk menyediakan informasi yang lengkap mengenai kewajiban
kontijen kepada auditor jatuh dalam 2 kategori :
1. Pengacara menolak merespon karena kurangnya pengetahuan tentabg persoalan yang
melibatkan kewajiban kontijen
2. Pengacara menolak mengungkapkan informasi yang mereka anggap rahasia
- Jika pengacara menolak menyediakan informasi mengenai tuntutan hukum yang material /
klaim yang belum dinilai, auditor harus memodifikasi laporan audit mereka untuk merefleksikan
kurangnya bukti yang tersedia (auditor memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau
menolak memberikan pendapat.
3. Review Terhadap Peristiwa Kemudian (Subsequent event)
Subsequent event : Transaksi dan peristiwa yang muncul setelah tanggal neraca yang mungkin
mempengaruhi penyajian dan pengungkapan.
Tanggungjawab auditor untuk mereview peristiwa kemudian adalah : tanggal akhir neraca s.d.
tanggal laporan audit.
Terdapat 2 jenis peristiwa kemudian :
1. Peristiwa yang memiliki dampak langsung terhadap laporan keuangan dan memerlukan
penyesuaian
- Contoh :
Jika auditor mengalami kesulitan dalam menentukan penilaian yang benar dari persediaan
karena keusangan, penjualan persediaan bahan baku sebagai bahan sisa di periode kemudian
akan menunjukkan nilai persediaan yang benar pada tanggal neraca.
- Peristiwa periode kemudian berikut ini memerlukan penyesuaian karena jumlahnya material,
yaitu :
- Pernyataan kebangkrutan oleh pelanggan dengan saldo piutang usaha yang beredar karena
kondisi keuangan pelanggan yang memburuk
- Penyelesaian tuntutan hukum dengan jumlah yang berbeda dari jumlah yang dicatat di
dalam pembukuan
- Penyingkiran peralatan yang tidak digunakan dalam operasi dengan harga dibawah nilai
buku saat ini
- Penjualan investasi dengan harga dibawah biaya yang tercatat
- Ketika peristiwa kemudian digunakan untuk mengevaluasi jumlah yang dimasukkan dalam
laporan keuangan akhir tahun, auditor harus membedakan antara kondisi yang terjadi pada
tanggal neraca dan kondisi yang muncul setelah akhir tahun. Informasi selanjutnya seharusnya
tidak dimasukkan secara langsung kedalam laporan jika kondisi yang menyebabkan perubahan
dalam penilaian terjadi setelah akhir tahun.
- Jika auditor menyimpulkan bahwa peristiwa merefleksikan kelemahan yang material terjadi
pada akhir tahun, maka auditor memberikan pendapat tidak wajar atas pengendalian internal
terhadap pelaporan keuangan.
- Jika auditor tidak mampu menentukan dampak dari peristiwa kemudian terhadap efektifitas
pengendalian internal maka auditor menolak memberikan pendapat terhadap pengendalian
internal
2. Peristiwa yang tidak memiliki dampak langsung terhadap laporan keuangan tetapi memerlukan
pengungkapan
- Pengungkapan peristiwa dapat menggunakan catatan kaki dan kadang memerlukan
pengungkapan dalam laporan keuangan tambahan
- Contoh peristiwa :
a. Penurunan dalam nilai pasar sekuritas untuk tujuan dijual kembali
b. Penerbitan sekuritas / obligasi
c. Penurunan dalam nilai pasar dan persediaan sebagai konsekuensi dari tindakan pemerintah
yang menghalangi penjualan
d. Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat dari kebakaran
e. Merger / akuisisi

2 kategori prosedur audit untuk review peristiwa kemudian :

1. Prosedur audit yang biasanya diintegrasikan sebagai bagian dari verifikasi saldo akun akhir
tahun
2. Prosedur yang dilaksanakan untuk tujuan mengungkapkan peristiwa atau transaksi yang harus
diakui sebagai peristiwa lanjutan

Prosedur audit untuk mereview peristiwa lanjutan

1. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen


2. Berkorespondensi dengan pengacara
3. Mereview laporan internal yang disiapkan pada tanggal neraca
4. Mereview catatan yang disiapkan setelah tanggal neraca
5. Memeriksa risalah yang diterbitkan pada tanggal neraca
6. Memperoleh letter of representation

Penanggalan ganda :

- Kadang auditor menentukan bahwa peristiwa kemudian yang mempengaruhi laporan keuangan
periode berjalan terjadi setelah pekerjaan lapangan diselesaikan tetapi sebelum laporan audit
diterbitkan
- Dalam situasi tersebut, SAS 1 (AU30) mengharuskan auditor untuk memperluas pengujian audit
- Auditor memiliki 2 pilihan sebanding untuk untuk memperluas pengujian peristiwa kemudian :
1. Memperluas semua pengujian peristiwa kemudian hingga ke tanggal yang baru
2. Membatasi review peristiwa kemudian pada persoalan yang berhubungan dengan peristiwa
lanjutan yang baru

4. Akumulasi bukti akhir


Lima jenis pengumpulan bukti akhir :
1) Melaksanakan prosedur analitis akhir
- Bermanfaat sebagai review akhir untuk salah saji material / masalah keuangan yang tidak
ditemukan selama penyajian lain dan untuk membantu auditor mengambil pandangan
objektif akhir terhadap laporan keuangan
- Dalam tahap ini, partner pada umumnya mempertimbangkan kecukupan dari bukti yang
dikumpulkan mengenai saldo akun yang tidak biasa / tidak diharapkan dan saldo akun yang
tidak biasa / tidak diharapkan / hubungan yang sebelumnya tidak teridentifikasi

2) Mengevaluasi asumsi going concern


Penilaian awal dari going concern mungkin memerlukan revisi jika auditor menemukan, selama
audit, bahwa perusahaan telah gagal melunasi pinjaman, kehilangan pelanggan utamanya, atau
memutuskan untuk menyingkirkan aktiva yang substansial untuk melunasi pinjaman.
3) Memperoleh surat representasi manajemen
Biasanya surat ini di tandatangani oleh presiden direktur dan Chief Financial Officer (CFO).
Penolakan oleh klien untuk menyiapkan dan menandatangani surat mengharuskan pendapat
dengan pengecualian dalam laporan auditor.
Tiga tujuan dari surat representasi klien :
- Untuk menekankan kepada manajemen tanggungjawabnya atas asersi dalam laporan
keuangan
- Untuk mengingatkan manajemen potensi salah saji/penghapusan dalam laporan keuangan
- Untuk mendokumentasikan respon dari manajemen untuk mengajukan pertanyaan
mengenai berbagai aspek dari audit.

Empat kategori persoalan khusus yang harus dimasukkan dalam surat :

- Laporan keuangan
- Kelengkapan informasi
- Pengakuan, pengukuran dan pengungkapan
- Peristiwa kemudian

Surat representasi klien : surat pernyataan tertulis dari sumber non-independen dan oleh karena
itu tidak dapat dianggap sebagai bukti yang dapat diandalkan

4) Mempertimbangkan informasi yang menyertai laporan keuangan dasar


- Biasanya auditor tidak melaksanakan audit yang cukup rinci untuk dapat memberikan
pendapat terhadap informasi tambahan. Tetapi, standar pelaporan profesi mengharuskan
auditor membuat pernyataan yang jelas mengenai tingkat tanggungjawab yang diambil
untuk informasi tambahan.
- 2 jenis pendapat yang mungkin : pendapat positif (tingkat keyakinan tinggi) dan menolak
memberikan pendapat (tidak ada keyakinan)
5) Membaca informasi lain dalam laporan tahunan
5. Mengevaluasi Hasil
Auditor harus membuat kesimpulan secara keseluruhan mengenai keefektifan pengendalian internal
terhadap pelaporan keuangan. Lima aspek utama dalam mengevaluasi hasil :
1. Bukti yang tepat yang mencukupi
2. Bukti yang mendukung pendapat auditor
3. Pengungkapan laporan keuangan
4. Mengaudit review dokumentasi
5. Review independen
6. Menerbitkan laporan audit
7. Berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen
ALHAMDULILLAH SELESAI
Semoga kita dilancarkan UASnya dipertemukan lagi di Semester 6nya dan menjadi pribadi yang
lebih taat dan sholeh lagi kepada Sang Pencipta….Aamiin…Aamiin Ya Rabbal’alamiin

Mohon maaf apabila banyak kekeliruan dan kekurangan we’ll try our best next time!

Anda mungkin juga menyukai