Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara-negara berkembang
terutama anak-anak meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang disebabkan oleh air
minum yang tidak aman, sanitasi dan hygienis yang buruk.

PHBS 2010 : individu-individu dalam rumah tangga (keluarga) masyarakat


Indonesia telah melaksanakan PHBS dalam rangka:

1. Mencegah timbulnya penyakit dalam masalah-masalah kesehatan lain

2. Menanggulangi penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain, dalam rangka


menigkatkan derajat kesehatan

3. Memanfaatkan pelayanan kesehatan

4. Mengembangkan dan menyelengarakan upaya kesehatan bersumber masyarakat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu strategi yang
dicanangkan oleh Departemen Kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
Millenium 2015 melalui rumusan visi dan misi Indonesia Sehat, sebagaimana yang dicita-
citakan oleh seluruh masyarakat Indonesia dalam menyongsong Milenium Development
Goals (MDGs).

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga
anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang dipraktekkan
oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan
berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat harus diterapkan dalam setiap sisi kehidupan
manusia kapan saja dan dimana saja. PHBS di rumah tangga/keluarga, institusi kesehatan,
tempat-tempat umum, sekolah maupun di tempat kerja karena perilaku merupakan sikap
dan tindakan yang akan membentuk kebiasaan sehingga melekat dalam diri seseorang

PHBS adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu
mempraktekan PHBS. Dalam hal ini ada lima prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehataan
Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi Kesehatan. Kesehatan lingkungan adalah
suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif
terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula (Notoatmodjo S.,2003). PHBS
itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya tentang gizi: makanan, minuman
tablet tambah darah, mengkonsumsi garam beryodum, dan sebagainya.

Perilaku merupakan respon individu terhadap stimulasi baik yang berasal dari luar
maupun dari dalam dirinya. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) merupakan
sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,
yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan
dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. PHBS merupakan salah
satu pilar utama dalam Indonesia Sehat dan merupakan salah satu strategi untuk
mengurangi beban negara dan masyarakat terhadap pembiayaan kesehatan.

PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai
hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat
mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat.

Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. (UU Kesehatan RI No. 23 tahun
1992)

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber
daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM).

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism) terhadap


stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan,
serta lingkungan (Simons-Morton et al.,1995). Perubahan-perubahan perilaku kesehatan
dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang
dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau
aktifitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. (Notoatmodjo, 2005)

Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh :

a. Nilai

b. Sikap

c. Pendidikan/Pengetahuan

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja yang termasuk tatanan PHBS?

2. Apa tujuan dari PHBS?

3. Apa manfaat PHBS?

4. Apa saja strategi PHBS?

5. Apa saja faktor yang menyebabkan seseorang melakukan PHBS?

6. Apa sasaran PHBS menurut tatanan?

7. Apa aturan atau kebijakan mengenai PHBS?

C. Tujuan

Agar masyarakat lebih mengerti apa dan bagaimana yang dimaksud dengan PHBS.
BAB II

PEMBAHSAN

A. Tatanan PHBS

Manusia hidup di berbagai tatanan, yaitu berbagai tempat dan sistem sosial di mana
ia melakukukan kegiatan sehari-harinya. Di setiap tatanan faktor-faktor individu,
lingkungan fisik dan lingkungan sosial berinteraksi dan menimbulkan dampak pada
kesehatan. Sebab itu dapat di katakan bahwa suatu tatanan adalah suatu tempat di mana
manusia secara aktif memanipulasi lingkungan, sehingga sekaligus menciptakan.

Tatanan adalah tempat di mana sekumpulan orang hidup, bekerja, bermain,


berinteraksi dan lain-lain.

PHBS berada di lima tatanan yakni :

1. Tatanan rumah tangga

Membudayakan hidup sehat tidaklah sulit harus ada kesadaran, keinginan dan
kemauan untuk memulainya. Setiap keluarga dapat menerapkan prinsip untuk hidup
bersih serta menjadikan perilaku sehat menjadi kebiasaan setiap anggota keluarga.
Jika kebiasan yang baik telah ditanamkan sejak dini maka tidaklah sulit
melakukannya, karena sesuatu yang dilakukan sebagai kebiasaan sangat mudah untuk
dikerjakan. Tanamkan prinsip bahwa kesehatan merupakan suatu "kebutuhan",
sehingga kita akan termotivasi untuk mencapainya dan melakukannya.

Sepuluh indikator PHBS di tatanan rumah tangga:

a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.

Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menurunkan resiko gangguan


pasca persalinan dan mencegah infeksi neonatus.
b. Memberi Asi esklusif

Asi ekslusif secara nyata mampu menekan angka kematian balita, memberikan
Asi ekslusif tidak hanya memberikan manfaat bagi bayi namun bermanfaat juga
bagi ibu. Ibu yang menyusui 20 persen terhindar dari resiko terkena kanker
payudara dan kanker rahim.

c. Menimbang balita setiap bulan.

Jika keluarga memiliki balita wajib membawanya ke pos yandu untuk dilakukan
penimbangan. Menimbang berat badan merupakan parameter untuk menentukan
status gizi balita, dengan melakukan penimbangan setiap bulan dapat diketahui
pertumbuhan dan perkembangan balita serta dapat diketahui lebih awal jika
terdapat indikasi kekurangan gizi.

d. Menggunakan air bersih

Berbagai penyakit dapat diakibatkan oleh penggunaan air yang tidak bersih. Jika
kondisi air yang digunakan tidak jernih, keruh atau berbau sebaiknya air yang
digunakan diolah terlebih dahulu agar menjadi air bersih dengan menggunakan
saringan sederhana.

e. Mencuci tangan dengan air dan sabun.

Membiasakan untuk mencuci tangan setelah melakukan pekerjaan dan ketika


akan mengerjakan suatu pekerjaan hal ini secara nyata telah mencegah
perpindahan kuman dan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh berbagai
bakteri penyebab infeksi antara lain hepatitis B, HIV/AIDS.

f. Menggunakan jamban sehat.

Kotoran manusia merupakan sumber penyebaran penyakit yang sangat kompleks


antara lain tipus, disentri, kolera, berbagai macam penyakit cacing,
schisosomiasis dan sebagainya. Secara langsung kotoran ini dapat
mengkontaminasi makanan, minuman, sumber air, tanah dan sebagainya.

g. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu.


Mencuci dan membersihkan bak mandi dan tempat-tempat penyimpanan air
minimal seminggu sekali dan mengubur kaleng-kaleng bekas tindakan ini
merupakan cara memberantas jentik-jentik nyamuk demam berdarah. Karena
nyamuk demam berdarah bertelur di tempat genangan/penampungan air jernih
bukan air got atau sejenisnya.

h. Makan buah dan sayur setiap hari.

Sayur dan buah merupakan sumber gizi yang lengkap dan sehat serta mudah
didapatkan. Dengan mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari kebutuhan gizi
dapat terpenuhi.

i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

Aktifitas fisik, gerak badan atau melakukan pekerjaan di rumah akan


meningkatkan kekuatan otot dan menyehatkan badan.

j. Tidak merokok di dalam rumah.

Rokok berbahaya tidak saja bagi perokok tetapi juga terhadap orang–orang
disekelilingnya, untuk itu hindarilah untuk merokok di dalam rumah.

2. Tatanan sekolah

Indikator PHBS di sekolah antara lain:

a. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.

Sebab air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit, bila digunakan maka kuman dan bakteri berpindah ke tangan. Pada saat
makan kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan
penyakit antara lain diare, thypus, cacingan, flu burung dll.

b. Mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah.

Jajan sembarangan tidak aman karena kita tidak tahu apakah bahan tambahan
makanan (BTM) yang digunakan seperti zat pewarna, pengawet, pemanis dan
bumbu penyedapnya aman untuk kesehatan atau tidak.
c. Menggunakan sampah pada tempatnya

Sampah akan menjadi tempat berkembang biak serangga dan tikus, menjadi
sumber polusi dan pencemaran terhadap tanah, air dan udara.Sampah menjadi
media perkembangan kuman-kuman penyakit yang dapat membahayakan
kesehatan. Dan sampah juga bisa menimbulkan kecelakaan dan kebakaran.

d. Olah raga yang teratur dan terukur.

Manfaat olah raga yang teratur antara lain berat badan terkendali, otot lebih lentur
dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh lebih ideal dan proporsional, daya tahan tubuh
terhadap penyakit lebih baik dan menghindarkan diri dari penyakit jantung,
osteoporosis, diabetes, stroke dan hipertensi.

e. Memberantas jentik nyamuk.

Untuk memutuskan mata rantai siklus hidup nyamuk, sehingga nyamuk tidak
berkembang di lingkungan sekolah. Khususnya jentik nyamuk Aedes aeghypty
yang menyebabkan penyakit DBD, karena nyamuk ini menggigit pada siang hari
dimana siswa sedang belajar.

Perlu dilakukan kegiatan 3 m yaitu, menguras tempat-tempat penampungan air


seminggu sekali seperti vas bunga,bak mandi dll , menutup tempat-tempat
penampungan air dengan rapat dan mengubur barang bekas yang dapat
menampung air hujan.

f. Tidak merokok.

Karena banyak sekali efek negatif yang ditimbulkan oleh rokok, antara lain
terjangkit penyakit kanker paru-paru, kanker mulut, penyakit jantung, batuk
kronis, kelainan kehamilan, katarak, kerusakan gigi, dan efek ketagihan serta
ketergantungan terhadap rokok.

Di dalam sebatang rokok terkandung 4.000 bahan kimia dan 43 senyawa yang
terbukti menyebabkan kanker. Bahan utama rokok terdiri dari nikotin, tar dan CO.

g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan,


Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan badan serta status gizi. Agar
pertumbuhan anak dapat berkembang secara optimal.

h. Menggunakan jamban.

Untuk menjaga agar lingkungan selalu bersih, sehat dan tidak berbau. Supaya
tidak mencemari sumber air dilingkungan sekitar. Dan juga agar tidak
mengundang datangnya serangga kecoa/ lalat yang dapat menjadi vektor penyakit
seperti diare, cholera, disentri, thypus, cacingan dll.

3. Tatanan tempat kerja

Semua PHBS diharapkan dilakukan di tempat kerja. Namun demikian, tempat


kerja telah masuk kategori Tempat Kerja Sehat, bila masyarakat pekerja di tempat
kerja :

Indikator PHBS di tempat kerja antara lain :

1. Tidak merokok di tempat kerja

2. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.

3. Melakukan olahraga secara teratur/aktivitas fisik

4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang
air besar dan buang air kecil

5. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.

6. Menggunakan air bersih.

7. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.

8. Membuang sampah pada tempatnya. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)


sesuai jenis pekerjaan.

4. Tatanan tempat umum


PHBS ditempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat
pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk
mempraktekkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum
sehat.

Tempat-tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah atau


swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana
pariwisata, transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan
sarana sosial lainnya.

a. PHBS di Pasar

Menggunakan air bersih, membuang sampah pada tempatnya, menggunakan


jamban, tidak merokok di pasar, tidak meludah sembarangan, memberantas jentik
nyamuk

b. PHBS di tempat Ibadah

Menggunakan air bersih, membuang sampah pada tempatnya, menggunakan


jamban, tidak merokok di tempat ibadah, tidak meludah sembarangan,
memberantas jentik nyamuk

c. PHBS di Rumah Makan

Menggunakan air bersih, membuang sampah pada tempatnya, menggunakan


jamban, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, tidak merokok di rumah
makan, menutup makanan dan minuman, tidak meludah sembarangan,
memberantas jentik nyamuk.

d. PHBS di Angkutan Umum (Bus, Angkot, Kereta, Pesawat, Kapal Laut dll)

Menggunakan air bersih, membuang sampah pada tempatnya, menggunakan


jamban, tidak merokok di angkutan umum, tidak meludah sembarangan.

Manfaat:

a. Bagi masyarakat:Masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit.


Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat, serta mampu mencegah dan
mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi
b. Bagi tempat umumLingkungan menjadi lebih bersih, indah dan sehat sehingga
meningkatkan citra tempat umum, Meningkatkan pendapatan bagi tempat-tempat
umum sebagai akibat dari meningkatnya kunjungan pengguna tempat-tempat
umum

c. Bagi pemerintah Kabupaten/kotaPeningkatan presentase tempat umum sehat


menunjukkan kinerja dan citra pemerintah kabupaten/kota yang baik Kabupaten
/kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS
di tempat-tempat umum.

5. Tatanan fasilitas kesehatan

Indikator PHBS di fasilitas kesehatan antara lain: :

1. Menggunakan air bersih,

2. Menggunakan jamban yang bersih & sehat,

3. Membuang sampah pada tempatnya

4. Tidak merokok,

5. Tidak meludah sembarangan,

6. Memberantas jentik nyamuk.

B. Tujuan PHBS

Tujuan PHBS (DepKes RI 1997) adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran,


kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat
termasuk swasta dan dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal.

C. Manfaat PHBS

 Setiap anggota keluarga menjadi sehat

 Anak tumbuh sehat dan cerdas

 Anggota keluarga giat bekerja


 Pengeluaran biaya rumah tangga dapat di tunjukan untuk memenuhi gizi keluarga,
pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.

D. Strategi PHBS

Strategi PHBS, yaitu:

a. Gerakan Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan


berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran
agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek
knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu
melaksanakan perilaku yang di perkenalkan (aspek practice).

b. Bina Suasana

Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosialyang mendorong individu


anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang di perkenalkan. Tiga
pendekatan dalam bina suasana:1) Pendekatan individu2) Pendekatan kelompok3)
Pendekatan masyarakat umum

c. Advokasi

Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan
komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak
yang terkait ini bisa berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan
sebagai penentu kebijakan pemerintah dan menyandang dana pemerintah.

Adapun tahap-tahap advokasi, yaitu:

1) Mengetahui atau menyadari adanya masalah

2) Tertarik untuk ikut mengatasi masalah

3) Peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai


alternatif pemecah masalah.
4) Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif
pemecah masalah

5) Memutuskan tindak lanjut kesepakatan.

E. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB SESEORANG MELAKUKAN PHBS

Menurut Lawrence Green (1980), dalam Notoatmodjo (2007), dalam Jariston


(2009), ada tiga faktor penyebab mengapa seseorang melakukan PHBS, yaitu:

1. Faktor Pemuda (Predisposising factor)

Faktor ini mencangkup pengetahuan dan sikap anak-anak terhadap PHBS. Di mana
faktor ini menjadi pemicu atau anteseden terhadap perilaku yang menjadi dasar
atau motivasi bagi tindakannya akibat tradisi atau kebiasaan, kepercayaan, tingkat
pendidikan dan tingkat sosial ekonomi

2. Faktor Pemungkin (enambling factor)

Faktor pemicu terhadap perilaku yang memungkinkan suatu motivasi atau tindakan
terlaksana. Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas
kesehatan bagi anak-anak. Misalnya, air bersih, tempat pembuangan sampah
jamban, ketersediaan makanan bergizi dan sebagainya.Fasilitas ini pada
hakekatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya PHBS.

3. Faktor Penguat (reinforcing factor)

Faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau


tidak. Faktor ini terwujud dalam sikap dan perilaku pengasuh anak-anak atau orang
tua yang merupakan tokoh yang di percaya atau di panuti anak-anak.

F. Sasaran PHBS Menurut Tatanan

 Sasaran

Keluarga, instansi kesehatan, tempat kerja, sekolah, tempat umum.

 Primer
Individu, pasien, pengantar/ keluarga, keluarga pasien, karyawan, siswa, pengunjung,
masyarakat umum.

 Sekunder

Ortu/mertua, kader, petugas kesehatan, kader kesehatan, manager, serikat buruh,


organisasi profesi, guru, BK, karyawan, OSIS, pegawai, karyawan, manager.

 Tersier

Ketua RT, ketua RW, kades, pimpinan Institusi di Institusi Kesehatan, direktur,
pemilik, kepsek, pemilik, direksi, pemilik.

G. Aturan atau Kebijakan Mengenai PHBS

 Pembinaan PHBS di Rumah Tangga telah menjadi bagian dari Kesatuan Gerak
PKK-KB-Kesehatan sejak tahun 2005. Landasan hukum pembinaan PHBS adalah :

 Undang-Undang no 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan


Pemberdayaan Keluarga Sejahtera.

 Undang-undang Nomor 23 Tahun 199 tentang Kesehatan.

 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

 Peraturan Pemerintah nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan


Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom

 Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan


Mengenai Desa dan Kelurahan.

 Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Kewenangan Wajib Standar


Pelayanan Minimal di Bidang Kesehatan.

 Keputusan Menteri dalam Negeri dan Otonomi Daerah No. 53 tahun 2000 tentang
Gerakan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga.

 Keputusan menteri Kesehatan RI Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang


Kebijakan nasional Promosi Kesehatan.
 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 114/Menkes/SK/VIII/2005 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah.

H. Indikator PHBS di Dalam Rumah Tangga

Terdapat 10 indikator Phbs di dalam rumah tangga, yaitu:

1. Pesalinan di tolong oleh tenaga kesehatan

Yang di maksud tenaga kesehatan di sini seperti dokter, bidan dan tenaga paramedis
lainnya. hal ini di karenakan karena masih banyak masyarakat yang masih
mengandalkan tenaga nun medis untuk membantu persalinan, seperti dukun bayi.
Selain tidak aman dan penanganannya pun tidak steril, penanganan oleh dukun bayi
i Inpun di khawatirkan beresiko besar dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi.

2. Memberi bayi ASI Eksklusif

Seorang ibu dapat memberikan buah hatinya ASI Ekslutif yakni pemberian ASI
tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi mulai usia nol hingga enam
bulan

3. Menimbang balita setiap bulan

Penimbangan balita setiap bulan di maksud untuk membantu pemantauan


pertumbuhan balita tersebut setiap bulan. Penimbangan ini di lakukan di posyiandu
setelah itu di catat di buku KMS (Kartu menuju sehat).

4. Penggunaan air bersih

Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri yang dapat
menyebabkan berbagai macam penyakit.

5. Mencuci tangan pakai sabun

Mencuci tangan pada air yang sedang mengalir dan menggunakan sabun dapat
menghilangkan berbagai macam kuman dan kotoron yang menempel di tangan
sehingga tangan bersih dan bebas kuman.

6. Gunakan jamban sehat


Ada beberapa syarat untuk jamban sehat, yakni tidak mencemari sumber air minum,
tidak berbau, tidak dapat di jamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah
sekitaranya mudah di bersikan dan aman di gunakan, di lengkapi dengan dinding
dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi darah yang cukup, lantai kedap air, dll

7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu

Lakukan pemeriksaan jentik berkala (PJB) di lingkungan rumah. PJB adalah


pemeriksaan tempat perkembang biakan nyamuk yang ada di dalam rumah seperti
bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas, dan di luar rumah seperti talang air, dll
yang di lakukan secara teratur setiap minggu.

8. Makan buah dan sayur setiap hari

Buah dan sayur banyak mengandung vitamin, mineral dan serat yang bermanfaat
bagi tubuh.

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

Melakukan aktivitas fisik angan penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental
agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.

10. Tidak merokok di dalam rumah

Di dalam satu puntung rokok yang di hisap terdapat lebih dari 4000 bahan kimia
berbahay, di antaranya adalah nikotin, tar dan karbon monoksida (CO).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang dipraktekkan oleh
setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan
aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat.

2. Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan


kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk swasta dan
dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

3. Tatanan PHBS ada lima yaitu :

a. Tatanan sekolah

b. Tatanan Rumah tangga

c. Tempat umum

d. Tempat kerja

e. Fasilitas kesehatan

3.2 Saran
1. Diharapkan pembaca dapat berperilaku hidup bersih dan sehat dimanapun.

2. Lebih perduli akan lingkungan yang bersih dan sehat.

3. Dapat mengajarkan pola hidup bersih dan sehat sejak dini.

4. Kebersihan adalah bagian dari iman.


DAFTAR PUSTAKA

Fk.uns.ac.id/static/filebagian/SEMESTER_5_2011_KOMUNIKASI_EDUKASI_PHBS_(PE
RILAKU_HIDUP_BERSIH_DAN_SEHAT).pdf

repositori.usu.ac.id/bitstream/123456789/39357/Chapter%20l.pdf

digilib.unimus.ac.id/files/disk1/116/jtptunimus-gdl-enggarriap-5773-2-bab2.pdf

www.academia.edu

Dinkes.bantenprov.go.id

http://zardvitasalensehe.blogspot.com/2016/11/makalah-tentang-phbs.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai