Anda di halaman 1dari 11

Pengertian Pola Pinggiran Mengantung

Pola pinggiran yaitu ragam hias disusun berjajar mengikuti garis lurus atau garis lurus
atau garis lengkung yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Pola pinggiran ini
ada lima macam yaitu pola pinggiran berdiri, pola pinggiran bergantung, pola pinggiran
simetris,
Pola Pinggiran bergantung yaitu kebalikan dari pola pinggiran berdiri yang mana ragam
hias disusun berjajar dengan susunan berat keatas makin ke bawah makin kecil sehingga
terlihat seperti menggantung. Pola pinggiran ini digunakan untuk menghias garis leher
pakaian, garis hias horizontal yang ujung motif menghadap ke bawah.
POLA HIASAN BUSANA
POLA HIASAN
Dari berbagai pola hias yang dapat kita jumpai dalam desain hiasan baik untuk busana
maupun untuk lenan rumah tangga, terdapat beberapa di antaranya sudah merupakan bentuk–
bentuk baku. Dalam pembuatan desain pola (motif) hias, perlu diperhatikan mengenai garis-
garis dan warna yang digunakan. Gunakan garis tebal tipis untuk memberikan kesan selesai
dan garis lengkung untuk memperoleh kesan lembut, luwes dan tidak kaku. Bentuk pola hias
mencakup bentuk–bentuk sebagai berikut : pola serak atau pola tabur, pola berangkai, pola
pinggiran, pola bentuk bebas dan pola hiasan bidang.
Pola pinggiran ini digunakan untuk menghias garis leher pakaian, garis hias horizontal yang
mana ujung motif menghadap ke bawah.

1. Pola Pinggiran

Pola pinggiran tersusun dengan cara meletakkan motif hias secara berulang-ulang dan
berjajar. Untuk membuat Pola Pinggiran perlu ditentukan lebar pinggiran yang akan dibuat
dengan bantuan membuat kotak-kotak , misalnya lebar pinggiran selebar 2,5 cm x 1,5 cm
dijajar sepanjang yang diinginkan . Selanjutnya Mengisikan motif yang sama persis pada
setiap kotak .

Macam-Macam Pola Hias Pinggiran :

a. Pola Pinggiran Simetris

b. Pola Pinggiran berdiri

c. Pola Pinggiran bergantung

d. Pola Pinggiran memanjat

e. Pola Pinggiran berjalan

f. Pola sudut
g. Pola tengah

h. pola melingar
Berikut ini pemjelasan dari pola pinggiran mengantung : yaitu motif bagian atas berat
(besar) dan motif bagian bawahnya ringan. Motif ini tampak seperti menggantung.

Penerapan pola pinggiran mengantung :


Contoh : untuk garis hiasan garis leher.
Pinggiran dengan pola tengah dan sisi
Pola pinggiran sudut
Batik yang menerapkan pinggiran mengantung
Batik tulis modang.
Kain batik iket modang.menerapkan pinggiran mengangtung . Warna dasar latar ireng.
Kemada (tepian yang berhias) : berhiaskan bunga-bunga/suluran, sedangkan hiasan bagian
dalam (tengah) yang dikelilingi oleh kemada tersebut berwarna biru kehitaman. Di keempat
sudut terdapat poncot dengan hiasan sisik dan jlamprang. Berasal dari Yogyakarta, digunakan
sebagai penutup kepala (iket).
Gambar batik modang :
Motif Batik Parang Curigo

Parang Curigo berasal dari kata parang dan curigo. Kata curigo sendiri adalah nama lain dari
bilah keris tanpa warangka. Bentuk keris bisa dilihat pada bentuk motif-motif geometrik-
parang yang menyerupai luk keris. Adapun ciri khas dari pola batik parang curiga adalah
hiasannya yang disusun sejajar dengan sudut 45 derajat. Kemudian selalu ada ragam hias
berbentuk belah ketupat yang juga sejajar dengan ragam hias utama pola parang, ragam hias
ini disebut sebagai mlinjon.

Motif batik ini banyak digunakan untuk menghadiri pesta. Dengan memakai kain batik motif
ini, Si pemakai diharapkan dapat memiliki kecerdasan, kewibawaan, serta ketenangan.

Batik dengan pola tengah


Benang bintik yang merupakan batik Kalimantan Tengah memiliki arti: “Benang” dalam
bahasa setempat adalah helaian kain putih. Sedangkan “bintik” memiliki arti desain atau
gambar yang ada di atas helaian kain.

Ciri khas batik benang bintik ini terletak pada jenis motif melambangkan kebudayaan suku
Dayak. Motif dalam batik Kalimantan Tengah terpengaruh oleh kepercayaan suku Dayak
yang disebut kaharingan.

Meskipun sekarang ini sebagian besar suku Dayak sudah memeluk agama yang resmi di
Indonesia, seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. Namun, suku Dayak tidak
meninggalkan kepercayaan leluhur yang disebut kaharingan ini.

Kepercayaan ini terus berkembang melalui simbol-simbol yang berwujud benda alam ruang
angkasa, bumi, maupu yang ada dalam diri seseorang. Motif-motif yang di gambarkan pada
kain batik benang bintik diambil dari lukisan ataupun ukiran sisa-sisa sejarah.
Salah satu wujud simbol kepercayaan suku Dayak adalah batang Garing atau pohon
kehidupan. Pohon ini melambangkan suatu hubungan vertikal antara manusia dengan sang
penguasa yang diyakini. Dan hubungan horizontal antara manusia dengan makhluk-makhluk
lain yang ada di bumi.

Pohon inilah yang kemudian menjadi salah satu ciri khas motif batik Kalimantan Tengah
yang terkenal. Selain dari motif kawit tuyan, guci, tombak, tameng, balain nihing dan yang
lainnya.

Meskipun kadang kala terdapat motif lain yang menghiasi kain batik benang bintik dari
Kalteng. Namun, motif tersebut hanya tambahan variasi dari ide-ide para pengrajin. Sampai
sekarang, batik benang bintik telah dipatenkan oleh Badan Karya Dunia sebagai karya bangsa
Indonesia.

Selain itu, hasil kerajinan batik ini memiliki banyak model yang relevan dengan kebutuhan
zaman sekarang. Jika awalnya batik benang bintik hanya dipakai dalam acara adat atau
pernikahan. Kini batik benang bintik sering dipakai dalam acara besar seperti festival, ajang
pemilihan model, maupun kegiatan seni budaya daerah lainnya.

Anda mungkin juga menyukai