Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga penyusunan karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Tak lupa pula shalawat serta salam
terkirim atas junjungan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan bagi umat manusia.

Penulisan karya tulis “Heliotropium indicum L. ” diharapkan dapat menambah wawasan


pengetahuan para pembaca mengenai tumbuhan yang tergolong tumbuhan liar tahunan ini.
Dapat mengetahui dengan tanaman lain.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dra Zuhrotus Salamah selaku Dosen Struktur dan Perkembangan Tumbuhan, yang tak
henti-hentinya memberi bimbingan.
2. …. selaku asisten pembimbing.
3. Para asisten yang membimbing pada saat praktikum Struktur dan Pertumbuhan
Tumbuhan.
4. Serta pihak-pihak yang membantu dalam pembuatan karya tulis ini baik secara
langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis ini, masih terdapat kekurangan-kekurangan
sehingga masih jauh dari kesempurnaan. Seperti semboyan, bahwa tak ada gading yang tak
retak. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.

Yogyakarta, 11 juni 2012


Daftar Isi

Judul i

Pengesahan. ii

Kata pengantar. iii

Daftar isi v

BAB I PENDAHULUAN.. 1

(berisi tentang penyebaran, nilai eknomi, dan aspek farmakologi)

BAB II DETERMINASI DAN KLASIFIKASI 3

Determinasi 3

Klasifikasi 3

BAB III HABITATIO.. 4

Habitus. 4

Habitat 4

BAB IV DESKRIPTIO.. 5

Organa Nutritiva. 5

Akar (Radix) 5

Batang (Caulis) 5

Daun (Folium) 5

Organa Reproduktiva. 6

Bunga (Flos) 6

Buah (Fructus) 6

Biji (Semen) 6
BAB V RINGKASAN.. 7

Lampiran. 8

(berisi gambar-gambar, antara lain habitus, daun, diagram, dan rumus bunga, buah, biji
dan keterangannya*)

BAB 1

PENDAHULUAN

Tanaman buntut tikus (heliotropium indicum L.) merupakan jenis tanaman tahunan yang
berbulu. Tanaman ini umumnya dikenal sebagai heliotrop india. Heliotrupium indicum L.
merupakan gulma yang umum di tempat-tempat sampah dan daerah menetap. Tanaman asli
asia ini adalah tanaman yang tegak dan bercabang. Tanaman ini dapat tumbuh sampai
ketinggian sekitar 20 cm sampai 80 cm (Mardiana dkk,2005).

Heliotropium indicum L. memiliki batang berbulu, bantalan bundar-telur atau bentuk


bergantian sampai lanset-bundar telur atau bentuk daun. Tumbuhan ini memiliki bunga kecil
berwarna putih dengan kelopak hijau, lima benang sari ditanggung pada tabung mahkota,
gaya terminal dan ovarium empat lobed. Tanaman ini berasal dari Filipina kemudian
menyebar dan tumbuh diberbagai daerah, antara lain : Indonesia (sengketan), South african
basil (musik basil), Inggris (swamp basil), India (auchi-bauchi), Cina (xian guan xun),
Vietnam (e sa), Afrika (mvumbue) (Mardiana dkk,2005).

Spesies ini dapat ditemukan di bagian selatan Missouri. Tanaman ini mudah diidentifikasi
karena daun berkerut dan susunan bunga yang melingkar. Nama lokal atau nama daerah yang
terdapat di indonesia adalah bandotan lombok, buntut tikus, ekor anjing, tusuk konde
(Sumatera) ; gajahan, langun, uler-uleran, sangketan, cocok bero, tlale gajah, tulale gajah
(jawa) ; mostor in talun (sulawesi) ( Anonim,2009).

Sifat kimiawi dan efek farmakologis daun atau seluruh bagian tanaman dalam keadaan segar
atau setelah dikeringkan yaitu memiliki efek pewarna, anti-rematik dan obat sariawan. Daun
heliotropium indicum L. juga memiliki aktifitas relaksan yang berguna untuk mengurangi
ketegangan otak dan saraf. Kandungan kimia seluruh bagian tanaman ini mengandung
alkaloida, kardenolin dan flavonoid (Anonim,2009).

Heliotropium indicum L. sangat bermanfaat karena dapat digunakan sebagai obat, selain itu
dapat juga meningkatkan nilai ekonomi atau nilai jual. Bagian yang digunakan yaitu daun.
Khasiat daun pada tanaman ini adalah untuk menyembuhkan penyakit, diantaranya:

1. Obat rematik : daun dan batang tanaman buntut tikus segar 20 gram dicuci. Direbus
dengan 400 ml air sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah dingin
diminum sekaligus, dilakukan sehari 2-3 kali sehari.
2. Obat sariawan : daun buntut tikus segar 30 gram dicuci. Direbus dengan 400 ml air
sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah dingin diminum 2 kali sehari pagi
dan sore.
3. Infeksi paru-paru, abses paru dan empyema : 60 gram daun buntut tikus segar direbus
kemudian dicampur dengan madu lalu diminum.
4. Disentri : 30 – 60 gram daun buntut tikus direbus, kemudian setelah dingin diminum.
5. Bisul : 60 gram akar segar ditambah sedikit garam kemudian direbus, setelah itu
diminum. Kemudian dilumatkan daun segar ditambah nasi dingin, kemudian
ditempelkan pada bisul.
6. Peradangan buah zakar (orchitis) : 60 gram akar segar direbus selama 15 menit
kemudian setelah dingin diminum ( Anonim,2009).

BAB II

DETERMINASI DAN KLASIFIKASI

1. Determinasi

1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b-10b-11b-12b-13b-14a-15a (golongan 8)

109b-119b-120b-128b-129b-135b-139b-140b-142b-143b-146b-154b-155b-156b-162b-163b-
167b-169b-171b-177b-179b-187b-189a (Famili: Boraginaceae)

Ia (Genus: Heliotripium), (Spesies: Heliotropium indicum L.) (Steenis,1951).

1. Klasifikasi

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa : Solanales

Suku : Boraginaceae
Marga : Heliotropium

Jenis : Heliotropium indicum L. (Anonim,2009).

BAB III

HABITATIO

1. Habitus

Buntut tikus atau Heliotropium indicum L. merupakan jenis tanaman terna setahun dan
termasuk tumbuhan liar yang tumbuh tegak, tinggi dapat mencapai 80 cm, batang bulat,
berambut kasar, menyerupai duri dan berwarna hijau ; daun tunggal, tersebar, berbentuk oval,
tepi bergerigi atau beringgit, permukaan daun bagian atas dan bawah berambut halus ; bunga
kecil bergerombol diujung batang, berbentuk bulir dan berwarna lembayung ; berakar serabut
dan berwarna putih kotor (Nono,2011).

1. Habitat

Tumbuh liar di pinggir-pinggir jalan, sawah kering, kebun, semak belukar, tanah kosong yang
tidak terawat dan di tempat panas. Tumbuh baik pada tanah yang bertekstur liat, dari dataran
rendah sampai menengah dari ketinggian 200 m-800 m di atas permukaan laut. Berbunga
pada bulan april-juni. Waktu panen yang tepat yaitu bulan april-mei (Nono,2011).
BAB IV

DESKRIPTIO

1. Organa Nutrivia

1.1 Akar (radix)

Sistem perakaran pada tumbuhan Heliotropium indicum L. adalah serabut, yaitu jika akar
lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh sejumlah akar
yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang, warna akar putih
kotor (Tjitrosoepomo,1985).

1.2 Batang (Caulis)

Tanaman Heliotropium indicum L. atau buntut tikus adalah tanaman liar yang tumbuh tegak,
tinggi 20 -80 cm. Batangnya berbentuk bulat, berambut kasar menyerupai duri dan berwarna
hijau (Nono,2011).

1.3 Daun ( Folium)

Daun Heliotropium indicum L. merupakan daun tunggal, tersebar, tanpa daun penumpu,
tangkai bulat berlekuk, berambut kasar, panjang 5 -15 cm, berwarna hijau, helaian daun
berbentuk oval, panjang 10 – 18 cm, lebar 6 – 15 cm, tepi bergerigi atau beringgit,
permukaan daun bagian atas dan bawah berambut halus, ujung runcing, pangkal tumpul,
pertulangan daun tegas, permukaan kasar, berbulu dan berwarna hijau (Anonim,2009).

1. Organa Reproduktiva

2.1 Bunga (Flos)


Majemuk, bentuk bulir, bersifat simos ganda, tergulung di ujung batang atau cabang,
berkelamin dua, kelopak berbagi, benang sari lima, tangkai sari tidak sama panjang, mahkota
tersusun dari lima daun mahkota yang berlekatan, dalam kuncup yang terpilin, tajuk mahkota
tidak simetris, duduk di atas pangkal buah dan berwarna putih (Nono,2011).

2.2 Buah (Fruktus)

Buah kendaga, bentuk bulat, bergerigi, keras dan berwarna hijau (Anonim,2009).

2.3 Biji (Semen)

Pada tanaman Heliotropium indicum L. bijinya kecil, berbentuk bulat dan berwarna hitam
(Tjitrosoepomo,1985).

BAB V

RINGKASAN

Tumbuhan buntut tikus atau Heliotropium indicum L. bisa dijumpai di daerah beriklim
kering, khususnya di pinggir-pinggir jalan, sawah kering, kebun, semak belukar, tanah
kosong yang tidak terawat. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang dapat diperbanyak
menggunakan biji (spermatophyta), dimana bijinya tertutup (angiospermae) dan berkeping
dua (dicotiyledoneae). Buntut tikus (Heliotropium indicum L.) termasuk ke dalam bangsa
Solanales, suku Boraginaceae dan marga Heliotropium.
Berdasarkan ciri morfologinya, tumbuhan ini berupa tumbuhan herba annual yang tingginya
20 – 80 cm. akarnya serabut, berwarna putih kotor. Batangnya bulat, berambut kasar
menyerupai duri dan berwarna hijau. daunnya tunggal, tersebar, tanpa daun penumpu, tangkai
bulat berlekuk, berambut kasar, panjang 5 -15 cm, berwarna hijau, helaian daun berbentuk
oval, panjang 10 – 18 cm, lebar 6 – 15 cm, tepi bergerigi atau beringgit, permukaan daun
bagian atas dan bawah berambut halus, ujung runcing, pangkal tumpul, pertulangan daun
tegas, permukaan kasar, berbulu dan berwarna hijau. berbunga Majemuk, bentuk bulir,
bersifat simos ganda, tergulung di ujung batang atau cabang, berkelamin dua, kelopak
berbagi, benang sari lima, tangkai sari tidak sama panjang, mahkota tersusun dari lima daun
mahkota yang berlekatan, dalam kuncup yang terpilin, tajuk mahkota tidak simetris, duduk di
atas pangkal buah dan berwarna putih. Buah kendaga, bentuk bulat, bergerigi, keras dan
berwarna hijau. Bijinya kecil, berbentuk bulat dan berwarna hitam.

Anda mungkin juga menyukai