Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu keperawatan adalah Rangkaian teori dan praktek yang bertujuan
dalam peningkatan kualitas pelayanan pada klien. Mendalami ilmu dan
mempelajarinya berarti membekali diri dalam rangka memperkaya khasanah
keilmuan tenang Keperawatan, sehingga bisa dianalisis, dibuktikan dan
dikembangkan dengan parameter dalam ilmu kesehatan secara umum maupun
secara khusus (ilmu keperawatan). Integritas seorang perawat memerlukan effort
dan pengorbanan yaitu dengan cara mempelajari ilmu keperawatan dan
mempraktekannya.
Menurut Florence, keperawatan adalah profesi untuk wanita dengan
tujuan menemukan dan menggunakan hukum alam dalam pembangunan
kesehatan dan pelayanan kesehatan. Ninghtingale menegaskan bahwa
keperawatan adalah ilmu dan kiat yang memerlukan pendidikan formal untuk
merawat orang yang sakit. Tujuan tindakan keperawatan adalah memelihara,
mencegah infeksi dan cedera, memulihkan dari sakit, melakukan pendidikan
kesehatan serta mengendalikan lingkungan. Alasan tindakan keperawatan yakni
menempatkan manusia pada kondisi yang terbaik secara alami untuk
menyembuhkan atau meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit dan luka.
Konsep individu merupakan kesatuan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan
spiritual yang lengkap dan berpotensi. Konsep sehat adalah keadaan bebas dari
penyakit dan dapat menggunakan kekuatannya secara penuh. Konsep lingkungan
adalah bagian eksternal yang mempengaruhi kesehatan dan sakitnya seseorang.
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang
situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model
konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana
perawat mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada
suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus
perawat kerjakan. Oleh karena itu,model keperawatan harus diperkenalkan
kepeda perawat atau calon perawat guna memperkuat profesi keperawatan.

1
Berdasarkan hal di atas kami tertarik untuk menyusun gambaran model
konseptual Florence Nightingale tentang model keperawatan yang di aplikasikan
dalam praktik keperawatan professional.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana biografi Florence Nightingale?
2. Apa saja konsep model keperawatan teori Florence Nightingale ?
3. Apa saja komponen lingkungan menurut teori Florence Nightingale ?
4. Apa hubungan teori Florence Nightingale dengan beberapa konsep ?
5. Apa hubungan teori Florence Nightingale dengan teori-teori lain ?
6. Apa saja paradigma keperawatan Florence Nightingale?
7. Apa saja kelebihan teori keperawatan Florence Nightingale?
8. Apa saja kelemahan teori keperawatan Florence Nightingale?
9. Bagaimana aplikasi teori Florence Nightingale dalam proses keperawatan ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui biografi Florence Nightingale
2. Untuk mengetahui konsep model keperawatan teori Florence Nightingale
3. Untuk mengetahui komponen lingkungan menurut teori Florence Nightingale
4. Untuk mengetahui hubungan teori Florence Nightingale dengan beberapa
konsep
5. Untuk mengetahui hubungan teori Florence Nightingale dengan teori-teori
lain
6. Untuk mengetahui paradigma keperawatan Florence Nightingale
7. Untuk mengetahui kelebihan teori keperawatan Florence Nightingale
8. Untuk mengetahui kelemahan teori keperawatan Florence Nightingale
9. Untuk mengetahui aplikasi teori Florence Nightingale dalam proses
keperawatan

BAB II
PEMBAHASAN

2
2.1 Biografi Florence Nightingle
Florence Nightingale (lahir di Florence, Italia, 12 Mei 1820 – meninggal di
London, Inggris, 13 Agustus 1910 pada umur 90 tahun) adalah pelopor perawat
modern, penulis dan ahli statistik. Ia dikenal dengan nama Bidadari Berlampu
(bahasa Inggris The Lady With The Lamp) atas jasanya yang tanpa kenal takut
mengumpulkan korban perang pada perang Krimea, di semenanjung Krimea,
Rusia. Florence Nightingale menghidupkan kembali konsep penjagaan kebersihan
rumah sakit dan kiat-kiat juru rawat. Ia memberikan penekanan kepada
pemerhatian teliti terhadap keperluan pasien dan penyusunan laporan mendetil
menggunakan statistik sebagai argumentasi perubahan ke arah yang lebih baik
pada bidang keperawatan di hadapan pemerintahan Inggris.
Masa kecil Florence Nightingale lahir di Firenze, Italia pada tanggal 12 Mei
1820 dan dibesarkan dalam keluarga yang berada. Namanya diambil dari kota
tempat ia dilahirkan. Nama depannya, Florence merujuk kepada kota
kelahirannya, Firenze dalam bahasa Italia atau Florence dalam bahasa Inggris.
Semasa kecilnya ia tinggal di Lea Hurst, sebuah rumah besar dan mewah milik
ayahnya, William Nightingale yang merupakan seorang tuan tanah kaya di
Derbyshire, London, Inggris. Sementara ibunya adalah keturunan ningrat dan
keluarga Nightingale adalah keluarga terpandang. Florence Nightingale memiliki
seorang saudara perempuan bernama Parthenope.
Di tahun 1846 ia mengunjungi Kaiserswerth, Jerman, dan mengenal lebih
jauh tentang rumah sakit modern pionir yang dipelopori oleh Pendeta Theodor
Fliedner dan istrinya dan dikelola oleh biarawati Lutheran (Katolik). Di sana
Florence Nightingale terpesona akan komitmen dan kepedulian yang
dipraktekkan oleh para biarawati kepada pasien. Ia jatuh cinta pada pekerjaan
sosial keperawatan, serta pulang ke Inggris dengan membawa angan-angan
tersebut.
Kembali ke Inggris. Pada tanggal 12 Agustus 1853, Nightingale kembali ke
London dan mendapat pekerjaan sebagai pengawas bagian keperawatan
diInstitute for the Care of Sick Gentlewomen, sebuah rumah sakit kecil yang

3
terletak di Upper Harley Street, London, posisi yang ia tekuni hingga bulan
Oktober 1854.
Florence Nightingale mendapatkan nama "Bidadari Berlampu". Pada tahun
1857 Henry Longfellow, seorang penyair AS, menulis puisi tentang Florence
Nightingale berjudul "Santa Filomena", yang melukiskan bagaimana ia menjaga
prajurit-prajurit di rumah sakit tentara pada malam hari, sendirian, dengan
membawa lampu.
Pada tahun 1860 Florence menulis buku Catatan tentang Keperawatan (Notes
on Nursing) buku setebal 136 halaman ini menjadi buku acuan pada kurikulum di
sekolah Florence dan sekolah keperawatan lainnya. Buku ini juga menjadi
populer di kalangan orang awam dan terjual jutaan eksemplar di seluruh dunia.
Pada tahun 1861 cetakan lanjutan buku ini terbit dengan tambahan bagian
tentang perawatan bayi. Pada tahun 1869, Nightingale dan Elizabeth Blackwell
mendirikan Universitas Medis WanitaPada tahun 1883 Florence dianugrahkan
medali Palang Merah Kerajaan (The Royal Red Cross) oleh Ratu Victoria. Pada
tahun 1907 pada umurnya yang ke 87 tahun Raja Inggris, di hadapan beratus-ratus
undangan menganugerahkan Florence Nightingale dengan bintang jasa The Order
Of Merit dan Florence Nightingale menjadi wanita pertama yang menerima
bintang tanda jasa ini.
Pada tahun 1908 ia dianugrahkan Honorary Freedom of the City dari kota
London. Nightingale adalah seorang universalis Kristen. Pada tanggal 7 Februari
1837 tidak lama sebelum ulang tahunnya ke-17 –sesuatu terjadi yang akan
mengubah hidupnya: ia menulis, "Tuhan berbicara padaku dan memanggilku
untuk melayani-Nya." Meninggal dunia. Florence Nightingale meninggal dunia di
usia 90 tahun pada tanggal 13 Agustus 1910. Keluarganya menolak untuk
memakamkannya di Westminster Abbey, dan ia dimakamkan di Gereja St.
Margaret yang terletak di East Wellow, Hampshire, Inggris
2.2 Konsep Model Keperawatan Teori Florence Nightingale
Model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan adalah sebagai focus
asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model

4
konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran. Orientasi
pemberian asuhan keperawatan/tindakan keperawatan lebih diorientasikan pada pemberian
udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang adekuate
(jumlah vitamin atau mineral yang cukup), dengan dimulai dari pengumpulan data
dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata, upaya teori tersebut dalam rangka perawat
mampu menjalankan praktik keperawatan mandiri tanpa tergantung dengan profesi lain.
Model konsep ini memberikan inspirasi dalam perkembangan praktik
keperawatan, sehingga akhirnya dikembangkan secara luas, paradigma perawat dalam tindakan
keperawatan hanya memberikan kebersihan lingkungan adalah kurang benar, akan tetapi
lingkungan dapat mempengarui proses perawatan pada pasien, sehingga perlu diperhatikan. Inti
konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam konteks lingkungan secara keseluruhan,
terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psiklologis dan lingkungan sosial.
a) Lingkungan fisik (Physical environment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan
udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang
selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas
dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara
bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa
sehingga memudahkan perawatan baik bagi oranglain maupun dirinya sendiri. Luas,
tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan keleluasaan pasien untuk
beraktivitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari
kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa
supaya mendapat ventilb)

b) Lingkungan psikologi (Psychology environment)


Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat
menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena
itu, ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar
matahari, makanan yang cukup dan aktivitas manual dapat merangsang semua faktor
untuk dapat mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien dipandang dalam

5
suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara
terburu-buru atau terputus-putus.
Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya
dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan
pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang
terlalu muluk muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain
itu, membicarakan kondisi-kondisi lingkungan dimana dia berada atau cerita hal-hal
yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
c) Lingkungan Sosial (Social environment)
Observasi (pengamatan) dari lingkungan sosial terutama hubungan
spesifik (khusus), kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan
penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap
perawat harus menggunakan kemampuan observasi (pengamatan) dalam hubungan
dengan kasus-kasus secara spesifik lebih sekadar data-data yang ditunjukan pasien
pada umumnya.
Seperti juga hubungan komunitas dengan lingkungan sosial dugaannya selalu
dibicarakan dalam hubungan individu pasien yaitu lingkungan pasien secara
menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit
tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara
khusus.

2.3 Komponen Lingkungan Menurut Teori Florence Nightingale:


a. Lima (5) komponen pokok lingkungan sehat menurut Florence Nightingale:
1. Peredaran hawa baik.
Maksudnya adalah suatu keadaan dimana suhu berada dalam keadaan normal.
2. Cahaya yang memadai
Cahaya yang cukup dalam pemenuhan kesehatan pasien.
3. Kehangatan yang cukup
Kehangatan yang diperlukan untuk proses pemulihan.
4. Pengendalian kebisingan
Suatu cara agar pasien merasa nyaman dan tidak terganggu oleh kebisingan
(keributan).
5. Pengendalian effluvia (bau yang berbahaya)
Menjauhkan pasien dari bau yang menyebabkan gangguan dalam kesehatan.
b. Ada 12 macam komponen umum dalam Teori Florence Nightingale:

6
1. Kesehatan rumah
Rumah yang sehat adalah rumah yang bersih, sehingga seseorang merasa nyaman.
2. Ventilasidan pemanasanVentilasi
Merupakan perhatian utama dari teori Nightingale. Ventilasi merupakan indikasi
yang berhubungan dengan komponen lingkungan yang menjadi sumber penyakit
dan dapat juga sebagai pemulihan penyakit.
3. Cahaya
Pengaruh nyata terhadap tubuh manusia. Untuk mendapatkan manfaat dari
pencahayaan konsep ini sangat penting dalam teori Florence, dia mengidentifikasi
secara langsung bahwa sinar matahari merupakan kebutuhan pasien. Menurutnya
pencahayaan mempunyai sinar matahari, perawat diinstruksikan
untuk mengkondisikan agar pasien terpapar dengan sinar matahari.
4. Kebisingan
Kebisingan ditimbulkan oleh aktivitas fisik di lingkungan atau ruangan. Hal tersebut
perlu dihindarkan karena dapat mengganggu pasien.
5. Variasi keanekaragaman
Berbagai macam faktor yang menyebabkan penyakit bagi sesesorang, missalnya
makanan.
6. Tempat tidur
Tempat tidur yang kotor akan mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang dan juga
pola tidur yang kurang baik akan menyebabkan gangguan pada kesehatan.
7. Kebersihan kamar dan halaman
Kebersihan kamar dan halaman sangat berpengaruh bagi kesehatan. Oleh karena itu,
pembersihan sangat perlu dilakukan pada kamar dan halaman.
8. Kebersihan pribadi
Kebersihan pribadi sangat mendukung kesehatan seseorang karena merupakan
bagian dari kebersihan secara fisik.
9. Pengambilan nutrisi dan makanan
Pengambilan nutrisi sangat perlu dalam hal menjaga keseimbangan tubuh. Adanya
nutrisi dan pola makan yang baik sangat berpengaruh bagi kesehatan.
10. Obrolan, harapan dan nasehat
Dalam hal ini, komponen tersebut menyangkut kesehatan mental seseorang dalam
menyikapi lingkungannya. Komunikasi sangat perlu dilakukan antara perawat,
pasien dan keluarga. Mental yang yang terganggu akan mempengaruhi kesehatan
pasien.
11. Pengamatan orang sakit

7
Pengamatan sangat perlu dilakukan oleh seorang perawat, dimana seorang perawat
harus tahu sebab dan akibat dari suatu penyakit.
12. Pertimbangan social
Tidak melihat dari suatu aspek, untuk mengambil suatu keputusan tetapi dari
berbagai sisi.

2.4 Hubungan teori Florence Nightingale dengan beberapa konsep


1. Hubungan teori Florence Nightingale dengan konsep keperawatan :
a. Individu / manusia memiliki kemampuan besar untuk perbaikan
kondisinya dalam menghadapi penyakit
b. Keperawatan bertujuan membawa / mengantar individu pada kondisi
terbaik untuk dapat melakukan kegiatan melalui upaya dasar untuk
mempengaruhi lingkungan.
c. Sehat / sakit fokus pada perbaikan untuk sehat.
d. Masyarakaat / lingkungan melibatkan kondisi eksternal yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan individu, fokus pada
ventilasi, suhu, bau, suara dan cahaya.
2. Hubungan teori Florence Nightingale dengan proses keperawatan
a. Pengkajian/pengumpulan data
Data pengkajian Florence Nightingale lebih menitik beratkan pada kondisi
lingkungan (lingkungan fisik, psikis dan sosial).
b. Analisa data
Data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan mental yang berkaitan
dengan kondisi klien yang berhubungan dengan lingkungan keseluruhan.
c. Masalah difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungan misalnya:
 Kurangnya informasi tentang kebersihan lingkungan
 Ventilasi
 Pembuangan sampah
 Pencemaran lingkungan
 Komunikasi sosial, dll
d. Diagnosa Keperawatan berbagai masalah klien yang berhubungan dengan
lingkungan antara lain:
 Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan.
 Penyesuaian terhadap lingkungan.
 Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan.
e. Implementasi (Pelaksanaan)

8
Upaya dasar merubah/mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan terciptanya
kondisi lingkungan yang baik yangmempengaruhi kehidupan, pertumbuhan dan
perkembangan individu.
f. Evaluasi
Mengobservasi (Pengamatan) dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan
individu.

2.5 Hubungan Teori Florence Nightingale Dengan Teori-teori Lain


1. Teori adaptasi menunjukkan penyesuaian diri terhadap kekuatan yang melawannya.
Kekuatan dipandang dalam konteks lingkungan menyeluruh yang ada pada dirinya
sendiri. Berhasil tidaknya respon adaptasi seseorang dapat dilihat dengan tinjauan
lingkungan yang dijelaskan Florence Nightingale.
Kemampuan diri sendiri yang alami dapat bertindak sebagai pengaruh dari lingkungannya
berperan penting pada setiap individu dalam berespon adaptif (baik) ataumal
adaptif (tidak baik).
2. Teori kebutuhan Menurut Maslow, pada dasarnya mengakui pada penekanan teori
Florence Ninghtingale, sebagai contoh kebutuhan oksigen dapat dipandang sebagai udara
segar, ventilasi dan kebutuhan lingkungan yang aman berhubungan dengan saluran
yang baik dan air yang bersih. Teori kebutuhan menekankan bagaimana hubungan
kebutuhan yang berhubungan dengan kemampuan manusia dalam mempertahankan
hidupnya.
3. Teori stress.
Stress meliputi suatu ancaman atau suatu perubahan dalam lingkungan, yang harus
ditangani. Stress dapat positif atau negatif tergantung pada hasil akhir. Stress dapat
mendorong individu untuk mengambil tindakan positif dalam mencapai keinginan atau
kebutuhan. Stress juga dapat menyebabkan kelelahan jika stress begitu kuat sehingga
individu tidak dapat mengatasi. Florence Nightingale, menekankan penempatan pasien
dalam lingkungan yang optimum sehingga akan meminimumkan efek stressos,
misalnya tempat yang gaduh, membangunkan pasien dengan tiba-tiba, semuanya itu
dipandang sebagai suatu stressor (penyebab stress) yang negatif. Jumlah dan lamanya

9
stressor juga mempunyai pengaruh kuat pada kemampuan koping (pertahan terhadap
stress) individu.

2.6 Paradigma Keperawatan “Florence Nightingale”


Paradigma adalah pandangan fundamental tentang persoalan dalam
suatu cabang ilmu pengetahuan (Kiesterman,197). Paradigma memiliki pola
dan cara pandang dasar, khas dalam melihat, memikirkan, memberi makna,
menyikapi, dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena
kehidupan manusia. Menurut Nightingale 4 komponen paradigma keperawatan
antara lain: manusia, keperawatan, sehat-sakit (kesehatan) dan lingkungan.

1. Manusia
Manusia sebagai klien, yakni makhluk bio, psiko, sos, spiritual dan
tersusun dari jasad (fisik) dan jiwa (roh). Komponen fisik adalah
komponen yang mempunyai wujud (dapat dilihat dan disentuh) dan
membutuhkan sesuatu untuk kelangsungan hidup seperti bernafas, makan,
minum, eliminasi, berjalan, melihat, mendengar, dan lain sebagainya.
Komponen roh merupakan komponen yang tak terwujud (tersirat,
tesembunyi tapi ada) dan kita wajib meyakini keberadaannya. Manusia
mempunyai sifat yang unik dan berbeda - beda satu dengan yang lainnya,
mempunyai kebutuhan yang berbeda pula serta mengalami tingkat
perkembangan dan pertumbuhan.
Manusia sebagai klien yang bersifat keluarga (sekelompok individu)
dan saling berhubungan atau berinteraksi satu dengan yang lain dalam
lingkungan atau masyarakat. Manusia sebagai klien yang bersifat
masyarakat akan memiliki kemampuan individu yang dipengaruhi oleh
fasilitas keseahatan (rumah sakit, puskesmas, posyandu), pendidikan
(sekolah, institusi, universitas), komunikasi (langsung, tidak langsung,
media), dan sosial (keyakinan, pandangan, proses berubah).
2. Keperawatan

10
Keperawatan memberikan pelayanan kesehatan yang profesional yang
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio, psiko,
sosial, spiritual yan komprehensif yang ditunjukan kepada individu,
kelompok, dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup
seluruh proses kehidupan manusia. Perawat bertanggung jawab sepanjang
kehidupan seseorang. Perawat harus berpegang pada nilai-nilai yang
berlaku dalam masyarakat. Bentuk pelayanan yang diberikan bersifat
promotif, prefentif, kuratif, dan rehabilitatif. Keperawatan bertujuan
membawa atau mengantar individu pada kondisi terbaik untuk dapat
melakukan kegiatan melalui upaya dasar untuk mempengaruhi lingkungan.
3. Sehat-sakit (kesehatan)
Kesehatan adalah karunia tuhan yang harus disyukuri, dipelajari,
dilindungi, dan ditingkatkan. Kesehatan adalah hak asasi dan sekaligus
inverstasi serta modal utama untuk berkarya dan beraktifitas serta
produktif merupakan tujuan hidup manusia. Sehat adalah keadaan
seseorang yang dapat memenuhi kebutuhan pokoknya sebagai umat
manusia sesuai dengan tingkat dan derajat masing-masing. Sehat yaitu
individu yang mampu memanipulasi pengaruh lingkungan tanpa
menimbulkan ketegangan serta tidak menimbulkan ketidak seimbangan
pada dirinya. Sehat adalah adanya keseimbangan komponen-komponen
biologis, psikologis, sosial budaya dan spritual individu. Sedangkan sakit
adalah keadaan yang disebabkan oleh berbagai macam dapat menimbulkan
gangguan terhadap susunan jaringan tubuh, baik fungsi jaringan itu sendiri
maupun fungsi tubuh.
4. Lingkungan
Konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek
lingkungan secara keseluruhan terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan
psikologis dan lingkungan sosial.

2.7 Kelebihan Teori Keperawatan Florence Nightingale

11
a Salah satu kisah fakta yang mencetuskan teori modern dalam dunia
keperawatan.
b Pada zaman keperawatab Florence Nightingale memandang pasien dalam
kontek keseluruhan lingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologis, dan
sosial.
c Florence Nightingale memandang perawat tidak hanya sibuk dengan
masalah pemberian obat dan pengobatan saja, tetapi lebih berorientasi pada
pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan,
dan nutrisi adekuat.
d Pengkajian atau observasi yang dilakukan Florence Nightingale bukan
demi berbagai informasi atau fakta yang mencurigakan, tetapi demi
penyelamatan dan meningkatkan kesehatan dan keamanan.
e Semua tindakan yang dilakukan penuh kasih sayang dan bekerja untuk
Tuhan Y.M.E.
f Asuhan keperawatan yang diberikan penuh dengan semangat semata-
mata untuk kesembuhan pasien.

2.8 Kelemahan Teori Keperawatan Florence Nightingale


a Teori keperawatan Florence Nightingale sempat diragukan kemampuannya
b Perawat pada saat itu dianggap pekerja remeh dan disepelekan oleh banyak
orang
c Kurangnya dukungan dari perawat lain dalam proses pelayanan dan
perkembangan saat itu
d Kurangnya sarana dan pra-sarana yang menunjang

BAB III

12
APLIKASI TEORI FLORENCE NIGHTINGALE DALAM PROSES
KEPERAWATAN

3.1 Aplikasi Proses Keperawatan


Florence Nightingale memfokuskan beberapa komponen dalam merawat pasien yang
diterapkan dalam keperawatan saat ini, dalam hal ini ventilasi menjadi pokok utama dalam
menentukan penyembuhan pasien.
a) Udara segar
Florence berkeyakinan bahwa ketersediaan udara segar secara terus-menerus
merupakan prinsip utama dalam perawatan. Oleh sebab itu, setiap perawat harus
menjaga udara yang harus dihirup klien tetap bersih, sebersih udara luar tanpa harus
membuatnya kedinginan.
b) Air bersih
Ketersediaan air bersih sangat diperlukan dalam pemulihan suatu penyakit pada
pasien. Oleh karena itu, perawat harus berusaha dengan baik agar air tetap terjaga
kebersihannya.
c) Saluran pembuangan yang efesien
Dalam hal perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan
normalnya, jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi pengeluaran sehingga
terpenuhinya kebutuhan pasien secara efisien.
d) Kebersihan
Kebersihan merupakan hal yang terpenting dalam merawat pasien. Perawat
memerlukan kebersihan yang optimal agar mempercepat proses penyembuhan.
Focus perawatan klien menurut Nightingale adalah pada kebersihan. Ia berpendapat,
kondisi kesehatan klien sangat dipengaruhi oleh tingkat kebersihan, baik kebersihan
klien, perawat maupun lingkungan.
e) Cahaya
Komponen lain yang tidak kalah penting dalam perawatan klien adalah cahaya
matahari. Nightingale yakin sinar matahari dapat memberi rmanfaat yang besar bagi
kesehatan klien. Karenanya, perawat juga perlu membawa klien berjalan-jalan keluar
untuk merasakan sinar matahari selama tidak terdapat Kontraindikasi (suatu hal
yang tidak boleh dilakukan).

13
3.2 Contoh Kasus
Banyak kasus orang dipulangkan dari rumah sakit ke rumah ketika mereka
masih membutuhkan asuhan keperawatan, sehingga perawat sering memberikan
perawatan di rumah yamg hampir sama dengan yang mereka berikan pada pasien
di rumah sakit.
Berdasarkan teori ada beberapa hal yang perlu di lakukan perawat atau
beberapa contoh peran perawat berdasarkan teori :
 Pada saat memberikan nutrisi kepada pasien yang harus
dilakukan perawat adalah :
1. Membuat pasien merasa nyaman
2. Menjelaskan pentingnya nutrisi yang baik
3. Memposisikan pasien untuk makan
4. Membuat lingkungan sekitar nyaman
5. Jika perlu, perawat bisa membantu pasien makan.
 Hal – hal lain yang perlu dilakukan perawat berdasarkan teori :
1. Memberikan kenyamanan dan ketenangan lingkungan
kepada pasien,
2. Merawat pasien dengan benar
3. Bekerja sama dengan dokter untuk mengobati pasien
4. Melindungi pasien,
5. Menjaga lingkungan pasien dalam kondisi hygiene,
6. Menjaga pasien dari infeksi,
7. Memberikan udara kepada pasien agar pasien dapat
bernapas dengan, tenang dan nyaman,
8. Memberikan rasa aman kepada pasien,
9. Mengetahui dan mengontrol kondisi pasien setiap waktu.
3.3 Kaitan teori Florence Nightingale dengan proses keperawatan
KASUS
An. A berusia 8 tahun dirawat dengan keluhan buang air besar encer lebih
dari 7 kali di rumahnya sejak 1 minggu yang lalu sebelum klien di bawa ke RS.

14
Orang tua klien mengatakan awalnya klien mengeluh sakit perut karna
mengkonsumsi makanan yang dibeli di sekolahnya. Orang tua klien hanya
memberikan obat yang di beli di apotik, namun tidak ada perubahan. BB klien
saat ini 23 Kg. TB 145 cm. Nadi 90x/menit. RR 20x/menit. Suhu 37,5C. TTD
90/80 mmHg. Kondisi saat ini kesadaran compos mentis.
1. Pengkajian
DS :
Klien mengatakan buang air besar encer lebih dari 7 kali di rumahnya
sejak 1 minggu yang lalu, awalnya klien mengeluh sakit perut karna
mengkonsumsi makanan yang dibeli di sekolahnya.
DO :
 Klien tampak lemas, pucat,demam
 Klien sering bolak-balik ke kamar mandi
Masalah atau kasus yang difokuskan pada hubungan An. A
dengan lingkungan:
- Kurangnya informasi tentang kebersihan lingkungan
- Pembuangan sampah
- Pencemaran lingkungan
- Komunikasi sosial
 Kelompok Antropometrik
- BB : 23 kg
- TB : 145 cm
- Usia : 8 th
 Clinical Sign:
- TD : 90/80 mmHg
- RR : 20x/menit
- Nadi : 90x/menit
- Suhu : 37,5 0C

2. Analisa Data
Data Masalah Keperawatan
DS : DS : buang air besar 7  Memperbaiki asupan
kali sejak 1 minggu nutrisi
yang lalu  Memenuhi kebutuhan

DO : cairan tubuh

15
TTD TD : 90/80 mmHg  Menurunkan suhu tubuh
RR : 20x/menit
klien menjadi normal
Nadi : 90x/menit
Suhu : 37,50 C
Klien tampak lemas,
pucat,demam
Klien sering bolak-
balik ke kamar
mandi

3. Diagnosa Keperawatan
Kekurangan pemenuhan kebutuhan cairan
4. Intervensi
 Memenuhi kebutuhan cairan tubuh klien
 Meciptakan lingkungan yang nyaman dan bersih
5. Implementasi
Upaya dasar merubah atau mempengaruhi lingkungan yang
memungkinkan terciptanya kondisi lingkungan yang baik yang
mempengaruhi kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan individu.
6. Evaluasi
 Mengobservasi keluhan An. A dalam waktu 1x24 jam
 Memberikan lingkungan yang bersih dan nyaman
 Memberikan kebutuhan cairan sesuai dengan kebutuhan yang
sudah ditentukan

16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Florence Nightingale “Ibu dari keperawatan modern” merupakan
salah satu pendiriyang meletakan dasar-dasar teori keperawatan yang melalui model
konsep dan teori keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat menemukan
kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam
perawatan orang yang sakit yang dikenal dengan teori lingkunganya.
Selain itu Florence nightingale memandang pasien dalam konteks keseluruhan
lingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologis, sosial.
Florence Nightingale memandang perawat tidak hanya sibuk dengan masalah
pemberian obat dan pengobatan saja, tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu,
kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan, dan nutrisi yang kuat. Pengkajian atau
observasi (pengamatan) bukan demi berbagai informasi atau fakta yang mencurigakan,
tetapi demi penyelamatan hidup dan meningkatkan kesehatan dankeamanan.

4.2 Saran
Florence Nigtingale merupakan seorang perawat yang perlu ditiru dalam proses
keperawatan dan proses penyembuhan penyakit. Dia merupakan “Lady with the lamp”
bagi pasien yang sakit. Maka kita sebagai perawat haruslah sebagai penerang bagi pasien
yang kita rawat. Marilah kita sebagai perawat berusaha untuk meringankan penderitaan
pasien yang kita rawat. Rawatlah pasien seperti kita merawat orang yang paling kita sayang.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin, Haji. (2001). Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika


Alimul Hidayat, Azis.(2002).Konsep dasar keperawatan. Jakarta: EGC
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

17
Kusnanto. (2004). Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional.. Jakarta:
EGC
Mubarak, Wahid, Iqbal. (2009). Ilmu kesehatan Masyarakat: Teori
dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika
Potter. (1999). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik.
Jakarta: EGC
Sartono. (2011).. Aplikasi Florence Nightingale dalam Pelayanan Keperawatan
dan Aplikasi Kasus yang Relevan (From: http://enoe2007-berbagi.blogspot.com
Keperawatan Universitas Borneo Tarakan. [Akses: 21 September2015].
Abdul, Aziz.2015.Model Konsep Teori Florence Nightingle.
http://keperawatandankesehatanModelkonsepteoriflorenceNightingale.htm.
Diakses pada tanggal 1 april 2017. Jam 16.00 WIB.
Radjab,Ary.2013.Phylosofical Theori Of Florence Nightingle.
http://model%20kep%20florence/Ary%20Radjab_%20Phylosofical%20Theori
%20of%20Florence%20Nightingale.html. Diakses pada tanggal 31 maret 2017.
Jam 09.00 WIB.

18

Anda mungkin juga menyukai