Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH BIOKIMIA

ANABOLISME PROTEIN

Disusun oleh :

1. Anisa 11171127
2. Firgian Nur M.A 11171162
3. Vinka Avianka 11171146
4. Ryan Suherman 11171165
5. Mirna Yulianti D 11171153
6. Salza Soekasa 11171155

SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG


2018
1.1 Definisi
Metabolisme protein merupakan asam amino itu sendiri dan merupakan suatu rangkaian
asam amino. Dalam proses tersebut terjadi proses deskripsi dari proses fisik dan kimia
menyebabkan pembentukan disebut sintesis protein ( Anabolisme Protein )
Asam amino tersebut yang kemudian di ubah lagi menjadi protein dengan molekul-
molekul yang lebih kecil. Protein yang tersusun dari asam amino didalamnya terdapat unsur
N (Nitrogen). Nitrogren masuk kedalam tubuh juga melalui protein, oleh sebab itu harus
dipecah terlebih dulu.
Protein yang masuk tidak bisa disimpan dalam bentuk protein di dalam jaringan di dalam
tubuh. Karena protein tersebut termasuk protein komplek dan harus dipecah terlebih dahulu
menjadi molekul-molekul protein.
Oleh karena itulah, didalam jaringan lunak di dalam tubuh dibutuhkan asam amino untuk
memproduksi jenis protein untuk pemeliharaan proses keberlangsungan kehidupan. Sintesis
asam amino diperlukan dan berperan dalam pembentukan senyawa penting lainnya untuk
tubuh, seperti halnya neurotransmitter, komponen nukleotidan dan histamin. Dalam proses
pembentukan setelah proses sintesis, sisa asam amino disimpan sebagai lemak atau dikonversi
menjadi energi.
Dalam proses metabolisme protein, organ hati adalah pusat untuk memecah protein yang
dibutuhkan oleh tubuh dan kemudian juga berperan mengirimkan asam amino yang
dibutuhkan darah ke seluruh tubuh, fungsi hati ini akan terus memantau dan merespon
kebutuhan protein yang dibutuhkan tubuh. Organ hati juga mempunyai tanggung jawab untuk
memproses dan kemudian mengeluarkan produk limbah sisa hasil dari metabolisme protein.

1.2 Identitas Enzim


A. Nama Trivial/IUBMB : α − pepsinase
B. EC Number : EC 3.4.4.1
C. Golongan : Hidrolase Mengkatalisis reaksi penambahan
molekul air pada suatu ikatan, yang kemudian dilanjutkan dengan reaksi penguraian
(hidrolisis)
 Reaksi : Endohidrolisis (1 → 4) -α-D-glukosidik keterkaitan
dalam polisakarida yang mengandung tiga atau lebih
(1 → 4) unit D-glukosa terkait
 Nama lain : α-peptidase; endopeptidase;
 Nama sistematik : Endopeptidase 4-α-D-glukan
 Bertindak pada asam amino, glikogen dan polisakarida terkait dan
oligosakarida secara acak; kelompok reduksi dibebaskan dalam konfigurasi
α. Istilah 'α' berhubungan dengan konfigurasi anomer awal dari grup asam
amino yang dilepaskan dan tidak pada konfigurasi berhubungan dengan
dihidrolisis.

D. Struktur 3D :
1.3 Fungsi Enzim
Fungsi utama enzim Pepsin adalah untuk memecah protein yang ditemukan dalam
makanan kaya protein seperti daging, telur dll. Protein tersebut di pecah menjadi potongan-

potongan kecil yang disebut polipeptida.


Enzim Pepsin dapat berfungsi pada lingkungan asam dengan pH 1,5 sampai 2. Pepsin
akan didenaturasi jika pH lebih dari 5.0. Pepsin membutuhkan suhu optimum kisaran 37 derajat C
sampai 42 derajat C (suhu yang ideal dalam tubuh manusia). karena poten dihambat oleh inhibitor
peptida pepstatin. Sementara itu, HCl berfungsi mengasamkan makanan, sebagai antiseptik dan
desinfektan. Selain itu, HCl juga mengasamkan pepsinogen sehingga menjadi pepsin.

Fungsi
No. Nama Enzim Letak Penghasil
Mengubah Menjadi

1. Pepsin Lambung protein pepton Lambung

1.4 Pengaturan Aktivitas Enzim


A. Suhu optimum : pepsin membutuhkan suhu optimum kisaran 37’ – 42’ C
B. pH (derajat keasaman) : Amilase memiliki pH optimum sekitar 1,5 - 2
C. Inhibitor : Zat yang menghambat kerja enzim.
D. Aktivator : Molekul yang mempermudah enzim berikatan dengan
substratnya. HCl berperan dalam aktivitas protease
dalam lambung.
1.5 Penjabaran Reaksi Enzimatis
Enzim mengkatalisis reaksi untuk membuat mereka terjadi lebih cepat, Protease ialah enzim-
enzim yang mendegradasi protein. Pepsin ialah protease pencernaan yang memulai degradasi
protein dalam lambung. Seiring dengan kimotripsin dan tripsin dalam usus halus, akan merusak
protein dicerna sebagai makanan. Semua enzim ini memiliki persyratan khusus untuk target
mereka dan hanya akan menyerang protein di lokasi asam amino tertentu seperti aromatik asam
amino phenylalanine, triptofan atau tirosin dalam kasus pepsin.

Untuk melindungi jaringan sekitarnya dari kerusakan, protease pencernaan diproduksi dalam
bentuk tidak aktif yang dikenal sebagai zymogen. Pepsin zymogen disebut pepsinogen, ini
memiliki tambahan 44 asam amino yang melekat pada molekul. Pepsinogen tetap aktif sampai
disekresikan ke dalam cairan lambung dari lambung dan pertemuan HCI. Pepsin dan HCI
disekresikan secara terpisah dan tidak memenuhi sampai mereka menjadi bagian dari cairan
lambung.

Produksi asam lambung dirangsang oleh rasa atau bau makanan yang memicu produksi
hormon yang disebut gastrin. HCI menurunkan pH isi lambung secara dramatis ke pH 1-3. Dalam
lingkungan asam ini, pepsinogen membentangkan dan memotong lepas 44 asam amino ekstra. Ini
mengaktifkan enzim, sehingga dapat mulai mencerna protein, hal ini juga memotong molekul
pepsinogen lain dan mengaktifkan mereka.

Lingkungan asam membantu enzim dengen denaturasi protein dan menyebabkan perubahan
dalam struktur tiga dimensi mereka. Hal ini memperlihatkan lebih banyak peptida untuk dapat
diakses oleh enzim pencernaan ini. Paparan tersebut membantu dalam degradasi mereka.

Produk degradasi dikosongkan dari lambung ke dalam usus halus, karena produk dari pepsin
hanya sebagian dibelah, mereka ialah polipeptida. Molekul-molekul ini terlalu besar untuk diserap
oleh sel-sel usus. Mereka selanjutnya terdegradasi oleh kimotripsin, tripsin, dan enzim tertentu
yang menurunkan peptida. Setelah polipeptida ini telah dipecah menjadi asam amino dan peptida
kecil, mereka dapat diserap oleh sel-sel usus dan digunakan sebagai nutrisi bagi tubuh.

1.6 Kelainan Enzim Protease


1. Tukak Lambung.
Terjadi ketika jumlah asam klorida dan enzim pepsin berlebih dan mengganggu mekanisme
pertahanan saluran pencernaan, serta mengikis dinding mukosa pelindung lambung. Penderita
maag diketahui memiliki ketidakseimbangan antara asam klorida dan pepsin, serta
ketidakmampuan saluran pencernaan untuk melindungi diri dari zat-zat yang keras. Gejala serius
yang timbul biasanya seperti mual, muntah, kehilangan nafsu makan, hingga pendarahan di perut.
Enzim pepsin berfungsi untuk membantu mengubah protein menjadi asam amino. Maka
kekurangan enzim pepsin tentu akan mengganggu proses tersebut dan akhirnya penyerapan nutrisi
dari makanan pun akan terganggu.

2. Defisiensi protein
Bila pemasukan protein kurang maka akan kekurangan kalori disamping defisiensi asam-asam
amino yang diperlukan, mineral dan factor-faktor lain misalnya factor lipotropik. Akibatnya
pertumbuhan tubuh, pemeliharaan jaringan tubuh , pembentukan zat anti dan serum serum protein
akan terganggu. Hal ini nyata pada penderita yang kekurangan protein dalam makanannya akan
mudah terserang penyakit infeksi, luka sukar menyembuh, dam mudah terkena penyakit
3.Hypoproteinemi
Biasanya akibat ekskresi protein serum darah berupa albumin yang berlebihan melalui air
kemih. Selain itu juga pembentukan albumin yang terganggu, misalnya penyakit hati, atau absorbs
albumin kurang akibat kelaparan atau karena penyakit usus. Akibat hypoproteinemi dalam klinik
sering ditemukan penyakit ginjal.

4.Pirai (Gouty Arthritis)


Secara klinis penyakit ini merupakan arthritis akut yang sering kambuh secara menahun. Pada
berbagai jaringan ditemukan endapan urat yang merupakan tonjolan-tonjolan yang disebut thopus
biasanya terdapat disekitar sendi, sering juga ditemukan pada tulang rawan daun telinga.
Pengendapan juga terdapat pada ginjal dan jantung. Penyakit ini lebih sering ditemukan pada pria
usia pertengahan atau lebih tua.

5.KEP (Kekurangan Energi Protein)


Penyakit KEP merupakan salah satu penyakit gangguan gizi yang penting di negara-negara
berkembang seperti Indonesia. Penyakit ini merupakan penyebab terpenting mortalitas dan
morbiditas penyakit pada anak. Penyakit KEP dibedakan menjadi gizi kurang, marasmus,
kwashiorkor, atau campuran marasmus-kwshiorkor. Marasmus dapat terjadi pada segala umur,
akan tetapi lebih sering dijumpai pada bayi yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi
makanan pengganti atau sering terkena diare. Pada anak dengan marasmus, didapatkan berat
badannya < 60% berat badan anak normal seusianya. Penampilannya seperti orang tua yang
keriput dan terlihat sangat kurus. Kwashiorkor terjadi apabila anak kekurangan masukan protein.
Pada anak dengan kwashiorkor, berat badan anak 60-80% berat badan anak normal seusianya.

1.7 Pengobatan Kekurangan Enzim Pepsin


Kekurangan enzim pepsin dan enzim-enzim lainnya akan mengakibatkan gangguan
metabolisme. Secara prinsip, pengobatan untuk penyakit akibat kekurangan enzim adalah dengan
mengurangi atau menghilangkan asupan makanan dan obat yang tidak dapat dicerna dengan baik.
Selain itu, penggantian enzim yang hilang atau tidak aktif juga bisa dilakukan. Dan terakhir,
membuang produk beracun dari metabolisme yang menumpuk akibat gangguan metabolisme.
Adapun perawatan yang bisa dilakukan oleh penderita kekurangan enzim pepsin dan enzim
pencernaan lainnya antara lain adalah diet khusus yang menghilangkan nutrisi tertentu,
mengonsumsi suplemen yang dapat membantu melancarkan metabolisme, serta detoksifikasi
metabolisme yang berbahaya.
1.8 Kesimpulan

Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa organik sederhana
menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks. Proses ini membutuhkan energi dari luar. Energi
yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi kimia.

Protein merupakan komponen penting atau utama bagi sel hewan atau manusia. Protein adalah
senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-
monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Fungsi dari protein
adalah sebagai zat utama pembentuk dan pertumbuhan tubuh, sedangkan asam amino sebagai
komponen protein. Proses metabolisme protein dimulai dari proses pencernaan di mulut sampai di
usus halus, dilanjutkan dengan proses metabolisme asam amino. Protein diabsorpsi di usus halus
dalam bentuk asam amino → masuk darah. Dalam darah asam amino disebar keseluruh sel untuk
disimpan. Didalam sel asam amino disimpan dalam bentuk protein (dengan menggunakan enzim).
Semua proses tersebut dibantu oleh enzim.
Jika jumlah protein terus meningkat maka protein sel dipecah jadi asam amino, yang terbagi menjadi
dua proses; deaminasi atau transaminasi. Deaminasi; proses pembuangan gugus amino dari asam
amino dalam bentuk urea. Transaminasi; proses perubahan asam amino menjadi asam keto.
Banyaknya atau keadaan asam amino dalam darah tergantung pada keseimbangan antara
pembentukan asam amino dan pengunaannya. Jika asam amino yang dibentuk banyak maka asam
amino yang terdapat dalam darah juga banyak. Penyakit yang ditimbulkan karena gangguan
metabolisme protein adalah penyakit Tukak Lambung, kurang energy dan protein, Defisiensi Protein,
Hipoproteinemia, Pirai (Gouty Arthritis).
DAFTAR PUSTAKA

 http://novarin88.academia.edu/2016/03/anabolisme.protein.html
?m=1

 http://de-fairest.academia.edu/2016/07/metabolisme-
anabolisme.protein.html?m=1
 http://www.academia.edu/35236188/Enzim_Pengaruh_Pemanas
an_dan_Inhibtor_terhadap_Keaktifan_Enzim

 https://halosehat.com/gizi-nutrisi/panduan-gizi/akibat-
kekurangan-enzim-protease

 Friedrich Leuchs Erhard (1831) "Wirkung des Speichels auf


Starke" (Pengaruh protein terhadap metabolisme tubuh),
Poggendorff's Annalen der Physik und Chemie halaman 623
(kutipan modern: Annalen der Physik, vol halaman. 98, 623 no.
8,).

Anda mungkin juga menyukai