Anda di halaman 1dari 76

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut WHO diagnosis komunitas adalah kumpulan data kuantitatif dan kualitatif
secara deskriptif menyangkut kesehatan masyarakat dan faktor-faktor dan
mempengaruhi suatu kelompok masyarakat. Diagnosis komunitas digunakan untuk
indetifikasi masalah, perencanaan, pengembangan, dan pelaksanaan di area komunitas
yang bersangkutan. Di dalam diagnosis komunitas terdapat empat tahapan dalam
diagnosis komunitas yang meliputi inisiasi, pengumpulan dan analisis data, diagnosis,
serta pemerataan.1 Tujuan utama dari diagnosis komunitas adalah untuk memberikan
promosi kesehatan kepada masyarakat.1

Osteoartritis (OA) merupakan penyakit persendian terbanyak di dunia. Menurut


data di Amerika Serikat terdapat sekitar 32 Juta jiwa dengan penyakit kronik
Osteoartritis. OA merupakan penyebab utama terjadinya disabilitas dan keterbatasan
ruang gerak persendian pada kalangan lanjut usia. Lembaga kesehatan di Amerika
Serikat mengeluarkan dana sebesar $185 milyar per tahun dalam upaya penanggulangan
penyakit kronik ini.2

Terdapat dua penelitian di Asia, kedua studi dilakukan tahun 2006 di Negara
Thailand dan Vietnam. Ditemukan hampir 50% populasi biksu di Thailand di rentang
usia 40-79 tahun menderita penyakit OA. Dan di Vietnam didapatkan data 31% pria dan
35% wanita diatas usia 49 tahun menderita OA3

Peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat tertentu menyebabkan


perubahan dalam gaya hidup terutama pola makan. Pola makan yang tinggi karbohidrat,
tinggi serat, dan rendah lemak berubah ke pola makan baru yang rendah karbohidrat,
rendah serat, dan tinggi lemak. Perubahan pola makan ini dipercepat oleh kemajuan
teknologi informasi dan globalisasi ekonomi. Perbaikan tingkat ekonomi juga
menyebabkan berkurangnya aktivitas fisik masyarakat tertentu. Perubahan pola makan
dan aktivitas fisik ini berakibat kepada semakin banyaknya penduduk yang mengalami
masalah overweight dan obesitas. Osteoartritis adalah gangguan degenerasi struktur

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 1
tulang rawan pada persendian. Faktor epidemiologis yang meningkatkan risiko
terjadinya osteoartritis antara lain: cedera sendi, obesitas, dan usia lanjut. 4,5

Berdasarkan data Rikesdas tahun 2013 menyatakan bahwa prevalensi penyakit


OA berdasarkan nakes di Indonesia terdapat 62.244.000 dari 252.000.000 jiwa.
Prevalensi penyakit sendi berdasarkan nakes atau dengan ditemukan persentasi tetinggi
di Provinsi di Nusa Tenggara Timur 1.639.763 (33,1%), diikuti Jawa Barat 14.554.396
dan Provinsi Banten, Kabupaten tangerang 2.359.213. 6

Puskesmas Sindang Jaya tahun 2017 mencatat terdapat jumlah lansia sebanyak
10.421 jiwa dengan rentang usia 45-59 tahun dan 4.176 jiwa dengan rentang usia diatas
90 tahun. Jumlah lansia tercacat berobat di Posbindu sebanyak 335 orang dan 465 lansia
yang memiliki KMS (Kartu Masyarakat Sehat). Terdapat sebanyak 394 kasus OA pada
tahun 2017 (periode 1 Januari 2017-23 Oktober 2017). Diperkirakan populasi lansia
akan meningkat menjadi 2 kali lipat pada tahun 2025 menjadikan OA salah satu
penyakit degeneratif terbanyak di masa yang akan datang. 3,7

Maka dari itu, diharapkan dengan pengambilan topik OA sebagai diagnosa


komunitas penulis mengetahui faktor resiko dari OA pada lansia (banyak populasi lansia
banyak di Sindang Jaya) dan diharapkan dapat menurunkan angka terjadinya OA pada
lansia. Karena banyak kasus OA diharapkan dapat memperbaiki kualitas hidup.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Turunnya kasus Osteoartritis di Puskesmas Sindang Jaya periode 2017
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya lokasi masalah utama yang harus segera diselesaikan wilayah
kerja Puskesmas Sindang Jaya.
2. Diketahuinya masalah – masalah penyebab yang menyebabkan tingginya
penduduk Lanjut Usia yang menderita Osteoartritis.
3. Diketahuinya intervensi sebagai alternatif pemecahan masalah yang dapat
dilakukan dalam jangka pendek dan memiliki daya ungkit yang besar dalam
menunjang tujuan jangka menengah dan jangka panjang yang diharapkan.
4. Diketahuinya hasil dari intervensi yang dilakukan.

BAB 2

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diagnosis Komunitas

Diagnosis komunitas diselenggarakan untuk mencari tahu perihal kesehatan


secara statistik dan keseimbangan dalam hal kesehatan suatu komunitas dan
didukung oleh pengetahuan mengenai lingkungan cakupan wilayah untuk
menentukan apa yang diperlukan (intervensi dan promosi) pada komunitas
bersangkutan.8

Penilaian yang dilakukan meliputi seluruh aspek kehidupan yang


berpengaruh terhadap kesehatan, sehingga harus melibatkan seluruh bagian
dalam komunitas yang berkomitmen, berwawasan dan berkeahlian dalam
kondisi komunitas. Keterampilan ini merupakan keterampilan penting untuk
dokter dalam memberikan pelayanan kedokteran secara holistik dan
komprehensif, serta merupakan suatu bentuk dari promosi kesehatan dan
perbaikan permasalahan kesehatan dalam komunitas.9

Susunan alur kerja dari diagnosis komunitas diawali dengan identifikasi


masalah dengan cara analisis situasi melalui survei data epidemiologis lalu
menggunakan Paradigma Blum dan teknik prioritas masalah untuk menetapkan
diagnosis. Setelah itu dilanjutkan dengan identifikasi masalah penyebab dan
alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan. Beberapa intervensi yang
terbaik akan dipilih dan disusun sebelum pelaksanaannya. Selama pelaksanaan
intervensi, pengawasan dan pencatatan dilakukan sebagai tolak ukur
keberhasilan dan evaluasi.9

Tujuan dari diagnosis komunitas adalah dokter mampu mengidentifikasi


masalah kesehatan, menganalisis dan menyimpulkan data serta membuat laporan
hasil intervensi dan presentasi.

2.2 Osteoartritis (OA)


Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 3
2.2.1 Definisi

Osteoartritis adalah penyakit kronis dari sendi, dimana terdapat


perubahan progresif (penghancuran dan penurunan kekuatan dari tulang
kartilago sendi disertai dengan perbentukan tulang kartilago baru di bagian
ujung sendi (osteofit), pembentukan kista, dan sklerosis pada bagian subkondral
tulang, peradangan sendi ringan (sinovitis) dan pembentukan jaringan fibrosis
kapsular sendi.10, 11

2.2.2 Epidemiologi

Osteoartritis merupakan penyakit persendian terbanyak. Menurut data di


Amerika Serikat terdapat sekitar 32 Juta jiwa dengan penyakit kronik
Osteoartritis. Osteoartritis merupakan penyebab utama terjadinya disabilitas dan
keterbatasan ruang gerak persendian pada kalangan lanjut usia. Lembaga
kesehatan di Amerika Serikat mengeluarkan dana sebesar $185milyar per tahun
dalam upaya penanggulangan penyakit kronik ini.3

Berdasarkan data Rikesdas tahun 2013 menyatakan bahwa prevalensi


penyakit sendi berdasarkan nakes di Indonesia terdapat 62.244.000 dari
252.000.000 jiwa. Prevalensi penyakit sendi berdasarkan nakes atau dengan
ditemukan persentasi tetinggi di provinsi di Nusa Tenggara Timus 1.639.763
(33,1%), diikuti Jawa Barat 14.554.396 dan Banten 2.359.213. 6

2.2.3 Etiologi10

Risiko penyakit OA meningkat seiring bertambahnya usia. Kartilago


tulang mengalami degenerasi seiring bertambahnya usia dikarenakan berkurang
nya jumlah sel dan perunuran kadar proteoglikan, kehilangan elastisitas dan
penurunan kekuatan dari kartilago.

Beberapa penelitian mengemukakan teori perubahan primer dari matriks


kartilago yang menyebabkan kelemahan secara struktural kartilago dan menjadi
faktor predisposisi penghancuran dari kartilago, dan penyakit pembentukan
penumpukan kristal pada bagian sendi. Pada penelitian oleh Lanyon et al., 2000,

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 4
di kemukakan teori mengenai faktor risiko genetik pada pasien OA, pada
penelitiannya di temukan perbedaan dari variasi anatomi persendian (displasia
asetabular), displasia epifisis dan kolagen memberikan faktor bermakna pada
faktor risiko penyakit OA.

Pada banyak kasus OA stres mekanik seperti mengangkat beban yang


terlalu berat terhadap sendi bersangkutan untuk menopang memiliki efek
kerusakan pada permukaan sendi dan penipisan bantalan sendi yang
menyebabkan penurunan daya absorbsi stress mekanik dan berakhir dengan
kerusakan dari sendi penopang tersebut secara progresif satu arah.

2.2.4 Faktor Risiko10,12

Faktor risiko terjadinya OA antara lain:

 Displasia sendi : Beban tekanan dan gesekan pada sendi yang terus menerus yang
disebabkan oleh penipisan cairan sinovial menyebabkan kerusakaan permanen
dan meningkatkan kecepatan perusakan dari pembentukan osteofit.
 Trauma pada sendi (stres mekanik) : tekanan yang sangat besar dapat
menyebabkan terjadinya kerusakan pada bantalan sendi yang menyebabkan
ketidakseimbangan pada distribusi tekanan di sambungan antar sendi penopang.
 Pekerjaan : Menopang beban yang belebihan tanpa bantuan otot yang adekuat
dapat mempercepat proses penipisan dari cairan synovial dikarenkan tekanan
besar pada sendi tersebut secara berlama-lama.
 Kepadatan tulang : Tulang membantu penguatan lekatan otot yang memerankan
penting dalam mempertahankan postural dan distribusi beban yang diterima di
setiap sendi.
 Obesitas : kegemukan menyebabkan meningkatnya beban yang harus ditahan oleh
sendi setiap hari nya yang dapat mempercepat proses penipisan cairan synovial
secara cepat.
 Riwayat keluarga : ada sebuah teori yang mengemukakan ada nya hubungan
factor genetic dengan cepatnya proses degenerasi dari sendi dan cairan
sinovialnya.

2.2.5 Klasifikasi10,12

Berdasarkan etiologinya, Osteoarthritis diklasifikasikan menjadi:


Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 5
 Idiopatik
A. Lokalisasi
1. Tangan: misalnya nodus Heberden dan bouchard (nodal), artritis
interphalangeal erosif (non-Nodal), Schapometacarpal,
Schapotrapezial
2. Kaki: contohnya., hallux valgus, hallux rigidus, contracted toes
3. Lutut
a. Medial compartment
b. Lateral compartment
c. Pattelofemoral compartment (e.g, chondromalacia)
4. Pinggang
a. Eccentric (superior)
b. Concentric (axial, Medial)
c. Diffuse (Coxae senilis)
5. Tulang Belakang
A. Apophyseal
B. Intervertebral (disc)
C. Spondylosis (Osteophytes)
D. Ligamentous (hyperostosis,(forestler disease or DISH))
6. Bagian lainnya: Bahu, temporo mandibular, ankle, acromioclavicular
B. Generalized : Includes 3 or more areas lised above (Kellgren-Moore)
1. Kecil (peripheral) dan tulang belakang
2. Besar (central) dan Tulang belakang
3. Campuran (peripheral and central) dan Tulang belakang
4.

II. Secondary

A. Paska trauma
B. Penyakit bawaan atau perkembangan
1. Terlokalisir
A. Penyakit pinggul: dislokasi pinggul kongenital, mengalami epifisis
femoralis ibu jari, acetabulum dangkal
B. Faktor mekanis dan lokal; contohnya Panjang ekstremitas yang tidak
sama, kelainan valgus / varus ekstrem, sindrom hypermobility,
skoliosis
2. Generalisasi
A. Displasia pada tulang: e.g Epiphyseal dysplasia
B. Penyakit metabolik : Ochronosis, hemoglobinopathy
C. Penyakit penumpukan kalsium
1. Penyakit penumpukan kalsium Pyrophospate
2. Apatite arthropaty
3. destructive arthropaty ( bahu, tumit)
D. Kelainan tulang dan sendi lainnya: nekrosis Avaskular, Rheumatoid arthritis,
Artritis Gout, Artritis Septic, Osteoporosis, Osteochondritis
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 6
E. Penyakit lainnya
1. Penyakit endokrin: Diabetes melitus, akromegali, hipotiroidisme,
hiperparatiroidisme
2. Neuropati arthropathy

2.2.6 Diagnosis

2.2.6.1 Gejala Klinik10

 Pembengkakan pada sendi (Knobbly sign)

 Deformitas tulang

 Terbatas nya ruang gerak sendi

 Krepitasi

 Instabilitas

 Kerusakan pada lebih dari satu sendi

 Penurunan kualitas hidup pasien (naik turun tangga, berdiri dari posisi duduk)

2.2.6.2 Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik10

Pada kebanyakan kasus, pasien dengan OA merupakan pasien usia


pertengahan, nyeri merupakan keluhan utama pasien dan biasanya di sertai dengan
rasa nyeri yang menjalar dari area sekitar sendi yang sakit. Biasanya akan diawali
dengan keluhan nyeri mendadak dan nyeri bersifat progresif yang semakin lama
semakin meningkat dalam waktu yang lama. Kaku, bengkak, deformitas (kaki
melengkung), kehilangan fungsi merupakan keluhan lanjutan dari perjalanan
penyakit pasien.

Deteksi OA didapatkan melalui beberapa langkah:

1. Anamnesa
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang

Penting untuk diketahui dalam menegakan diagnosa OA:

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 7
1. Anamnesa

Anamnesa dilakukan untuk mencari tahu usia pasien, jenis kelamin, riwayat
pekerjaan, riwayat keluhan keluhan nyeri serta riwayat perjalanan penyakitnya,
riwayat trauma, riwayat keluarga, riwayat penyakit, riwayat pengobatan dan
gangguan keluhan pasien terhadap kualitas hidupnya.

2. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik menjadi kunci utama dalam menentukan perlu tidaknya di lakukan
pemeriksaan penunjang berupa foto x-ray pada pasien. Pemeriksaan fisik yang perlu
dilakukan diantaranya:

- Teknik Laseque
- Pemeriksaan ROM seluruh anggota gerak ( motorik pasif dan aktif)
- Pengecekan krepitasi pada persendian
- Inspeksi atrofi

2.2.6.3 Pemeriksaan Penunjang10


Pemeriksaan foto rontgen merupakan gold standard dalam menegakan diagnosa OA.
Pemeriksaan ini bertujuan mengetahui progresivitas penyakit pasien dan prognosis dari
penyakit pasien. Selain itu foto rontgen juga dapat digunakan untuk menjadi penentuan
tindakan tatalaksana lanjutan pada pasien jika memang di perlukan tindakan invasif
seperti artroplasti sendi. Temuan pada foto rontgen diantaranya :
- Penyempitan ruang antar sendi
- Crossing between two joints
- Pembentukan osteofit
- Pembentukan kalsifikasi pada permukaan sendi
- Osteporosis
- Pergeseran sendi
- Edema jaringan lunak

2.2.7 Diagnosis Banding


1.Avaskular nekrosis
2. Inflamasi artropati (Reumatoid artritis, Ankylosing spondylitis, dan Reiter
disease)
3. Diffuse idiopathic skeletal hyperostosis (DISH)

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 8
2.2.8 Tatalaksana
2.2.8.1 Tatalaksana fase awal10

Pada fasilitas kesehatan pelayanan primer dengan sarana dan prasarana terbatas dapat
dilakukan tindakan awal pengobatan simtomatik pada pasien. Prinsip terapi ini
mengutamakan mempertahankan pergerakan dan meningkatkan kekuatan otot,
mencegah terjadi nya beban berlebih pada persendian, mengurangi rasa nyeri dan
modifikasi aktifitas harian pasien.

Pada tahap ini dilakukan beberapa tatalaksana sebagai berikut:

 Fisioterapi merupakan pilihan utama. Bertujuan mempertahankan mobilitas dan


memperkuat otot penunjang. Dapat berupa kegiatan aerobik, namun dengan
memperhatikan beban terhadap persendian pasien. Tindakan fisioterapi bersifat
paliatif.
 Penurunan beban bertujuan melindungi sendi dari beban yang berlebih, hal ini
dapat menurunkan proses kerusakan dari kartilago, sangat efektif untuk
mengurangi rasa nyeri. Tindakan yang dapat dilakukan adalah penurunan berat
badan pada pasien obesitas, menggunakan sepatu yang empuk, menghindari
kegiatan mengakat barang berat dan menghindari naik turun tangga dan
menggunakan tongkat untuk membantu menopang bobot tubuh.
 Pengobatan analgesika sangat penting dalam menghilangkan rasa nyeri,
pengobatan pilihan nya dapat di mulai dari penghilang nyeri paling ringan seperti
paracetamol, namun pada kasus tertentu jika pasien tetap merasakan nyeri pilihan
obat dapat ditingkatkan dengan pengobatan menggunakan NSAID.

2.2.8.2 Tatalaksana fase lanjut10

Pada fase lanjutan, keluhan pasien perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi
kepada dokter spesialis otropedi. Pada fase ini didapatkan kerusakan sendi yang lebih
besar dengan peningkatan rasa nyeri, instabilitas dan deformitas (terutama pada sendi
yang menopang beban paling besar). Tindakan invasif seperti bedah rekonstruksi
diperlukan pada fase ini. Ada 3 macam pembedahan yang dapat dilakukan :

 Realignment Osteotomy merupakan teknik yang paling sering digunakan sebelum


dapat dilakukan tindakan bedah joint replacement. Teknik ini menggunakan
instrumen fiksasator yang bertujuan memperbaiki deformitas ke posisi semula

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 9
atau mempertahankan agar tidak terjadi deformitas lebih lanjut. Tindakan ini dapat
mengurangi rasa nyeri secara bermakna dikarenakan terjadinya pembebasan dari
vaskularisasi tulang subkondral dan perubahan distribusi beban pada tulang,
terutama pada bagian sendi yang terjadi perusakan. Setelah tindakan ini,
diharapkan terjadi pertumbuhan fibrokartilago untuk melindungi permukaan
tulang yang sakit.
 Joint Replacement merupakan tindakan bedah yang menjadi pilihan utama pada
pasien OA dengan simptom yang sulit dikendalikan, penurunan fungsi sendi dan
ketidakmampuan melakukan kegiatan sehari-hari.
 Artrodesis merupakan tindakan bedah yang bertujuan membebaskan dua sendi
yang saling bersinggungan. Tujuan utama dari tindakan ini adalah nya
membebaskan syaraf dan vaskularisasi pada area sendi yang bersinggungan.

2.2.8.3 Dukungan Nutrisi

Pasien OA dengan obesitas memiliki resiko dan progresifitas OA yang lebih tinggi.
Dukungan nutrisi yang bertujuan menurukan berat badan pasien merupakan bagian dari
terapi OA yang dapat menggurangi jumlah beban yang ditanggung oleh sendi pasien.

Tatalaksana nutrisi umum meliputi restriksi kalori untuk penurunan berat badan
pasien hingga mencapai IMT normal dan berat badan ideal, disertai pemilihan makanan
tinggi omega 3 yang bertujuan untuk mempertahankan cairan sinovial sendi yang
bersifat lubrikan terhadap gesekan antar sendi sehingga dapat mengurangi rasa nyeri
dan penurunan proses peradangan pada sendi pasien.

2.2.9 Pencegahan10

Penyakit OA yang merupakan penyakit kronis degeneratif merupakan penyakit


yang tidak dapat dicegah namun dapat diperlambat progesifitasnya. Dengan melakukan
modisfikasi dari lingkungan dan modifikasi faktor resiko yang ada, maka perjalanan
penyakit OA dapat diperlambat semaksimal mungkin diluar faktor resiko yang tidak
dapat dimodifikasi seperti penyakit bawaan dan faktor genetik.

2.2.10 Komplikasi10

Perjalanan penyakit OA dapat menyebabkan komplikasi kronis dan ireversibel.


Seperti herniasi kapsular (Baker’s cyst), Keterbatasan ruang gerak seperti rasa anggota

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 10
gerak yang “terkunci”, stenosis spinal, dan spondilitistesis pada area L4 / 5 dikarenakan
kompensasi posisi tubuh dalam menopang berat badan yang tidak sempurna.

2.2.11 Prognosis10

Pasien OA memiliki prognosis yang cukup baik bila diidentifikasi dan dilakukan
intervensi sejak dini. Intervensi dini dapat memperlampat proses degenerative
persendian dan meningkatkan kualitas hidup pasien pada saat usia lansia. Pada OA yang
sudah stadium lanjut, prognosis pasien cenderung lebih buruk dan diperlukan intervensi
bedah dengan hasil prognosis yang baik selama tidak ada nya komplikasi berupa
pengeroposan tulang yang menjadi kontraindikasi tindakan bedah artroplasti.

2.3 Kerangka Teori

Displasia
Trauma Kepadatan
sendi pada sendi tulang

Pekerjaan
Obesitas Riwayat
keluarga

OSTEOARTRITIS

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 11
KOMPLIKASI

Keterbatasan
Spondilitistesis
ruang gerak
Stenosis Spinal

Gambar 1. Kerangka Teori

BAB 3
IDENTIFIKASI MASALAH

3.1 Analisis Situasi


3.1.1 Data Epidemiologis
Wilayah kerja Puskesmas Sindang Jaya yang terdiri dari 7 Desa. Meliputi Desa Badak
Anom, Desa Sindang Sono, Desa Sindang Asih, Desa Wanakerta, Desa Sindang Jaya,
Desa Sukaharja, dan Desa Sindang Panon dengan jumlah lansia sebanyak 4877 jiwa.
Pada tahun 2017 (periode 1 Januari 2017 – 23 Oktober 2017), telah tercatat sebanyak
394 prevalensi penyakit OA.

Diharapkan desa Sindang Panon yang memiliki total 11 RW dan menduduki


posisi pertama dalam jumlah total lansia sebanyak 1170 lansia agar dapat dilakukan
peningkatan jumlah masyarakat yang melakukan usaha pencegahan osteoarthritis untuk
menurukan jumlah prevalensi OA.

Tabel 1 Jumlah Lansia Periode Tahun 2016

Desa Jumlah Lansia


Badak Anom 305

SIndang Sono 658

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 12
Sindang Asih 542

Wanakerta 759

Sindang Jaya 468

Sukaharja 975

Sindang Panon 1170

Total 4877

Sumber : . Data Puskesmas Sindang Jaya 2016

3.1.2 Hasil Survey Basic Six Puskesmas

Usaha pencegahan OA termasuk dalam program Basic Six Puskesmas, yaitu Promosi
Kesehatan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (Osteoartritis).

3.2 Pemilihan Scope Tempat

Di wilayah kerja Puskesmas Sindang Jaya terdapat jumlah lansia


sebanyak 4.877 orang. Desa Sindang Panon menduduki posisi pertama
dengan jumlah lansia terbanyak diantara desa lainnya. Sehingga kami
memilih Desa Sindang Panon yang terdiri dari 11 RW dimana RW 01
memiliki fasilitas posbindu. Desa Sindang Panon RW 01 dijadikan
tempat untuk melakukan upaya pencegahan penyakit Osteoartritis
pada lansia sebagai tempat sasaran diagnosis komunitas.

3.3 Identifikasi masalah dengan Paradigma BLUM


Identifikasi masalah dengan paradigma BLUM yang didapatkan dari observasi dan
mini survey yang dilakukan pada orang yang datang berobat ke Puskesmas Sindang
Jaya sejumlah 30 orang dari tanggal 2 November 2017 sampai dengan 4 November
2017. Mini survey ini dilakukan untuk mengetahui penyebab tingginya kasus OA di
wilayah kerja Puskesmas Sindang Jaya

Status kesehatan :

1. Genetik : Tidak dinilai


Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 13
2. Medical care service:
a. Kurangnya kegiatan penyuluhan dan edukasi dari pemberi pelayanan kesehatan
dan kader untuk lansia khususnya tentang OA
b. Terbatasnya persediaan jumlah obat pereda nyeri di Puskesmas Sindang Jaya
3. Lifestyle :
Hasil dari mini survey yang dilakukan pada tanggal 2 November 2017 – 4
November 2017 pada lansia yang datang ke poli lansia Puskesmas Sindang Jaya
dengan keluhan nyeri sendi sebanyak 30 orang dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:

- Pengetahuan
a. Responden yang tidak mengetahui penyakit pengapuran sendi sebanyak 19
orang (63,33 %)
b. Responden yang tidak mengetahui faktor resiko OA sebanyak 21 orang (70
%)
c. Responden yang tidak mengetahui pemeriksaan penunjang osteoarthritis
sebanyak 28 orang (93,33 %)
d. Responden yang tidak mengetahui yang harus dilakukan untuk mengurangi
keluhan nyeri pada sendi sebanyak 24 orang ( 80%)
e. Responden yang tidak mengetahui bahwa OA tidak dapat disembuhkan
sebanyak 30 orang (100%)

- Sikap:
a. Responden yang setuju bahwa menggunakan tongkat dapat mengurangi
keluhan nyeri sendi sebanyak 13 orang (43,33%)
b. Responden yang setuju bahwa untuk mengobati keluhan nyeri sendi, sendi
diistirahatkan dalam waktu yang lama sebanyak 16 orang (53,33%)
c. Responden yang setuju bahwa mengkonsumsi susu dan suplemen kalsium
dapat mengurangi keluhan pengapuran sendi sebanyak 10 orang (33,33%)
d. Responden yang setuju jika pencegahan pengapuran sendi harus dilakukan
sendini mungkin sebanyak 6 orang (20%)
e. Responden yang setuju berobat rutin dapat menyembuhan pengapuran sendi
18 orang (60%)
f. Responden yang setuju bahwa penyakit OA dapat disembuhkan sebanyak 22
orang (73,33%)
g. Responden yang setuju semua orang tua sakit sendi sebanyak 8 orang
(26,66%)

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 14
- Perilaku
a. Responden yang melakukan kegiatan yang tepat untuk menghindari
pengapuran sendi 12 orang (40 %)
b. Responden melakukan kegiatan yang tepat untuk mencegah pengapuran
sendi sebanyak 10 orang (33,33 %)
c. Responden sering melakukan kegiatan yang memperberat radang sendi 30
orang (100 %).
d. Responden yang melakukan tindakan awal yang tepat bila memiliki faktor
resiko pengapuran sendi sebanyak 7 orang (23,33 %)
e. Responden melakukan kegiatan untuk menurunkan berat badan pada pasien
pengapuran sendi sebanyak 18 orang (60%)
f. Responden melakukan tindakan lanjut setelah melakukan perawatan
pengapuran sendi sebanyak 5 orang (16,66%)
4. Lingkungan :
a. Fisik : Lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Sindang Jaya merupakan
kawasan padat penduduk dan dekat dengan pabrik-pabrik industri.
b. Non Fisik : Mayoritas masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sindang Jaya
berasal dari kalangan sosial-ekonomi menengah kebawah. Sebagian besar
masyarakat bekerja sebagai supir, buruh, pedagang, ibu rumah tangga dimana
sebagian besar penduduknya mempunyai tingkat pendidikan rata-rata SD, SMP,
dan agama Islam.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 15
Genetik

-
Lingkungan

a. Fisik : kawasan padat penduduk


dan dekat dengan pabrik-pabrik Osteoartritis di Medical Care System
peralatan industri. Wilayah Kerja
a. Kurangnya kegiatan penyuluhan dan
b. Non Fisik : Sosial-ekonomi Puskesmas Sindang edukasi dari pemberi pelayanan
menengah kebawah. Bekerja Jaya. RW 01 Desa kesehatan dan kader
sebagai supir, buruh, pedagang,
ibu rumah tangga dimana Sindang Panon b. Terbatasnya persediaan jumlah obat di
sebagian besar penduduknya Puskesmas Sindang jaya
mempunyai tingkat pendidikan
rata rata SD SMP, dan agama
islam. LIFE

STYLE

Pengetahuan

Pengetahuan masyarakat tentang pengapuran sendi masih rendah terutama mengenai pengertian, faktor risiko, pemeriksaan penunjang, dan
tindakan yang sesuai

Perilaku

Perilaku masyarakat yang masih kurang baik seperti masih sering melakukan kegiatan memperberat OA, tidak melakukan tindakan
pencegahan.

Sikap

Sikap masyarakat kurang baik dalam hal pencegahan dan tindakan yang sesuai, karena mengganggap OA sebagai penyakit yang tidak
parah.

Gambar 2. Paradigma Blum

3.4 Penentuan Prioritas Masalah

Dilakukan penentuan prioritas masalah dengan cara teknik Non


Scoring (Delbeq). Diskusi dilakukan pada tanggal 21 Oktober 2017 di
Puskesmas Sindang Jaya bersama dengan:

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 16
1. Kepala Desa Sindang Panon

2. Kader

4. Ketua RT

5. Kepala Puskesmas Sindang Jaya

6. Dokter Umum Puskesmas Sindang Jaya

7. Ketua Bidan Puskesmas Sindang Jaya

8. Perawat Puskesmas Sindang Jaya

Rencana dari intervensi pada faktor ini dilakukan dengan tujuan


untuk meningkatkan kepedulian lansia terhadap penyakit OA.
Intervensi diberikan dalam bentuk promosi kesehatan dengan
penyuluhan, serta upaya pencegahan dengan melakukan senam
bersama yang dapat dilakukan di Posbindu Desa Sindang Panon.
Target peserta penyuluhan merupakan lansia Desa Sindang Panon
dengan harapan setelah penyuluhan, mereka dapat menerapkan
upaya pencegahan penyakit OA di Desa Sindang Panon.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 17
\

BAB 4

IDENTIFIKASI MASALAH PENYEBAB DAN ALTERNATIF


PEMECAHAN MASALAH

Setelah dilakukan prioritas masalah, didapatkan permasalahan yang akan diidentifikasi


adalah lifestyle pada warga di Desa Sindang Panon, Kecamatan Sindang Jaya,
Kabupaten Tanggerang. Teknik pemecahan dan jalan keluar dilakukan dengan fishbone.

1. Kurangnya pengetahuan warga tentang OA meliputi pengertian, faktor risiko,


pemeriksaan penunjang, dan tindakan yang sesuai

2. Perilaku masyarakat yang masih kurang baik dalam seperti masih sering
melakukan kegiatan memperberat OA, tidak melakukan tindakan pencegahan.
Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang pentingnya
pencegahan sejak dini dan menjaga pola hidup sehat serta kurangnya motivasi
dari tenaga kesehatan.

3. Sikap masyarakat kurang baik dalam hal pencegahan dan tindakan yang sesuai,
karena mengganggap OA sebagai penyakit yang tidak parah. Hal ini disebabkan
karena kurangnya pengetahuan dan informasi mengenai komplikasi yang terjadi
bila OA tidak teratasi.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 18
Pengetahuan
Kurang nya edukasi
tentang BB sebagai Kurangnya pengetahuan
factor resiko OA tenta BB sebagai factor
resiko OA

Kurangnya pengetahuan mengenai


OA tentang pengertian,
Kurang penyuluhan, pemeriksaan penunjang, dan
tingkat pendidikan tindakan yang sesuai
rendah, kurangnya
akses informasi

Kurang penyuluhan,
tingkat pendidikan Kurangnya pengetahuan tentang
rendah, kurangnya gaya hidup sehat dan hubungannya
dengan OA
akses informasi

LIFESTYLE Osteoartritis Di Wilayah Kerja


Puskesmas Sindang Jaya Desa
Sindang Panon RW 01
Masih
Kurang banyak
nya yang
melakukan
Tidak adakegiatan
kepedulian aktifitas
untuk
Pengetahuan yang memperberat
fisik
melakukansesuai yang
yang kurang OA dilakukan OA
pencegahan

Kurang nya kepedulian


untuk melakukan
Banyak yang tidak
Pengetahuan tindakan yang sesuai
Tidak ada aktifitas melakukan tindakan
yang kurang OA fisik sesuai yg pencegahan
dilakukan

Sikap Perilaku

Gambar 3 Fishbone Diagram

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 19
BAB 5

PERENCANAAN INTERVENSI

5.1 Penyusunan Intervensi


Intervensi 1: Melakukan Training of Trainer (TOT) pada Kader di RW 01
Desa Sindang Panon
a. Kegiatan : Pelatihan pemberian penyuluhan pada semua kader di RW 01
Desa Sindang Panon dan mengajarkan senam Osteoartritis.
b. Dasar penentuan kegiatan : Karena beberapa kader di RW 01 Desa Sindang
Panon kurang mengerti mengenai OA dan tidak dapat melakukan
penyuluhan.
c. Sasaran : Semua kader di RW 01 Desa Sindang Panon (5 orang).
d. Tempat : Aula Puskesmas Sindang Jaya.
e. Indikator penilaian : Semua kader dapat memberikan penyuluhan.
Intervensi 2: Penyuluhan Tentang Osteoartritis kepada Warga RW 01
Desa Sindang Panon
a. Kegiatan : Penyuluhan dengan judul “Osteoartritis” pada warga lansia RW
01 desa Sindang Panon
b. Dasar penentuan kegiatan : Kurangnya pengetahuan warga mengenai OA
dari hasil mini survey.
c. Sasaran : Warga lansia di RW 01 Desa Sindang Panon (50 orang)
d. Tempat : Rumah Bapak Kepala Desa Sindang Panon.
e. Indikator penilaian : Peningkatan nilai post-test peserta meningkat 20%
dari nilai pre-test
Intervensi 3 : Pemeriksaan Screening IMT dan Penjelasan Gizi Seimbang
kepada Warga RW 01 Desa Sindang Panon
a. Kegiatan : pemeriksaan IMT pada masyarakat Desa Sindang Panon RW 01
dan penjelasan gizi seimbang
b. Dasar penentuan kegiatan: Agar masyarakat di RW 01 Desa Sindang
Panon mengetahui IMT masing-masing dan melakukan penerapan gizi
seimbang bila ditemukan IMT >22,9.
c. Sasaran : Warga Lansia RW 01 Desa Sindang Panon. (50 orang)
d. Tempat : Rumah Bapak Lurah Sindang Panon.
e. Indikator penilaian : Seluruh warga Lansia Desa Sindang Panon
mengetahui IMT nya dan melakukan penerapan gizi seimbang bila
ditemukan berat badan berlebih.
Intervensi 4 : Senam Osteoartritis kepada Warga Desa Sindang Panon RW 01
a. Kegiatan :Menjelaskan mengenai senam Osteoartritis serta manfaatnya
bagi lansia di RW 01 Desa Sindang Panon.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 20
Melakukan senam Osteoartritis bersama lansia di RW 01 Desa Sindang
Panon.
b. Dasar penentuan kegiatan: Senam Osteoartritis baik untuk mencegah
komplikasi pada Osteoartritis dan dapat bermanfaat untuk mengajarkan
kepada warga yang tidak hadir.
c. Sasaran : Semua warga lansia Desa Sindang Panon RW 01 (50 orang).
d. Tempat : Rumah Bapak Kepala Desa Sindang Panon.
e. Indikator penilaian : Seluruh warga lansia Desa Sindang Panon dapat
melakukan senam Osteoartritis.
Intervensi 5 : Awareness Pasien Lewat Pemberian poster “Nyeri lutut
meganggu?” di RW 01 Desa Sindang Panon dan Puskesmas Sindang Jaya

a. Kegiatan: Dokter muda memberikan poster yang berjudul “Nyeri lutut


mengganggu?” kepada bidan perwakilan Desa Sindang Panon.
b. Dasar penentuan kegiatan : Dengan diserahkannya poster ini, diharapkan
menjadi media informasi yang baik dan berguna dalam meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran seluruh masyarakat yang membacanya termasuk
juga lansia mengenai bahaya dari Osteoartritis dan tindakan dini yang
dilakukan untuk mengatasinya.

c. Sasaran: Posbindu RW 01 Desa Sindang Panon dan Puskesmas Sindang Jaya.

d. Tempat: Balai Desa Sindang Panon dan Puskesmas Sindang Jaya

e. Indikator Penilaian:   Terpasangnya poster “Nyeri lutut meganggu?” di tempat yang mudah

dibaca di Posbindu RW 01 Desa Sindang Panon dan Puskesmas Sindang Jaya. 

5.2 LOG FRAME GOALS

Tabel 2 Log Frame Goals Intervensi

Intervensi 1: Melakukan Training of Trainer (TOT) pada Kader di RW 01 Desa Sindang


Panon
Masukan Kegiatan / Tujuan

Intervensi 1 Intervensi

6 minggu 1 tahun 5 tahun

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 21
Men: Memberikan pelatihan Peningkatan Pengetahuan Menurunnya
kepada kader di RW 01 pengetahuan warga di RW kecacatan
3 dokter muda,1 kepala Desa Sindang Panon kader tentang 01 Desa akibat OA, di
puskesmas, 1 tenaga
berupa pelatihan OA dan kader Sindang Jaya wilayah kerja
kesehatan.
penyuluhan dan senam mampu mengenai OA Puskesmas
Money: Osteoartritis memberikan meningkat Sindang Jaya
penyuluhan di sehingga dapat minimal 50%
Rp.250.000,- (Sumber : RW 01 Desa menurunnya
dana bersama) Sindang Panon penderita OA
sebesar 100 % RW 01 Desa
Material:
Sindang Panon
Powerpoint, LCD, CD minimal 50%
berisi video senam
Osteoartritis.

Method:

Pelatihan seluruh kader


di Balai Desa Sindang
Panon RW 01 tentang
OA

Intervensi 2: Penyuluhan Tentang Osteoartritis kepada Warga RW 01 Desa


Sindang Panon
Masukan Kegiatan / Tujuan

Intervensi 2 Intervensi 6 minggu 1 tahun 5 tahun

Men: Memberikan informasi Peningkatan Peningkatan Menurunnya


kepada warga yang pengetahuan pengetahuan kecatatan akibat
3 dokter muda, 1 menderita maupun yang peserta tentang OA di OA, di wilayah
kepala puskesmas, 1 berisiko di RW 01 Desa penyuluhan Desa Sindang kerja
tenaga kesehatan. Sindang Panon, tentang OA Panon sebesar Puskesmas
Kecamatan Sindang Jaya sebesar minimal minimal 50% Sindang Jaya
Money: Kabupaten Tangerang 20% minimal 50%
tentang penyakit OA
Rp.550.000,- (Sumber :
dana bersama)  Pre-test
 Penyampaian isi materi
Material: dengan ppt dan poster
 Tanya jawab
Powerpoint, LCD,  Post-test
kertas pre-test dan pos-
 Penilaian post-test dan
test, alat tulis, dan pre-test
poster

Method:

Penyuluhan Warga di
Desa Sindang Panon
RW 01 tentang OA

Intervensi 3 : Pemeriksaan dan Screening IMT dan Penjelasan Gizi Seimbang di RW


01 Desa Sindang Panon

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 22
Masukan Kegiatan / Tujuan

Intervensi 3 Intervensi 6 minggu 1 tahun 5 tahun

Men: Melakukan Diketahuinya warga Warga dapat Warga dapat


3 dokter muda, pemeriksaan IMT yang IMT >22,9 di RW melakukan skrining melakukan
1 petugas pada semua warga 01 Desa Sindang Panon IMT di Puskesmas skrining di
kesehatan, 1 lansia di RW 01
Sindang Jaya Puskesmas
kepala Desa Sindang
puskesmas Panon yang minimal 50 % Sindang Jaya
berpartisipasi minimal 50%
Money:
Rp.100.000,-
(Sumber : dana
bersama)

Material:

Timbangan dan
meteran.

Method:
Penghitungan
IMT

Intervensi 4 : Senam Osteoartritis kepada Warga Desa Sindang Panon RW 01


Masukan Kegiatan / Tujuan

Intervensi 4 Intervensi 6 minggu 1 tahun 5 tahun

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 23
Men: Menjelaskan kepada warga Warga di RW Diharapkan warga di Diharapkan
3 dokter mengenai senam Osteoartritis 01 Desa Desa Sindang Panon kejadian OA di
muda, 1 dan manfaat bagi penderita Sindang Panon dapat melakukan Desa Sindang
OA dan yang berisiko
petugas dapat senam secara rutin Panon berkurang
menderita OA dengan media
kesehatan video. melakukan minimal 50% minimal 50%
Melakukan senam senam
Money: Osteoartritis bersama seluruh Osteoartritis
Rp 50.000,- warga yang berpartisipasi. sebanyak 100%
(Sumber :
dana
bersama)

Material:

Video Senam
Osteortritis,
LCD, speaker

Method:
Senam
Osteoartritis

Intervensi 5 : Awareness Pasien Lewat Pemberian poster “Nyeri lutut meganggu?” di


RW 01 Desa Sindang Panon

Masukan Kegiatan / Tujuan

Intervensi 5 Intervensi 6 minggu 1 tahun 5 tahun

Men: -Memberikan Poster Terpasangnya Masyarakat RW 01 Masyarakat RW


3 dokter “Nyeri lutut poster di sadar mengenai 01 sadar
muda, 1 meganggu?” saat Posbindu RW penyakit OA di mengenai
dokter kepela akhir penyuluhan 01 Desa Desa Sindang Panon penyakit OA di
kepada Bidan Desa
puskesmas, 1 Sindang Panon minimal 50% Wilayah Kerja
perwakilan Desa
bidan Sindang Panon dan Puskemas Puskesmas
desaMoney: sebagai ucapan Sindang Jaya Sindang Jaya
Rp 200.000,- terima kasih dan juga minimal 50%
(Sumber : sebagai penyedia
dana informasi yang dapat
bersama) dilihat masyarakat.
Poster juga
dipasangkan di
Material:
Puskesmas sebagai
penyedia informasi
2 buah
terutama terhadap
poster, 2 pengunjung
buah bingkai Puskesmas.

Method:

Memberikan
poster

5.3 Planning of Actions


Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 24
Tabel 3 Planning of Actions
Tujuan & Rencana
No Kegiatan Sasaran Biaya Tempat Waktu Pelaksana
Target Penilaian

1. Meminta ijin Didapatkan Kepala - Puskesmas 28, 30, Peter -


kepada ijin untuk Puskesmas Sindang Jaya 31
kepala melakukan Sindang dan Balai Oktober Dewi
Puskesmas kegiatan Jaya, Desa Sindang 2017
Sindang intervensi Lurah Panon Dede
Jaya, Lurah Desa
Desa Sindang
Sindang Panon,
Panon, Ketua RT,
Ketua RT, Ketua RW
Ketua RW.

2. Intervensi 1 Terlaksananya Kader RW Rp Rumah 9 Peter Didapatkan


edukasi dan 01 Desa 250.000, Kepala Desa Novemb peningkatan
Pelatihan pemberian Sindang - Sindang er 2017 Dewi pengetahuan
kader (TOT) informasi Panon Panon kader yang
kepada kader Dede berpartisipasi
Desa Sindang
Panon RW 01

3. Intervensi 2 Terlaksananya Warga Rp Rumah 13 Peter Didapatkan


edukasi dan Desa 550.000, Kepala Desa Novemb peningkatan
Penyuluhan pemberian Sindang - Sindang er 2017 Dewi pengetahuan
tentang OA informasi Panon RW Panon warga yang
kepada warga 01 Dede berpartisipasi
 Perkenala Desa Sindang pada post-test
n
Panon RW 01 setelah
 Pre-test
edukasi
 Presentasi
dibandingkan
 Sesi tanya
jawab pre-test
 Post-test

4. Intervensi 3 Didapatkan Warga Rp. Rumah 13 Peter Semua warga


hasil kadar Desa 100.000, Kepala Desa Novemb yang
Pengukuran IMT sehingga Sindang - Sindang er 2017 Dewi berpartisipasi
IMT dan warga yang PAnon Panon dalam
Penjalasan nilai IMT >25 RW 01 Dede pengukuran
Gizi memiliki IMT mampu
Seimbang motivasi mengetahui
Bila untuk status gizinya
Ditemukan mengontrol dan
Berat Badan berat badan mengetahui
Berlebih penerapan gizi
seimbang

Tujuan & Rencana


No Kegiatan Sasaran Biaya Tempat Waktu Pelaksana
Target Penilaian

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 25
5. Intervensi 4 Mampu Warga Rp Rumah 13 Peter Semua warga
melakukan Lansia 50.000,- Kepala Desa Novemb yang
Pelatihan senam Desa Sindang er 2017 Dewi berpartisipasi
senam Osteoartritis Sindang Panon dapat
Osteoartritis dengan baik Panon RW Dede melakukan
dengan dan benar 01 senam
pemutaran sehingga Osteoartritis
video dan angka dengan baik
pelaksanaan kejadian dan benar dan
senam komplikasi mengetahui
langsung OA dapat manfaat
turun senam
Osteoartritis

6. Intervensi 5 Sebagai Warga Rp Rumah 13 Peter Semua warga


sarana Lansia 200.000, Kepala Desa Novemb yang
Pemberian informasi Desa - Sindang er 2017 Dewi berpartisipasi
poster untuk Sindang Panon dapat
“Nyeri lutut masyarakat Panon RW Dede mengetahui
meganggu?” yang belum 01 dan Puskesmas pentingnya
mengetahui Pengunjun Sindang Jaya tindakan dini
pentingnya g OA.
tindakan dini Puskesma
OA. s Sindang
Jaya

5.4 Timeline (Gantt Chart)


Tabel 4. Timeline (Gantt Chart)

Minggu
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 26
1 Perencanaan

Identifikasi masalah dan penyebab

Perencanaan untuk intervensi masalah

Diskusi dengan Dokter Puskesmas Sindang


Jaya dan pembimbing untuk program
intervensi

2 Pengorganisasian

Bagi tugas

3 Pelaksanaan

Program intervensi 1-4

4 Pengawasan

Pemantauan seluruh kegiatan intervensi


yang telah dilakukan

5 Evaluasi

Menilai hasil intervensi 1-4

BAB 6

PELAKSANAAN INTERVENSI

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 27
6.1 Intervensi 1

6.1.1 Flowchart kegiatan intervensi 1: Melakukan Training of Trainer (TOT)


pada kader di RW 01 Desa Sindang Panon

Mendapat izin dari Persiapan pelatihan Pelatihan kepada para


Kepala Puskesmas dan kepada para kader RW kader tentang
Kepala Desa Sindang 01 Desa Sindang Panon penyuluhan OA dan
Panon untuk melakukan
yang diadakan di aula senam OA dengan
pelatihan kepada para
Puskesmas menggunakan lembar
kader RW 01 Desa
Sindangjaya balik power point
Sindang Panon (5 Orang)
di aula Puskesmas (5 Orang) (5 Orang)
Sindang Jaya

(9 Oktober 2017)

Penyerahan bahan
penyuluhan serta cd yang
berisi video senam kaki
diabetes kepada para kader
RW 01 Desa Sindang Panon.

(5 Orang)

Gambar 4 Flowchart kegiatan Training of Trainer (TOT) pada kader di RW 01 Desa


Sindang Panon

6.1.2 Proses detail intervensi 1: kegiatan Training of Trainer (TOT) pada kader
di RW 01 Desa Sindang Panon

Pelatihan dilakukan pada tanggal 11 November 2017 pukul 07.30-08.30 WIB yang di
lakukan di aula Aula Puskesmas Sindang Jaya dengan sasaran intervensi yaitu para
kader RW 01 Desa Sindang Panon yang berjumlah 5 orang. Pelaksanaan pelatihan kader

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 28
ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kader mengenai OA dan di harapkan
para kader dapat meneruskan penyuluhan mengenai OA dan senam OA di kemudian
hari.

Para kader berkumpul di aula Puskesmas Sindang Jaya pada pukul 11.15 WIB.
Setelah aula sudah siap digunakan dan para kader sudah berkumpul, tiga orang dokter
muda memperkenalkan diri dan membawakan sambutan singkat. Kegiatan pertama
dimulai dengan memberikan penyuluhan tentang OA yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan para kader mengenai OA. Penyampaian materi
menggunakan presentasi yang berisi tentang pengertian OA, faktor risiko dan penyebab
OA, gejala OA, tatalaksana OA dan pencegahan OA.

Kegiatan selanjutnya adalah pemutaran video senam OA. Tiga orang dokter muda
mengajarkan senam OA dengan bantuan video disertai gambar, dan seluruh kader
diminta untuk mengikuti gerakan senam. Kegiatan ini bertujuan agar para kader dapat
mengajarkan senam OA kepada semua warga RW 01 Desa Sindang Panon.

6.1.3 Monitoring Intervensi 1


Merencanakan kegiatan pelatihan 5 kader
RW 01 Desa Sindang Panon
6.1.3.1 Jadwal Monitoring dan Pelaksanaan Intervensi 1
Sasaran:5 kader Desa Sindang Panon
Intervensi kegiatan Training Tempat
of Trainer (TOT) pada
: aula Puskesmas kader
Sindang Jaya di RW 01 Desa
Sindang Panon bersifat one time event, sehingga
Waktu monitoring
: 11 November 2017dilakukan saat berjalannya
pukul 11.30-
Pelatihan dapatpenyuluhan
kegiatan terus 12.30 WIB2017.
yaitu tanggal 11 November
dilakukan secara Indikator : Semua kader dapat memberikan
6.1.3.2
berkala Kendala
4 bulan sekali yang Dihadapi Intervensi 1
penyuluhan tentang OA dan senam OA
Sarana : hardcopy power point
Tidak ada kendala yang bermakna saat melaksanakan kegiatan pelatihan.

Melaksanakan pelatihan kepada 5


6.1.4 PDCA Cycle Intevensi 1
Terlaksananya pelatihan 5 kader RW 01 Desa kader RW 01 Desa Sindang Panon
Sindang PanonMonitoring
di aula Puskesmas
Intervensi mengenai
1: kegiatan Training mengenai
of Trainer OApada
(TOT) berisi
kader di RW 01 Desa
Sindang Jaya pada tanggal 11 November tentang pengertian OA, faktor
Sindang Panon
2017
risiko dan penyebab OA, gejala OA,
Sasaran yang hadir 5 kader Desa Sindang tatalaksana OA, dan pencegahan
Panon.
OA dan mengajarkan kepada para
Kader mampu memberikan penjelasan kader RW 01 Desa Sindang Panon
tentang OA danBagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
senam OA
senam kaki OA di aula Puskesmas
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode
Tidak ada kendala yang 9 Oktober – 2 Desember 2017
bermakna. Sindang Jaya pada tanggal 11 29
November pukul 11.30-12.30
Mendapat izin dari Persiapan Penilaian tingkat
Kepala Puskesmas penyuluhan kepada pengetahuan kepada 51
Sindang Panon dan
warga RW 01 Desa warga RW 01 Desa
Kepala Desa Sindang
Sindang Panon yang Sindang Panon sebelum
Panon untuk melakukan
diadakan di Rumah acara penyuluhan dengan
penyuluhan di Rumah
Kepala Desa Sindang menggunakan pre-test
Kepala Desa Sindang
Panon (13 November Panon
2017)
Gambar 5. PDCACycle Intervensi 1
Penyerahan leaflet Penilaian tingkat Penyuluhan mengenai
kepada seluruh pengetahuan 51 OA dengan
peserta penyuluhan warga RW 01 Desa menggunakan media
Sindang Panon powerpoint
6.2 Intervensi 2 setelah penyuluhan
dengan post-test
6.2.1 Flowchart Kegiatan Intervensi 2: Melakukan Penyuluhan tentang
Osteoartritis kepada warga RW 01 Desa Sindang Panon
Evaluasi hasil pre-test
dan post-test

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – Hasil adanya
2 Desember peningkatan pengetahuan peserta penyuluhan
2017 30
dengan nilai post-test lebih besar dari nilai pre-test
Gambar 6 Flowchart kegiatan penyuluhan mengenai OA kepada warga RW 01 Desa
Sindang Panon

6.2.2 Proses Detail Intervensi 2: Mengadakan Penyuluhan tentang OA kepada


warga RW 01 Desa Sindang Panon
Penyuluhan dilakukan pada tanggal 13 November 2017 pukul 09.00 – 10.00 WIB yang
diadakan di Rumah Bapak Lurah Desa Sindang Panon dengan sasaran intervensi yaitu
51 orang yang merupakan warga RW 01 Desa Sindang Panon. Pelaksanaan penyuluhan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 31
ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan warga mengenai penyakit OA serta
pencegahannya.
Warga berkumpul di aula balai Desa Sindang Panon pada pukul 08.50 WIB.
Setelah semua warga berkumpul, tiga orang dokter muda memperkenalkan diri dan
membawakan sambutan singkat. Kegiatan pertama dimulai dengan pre-test oleh peserta
yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan warga mengenai penyakit OA.
Pre-test terdiri dari 10 pertanyaan yang meliputi pengertian OA, faktor risiko dan
penyebab OA, gejala OA, tatalaksana OA dan pencegahan OA.
Kegiatan selanjutnya adalah penyuluhan oleh dokter muda. Penyampaian
materi menggunakan presentasi yang berisi tentang pengertian OA, faktor risiko dan
penyebab OA, gejala OA, tatalaksana OA dan pencegahan OA. Setelah selesai,
diadakan post-test kepada seluruh peserta untuk mengetahui peningkatan pengetahuan
setelah penyuluhan. Setelah itu, lembar post-test yang sudah diisi dikumpulkan untuk
kemudian dinilai. Hasil dari pre-test dan post-test diolah dan terdapat peningkatan
pengetahuan sebesar ≥ 20 % pada post-test dibandingkan hasil pre-test. Kegiatan
dibarengi dengan pembagian leaflet berjudul “Nyeri Lutut Mengganggu?” kepada
peserta penyuluhan.

6.2.3 Monitoring Intervensi 2

6.2.3.1 Jadwal Monitoring dan Pelaksanaan Intervensi 2

Intervensi penyuluhan mengenai penyakit Osteoarthritis ini bersifat one time event,
sehingga monitoring dilakukan saat berjalannya kegiatan yaitu tanggal 13 November
2017.

6.2.3.2 Kendala yang Dihadapi Intervensi 2

Warga di RW 01 Desa Sindang Panon sebagian besar berlatar belakang pendidikan SD


dan SMP.

6.2.4 PDCA Cycle Intevensi 2

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 32
Monitoring Intervensi 2: Penyuluhan tentang OA kepada warga RW 01 Desa Sindang
Panon Merencanakan kegiatan penyuluhan OA di
rumah Kepala Desa Sindang Panon
Sasaran: 50 warga RW 01 Desa Sindang
Panon
Tempat : Rumah Kepala Desa Sindang
Penyuluhan dapat Panon
diteruskan kepada para
warga lansia RW 01 Waktu : 13 November 2017 pukul 09.00-
Desa Sindang panon 10.00 WIB
Indikator : Peningkatan nilai post-test
peserta meningkat 20% dari nilai pre-
test
Terlaksananya penyuluhan OA
Sarana : powerpoint, leaflet,
Warga yang hadir melebihi sasaran yaitu 51
warga RW 01 Desa Sindang Panon namun Melaksanakan pretest, melakukan
tidak menjadi kendala karena persediaan
penyuluhan OA, dilakukan sesi tanya
kuisoner, konsumsi makanan, dan leaflet
jawab, melaksanakan post-test di Rumah
disediakan berlebih. (1 orang dari RW lain)
Kepala Desa Sindang Panon pada tanggal
Warga yang hadir menunjukkan peningkatan
13 November 2017 pukul 09.00-10.00
pengetahuan 32,61 % dari hasil pre-test dan
WIB kepada 50 warga RW 01 Desa
post-test.
Sindang Panon
Warga di RW 01 Desa Sindang Panon
sebagian besar berlatar belakang pendidikan
SD sehingga ada beberapa peserta tidak bisa
baca tulis.

Gambar 7. PDCACycle Intervensi 2

6.3 Intervensi 3

Mendapat
6.3.1 izin dari
Flowchart Kepala Intervensi
Kegiatan 3: Pemeriksaan
Persiapan Melakukan
melakukan dan Screening IMTaksidan

PuskesmasGizi
Penjelasan Sindang Panon di RW 01 Desa
Seimbang pemeriksaan
Sindang dan
Panon pemeriksaan dan

dan Kepala Desa Sindang screening IMT dan screening IMT dan
Penjelasan Gizi Penjelasan Gizi
Panon untuk melakukan
Seimbang kepada Seimbang kepada
kegiatan Pemeriksaan dan
warga lansia RW 01 warga lansia RW 01
Screening IMT dan
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Desa Sindang Panon Desa Sindang Panon
Fakultas Kedokteran
Penjelasan GiziUniversitas
SeimbangTarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 di Rumah Lurah Desa
33
di RW 01 Desa Sindang Di Rumah Lurah Desa
Sindang Panon
Panon (50 orang) Sindang panon
Gambar 8. Flowchart kegiatan pemeriksaan dan Screening Kadar Gula Darah
Sewaktu di RW 01 Desa Sindang Panon

6.3.2 Proses Detail Intervensi 3: Mengadakan Kegiatan Pemeriksaan dan


Screening IMT dan Penjelasan Gizi Seimbang di RW 01 Desa Sindang Panon
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan mengenai OA, dilakukan kegiatan pemeriksaan
dan screening IMT dan penjelasan gizi seimbang didasarkan karena tingginya jumlah
lansia kepada warga lansia RW 01 Desa Sindang Panon di Rumah Lurah Desa Sindang
Panon. Kegiatan pemeriksaan dan screening IMT dan penjelasan gizi seimbang
dilakukan oleh tiga orang dokter muda.

Kegiatan pemeriksaan dan screening IMT dan penjelasan gizi seimbang


dilakukan dengan melakukan pengecekan BB dan TB lalu melakukan perhitungan IMT
pada warga RW 01 Desa Sindang Panon serta memberikan edukasi kepada peserta yang
memiliki IMT berat badan berlebih mengenai gizi seimbang.

6.3.3 Monitoring Intervensi 3

6.3.3.1 Jadwal Monitoring dan Pelaksanaan intervensi 3

Intervensi kegiatan pemeriksaan dan screening IMT dan penjelasan gizi seimbang
bersifat one time event, sehingga monitoring dilakukan saat berjalannya kegiatan yaitu
tanggal 13 November 2017.
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 34
6.3.3.2 Kendala yang Dihadapi Intervensi 3

Tidak ada kendala yang bermakna saat melaksanakan kegiatan pemeriksaan dan
screening IMT dan penjelasan gizi seimbang.

Merencanakan kegiatan pemeriksaan dan


6.3.4 PDCA Cycle Intevensi 3
screening IMT dan penjelasan gizi seimbang
Melakukan
Monitoring Intervensi 3: kegiatan pemeriksaan pengukuran
dan screening IMTdiIMT
RW 01 Desa
Sasaran: 50 warga RW 01 Desa Sindang Panon
Sindang Panon pada peserta penyuluhan
Tempat : Rumah Kepala Desa Sindang Panon
warga lansia memberikan
Waktu : 13 Oktober 2017 pukul 09.00-10.00
penjelasan
WIB gizi seimbang
yang memiliki
Alat: Meteran,IMT > 22,9berat badan, dan
Timbangan
kalkulator
pada warga lansia RW 01
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Indikator : Seluruh
Desa Sindang wargapada
Panon lansia Desa Sindang
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Panon RW 01 mengetahui IMT nya dan
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 tanggal 13 Oktober 2017 35
melakukan penerapan gizi seimbang
pukul 09.00-10.00 WIB
Pengukuran IMT dapat
diteruskan pada warga
lansia RW 01 Desa
Sindang Panon

Pengukuran IMT dilakukan


terhadap seluruh peserta
yaitu sebanyak 51 orang dan
melebihi dari sasaran namun
tidak menjadi kendala
karena alat sudah tersedia.

Hasil pengukuran IMT


Mendapat izin dari Kepala Persiapan Melakukan kegiatan
didapatkan 21 peserta
Puskesmas Sindang Jaya melakukan kegiatan senam OA bersama
mengalami IMT > 22,9 dari
dan Kepala Desa Sindang senam OA kepada warga RW 01 Desa
total 51 peserta
Panon untuk melakukan warga lansia RW 01 Sindang Panon dan
kegiatan senam OA kepada Desa Sindang Panon kader Desa Sindang
warga RW 01 Desa Panon (13
Gambar 9. PDCA Cycle Intervensi 3 November 2017)
Sindang Panon

(50 orang)

6.4 Intervensi 4

6.4.1 Flowchart Kegiatan Intervensi 4: Mengadakan Senam OA Kepada Warga


RW 01 Desa Sindang Panon
Melakukan
pembagian
doorprize kepada
peserta yang
berhasil memberikan
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara contoh gerakan
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 36
senam OA
Gambar 10. Flowchart kegiatan senam OA bersama warga RW 01 Desa Sindang
Panon

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 37
6.4.2 Proses Detail Intervensi 4: Mengadakan Kegiatan Senam OA bersama warga
RW 01 Desa Sindang Panon

Setelah dilakukan kegiatan pemeriksaan dan screening IMT, dilakukan kegiatan senam
OA kepada warga RW 01 Desa Sindang Panon didasarkan karena tingginya jumlah
lansia di RW 01 Desa Sindang Panon. Kegiatan senam OA dilakukan oleh warga RW 01
Desa Sindang Panon dengan dipimpin oleh tiga orang dokter muda dibantu oleh para
kader RW 01 Desa Sindang Panon.

Setelah kegiatan senam OA selesai dilanjutkan dengan kegiatan pembagian


doorprize. Dari semua peserta dipilih 3 orang yang bersedia memberikan contoh
gerakan senam OA. Kemudian ketiga peserta tersebut diberi doorprize yang diserahkan
oleh dokter muda dan ibu lurah.

6.4.3 Monitoring Intervensi 4

6.4.3.1 Jadwal Monitoring dan Pelaksanaan intervensi 4

Intervensi kegiatan senam OA bersifat one time event, sehingga monitoring dilakukan
saat berjalannya kegiatan yaitu tanggal 13 November 2017.

6.4.3.2 Kendala yang Dihadapi Intervensi 4

Tidak ada kendala yang bermakna saat melaksanakan kegiatan senam OA.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 38
6.4.4 PDCA Cycle Intervensi 4
Monitoring Intervensi 4: Mengadakan Senam OA Kepada Warga RW 01 Desa Sindang
Panon Merencanakan kegiatan senam OA
Sasaran: 50 warga RW 01 Desa Sindang
Panon
- Program senam OA
dapat terlaksana dengan Tempat : Rumah Kepala Desa Sindang Panon
benar dan dikuti oleh
seluruh peserta Waktu : 13 November 2017 pukul 10.00-11.00
penyuluhan. WIB
- Program dapat
dijalankan secara rutin Alat: CD, speaker
dan mandiri oleh Indikator : Seluruh warga lansia di RW 01
peserta.
Desa Sindang Panon dapat melakukan
senam OA

Senam OA dilakukan bersama seluruh


peserta yaitu sebanyak 51orang
dan kader yaitu sebanyak 5
orang.
Melakukan kegiatan senam OA
Tidak ada kendala dalam pelaksanaan
bersama warga lansia RW
01 Desa Sindang Panon
dan Para Kader pada
tanggal 13 November 2017
pukul 10.00-11.00 WIB

Gambar 11. PDCA Cycle Intervensi 4

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 39
6.5 Intervensi 5: Pemberian Poster “Nyeri lutut meganggu?”

6.5.1 Flow Chart Kegiatan

Gambar 12. Flow Chart Kegiatan Intervensi 4

6.5.2 Deskripsi Proses Intervensi Secara Detail

6.5.3 Monitoring

6.5.3.1 Jadwal Monitoring dan Pelaksana

Monitoring dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya pemberian


poster. Pelaksanaan intervensi dilakukan oleh tiga orang Dokter Muda
Universitas Tarumanagara.

6.5.3.2 Kendala yang Dihadapi

Tidak ditemukan adanya kendala yang dihadapi dalam pemberian


poster. Intervensi berjalan dengan lancar dan teratur.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 40
6.5.3.3 PDCA Cycle Intervensi 4

Merencanakan pemberian poster “Nyeri lutut


meganggu?”
Poster telah menjadi sumber  Sasaran: 50 warga RW 01 Desa Sindang Panon dan
informasi yang meningkatkan Puskesmas Sindang Jaya
pengetahuan masyarakat yang  Tempat : Balai Desa Sindang Panon dan
berkunjung ke Balai Desa Sindang Puskesmas Sindnag Jaya
Panon maupun Puskesmas.  Waktu : 13 November 2017 pukul 12.00-12.30
WIB
Poster dapat diterukan pemberian
 Alat: 2 buah poster
Melakukannya pencetakan poster
poster.
kepada sarana kesehatan  Indikator : TerpasangnyaTerpasangnya
poster di tempat yangyang telah
diberikan di Balai Desa Sindang
mudah dibacaMemberikan poster
di Posbindu dan pada kader
Puskesmas lansia RW 01
Sindang
Panon maupun Puskesmas.
Jaya Desa Sindang Panon dan memberikan
sebuah poster di Puskesmas
Beberapa Sindang
pengunjung Jaya
Puskemas
yang dipasang di poli lansia sebagai sumber
Sindang Jaya terlihat sedang
informasi mengamati
pengunjungposter.
pada tanggal 13
November 2017 pukul 12.00-12.30 WIB

Gambar 13. PDCA Cycle Intervensi 4

BAB 7

HASIL INTERVENSI

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 41
7.1 Pengolahan Data

Data diperoleh melalui observasi, pre-test dan post-test.

7.2 Penyajian Data

7.2.1 Intervensi 1: Melakukan Training of Trainer (TOT) pada kader di RW 01


Desa Sindang Panon
Kegiatan pelatihan kepada para kader (TOT) yang dilaksanakan terhadap seluruh kader
yang hadir sebanyak 5 orang kader RW 01 yang bertempat di Aula Puskesmas Sindang
Jaya pada hari Sabtu, 11 November 2017 pukul 11.30-12.30 WIB. Para kader
berkumpul di aula balai Desa Sindang Panon pada pukul 11.15 WIB. Kegiatan dimulai
dengan memberikan penyuluhan tentang OA yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan para kader mengenai OA. Penyampaian materi menggunakan presentasi
yang berisi tentang pengertian OA, faktor risiko dan penyebab OA, gejala OA,
tatalaksana OA dan pencegahan OA. Kegiatan selanjutnya adalah pemutaran video
senam OA agar para kader dapat mengajarkan kepada para penderita OA untuk
melakukan senam OA.

Setelah itu dilakukan penyerahan CD berisikan video senam OA, bahan


penyuluhan tentang OA dalam bentuk hardcopy serta sertifikat kepada para kader.
Sasaran kami adalah seluruh kader dapat mengikuti pelatihan senam OA dengan benar.
Evaluasi dilakukan pada hari yang sama dan didapatkan bahwa seluruh kader dapat
melakukan senam OA dengan benar. Maka dengan ini didapatkan kader RW 01 Desa
Sindang Panon yang dapat melakukan senam OA sebanyak 5 orang (100%). Semua
kader menjadi lebih mengerti mengenai OA dan mengetahui mengenai senam OA
sehingga kegiatan penyuluhan dan senam OA dapat terus berlanjut.

7.2.2 Intervensi 2: Melakukan Penyuluhan tentang OA kepada warga RW 01 Desa


Sindang Panon
Pada pre-test, rata-rata nilai responden (mean) adalah 25,09 dan pada post-test, nilai
rata-rata responden (mean) meningkat menjadi 57,7. Dengan demikian, selisih jumlah
nilai rata-rata pre-test dan post-test responden sebanyak 32,61 %. Angka ini

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 42
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan warga di RW 01 Desa Sindang
Panon dengan indikator peningkatan rata-rata dari pre-test ke post-test minimal ≥ 20%.

Tabel 5. Hasil Pre-test dan Post-test Warga RW 01 Desa Sindang Panon

Variabel Proporsi (%) Mean±SD Median(Min-Max)


N=51
Jenis Kelamin
Laki – laki 2 (3,9)
Perempuan 49 (96,07)
Pengetahuan pretest 25,09±14.8 30 (0-60)
Dibawah rata-rata 25(49,01)
Diatas rata-rata 26(54,9)
Pengetahuan post test 57,7±11,5 60 (40-80)
Dibawah rata-rata 19 (37,25)
Diatas rata-rata 32(62,74)
Peningkatan pengetahuan 32,07±11,7
Tidak meningkat 0 (0)
Meningkat 51 (100)
Sumber : Hasil analisis penulis

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 43
Gambar 14. Grafik Perbandingan Nilai Pre-test dan Post-test perorangan RW 01
Desa Sindang Panon

Gambar 15. Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Pre-test dan Post-test Warga RW
01 Desa Sindang Panon

Gambar 14 menunjukan hasil nilai pre-test dan post-test peserta dan juga selisihnya
sedangkan gambar 15 menunjukan grafik perbandingan nilai rata-rata pre dan post-test.
Secara keseluruhan, pengetahuan peserta meningkat dengan rata-rata nilai 25,09
menjadi 57,7 (peningkatan sebanyak 32.61%)

7.2.3 Intervensi 3: Pemeriksaan dan Screening IMT dan Pemberian Edukasi Gizi
Seimbang di RW 01 Desa Sindang Panon
Kegiatan pemeriksaan dan screening kadar gula darah sewaktu dilakukan terhadap
seluruh peserta yang hadir sebanyak 51 orang yang merupakan warga RW 01 Desa
Sindang Panon bertempat di rumah kepala desa Sindang Panon pada hari Senin, 13
November 2017 pukul 09.00-11.00 WIB. Target kami adalah semua peserta dapat
melakukan pengecekan berat badan dan tinggi badan sehingga dapat mengetahui
perhitungan IMT masing-masing peserta. Evaluasi dilakukan pada hari yang sama dan
didapatkan bahwa seluruh peserta dapat melakukan pengecekan IMT. Sebanyak 21

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 44
peserta (41,17%) dengan berat badan lebih (IMT≥23), Seluruh peserta yang hadir
berusia > 40 tahun sejumlah 12 orang, sedangkan peserta >50 sejumlah 39 orang.

Gambar 16. Grafik IMT sesuai dengan usia Peserta Penyuluhan

Tabel 6. Karakteristik IMT warga RW 01 Desa Sindang Panon

Data Jumlah n (%)

Pemeriksaan IMT 51 (100%)

Kurang <18,5 0 (0%)

Normal 18,5-22,9 30 (58,82%)

Berlebih ≥23 21 (41,17%)

Sumber : Hasil pengukuran IMT pada kegiatan lansia di Rumah Bapak Lurah

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 45
Gambar 17. Hasil IMT berdasarkan jumlah total peserta yang hadir

7.2.4 Intervensi 4: senam kaki Osteoartritis kepada warga lansia RW 01 Desa


Sindang Panon
Kegiatan senam OA yang dilaksanakan terhadap semua peserta yang hadir sebanyak 51
orang yang merupakan warga RW 01 Desa Sindang Panon bertempat di Rumah Kepala
Desa Sindang Panon pada hari Senin, 13 November 2017 WIB. Kegiatan senam OA
dilakukan oleh warga RW 01 Desa Sindang Panon dengan dipimpin oleh tiga orang
dokter muda dan 1 pelatih senam dibantu oleh para kader RW 01 Desa Sindang Panon.
Target kami adalah seluruh peserta dapat melakukan senam OA dengan benar. Evaluasi
dilakukan pada hari yang sama dan didapatkan bahwa seluruh peserta dapat melakukan
senam OA dengan benar sehingga didapatkan peserta yang mampu melakukan senam
OA sebesar 51 orang (100%).

7.2.5 Intervensi 5 : Pemberian Poster “Nyeri lutut meganggu?” pada warga


lansia RW 01 Desa Sindang Panon

Pemberian poster, diberikan kepada bidan desa perwakilan Desa Sindang Panon, dengan
tujuan setiap orang terutama lansia yang membaca poster tersebut akan mendapatkan
informasi baru dan akurat akan pentingnya pencegahan dan tatalaksana dini OA serta
informasi tersebut dapat sebarluaskan kepada lansia lainnya yang tidak ikut hadir dalam
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 46
kegiatan penyuluhan. Hasil intervensi berupa dipasangnya poster pada Balai Desa
Sindang Panon, dan juga Puskesmas Sindang Jaya, yang akan dibaca oleh semua
masyarakat.

BAB 8

EVALUASI KEGIATAN

8.1 Metode Evaluasi

Metode yang digunakan dalam evaluasi program ini menggunakan Pendekatan Sistem

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 47
Gambar 18. Metode Evaluasi

8.1 Pendekatan Sistem


8.2 Hasil Evaluasi

Tabel 7. Hasil Evaluasi Intervensi 1 (Melakukan Training of Trainer (TOT) pada


kader di RW 01 Desa Sindang Panon)
No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan
1. Masukan
1. Man
- Dokter muda - 3 orang 3 orang Tidak ada
- Staff Puskesmas - 1 orang 1 orang Tidak ada
2. Money Rp. 250.000,-
Rp. 240.000,- Ada
- CD (dana bersama)
(dana bersama)
- Hardcopy PPT 6 lembar
6 lembar Tidak ada
1 buah
1 buah Tidak ada
1 buah
1 buah Tidak ada

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 48
3. Material
- Powerpoint hardcopy 1 buah 1 buah Tidak ada
- CD berisi video senam kaki 1 buah 1 buah Tidak ada
OA 6 lembar
6 lembar Tidak ada
4. Metode 1 buah
1 buah Tidak ada
- SOP pelatihan tentang OA
- SOP pelatihan senam OA Ada
Tersedia Tidak ada
- SOP penyerahan CD,
hardcopy dan sertifikat
2. Proses
a. Planning
 Rencana sasaran dan - Terdapatnya sasaran Dilakukan Tidak ada
intervensi TOT intervensi
 Merencanakan jadwal dan - Jadwal dan tempat Dilakukan Tidak ada
tempat intervensi sudah ditentukan
 Merencanakan pengadaan - Alat-alat sudah
Dilakukan Tidak ada
alat-alat yang diperlukan disiapkan

 Merencanakan materi -Materi penyuluhan


Dilakukan Tidak ada
pelatihan sudah disiapkan

 Merencanakan pembuatan - Poster sudah


disiapkan Dilakukan Tidak ada
poster
 Merencanakan jenis dan - Snack sudah

pembelian snack disiapkan Dilakukan Tidak ada

No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 49
 Merencanakan - Sertifikat sudah Dilakukan Tidak ada
pembuatan sertifikat disiapkan
a. Organizing
 Pembagian tugas masing- - Tugas dokter Dilakukan Tidak ada
masing dokter muda muda sudah
 Dokter muda Peter, Dewi dibagikan Dilakukan Tidak ada
dan Dede mencari materi - Diperoleh materi
tentang OA tentang OA
 Melakukan pelatihan Dilakukan Tidak ada
senam OA - Dilakukan
b. Actuating pelatihan senam
 Melakukan pelatihan OA Dilakukan Tidak ada
mengenai OA serta
pembagian hardcopy - Dilakukan
powerpoint pelatihan OA dan
 Melakukan pelatihan pembagian Dilakukan Tidak ada
senam kaki OA kepada hardcopy
kader powerpoint
c. Controlling - Dilakukan Dilakukan Tidak ada
 Masing-masing dokter pelatihan senam
muda bertanggung jawab OA
3. terhadap tugas yang Dilakukan Tidak ada
diberikan - Masing- masing
Keluaran dokter muda
Meningkatkan pengetahuan bertanggung
kader mengenai OA dan jawab Didapatkan Tidak ada
kader dapat melakukan
senam OA Pengetahuan kader
mengenai OA
meningkat dan
kader dapat
melakukan senam
OA

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 50
Tabel 8. Evaluasi program intervensi 2 (Penyuluhan OA pada warga RW 01 Desa
Sindang Panon)

No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan

1. Masukan

1.Man

- Dokter Muda - 3 orang - 3 orang Tidak ada


- Staff Puskesmas - 1 orang - 1 orang Tidak ada
2. Money Rp.550.000,- Rp650.000,- Ada
- Kertas kuesioner (dana bersama) (dana bersama)
- Kertas pre-test dan post-
test
- Leaflet
- Undangan
- Makanan ringan (kue, risol
dan air mineral)

3. Material

- Laptop
1 buah 1 buah Tidak ada
- Lembar pre-test & post-
test 120 lembar 102 lembar Ada
(disiapkan lebih
- Power point untuk cadagan)
1 buah 1 buah Tidak ada
-Video senam
1 buah 1 buah Tidak ada
- Projector
1 buah 1 buah Tidak ada
- Snack
70 buah 70 buah Tidak ada
- leaflet
70 buah 60 buah Ada
4. Metode

SOP Penyuluhan
Ada Tersedia Tidak ada
- SOP Pre-test

- SOP penyuluhan tentang


Osteoarthritis (OA)

No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan


Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 51
- SOP pembagian poster
Osteoarthritis (OA)

- SOP Post-test
Ada peserta yang Ada Tidak ada
SOP sesi tanya jawab bertanya

2. Proses

a. Planning

 Rencana sasaran dan - Terdapat Dilakukan Tidak ada


intervensi penyuluhan sasaran intervensi
 Merencanakan jadwal - Jadwal sudah Dilakukan Tidak ada
dan tempat intervensi disusun dan
tempat sudah
ditentukan
 Merencanakan - Alat-alat sudah Dilakukan Tidak ada
pengadaan alat-alat disiapkan
yang diperlukan
 Merencanakan materi - Materi Dilakukan
Tidak ada
penyuluhan penyuluhan
sudah disiapkan
 Merencanakan - poster sudah Dilakukan Tidak ada
pembuatan poster disiapkan
 Merencanakan - Pre test dan Dilakukan
Tidak ada
pembuatan pre test dan post test sudah
post test disiapkan
 Merencanakan jenis
- Snack sudah Dilakukan
dan pembelian snac Tidak ada
disiapkan
b. Organizing
- Tugas dokter
 Pembagian tugas
muda sudah
masing-masing dokter
dibagikan Dilakukan Tidak ada
muda
 Dokter muda Peter, - Diperoleh
Dewi dan Dede materi tentang Dilakukan Tidak ada
mencari materi tentang OA
OA
 Dede dan Peter - Diperoleh
mencari materi Desain materi Desain
leaflet Dilakukan Tidak ada
leaflet

No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 52
 Dokter muda Dewi dan - Diperoleh materi pre Dilakukan Tidak ada
Peter merancang materi test dan post test
pre-test dan post-test
 Permohonan izin
Dilakukan Tidak ada
mengadakan - Mendapatkan izin
penyuluhan kepada dari Kepala
Kepala Puskesmas Puskesmas
Kecamatan Sindang Kecamatan Sindang
jaya, Staf Puskesmas Jaya, Staf Puskesmas
pemegang program pemegang program
PMT puskesmas, dan PMT puskesmas, dan
Kepala Desa Sindang Kepala Desa Sindang
Jaya. Jaya.
c. Actuating

 Melakukan pre-test - Pre-test terlaksana Dilakukan Tidak ada


 Melakukan penyuluhan - Penyuluhan dan Dilakukan Tidak ada
mengenai OA serta pembagian leaflet
pembagian leaflet terlaksana
 Melakukan sesi tanya Dilakukan Tidak ada
- Terdapat peserta
jawab yang bertanya
 Melakukan post test Ada Tidak ada
- Post-test terlaksana
d. Controlling

 Masing-masing dokter
muda bertanggung Masing-masing
jawab terrhadap tugas dokter muda Dilakukan Tidak ada
yang diberikan bertanggung jawab
Mengevaluasi jawaban
pre test dan post test Memasukan data
dicocokan dengan evaluasi pre test dan Dilakukan Tidak ada
jawaban yang benar post test
Keluaran
Meningkatnya pengetahuan
peserta penyuluhan mengenai Semua peserta Didapatkan
3. OA mendapatakan hasil
Ada
post test dengan
peningkatan rata-rata
sebesar 20%
dibandingkan dengan
pretest

Tabel 9. Evaluasi program intervensi 3 (Skrining IMT dan edukasi yang sesuai

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 53
IMT) pada warga lansia RW 01 Desa Sindang Panon

No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan

1. Masukan

1. Man

- Dokter muda - 3 orang - 3 orang Tidak ada


- Staf Puskesmas
- 1 orang - 1 orang Tidak ada

2. Money - - Tidak ada


3. Material
4 buah Tidak ada
-Timbangan BB 4 buah
4 buah Tidak ada
-Meteran TB 4 buah
4 buah Tidak ada
-Meja 4 buah
8 buah Tidak ada
-Kursi 8 buah
Tidak ada

4. Metode
-SOP pemeriksaan IMT pada Tersedia
semua peserta - Ada Tidak ada
-SOP pemberian edukasi Tersedia
bagi peserta dengan IMT - Ada Tidak ada
>22,9

2. Proses

a. Planning

 Merencanakan sasaran - Terdapat sasaran Dilakukan Tidak ada


dan intervensi intervensi
 Merencanakan jadwal - Jadwal sudah Dilakukan
dan tempat intervensi disusun dan tempat Tidak ada
sudah ditentukan
 Merencanakan
pengadaan alat-alat Alat –alat sudah Dilakukan Tidak ada
yang diperlukan disiapkan

Variabel Pencapaian
No Tolak Ukur Kesenjangan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 54
3. Keluaran

Peserta datang ke puskesmas Peserta yang datang Peserta yang Ada


untuk mengecek IMT ke puskesmas untuk datang
mengecek IMT melakukan
pengecekan ke
puskesmas
untuk kontrol
mengalami
peningkatan

Tabel 10. Evaluasi program intervensi 4 (Senam OA pada warga lansia Desa
Sindang Panon RW 01)

No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan

1. Masukan

1. Man

Dokter muda - 3 orang - 3 orang Tidak ada


Staf Puskesmas - 1 orang - 1 orang Tidak ada
Palatih senam - 1 orang - 1 orang Tidak ada

2. Money

CD Rp.150.000,- Rp 200.000,- Ada


Pelatih senam (dana bersama)

No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 55
c. Actuating
- Adanya penjelasan Dilakukan
 Melakukan mengenai senam OA Tidak ada
penjelasan mengenai
senam OA - Adanya pemutaran
 Melakukan video mengenai Dilakukan
Tidak ada
pemutaran video senam OA
mengenai senam OA
 Melakukan senam OA Dilakukan
-Adanya kegiatan Tidak ada
bersama seluruh
senam OA bersama
peserta
seluruh peserta
d. Controlling Antusias peserta Tidak Ada
Menilai peran aktif tetap ada hingga
 Mengevaluasi
peserta akhir acara
partisipasi peserta
dalam mengikuti
senam kaki OA
3. Output

Meningkatnya pengetahuan Peserta dapat Seluruh peserta Tidak ada


peserta tentang manfaat dan melakukan senam dapat melakukan
cara senam OA OA senam OA
sendiri

Tabel 11. Evaluasi program intervensi 5 (Pemberian poster)

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 56
No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan

1. Masukan

1. Man

Dokter muda - 3 orang - 3 orang Tidak ada


Staf Puskesmas - 1 orang - 1 orang Tidak ada
Kader - 5 orang - 5 orang Tidak ada
2. Money

CD

Poster Rp.200.000,- Rp 200.000,- Tidak ada


(dana bersama)

2. Proses

a. Planning

 Rencana sasaran - Terdapat sasaran Dilakukan Tidak ada


pemberian poster pemberian poster
 Merencanakan - Jadwal sudah Dilakukan Tidak ada
jadwal pemberian disusun
poster - Tempat sudah Dilakukan Tidak ada
 Mencari tempat ditentukan
untuk dilakukan
pemberian poster

a. Organizing
-Tugas dokter muda
 Pembuatan poster Tidak ada
OA oleh dokter sudah dibagikan Dilakukan
muda Peter, Dewi, - Adanya jadwal
dan Dede
pelaksanaan Tidak ada
 Membuat jadwal pemberian poster OA Dilakukan
pemberian poster
OA

No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 57
3. Output

Meningkatnya pengetahuan Peserta berkunjung Pengunjung Tidak ada


pengunjung tentang OA ke Puskesmas untuk puskesmas yang
melakukan tinddakan beresiko
awal yg sesuai untuk menderita OA
OA dapat teratasi

BAB 9
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 58
KESIMPULAN DAN SARAN

9.1 Kesimpulan
1. Lokasi yang mempunyai masalah tingginya kasus OA berdasarkan jumlah lansia
pada penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sindang Jaya, Kecamatan Sindang
Jaya, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten periode 9 Oktober 2017 – 2
Desember 2017 adalah di Desa Sindang Panon RW 01.
2. Masalah yang menyebabkan tingginya kasus OA yang beresiko pada lansia pada
penduduk di lokasi Puskesmas Sindang Jaya, Kecamatan Sindang Jaya,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten berdasarkan Paradigma BLUM adalah
pada bagian lifestyle yaitu pengetahuan warga tentang OA yang masih rendah
terutama mengenai pengertiam, penyebab, faktor resiko dan tindakan awal yang
sesuai dengan OA dan komplikasinya serta perilaku masyarakat yang masih
kurang baik seperti masih melakukan kegiatan yang memeperberat OA dan tidak
melakukan tindakan pencegahan terhadap OA.
3. Intervensi sebagai bagian dari pemecahan masalah yang dapat dilakukan dalam
jangka pendek dan memiliki daya ungkit yang besar dalam menunjang tujuan
jangka menengah dan jangka panjang yang diharapkan adalah:
a. Training of trainer (TOT)
Hasil yang didapat adalah seluruh kader dapat melakukan senam OA
dengan benar. Maka dengan ini didapatkan kader RW 01 Desa Sindang
Panon yang dapat melakukan senam OA sebanyak 5 orang (100%) dan
seluruh kader menjadi lebih mengerti mengenai OA.
b. Penyuluhan tentang OA
Hasil yang didapat adalah terjadinya peningkatan pengetahuan warga
RW 01 Desa Sindang Panon dengan indikator peningkatan rata-rata dari
pre-test ke post-test minimal 32,61%.
c. Pemeriksaan dan screening IMT dan edukasi yang sesuai dengan IMT
Didapatkan bahwa seluruh peserta dapat melakukan IMT, dan IMT >22,9
sebanyak 21 orang.
d. Senam OA
Didapatkan bahwa seluruh peserta dapat melakukan senam OA dengan
benar sehingga didapatkan peserta yang mampu melakukan senam OA
sebesar 51 orang (100%)

e. Pemasangan Poster di Posbindu dan Puskesmas Sindang Jaya


Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 59
Poster terpasang di tempat yang mudah dibaca di Posbindu RW 01 Desa
Sindang Panon dan Puskesmas Sindang Jaya.
4. Hasil intervensi sebagai berikut :
a. Training of trainer (TOT)
Hasil yang didapat adalah seluruh kader dapat melakukan senam OA
dengan benar. Maka dengan ini didapatkan kader RW 01 Desa Sindang
Panon yang dapat melakukan senam OA sebanyak 5 orang (100%) dan
seluruh kader menjadi lebih mengerti mengenai OA.

b. Penyuluhan tentang OA
Hasil yang didapat adalah terjadinya peningkatan pengetahuan warga
RW 01 Desa Sindang Panon dengan indikator peningkatan rata-rata dari
pre-test ke post-test minimal 32,61%.

c. Pemeriksaan dan screening IMT dan edukasi yang sesuai dengan IMT
Didapatkan bahwa seluruh peserta dapat melakukan IMT, dan IMT >22,9
sebanyak 21 orang.

d. Senam OA
Didapatkan bahwa seluruh peserta dapat melakukan senam OA dengan
benar sehingga didapatkan peserta yang mampu melakukan senam OA
sebesar 51 orang (100%)

e. Pemasangan Poster di Posbindu dan Puskesmas Sindang Jaya


Poster terpasang di tempat yang mudah dibaca di Posbindu RW 01 Desa
Sindang Panon dan Puskesmas Sindang Jaya.
9.2 Saran

9.2.1 Saran bagi warga RW 01 Desa Sindang Panon

 Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap penyakit


OA dengan menerapkan pengobatan teratur dan senam OA
 Melakukan pengukuran IMT saat berkunjung ke Puskesmas Sindang Jaya
 Memberikan informasi kepada warga yang tidak ikut serta dalam kegiatan
penyuluhan tentang OA
9.2.2 Saran bagi Puskesmas Sindang Panon

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 60
 Mengadakan kegiatan penyuluhan dan screening IMT berkala pada
masyarakat
 Memberikan edukasi kepada kader tentang penyakit OA, pencegahan serta
komplikasi yang dapat terjadi
 Mengadakan kegiatan senam OA rutin kepada penderita lansia

9.2.3 Saran bagi tim selanjutnya

 Melakukan pelatihan kepada kader Desa Sindang Panon tentang penyakit


OA.
 Melakukan penyuluhan mengenai OA dan senam OA secara berkala
bersama dengan petugas Puskesmas Sindang Panon.
 Melakukan evaluasi terhadap program atau intervensi yang telah dilakukan
untuk mengetahui efektivitas dan manfaat bagi penderita OA.

Daftar Pustaka

1. World Health Organization. City Health Profiles: how to report on health in your
city. Poland: 1994 [cited 2017 Okt 30]. Available from :
www.euro.who.int/document/wa38094ci.pdf
2. Lozada C . Osteoarthritis. United State; 2017 [Cited 2017 Okt 30]. Available
from :https://emedicine.medscape.com/article/330487-overview
3. Nguyen T. Osteoarthritis in South East Asia. Australia; 2014 [ Cited 2017 Okt
30] Available from :http://www.openaccessjournals.com/articles/osteoarthritis-
in-southeast-asia.pdf

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 61
4. National Institutes of Health. Clinical Guidelines On The Identification,
Evaluation, And Treatment of Overweight and Obesity In Adult. New York;
1998 [cited 2017 Okt 30]. Available from
:https://www.nhlbi.nih.gov/files/docs/guidelines/ob_gdlns.pdf
5. Arovah N. Fisioterapi dan Terapi Latihan pada Osteoartritis. Yogyakarta; 2007 

[cited 2017 Okt 30]. Available from : 

https://journal.uny.ac.id/index.php/medikora/article/viewFile/4716/4063
6. Kemenkes. Riskesdas 2013. Jakarta; 2013 [cited 2017 Okt 30]. Available from :
www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas
%202013.pdf
7. Puskesmas Kecamatan Sindang Jaya. Profil Puskesmas
Kecamatan Sindang Jaya. Tangerang: Puskesmas Sindang Jaya;
2016.
8. Chandra B. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2007.
9. Budiningsih S, Prihartono J, Kekalih A. Buku Keterampilan Klinis
Ilmu Kedokteran Komunitas. Jakarta: Departemen Ilmu
Kedokteran Komunitas FKUI; 2014;14–15.
10. Solomon L, et al. Apley’s System of Orthopaedics and Fractures. London; 2010.
11. National institute of artritis and musculoskeletal and skin diseases.
Osteoarthritis. United State; 2016 [cited 2017 Okt 30]. Available from :
https://www.niams.nih.gov/health-topics/osteoarthritis
12. R Altman, et al. Development of Criteria for the Classification and Reporting of 

Osteoarthritis. United State; 1986 [ Cited 2017 Okt 30]. Available from :

https://www.rheumatology.org/Portals/0/Files/Complete

%20Article_Osteoarthritis%20of%20the%20Knee%20­%201986.pdf

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 62
Lampiran

Gambar 1. Tempat diadakan penyuluhan OA

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 63
Gambar 2. Penyuluhan tentang OA pada warga lansia

Gambar 3. Persiapan senam OA

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 64
Gambar 4. Pengukuran BB peserta lansia

Gambar 5. Pengukuran TB peserta lansia

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 65
Gambar 6. Perhitungan IMT dan pemberian edukasi

Gambar 7. Pemberian edukasi kepada kader RW 01 Sindang Panon

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 66
Gambar 8. Foto bersama bapak lurah dan para kader Desa Sindang Panon

Gambar 9. Foto bersama tim sukses acara

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 67
Kuesioner mini survey Osteoartritis

KUESIONER (MINI SURVEY) MENGENAI TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN


PERILAKU LANSIA TENTANG OSTEOARTRITIS
PUSKESMAS SINDANG JAYA TANGERANG 2017
Identitas

Nama :…………………...

Usia :…………………..

Pendidikan terakhir (SD/SMP/SMA/D3/S1):………………….

Pekerjaan :…………………...

Alamat :…………………...

PENGETAHUAN
1. Apa yang dimaksud dengan pengapuran sendi ?
a. Keganasan pada tulang c. Radang sendi
b. Patah tulang d. Dislokasi sendi
2. Apa saja faktor risiko yang dapat menyebabkan osteoartritis?
a. Berat badan berlebih
b. Faktor penuaan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 68
c. Jenis kelamin
d. Semua benar
3. Apa pemeriksaan penunjang Osteoartritis?
a. Lab darah
b. Rontgen
c. Gula darah
d. Asam Urat

4. Apa yang perlu dilakukan untuk mengobati keluhan nyeri pada sendi?

a. Berobat ke dokter (diberkan obat penghilang nyeri)


b. Minum jamu
c. Didiamkan sehingga hilang sendiri
d. Dipijat

2. Apakah penyakit pengapuran sendi bisa disembuhkan?


a. Ya
b. Tidak

SIKAP
No Pernyataan Setuju Tidak
setuju
1 Menggunakan tongkat dapat mengurangi
keluhan nyeri sendi
2 Untuk mengurangi keluhan nyeri sendi, sendi
diistirahatkan dalam waktu yg lama
3 Mengkonsumsi susu dan suplemen kalsium
dapat mengurangi keluhan nyeri sendi
4 Pencegahan radang sendi harus dilakukan
sedini mungkin
5 Berobat rutin dapat menyembuhkan radang
sendi
6 Penyakit OA dapat disembuhkan
7 Semua orang tua sakit sendi

PERILAKU

1. Apa jenis kegiatan yang dihindari pada radang sendi?


a. Menyanyi
b. Mengangkat ember berisi air
c. Naik sepeda
d. Menari

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 69
2. Bagaimana cara mencegah radang sendi?
a. Mengurangi beban kerja pada sendi
b. Minum obat yang teratur
c. Rontgen tulang
d. Minum susu
3. Kegiatan apa yang sering dilakukan?
a. Megendong cucu
b. Naik tangga
c. Turun tangga
d. Jalan cepat

d. Apabila bapak/ibu memiliki factor resiko dari radang sendi, apa yg akan dilakukan ?
a. Mengobati bila ada keluhan radang sendi
b. Mengabaikannya
c. Melakukan pencegahan sedini mungkin
d. Menggendong cucu
5. Bagaimana cara menurunkan berat badan pada pasien radang sendi?
a. Mengurangi aktivitas fisik
b. Mengurangi asupan makanan yang tinggi kalori
c. Minum obat secara rutin
d. Mengknsumsi makanan yang tinggi karbohidrat (nasi, jagung, kentang,
mi, dll)
6. Setelah mendapatkan perawatan radang sendi, apa tindakan selanjutnya?
a. Kembali ke aktifitas dahulu
b. Mengurangi aktivitas berlebihan
c. Memberhentikan konsumsi obat penghilang nyeri

Lampiran 3: PRE-TEST DAN POST-TEST OA PUSKESMAS Sindang Jaya

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 70
Tanggal pengisian:

IDENTITAS

Nama :

Umur :

Jenis kelamin : Laki-laki/ Perempuan

Pendidikan terakhir :

Pekerjaan :

Silanglahjawaban yang menurut anda benar

1. Apakah penyakit Osteoartritis itu?

a. radang sendi

b. tumor tulang

c. penyakit yang dapat ditularkan

2. Siapa yang beresiko terkena OA?


a. Usia lanjut
b. Kencing manis
c. Tekanan darah tinggi
2. Apa tanda dan gejala OA?
a. Sakit kepala
b. Nyeri lutut
c. Mual
3. Apa saja pencegahan radang sendi?
a. Konsumsi rendah garam
b. Peningkatan berat badan
c. Penurunan berat badan
4. Apa tatalaksana tahap awal radang sendi?
a. Obat antibiotik
b. Obat anti nyeri
c. Operasi
5. Apa tatalaksana tahap akhir radang sendi?
a. Obat antibiotik
b. Obat anti nyeri
c. Operasi
6. Apa yang komplikasi yang terjadi dengan lansia radang sendi?
a. Kecacatan
b. Penurunan kesadaran
c. Muntah
7. Apa factor resiko yang tidak bisa diubah pada radang sendi?
a. Aktifitas
b. Usia
c. Berat badan
8. Berapa berat beban yang diangkat yang harus dihindari pada radang sendi ?

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 71
a. Kurang dari 2kg
b. Kurang dari 1kg
c. Lebih dari 3kg
9. Menurut anda, apakah angka kejadian radang sendi pada lansia banyak?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tah

Lampiran 4. Hasil kuesioner (minisurvey) pada lansia

Karakteristik Lansia Kognitif (Pengetahuan)

Tingkat Pendidikan Σ = 30 OA Σ = 30

SD 12 Pengertian 21
Menggunakan tongkat
SMP 18 Faktor Resiko 9
mengurangi nyeri Σ = 30
SMA 0 Pemeriksaan
Setuju 13
penunjang 2
Tidak setuju 17
D3/Sarjana 0 Tindakan 6
Sendi diisirahatkan untuk
Usia Penyembuhan 0
mengurangi keluhan Σ = 30
<60 thn 10
Setuju 16
60-65 thn 18
Tidak setuju 14
65-70 thn 2
Mengkonsumsi suplemen dan
susu mengurangi keluhan Σ = 30

Setuju 10

Tidak setuju 20

Pencegahan radang sendi Sikap


dilakukan sedini mungkin Σ = 30

Setuju 6

Tidak setuju 24

Berobat rutin dapat


menyembuhkan radang sendi Σ = 30

Setuju 18

Tidak setuju 12

Penyakit OA dapat
disembuhkan Σ = 30

Setuju 22

Tidak setuju 8
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Semua
Fakultas orang tua sakit
Kedokteran sendi Tarumanagara
Universitas Σ = 30
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 72
Setuju 8

Tidak setuju 22
Perilaku

Σ = 30

Kegiatan yang dihindari 12

Pencegahanm 10

Kegiatan yang sering dilakukan


memperberat nyeri sendi 30

Tindakan 7

Cara menurunkan berat badan 18

Tindakan setelah mendapat


perawatan 5

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 73
Lampiran 5. Uraian Hasil Pre-test dan Post-Test Warga RW 01 Desa Sindang
Panon Beserta Selisihnya

Post-
No Pre- test test Selisih
1 30 70 40
2 10 60 50
3 0 50 50
4 20 70 50
5 20 60 40
6 0 50 50
7 40 70 30
8 30 60 30
9 20 70 50
10 30 80 50
11 40 70 30
12 10 40 30
13 20 60 40
14 30 50 20
15 0 60 60
16 20 60 40
17 10 50 40
18 10 40 30
19 30 60 30
20 0 40 40
21 20 50 30
22 20 70 50
23 30 60 30
24 40 70 30
25 30 80 50
26 10 50 40
27 40 70 30
28 20 50 30
29 30 60 30
30 20 60 40
31 30 70 40
32 20 50 30
33 30 70 40
34 20 60 40
35 0 40 40
36 30 40 10
37 40 50 10
38 40 60 20
39 50 70 20
40 30 50 20
41 20 50 30
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 74
42 50 70 20
43 60 70 10
44 60 80 20
45 20 50 30
46 50 70 20
47 40 80 40
48 30 60 30
49 40 60 20
50 20 50 30
51 20 40 20

Tinggi
No Berat Badan Badan IMT Usia
1 45 150 20 48
2 65 161 25,09 51
3 50 152 21,64 59
4 55 160 21,48 52
5 55 160 21,48 69
6 62 160 24,21 60
7 49 150 21,77 49
8 53 162 20,22 62
9 51 140 26,02 54
10 55 157 22,35 61
11 78 172 26,44 53
12 74 168 26,24 52
13 80 170 27,68 45
14 69 164 25,74 70
15 71 170 24,56 68
16 78 167 28,05 64
17 66 162 25,19 51
18 63 162 24,04 47
19 77 170 26,64 71
20 55 152 23,80 67
21 53 160 20,70 62
22 51 161 19,64 59
23 70 168 24,82 48
24 49 153 20,94 42
25 50 152 21,64 54
26 67 177 21,40 69
27 49 149 22,07 59
28 53 158 21,28 54
29 52 149 23,42 62
30 49 157 19,91 59
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 75
31 68 166 24,72 55
32 57 160 22,26 53
33 64 170 24,29 49
34 42 150 18,66 58
35 49 157 19,91 54
36 56 160 21,87 62
37 51 161 19,69 44
38 44 150 19,55 59
39 47 152 20,34 56
40 71 170 24,56 52
41 60 171 20,52 49
42 62 163 22,58 54
43 58 162 23,62 59
44 52 161 22,38 51
45 57 157 21,10 43
46 58 168 20,20 59
47 59 163 20,90 61
48 60 164 22,58 42
49 57 162 22,86 62
50 56 160 21,8 46
51 70 170 24,2 60

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 76

Anda mungkin juga menyukai