PENDAHULUAN
Menurut WHO diagnosis komunitas adalah kumpulan data kuantitatif dan kualitatif
secara deskriptif menyangkut kesehatan masyarakat dan faktor-faktor dan
mempengaruhi suatu kelompok masyarakat. Diagnosis komunitas digunakan untuk
indetifikasi masalah, perencanaan, pengembangan, dan pelaksanaan di area komunitas
yang bersangkutan. Di dalam diagnosis komunitas terdapat empat tahapan dalam
diagnosis komunitas yang meliputi inisiasi, pengumpulan dan analisis data, diagnosis,
serta pemerataan.1 Tujuan utama dari diagnosis komunitas adalah untuk memberikan
promosi kesehatan kepada masyarakat.1
Terdapat dua penelitian di Asia, kedua studi dilakukan tahun 2006 di Negara
Thailand dan Vietnam. Ditemukan hampir 50% populasi biksu di Thailand di rentang
usia 40-79 tahun menderita penyakit OA. Dan di Vietnam didapatkan data 31% pria dan
35% wanita diatas usia 49 tahun menderita OA3
Puskesmas Sindang Jaya tahun 2017 mencatat terdapat jumlah lansia sebanyak
10.421 jiwa dengan rentang usia 45-59 tahun dan 4.176 jiwa dengan rentang usia diatas
90 tahun. Jumlah lansia tercacat berobat di Posbindu sebanyak 335 orang dan 465 lansia
yang memiliki KMS (Kartu Masyarakat Sehat). Terdapat sebanyak 394 kasus OA pada
tahun 2017 (periode 1 Januari 2017-23 Oktober 2017). Diperkirakan populasi lansia
akan meningkat menjadi 2 kali lipat pada tahun 2025 menjadikan OA salah satu
penyakit degeneratif terbanyak di masa yang akan datang. 3,7
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Turunnya kasus Osteoartritis di Puskesmas Sindang Jaya periode 2017
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya lokasi masalah utama yang harus segera diselesaikan wilayah
kerja Puskesmas Sindang Jaya.
2. Diketahuinya masalah – masalah penyebab yang menyebabkan tingginya
penduduk Lanjut Usia yang menderita Osteoartritis.
3. Diketahuinya intervensi sebagai alternatif pemecahan masalah yang dapat
dilakukan dalam jangka pendek dan memiliki daya ungkit yang besar dalam
menunjang tujuan jangka menengah dan jangka panjang yang diharapkan.
4. Diketahuinya hasil dari intervensi yang dilakukan.
BAB 2
2.2.2 Epidemiologi
2.2.3 Etiologi10
Displasia sendi : Beban tekanan dan gesekan pada sendi yang terus menerus yang
disebabkan oleh penipisan cairan sinovial menyebabkan kerusakaan permanen
dan meningkatkan kecepatan perusakan dari pembentukan osteofit.
Trauma pada sendi (stres mekanik) : tekanan yang sangat besar dapat
menyebabkan terjadinya kerusakan pada bantalan sendi yang menyebabkan
ketidakseimbangan pada distribusi tekanan di sambungan antar sendi penopang.
Pekerjaan : Menopang beban yang belebihan tanpa bantuan otot yang adekuat
dapat mempercepat proses penipisan dari cairan synovial dikarenkan tekanan
besar pada sendi tersebut secara berlama-lama.
Kepadatan tulang : Tulang membantu penguatan lekatan otot yang memerankan
penting dalam mempertahankan postural dan distribusi beban yang diterima di
setiap sendi.
Obesitas : kegemukan menyebabkan meningkatnya beban yang harus ditahan oleh
sendi setiap hari nya yang dapat mempercepat proses penipisan cairan synovial
secara cepat.
Riwayat keluarga : ada sebuah teori yang mengemukakan ada nya hubungan
factor genetic dengan cepatnya proses degenerasi dari sendi dan cairan
sinovialnya.
2.2.5 Klasifikasi10,12
II. Secondary
A. Paska trauma
B. Penyakit bawaan atau perkembangan
1. Terlokalisir
A. Penyakit pinggul: dislokasi pinggul kongenital, mengalami epifisis
femoralis ibu jari, acetabulum dangkal
B. Faktor mekanis dan lokal; contohnya Panjang ekstremitas yang tidak
sama, kelainan valgus / varus ekstrem, sindrom hypermobility,
skoliosis
2. Generalisasi
A. Displasia pada tulang: e.g Epiphyseal dysplasia
B. Penyakit metabolik : Ochronosis, hemoglobinopathy
C. Penyakit penumpukan kalsium
1. Penyakit penumpukan kalsium Pyrophospate
2. Apatite arthropaty
3. destructive arthropaty ( bahu, tumit)
D. Kelainan tulang dan sendi lainnya: nekrosis Avaskular, Rheumatoid arthritis,
Artritis Gout, Artritis Septic, Osteoporosis, Osteochondritis
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 6
E. Penyakit lainnya
1. Penyakit endokrin: Diabetes melitus, akromegali, hipotiroidisme,
hiperparatiroidisme
2. Neuropati arthropathy
2.2.6 Diagnosis
Deformitas tulang
Krepitasi
Instabilitas
Penurunan kualitas hidup pasien (naik turun tangga, berdiri dari posisi duduk)
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang
Anamnesa dilakukan untuk mencari tahu usia pasien, jenis kelamin, riwayat
pekerjaan, riwayat keluhan keluhan nyeri serta riwayat perjalanan penyakitnya,
riwayat trauma, riwayat keluarga, riwayat penyakit, riwayat pengobatan dan
gangguan keluhan pasien terhadap kualitas hidupnya.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik menjadi kunci utama dalam menentukan perlu tidaknya di lakukan
pemeriksaan penunjang berupa foto x-ray pada pasien. Pemeriksaan fisik yang perlu
dilakukan diantaranya:
- Teknik Laseque
- Pemeriksaan ROM seluruh anggota gerak ( motorik pasif dan aktif)
- Pengecekan krepitasi pada persendian
- Inspeksi atrofi
Pada fasilitas kesehatan pelayanan primer dengan sarana dan prasarana terbatas dapat
dilakukan tindakan awal pengobatan simtomatik pada pasien. Prinsip terapi ini
mengutamakan mempertahankan pergerakan dan meningkatkan kekuatan otot,
mencegah terjadi nya beban berlebih pada persendian, mengurangi rasa nyeri dan
modifikasi aktifitas harian pasien.
Pada fase lanjutan, keluhan pasien perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi
kepada dokter spesialis otropedi. Pada fase ini didapatkan kerusakan sendi yang lebih
besar dengan peningkatan rasa nyeri, instabilitas dan deformitas (terutama pada sendi
yang menopang beban paling besar). Tindakan invasif seperti bedah rekonstruksi
diperlukan pada fase ini. Ada 3 macam pembedahan yang dapat dilakukan :
Pasien OA dengan obesitas memiliki resiko dan progresifitas OA yang lebih tinggi.
Dukungan nutrisi yang bertujuan menurukan berat badan pasien merupakan bagian dari
terapi OA yang dapat menggurangi jumlah beban yang ditanggung oleh sendi pasien.
Tatalaksana nutrisi umum meliputi restriksi kalori untuk penurunan berat badan
pasien hingga mencapai IMT normal dan berat badan ideal, disertai pemilihan makanan
tinggi omega 3 yang bertujuan untuk mempertahankan cairan sinovial sendi yang
bersifat lubrikan terhadap gesekan antar sendi sehingga dapat mengurangi rasa nyeri
dan penurunan proses peradangan pada sendi pasien.
2.2.9 Pencegahan10
2.2.10 Komplikasi10
2.2.11 Prognosis10
Pasien OA memiliki prognosis yang cukup baik bila diidentifikasi dan dilakukan
intervensi sejak dini. Intervensi dini dapat memperlampat proses degenerative
persendian dan meningkatkan kualitas hidup pasien pada saat usia lansia. Pada OA yang
sudah stadium lanjut, prognosis pasien cenderung lebih buruk dan diperlukan intervensi
bedah dengan hasil prognosis yang baik selama tidak ada nya komplikasi berupa
pengeroposan tulang yang menjadi kontraindikasi tindakan bedah artroplasti.
Displasia
Trauma Kepadatan
sendi pada sendi tulang
Pekerjaan
Obesitas Riwayat
keluarga
OSTEOARTRITIS
Keterbatasan
Spondilitistesis
ruang gerak
Stenosis Spinal
BAB 3
IDENTIFIKASI MASALAH
Wanakerta 759
Sukaharja 975
Total 4877
Usaha pencegahan OA termasuk dalam program Basic Six Puskesmas, yaitu Promosi
Kesehatan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (Osteoartritis).
Status kesehatan :
- Pengetahuan
a. Responden yang tidak mengetahui penyakit pengapuran sendi sebanyak 19
orang (63,33 %)
b. Responden yang tidak mengetahui faktor resiko OA sebanyak 21 orang (70
%)
c. Responden yang tidak mengetahui pemeriksaan penunjang osteoarthritis
sebanyak 28 orang (93,33 %)
d. Responden yang tidak mengetahui yang harus dilakukan untuk mengurangi
keluhan nyeri pada sendi sebanyak 24 orang ( 80%)
e. Responden yang tidak mengetahui bahwa OA tidak dapat disembuhkan
sebanyak 30 orang (100%)
- Sikap:
a. Responden yang setuju bahwa menggunakan tongkat dapat mengurangi
keluhan nyeri sendi sebanyak 13 orang (43,33%)
b. Responden yang setuju bahwa untuk mengobati keluhan nyeri sendi, sendi
diistirahatkan dalam waktu yang lama sebanyak 16 orang (53,33%)
c. Responden yang setuju bahwa mengkonsumsi susu dan suplemen kalsium
dapat mengurangi keluhan pengapuran sendi sebanyak 10 orang (33,33%)
d. Responden yang setuju jika pencegahan pengapuran sendi harus dilakukan
sendini mungkin sebanyak 6 orang (20%)
e. Responden yang setuju berobat rutin dapat menyembuhan pengapuran sendi
18 orang (60%)
f. Responden yang setuju bahwa penyakit OA dapat disembuhkan sebanyak 22
orang (73,33%)
g. Responden yang setuju semua orang tua sakit sendi sebanyak 8 orang
(26,66%)
-
Lingkungan
STYLE
Pengetahuan
Pengetahuan masyarakat tentang pengapuran sendi masih rendah terutama mengenai pengertian, faktor risiko, pemeriksaan penunjang, dan
tindakan yang sesuai
Perilaku
Perilaku masyarakat yang masih kurang baik seperti masih sering melakukan kegiatan memperberat OA, tidak melakukan tindakan
pencegahan.
Sikap
Sikap masyarakat kurang baik dalam hal pencegahan dan tindakan yang sesuai, karena mengganggap OA sebagai penyakit yang tidak
parah.
2. Kader
4. Ketua RT
BAB 4
2. Perilaku masyarakat yang masih kurang baik dalam seperti masih sering
melakukan kegiatan memperberat OA, tidak melakukan tindakan pencegahan.
Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang pentingnya
pencegahan sejak dini dan menjaga pola hidup sehat serta kurangnya motivasi
dari tenaga kesehatan.
3. Sikap masyarakat kurang baik dalam hal pencegahan dan tindakan yang sesuai,
karena mengganggap OA sebagai penyakit yang tidak parah. Hal ini disebabkan
karena kurangnya pengetahuan dan informasi mengenai komplikasi yang terjadi
bila OA tidak teratasi.
Kurang penyuluhan,
tingkat pendidikan Kurangnya pengetahuan tentang
rendah, kurangnya gaya hidup sehat dan hubungannya
dengan OA
akses informasi
Sikap Perilaku
PERENCANAAN INTERVENSI
c. Sasaran: Posbindu RW 01 Desa Sindang Panon dan Puskesmas Sindang Jaya.
d. Tempat: Balai Desa Sindang Panon dan Puskesmas Sindang Jaya
e. Indikator Penilaian: Terpasangnya poster “Nyeri lutut meganggu?” di tempat yang mudah
dibaca di Posbindu RW 01 Desa Sindang Panon dan Puskesmas Sindang Jaya.
Intervensi 1 Intervensi
Method:
Method:
Penyuluhan Warga di
Desa Sindang Panon
RW 01 tentang OA
Material:
Timbangan dan
meteran.
Method:
Penghitungan
IMT
Material:
Video Senam
Osteortritis,
LCD, speaker
Method:
Senam
Osteoartritis
Method:
Memberikan
poster
Minggu
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8
2 Pengorganisasian
Bagi tugas
3 Pelaksanaan
4 Pengawasan
5 Evaluasi
BAB 6
PELAKSANAAN INTERVENSI
(9 Oktober 2017)
Penyerahan bahan
penyuluhan serta cd yang
berisi video senam kaki
diabetes kepada para kader
RW 01 Desa Sindang Panon.
(5 Orang)
6.1.2 Proses detail intervensi 1: kegiatan Training of Trainer (TOT) pada kader
di RW 01 Desa Sindang Panon
Pelatihan dilakukan pada tanggal 11 November 2017 pukul 07.30-08.30 WIB yang di
lakukan di aula Aula Puskesmas Sindang Jaya dengan sasaran intervensi yaitu para
kader RW 01 Desa Sindang Panon yang berjumlah 5 orang. Pelaksanaan pelatihan kader
Para kader berkumpul di aula Puskesmas Sindang Jaya pada pukul 11.15 WIB.
Setelah aula sudah siap digunakan dan para kader sudah berkumpul, tiga orang dokter
muda memperkenalkan diri dan membawakan sambutan singkat. Kegiatan pertama
dimulai dengan memberikan penyuluhan tentang OA yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan para kader mengenai OA. Penyampaian materi
menggunakan presentasi yang berisi tentang pengertian OA, faktor risiko dan penyebab
OA, gejala OA, tatalaksana OA dan pencegahan OA.
Kegiatan selanjutnya adalah pemutaran video senam OA. Tiga orang dokter muda
mengajarkan senam OA dengan bantuan video disertai gambar, dan seluruh kader
diminta untuk mengikuti gerakan senam. Kegiatan ini bertujuan agar para kader dapat
mengajarkan senam OA kepada semua warga RW 01 Desa Sindang Panon.
Intervensi penyuluhan mengenai penyakit Osteoarthritis ini bersifat one time event,
sehingga monitoring dilakukan saat berjalannya kegiatan yaitu tanggal 13 November
2017.
6.3 Intervensi 3
Mendapat
6.3.1 izin dari
Flowchart Kepala Intervensi
Kegiatan 3: Pemeriksaan
Persiapan Melakukan
melakukan dan Screening IMTaksidan
PuskesmasGizi
Penjelasan Sindang Panon di RW 01 Desa
Seimbang pemeriksaan
Sindang dan
Panon pemeriksaan dan
dan Kepala Desa Sindang screening IMT dan screening IMT dan
Penjelasan Gizi Penjelasan Gizi
Panon untuk melakukan
Seimbang kepada Seimbang kepada
kegiatan Pemeriksaan dan
warga lansia RW 01 warga lansia RW 01
Screening IMT dan
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Desa Sindang Panon Desa Sindang Panon
Fakultas Kedokteran
Penjelasan GiziUniversitas
SeimbangTarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 di Rumah Lurah Desa
33
di RW 01 Desa Sindang Di Rumah Lurah Desa
Sindang Panon
Panon (50 orang) Sindang panon
Gambar 8. Flowchart kegiatan pemeriksaan dan Screening Kadar Gula Darah
Sewaktu di RW 01 Desa Sindang Panon
Intervensi kegiatan pemeriksaan dan screening IMT dan penjelasan gizi seimbang
bersifat one time event, sehingga monitoring dilakukan saat berjalannya kegiatan yaitu
tanggal 13 November 2017.
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 34
6.3.3.2 Kendala yang Dihadapi Intervensi 3
Tidak ada kendala yang bermakna saat melaksanakan kegiatan pemeriksaan dan
screening IMT dan penjelasan gizi seimbang.
(50 orang)
6.4 Intervensi 4
Setelah dilakukan kegiatan pemeriksaan dan screening IMT, dilakukan kegiatan senam
OA kepada warga RW 01 Desa Sindang Panon didasarkan karena tingginya jumlah
lansia di RW 01 Desa Sindang Panon. Kegiatan senam OA dilakukan oleh warga RW 01
Desa Sindang Panon dengan dipimpin oleh tiga orang dokter muda dibantu oleh para
kader RW 01 Desa Sindang Panon.
Intervensi kegiatan senam OA bersifat one time event, sehingga monitoring dilakukan
saat berjalannya kegiatan yaitu tanggal 13 November 2017.
Tidak ada kendala yang bermakna saat melaksanakan kegiatan senam OA.
6.5.3 Monitoring
BAB 7
HASIL INTERVENSI
Gambar 15. Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Pre-test dan Post-test Warga RW
01 Desa Sindang Panon
Gambar 14 menunjukan hasil nilai pre-test dan post-test peserta dan juga selisihnya
sedangkan gambar 15 menunjukan grafik perbandingan nilai rata-rata pre dan post-test.
Secara keseluruhan, pengetahuan peserta meningkat dengan rata-rata nilai 25,09
menjadi 57,7 (peningkatan sebanyak 32.61%)
7.2.3 Intervensi 3: Pemeriksaan dan Screening IMT dan Pemberian Edukasi Gizi
Seimbang di RW 01 Desa Sindang Panon
Kegiatan pemeriksaan dan screening kadar gula darah sewaktu dilakukan terhadap
seluruh peserta yang hadir sebanyak 51 orang yang merupakan warga RW 01 Desa
Sindang Panon bertempat di rumah kepala desa Sindang Panon pada hari Senin, 13
November 2017 pukul 09.00-11.00 WIB. Target kami adalah semua peserta dapat
melakukan pengecekan berat badan dan tinggi badan sehingga dapat mengetahui
perhitungan IMT masing-masing peserta. Evaluasi dilakukan pada hari yang sama dan
didapatkan bahwa seluruh peserta dapat melakukan pengecekan IMT. Sebanyak 21
Sumber : Hasil pengukuran IMT pada kegiatan lansia di Rumah Bapak Lurah
Pemberian poster, diberikan kepada bidan desa perwakilan Desa Sindang Panon, dengan
tujuan setiap orang terutama lansia yang membaca poster tersebut akan mendapatkan
informasi baru dan akurat akan pentingnya pencegahan dan tatalaksana dini OA serta
informasi tersebut dapat sebarluaskan kepada lansia lainnya yang tidak ikut hadir dalam
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 46
kegiatan penyuluhan. Hasil intervensi berupa dipasangnya poster pada Balai Desa
Sindang Panon, dan juga Puskesmas Sindang Jaya, yang akan dibaca oleh semua
masyarakat.
BAB 8
EVALUASI KEGIATAN
Metode yang digunakan dalam evaluasi program ini menggunakan Pendekatan Sistem
1. Masukan
1.Man
3. Material
- Laptop
1 buah 1 buah Tidak ada
- Lembar pre-test & post-
test 120 lembar 102 lembar Ada
(disiapkan lebih
- Power point untuk cadagan)
1 buah 1 buah Tidak ada
-Video senam
1 buah 1 buah Tidak ada
- Projector
1 buah 1 buah Tidak ada
- Snack
70 buah 70 buah Tidak ada
- leaflet
70 buah 60 buah Ada
4. Metode
SOP Penyuluhan
Ada Tersedia Tidak ada
- SOP Pre-test
- SOP Post-test
Ada peserta yang Ada Tidak ada
SOP sesi tanya jawab bertanya
2. Proses
a. Planning
Masing-masing dokter
muda bertanggung Masing-masing
jawab terrhadap tugas dokter muda Dilakukan Tidak ada
yang diberikan bertanggung jawab
Mengevaluasi jawaban
pre test dan post test Memasukan data
dicocokan dengan evaluasi pre test dan Dilakukan Tidak ada
jawaban yang benar post test
Keluaran
Meningkatnya pengetahuan
peserta penyuluhan mengenai Semua peserta Didapatkan
3. OA mendapatakan hasil
Ada
post test dengan
peningkatan rata-rata
sebesar 20%
dibandingkan dengan
pretest
Tabel 9. Evaluasi program intervensi 3 (Skrining IMT dan edukasi yang sesuai
1. Masukan
1. Man
4. Metode
-SOP pemeriksaan IMT pada Tersedia
semua peserta - Ada Tidak ada
-SOP pemberian edukasi Tersedia
bagi peserta dengan IMT - Ada Tidak ada
>22,9
2. Proses
a. Planning
Variabel Pencapaian
No Tolak Ukur Kesenjangan
Tabel 10. Evaluasi program intervensi 4 (Senam OA pada warga lansia Desa
Sindang Panon RW 01)
1. Masukan
1. Man
2. Money
1. Masukan
1. Man
CD
2. Proses
a. Planning
a. Organizing
-Tugas dokter muda
Pembuatan poster Tidak ada
OA oleh dokter sudah dibagikan Dilakukan
muda Peter, Dewi, - Adanya jadwal
dan Dede
pelaksanaan Tidak ada
Membuat jadwal pemberian poster OA Dilakukan
pemberian poster
OA
BAB 9
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 58
KESIMPULAN DAN SARAN
9.1 Kesimpulan
1. Lokasi yang mempunyai masalah tingginya kasus OA berdasarkan jumlah lansia
pada penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sindang Jaya, Kecamatan Sindang
Jaya, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten periode 9 Oktober 2017 – 2
Desember 2017 adalah di Desa Sindang Panon RW 01.
2. Masalah yang menyebabkan tingginya kasus OA yang beresiko pada lansia pada
penduduk di lokasi Puskesmas Sindang Jaya, Kecamatan Sindang Jaya,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten berdasarkan Paradigma BLUM adalah
pada bagian lifestyle yaitu pengetahuan warga tentang OA yang masih rendah
terutama mengenai pengertiam, penyebab, faktor resiko dan tindakan awal yang
sesuai dengan OA dan komplikasinya serta perilaku masyarakat yang masih
kurang baik seperti masih melakukan kegiatan yang memeperberat OA dan tidak
melakukan tindakan pencegahan terhadap OA.
3. Intervensi sebagai bagian dari pemecahan masalah yang dapat dilakukan dalam
jangka pendek dan memiliki daya ungkit yang besar dalam menunjang tujuan
jangka menengah dan jangka panjang yang diharapkan adalah:
a. Training of trainer (TOT)
Hasil yang didapat adalah seluruh kader dapat melakukan senam OA
dengan benar. Maka dengan ini didapatkan kader RW 01 Desa Sindang
Panon yang dapat melakukan senam OA sebanyak 5 orang (100%) dan
seluruh kader menjadi lebih mengerti mengenai OA.
b. Penyuluhan tentang OA
Hasil yang didapat adalah terjadinya peningkatan pengetahuan warga
RW 01 Desa Sindang Panon dengan indikator peningkatan rata-rata dari
pre-test ke post-test minimal 32,61%.
c. Pemeriksaan dan screening IMT dan edukasi yang sesuai dengan IMT
Didapatkan bahwa seluruh peserta dapat melakukan IMT, dan IMT >22,9
sebanyak 21 orang.
d. Senam OA
Didapatkan bahwa seluruh peserta dapat melakukan senam OA dengan
benar sehingga didapatkan peserta yang mampu melakukan senam OA
sebesar 51 orang (100%)
b. Penyuluhan tentang OA
Hasil yang didapat adalah terjadinya peningkatan pengetahuan warga
RW 01 Desa Sindang Panon dengan indikator peningkatan rata-rata dari
pre-test ke post-test minimal 32,61%.
c. Pemeriksaan dan screening IMT dan edukasi yang sesuai dengan IMT
Didapatkan bahwa seluruh peserta dapat melakukan IMT, dan IMT >22,9
sebanyak 21 orang.
d. Senam OA
Didapatkan bahwa seluruh peserta dapat melakukan senam OA dengan
benar sehingga didapatkan peserta yang mampu melakukan senam OA
sebesar 51 orang (100%)
Daftar Pustaka
1. World Health Organization. City Health Profiles: how to report on health in your
city. Poland: 1994 [cited 2017 Okt 30]. Available from :
www.euro.who.int/document/wa38094ci.pdf
2. Lozada C . Osteoarthritis. United State; 2017 [Cited 2017 Okt 30]. Available
from :https://emedicine.medscape.com/article/330487-overview
3. Nguyen T. Osteoarthritis in South East Asia. Australia; 2014 [ Cited 2017 Okt
30] Available from :http://www.openaccessjournals.com/articles/osteoarthritis-
in-southeast-asia.pdf
[cited 2017 Okt 30]. Available from :
https://journal.uny.ac.id/index.php/medikora/article/viewFile/4716/4063
6. Kemenkes. Riskesdas 2013. Jakarta; 2013 [cited 2017 Okt 30]. Available from :
www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas
%202013.pdf
7. Puskesmas Kecamatan Sindang Jaya. Profil Puskesmas
Kecamatan Sindang Jaya. Tangerang: Puskesmas Sindang Jaya;
2016.
8. Chandra B. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2007.
9. Budiningsih S, Prihartono J, Kekalih A. Buku Keterampilan Klinis
Ilmu Kedokteran Komunitas. Jakarta: Departemen Ilmu
Kedokteran Komunitas FKUI; 2014;14–15.
10. Solomon L, et al. Apley’s System of Orthopaedics and Fractures. London; 2010.
11. National institute of artritis and musculoskeletal and skin diseases.
Osteoarthritis. United State; 2016 [cited 2017 Okt 30]. Available from :
https://www.niams.nih.gov/health-topics/osteoarthritis
12. R Altman, et al. Development of Criteria for the Classification and Reporting of
Osteoarthritis. United State; 1986 [ Cited 2017 Okt 30]. Available from :
https://www.rheumatology.org/Portals/0/Files/Complete
%20Article_Osteoarthritis%20of%20the%20Knee%20%201986.pdf
Nama :…………………...
Usia :…………………..
Pekerjaan :…………………...
Alamat :…………………...
PENGETAHUAN
1. Apa yang dimaksud dengan pengapuran sendi ?
a. Keganasan pada tulang c. Radang sendi
b. Patah tulang d. Dislokasi sendi
2. Apa saja faktor risiko yang dapat menyebabkan osteoartritis?
a. Berat badan berlebih
b. Faktor penuaan
4. Apa yang perlu dilakukan untuk mengobati keluhan nyeri pada sendi?
SIKAP
No Pernyataan Setuju Tidak
setuju
1 Menggunakan tongkat dapat mengurangi
keluhan nyeri sendi
2 Untuk mengurangi keluhan nyeri sendi, sendi
diistirahatkan dalam waktu yg lama
3 Mengkonsumsi susu dan suplemen kalsium
dapat mengurangi keluhan nyeri sendi
4 Pencegahan radang sendi harus dilakukan
sedini mungkin
5 Berobat rutin dapat menyembuhkan radang
sendi
6 Penyakit OA dapat disembuhkan
7 Semua orang tua sakit sendi
PERILAKU
d. Apabila bapak/ibu memiliki factor resiko dari radang sendi, apa yg akan dilakukan ?
a. Mengobati bila ada keluhan radang sendi
b. Mengabaikannya
c. Melakukan pencegahan sedini mungkin
d. Menggendong cucu
5. Bagaimana cara menurunkan berat badan pada pasien radang sendi?
a. Mengurangi aktivitas fisik
b. Mengurangi asupan makanan yang tinggi kalori
c. Minum obat secara rutin
d. Mengknsumsi makanan yang tinggi karbohidrat (nasi, jagung, kentang,
mi, dll)
6. Setelah mendapatkan perawatan radang sendi, apa tindakan selanjutnya?
a. Kembali ke aktifitas dahulu
b. Mengurangi aktivitas berlebihan
c. Memberhentikan konsumsi obat penghilang nyeri
IDENTITAS
Nama :
Umur :
Pendidikan terakhir :
Pekerjaan :
a. radang sendi
b. tumor tulang
Tingkat Pendidikan Σ = 30 OA Σ = 30
SD 12 Pengertian 21
Menggunakan tongkat
SMP 18 Faktor Resiko 9
mengurangi nyeri Σ = 30
SMA 0 Pemeriksaan
Setuju 13
penunjang 2
Tidak setuju 17
D3/Sarjana 0 Tindakan 6
Sendi diisirahatkan untuk
Usia Penyembuhan 0
mengurangi keluhan Σ = 30
<60 thn 10
Setuju 16
60-65 thn 18
Tidak setuju 14
65-70 thn 2
Mengkonsumsi suplemen dan
susu mengurangi keluhan Σ = 30
Setuju 10
Tidak setuju 20
Setuju 6
Tidak setuju 24
Setuju 18
Tidak setuju 12
Penyakit OA dapat
disembuhkan Σ = 30
Setuju 22
Tidak setuju 8
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Semua
Fakultas orang tua sakit
Kedokteran sendi Tarumanagara
Universitas Σ = 30
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 72
Setuju 8
Tidak setuju 22
Perilaku
Σ = 30
Pencegahanm 10
Tindakan 7
Post-
No Pre- test test Selisih
1 30 70 40
2 10 60 50
3 0 50 50
4 20 70 50
5 20 60 40
6 0 50 50
7 40 70 30
8 30 60 30
9 20 70 50
10 30 80 50
11 40 70 30
12 10 40 30
13 20 60 40
14 30 50 20
15 0 60 60
16 20 60 40
17 10 50 40
18 10 40 30
19 30 60 30
20 0 40 40
21 20 50 30
22 20 70 50
23 30 60 30
24 40 70 30
25 30 80 50
26 10 50 40
27 40 70 30
28 20 50 30
29 30 60 30
30 20 60 40
31 30 70 40
32 20 50 30
33 30 70 40
34 20 60 40
35 0 40 40
36 30 40 10
37 40 50 10
38 40 60 20
39 50 70 20
40 30 50 20
41 20 50 30
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 74
42 50 70 20
43 60 70 10
44 60 80 20
45 20 50 30
46 50 70 20
47 40 80 40
48 30 60 30
49 40 60 20
50 20 50 30
51 20 40 20
Tinggi
No Berat Badan Badan IMT Usia
1 45 150 20 48
2 65 161 25,09 51
3 50 152 21,64 59
4 55 160 21,48 52
5 55 160 21,48 69
6 62 160 24,21 60
7 49 150 21,77 49
8 53 162 20,22 62
9 51 140 26,02 54
10 55 157 22,35 61
11 78 172 26,44 53
12 74 168 26,24 52
13 80 170 27,68 45
14 69 164 25,74 70
15 71 170 24,56 68
16 78 167 28,05 64
17 66 162 25,19 51
18 63 162 24,04 47
19 77 170 26,64 71
20 55 152 23,80 67
21 53 160 20,70 62
22 51 161 19,64 59
23 70 168 24,82 48
24 49 153 20,94 42
25 50 152 21,64 54
26 67 177 21,40 69
27 49 149 22,07 59
28 53 158 21,28 54
29 52 149 23,42 62
30 49 157 19,91 59
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 Oktober – 2 Desember 2017 75
31 68 166 24,72 55
32 57 160 22,26 53
33 64 170 24,29 49
34 42 150 18,66 58
35 49 157 19,91 54
36 56 160 21,87 62
37 51 161 19,69 44
38 44 150 19,55 59
39 47 152 20,34 56
40 71 170 24,56 52
41 60 171 20,52 49
42 62 163 22,58 54
43 58 162 23,62 59
44 52 161 22,38 51
45 57 157 21,10 43
46 58 168 20,20 59
47 59 163 20,90 61
48 60 164 22,58 42
49 57 162 22,86 62
50 56 160 21,8 46
51 70 170 24,2 60