Anda di halaman 1dari 10

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGENAGARAAN

KELOMPOK 2

Nama :

1. Irma
2. Irsal Munir
3. Juan Elia Lijik Ratte Pare
4. Julian Andana Darma Putri
5. Juliana Putri
6. Marcelinus Juan Boro
7. Masitah Nur Aulia
8. Melda
9. Muhammad Adidtia
10.Muhammad Al-Amin
11.Muhammad Alip Aliansyah
12.Muhamad Dhias Pramana
13.Muhammad Haikal Firdaus

Kelas : VII - 11
Arti Penting UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
1. Pentingnya UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Setiap negara yang merdeka memerlukan aturan-aturan yang tertinggi. Sumber
tertib hokum tertinggi negara Republik Indonesia adalah Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Menurut Struycken dalam bukunya Het
Straatsrecht van Het Koninkrijk der Nederlanden menyatakan bahwa Undang-
Undang Dasar sebagai konstitusi tertulis merupakan sebuah dokumen formal
yang berisi hal-hal sebagai berikut.
a. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu yang lampau.
b. Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa.
c. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan, baik untuk waktu
sekarang maupun untuk masa yang akan dating.
d. Suatu keinginan, dengan mana perkembangan kehidupan ketatatnegaraan
bangsa hendak dipimpin.
Berdasarkan empat materi muatan dalam konstitusi atau Undang-Undang
Dasar di atas, hal itu menunjukkan arti pentingnya konstitusi bagi suatu
negara. Karena konstitusi menjadi barometer kehiduan bernegara dan
berbangsa yang sarat dengan bukti sejraah perjuangan para pendahulu,
sekaligus ide-ide dasar yang digariskan oleh the founding fathers, serta
memberikan arahan kepada generasi penerus bangsa dalam mengemudikan
suatu negara yang mereka pimpin. Semua agenda penting kenegaraan ini
telah terkaver dalam konstitusi, sehingga benarlah kalua konstitusi
merupakan cabang yang utama dalam studi ilmu hukum tata negara.
2. Tujuan dibentuknya UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Dibentuknya konstitusi dalam suatu negara memiliki tujuan sebagai berikut.
a. Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang-wenang,
artinya tanpa membatasi kekuasaan penguasa, konstitusi tidak akan berjalan
dengan baik dan bisa saja kekuasaan penguasa akan merajalela dan bisa
merugikan rakyat banyak.
b. Melindungi HAM, artinya setiap penguasa berhak menghormati HAM orang
lain dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal melaksanakan
haknya.
c. Pedoman penyelenggaraan negara, artinya tanpa adanya pedoman konstitusi
negara kita tidak akan berdiri dengan kukuh.
3. Fungsi Konstitusi
Menurut Jimly Asshiddiqle, fungsi konstitusi dapat dilihat sebagai berikut.
a. Fungsi penentu dan pembatas kekuasaan organ negara.
b. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antarorgan negara.
c. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antarorgan negara dan warga neara.
d. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara ataupun
kegiatan penyelenggaraan kekuasaan negara.
e. Fungsi penyalir atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli
(yang dalam sistem demokrasi adalah rakyat) kepada organ negara.
f. Fungsi simbolik sebagai pemersatu (symbol of nation).
g. Fungsi simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan (identity
of nation).
h. Fungsi simbolik sebagai pusat upacara (center of ceremony).
i. Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat (social control), baik dalam
arti sempit hanya di bidang politik maupun dalam arti luas mencakup bidang
social dan ekonomi.
j. Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat (social
engineering atau social reform), baik dalam arti sempit maupun arti luas.
4. Lembaga-lembaga negara menurut UUD NRI Tahun 1945
Berikut lembaga-lembaga negara yang dibentuk sesuai amanat UUD Negara
Republik Indonesia.
a. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) di Pasal 3
b. Presiden dan wakil presiden di Pasal 5
c. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Pasal 20
d. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Pasal 22C-22D
e. Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) di Pasal 23E-23G
f. Mahkamah Agung (MA) di Pasal 24A
g. Komisi Yudisial di Pasal 24B
h. Mahkamah Konstitusi di Pasal 24C
i. Bank sentral di Pasal 23D
5. Sikap Positif terhadap UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Sikap positif terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan nilai-nilai UUD NRI
Tahun 1945 pada masa sekarang dapat ditunjukkan dengan cara berikut.
a. Setia kepada cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Pancasila,
dan UUD NRI Tahun 1945.
b. Berperan serta secara aktif dalam kegiatan pembangunan di segala bidang.
c. Menjauhi sikap dan tindakan anarkis yang dapat meresahkan dan
mengganggu masyarakat sehingga menghambat pembangunan nasional.
d. Menjauhi sikap dan tindakan-tindakan yang dapat menimbulkan perpecahan
dan disintegrasi bangsa.
e. Tidak melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme yang dapat merugikan
negara.
f. Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.
1. Ir. Soekarno

2. Dr. Muhammad Amir

3. Mr. Teuku Hassan


4. K.H.A. Wachid Hasyim

5. Drs. Moh. Hatta

6. Andi Pangeran
7. dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat

8. Mr. J. Gusti Ktut Pudje

9. R. Bagoes H. Hadikoesoemo
10. M. Yamin

11. Mr. J. Latuharhary

12. A.H. Hamidhan


13. Pangeran Soerjoamidjojo

14. R. Otto Iskandar

15. R.P Soeroso


16. Dr. G.S.S.J Ratulangi

17. Prof. Dr. Soepomo

18. Yap Tjwan Bing

Anda mungkin juga menyukai