Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KIMIA DARAH ENZIMATIK

ENZIME GAMMA GLUTAMYL TRANSFERASE

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Kimia Darah Enzimatik

Dosen Pengampu : Hj. Nurul Qomariyah S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh :

Risti Citraningtyas P1337434116068

Tingkat III Reguler B

PROGRAM DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2017/2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya, sehingga makalah
“Enzime Gamma Glutamyl Transferase” ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah kimia darah enzimatik Jurusan Teknologi Laboratorium Medik
Poltekkes Kemenkes Semarang

Penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan, dukungan, dan
bimbingan dari berbagai pihak terutama ibu Hj. Nurul Qomariyah S.Pd.,M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah kimia darah enzimatik.

Meskipun kami selaku penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun kesempurnaan itu sepertinya hal yang mustahil. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas Makalah ini dapat lebih baik.
Akhir kata saya mengucapkan terimakasih, semoga makalah ini bermanfaat.

Semarang, 27 Agustus 2018


Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................................................i

Kata Pengantar................................................................................................................................ii

Daftar Isi.........................................................................................................................................iii

ISI....................................................................................................................................................1

A. Gamma Glutamyl Transferase...............................................................................................1

B. Patogenesis............................................................................................................................2

C. Aplikasi Klinis.......................................................................................................................2

D. Metode Pemeriksaan.............................................................................................................3

E. Masalah Klinis.......................................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................7

INTISARI.......................................................................................................................................8

iii
ISI

A. GAMMA GLUTAMYL TRANSFERASE

GGT (Gamma-Glutamyltransferase) adalah salah satu enzim dalam serum, yang


bekerja pada lini pertama proses degradasi ekstraselular glutathione (GSH). Glutathione
adalah antioksidan utama sel mamalia yang berperan penting dalam perlindungan sel dari
oksidan. Jika stres oksidatif meningkat, kebutuhan glutathione juga akan meningkat; jika
kadar glutathione rendah, maka kerusakan akibat stres oksidatif akan meningkat. Oleh
sebab itu, GGT diperkirakan memiliki peran penting di beberapa jenis jaringan atau
organ. Contohnya, organ paru yang secara fisiologis terus-menerus terpapar oksigen dan
rentan terhadap kerusakan oksidatif.

Gamma glutamyl transferase banyak ditemukan di hati dan ginjal. Enzim ini juga
ditemukan dalam jumlah sedikit di limpa, kelenjar prostat, dan otot jantung. Selama ini
GGT dikenal luas sebagai penanda penyakit hati (Lee, 2004).

Enzim GGT diproduksi di banyak jaringan, sebagian besar dibuat di dalam organ
hati dan dibawa oleh lipoprotein dan albumin. GGT juga ditemukan di ginjal (terutama di
tubulus renalis proksimal), paru, pankreas, usus, dan endotel vaskuler. Kadar GGT serum
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: genetika, asupan alkohol, lemak tubuh, lipid
plasma, tekanan darah, kadar glukosa, kebiasaan merokok, dan berbagai konsumsi obat,
misalnya antikonvulsan dan obat-obatan yang menginduksi enzim.

GGT merupakan protein yang diproduksi secara multigen, terdiri dari 7 gen dan
pseudogen. Hingga kini, struktur protein yang tepat, pola ekspresi gen, serta mekanisme
pengaturan GGT masih belum diketahui pasti. Secara molekuler, GGT merupakan
senyawa glikoprotein dengan berat molekul 68.000 dalton yang terdiri dari 2 protein,
masing-masing dengan berat 46.000 dalton dan 22.000 dalton.2 Nilai normal GGT adalah
antara 0-30 IU/L. Biasanya tidak ada perbedaan nilai normal pria dan wanita, walaupun
dalam beberapa penelitian dapat ditemukan kadar GGT pada pria 25% lebih tinggi
dibandingkan pada wanita. GGT ditemukan lebih tinggi pada ras kulit hitam.

GGT mulai digunakan untuk tes fungsi hati sejak tahun 1960-an dan 1970-an.
Kadar GGT ditemukan abnormal pada gangguan hati dengan berbagai penyebab, dan

1
ditemukan lebih tinggi lagi pada kasus kolestasis. Selain itu, kadar GGT diperkirakan
dapat membantu dalam diagnosis kasus kanker hati primer apapun sekunder, terutama
karsinoma hepatoselular, walaupun sensitivitasnya perlu dievaluasi lebih lanjut. GGT
kemudian mulai dipertimbangkan memiliki hubungan dengan penyakit kardiovaskuler
setelah Conigrave et al. (1993) menemukan bahwa GGT mungkin berhubungan dengan
mortalitas kardiovaskuler.

B. PATOGENESIS GAMMA GLUTAMYLTRANSFERASE

Mekanisme hubungan GGT dan aterosklerosis masih belum diketahui pasti,


diperkirakan berhubungan dengan proses oksidasi LDL (low density lipoproteins) melalui
reduksi zat besi oleh GGT. Terdapat dua hipotesis keterlibatan enzim GGT dalam
aterosklerosis: GGT mungkin telah terkandung dalam plak ateroma, atau GGT telah
dahulu menjadi faktor risiko bahkan sebelum plak mulai terbentuk. Anderson et al. juga
menyatakan bahwa GGT terlibat dalam proses infl amasi, pada konversi mediator infl
amasi mengandung glutathione seperti perubahan leukotriene C4 menjadi leukeotriene
D4.

Pada ekstrasel, GGT akan mendegradasi glutathione dengan menghidrolisis ikatan


gamma-glutamyl antara glutamat dan sistein, menghasilkan gugus cysteinyl-glycine.
Gugus cysteinyl-glycine tersebut merupakan reduktor kuat untuk zat besi berbentuk Fe3+
di dalam plak, dan kemudian dalam reaksi redoks menghasilk an Fe2+ serta radikal bebas
thiyl. Radikal bebas thyl ini akan memacu pembentukan radikal anion superoksida dan
hidrogen peroksida.

Rangkaian reaksi di atas akan memicu oksidasi LDL yang tak diharapkan dan
dapat membuat ruptur plak dinding endotel di arteri koroner jantung maupun arteri
serebral. Pembentukan radikal turut membuat stres oksidatif yang juga membuat tidak
stabil plak ateroma, meningkatkan agregasi trombosit, dan trombosis.

C. APLIKASI KLINIS

Dalam praktik klinis sehari-hari, gammaglutamyltransferase (GGT) sering


digunakan untuk menilai fungsi sistem hepatobiliaris, seperti pada inflamasi hati, penyakit
perlemakan hati (fatty liver disease), dan penyalahgunaan alkohol. GGT yang merupakan

2
tes fungsi hati enzimatik generasi kedua ini, tersedia luas di sebagian besar unit
laboratorium klinis, telah digunakan sejak lebih dari 30 tahun, serta relatif memiliki
tingkat sensitivitas tinggi. Oleh karena karakteristik tersebut, GGT kemudian banyak
diteliti sebagai biomarker (penanda biologis) berbagai penyebab mortalitas dan risikonya.

Agar dapat digunakan sebagai penanda biologis atau biomarker, GGT harus
memenuhi kriteria: memiliki ciri spesifik, tingkat spesifi sitas dan sensitivitas tinggi,
mampu digunakan sebagai determinan, dan dapat diterapkan pada semua gender, usia, dan
etnisitas.

GGT dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam praktik klinis. Menilik
patogenesis GGT pada ateroma, dapat diduga GGT memiliki karakteristik sebagai
penanda proses infl amasi. Selain itu, hasil penelitian klinis menunjukkan bahwa GGT
memiliki hubungan erat pada sindrom metabolik, terdapat di dalam plak ateroma, dan
berbanding lurus dengan lipoprotein (LDL). Oleh karena itu, GGT tampaknya memiliki
kaitan kuat dengan risiko dan penyakit kardiovaskuler. Meskipun demikian sampai saat
ini masih tetap diperlukan pemeriksaan risiko kardiovaskuler lain seperti profi l lipid.

Pompella et al. menekankan bahwa pemahaman peranan aktivitas GGT sebagai


biomarker plak ateroma yang makin baik dapat memberikan cara pandang baru sebagai
faktor potensial dalam pengembangan terapeutik.

D. METODE PEMERIKSAAN GGT DALAM SERUM

Pemariksaan Kuantitatif

Pemeriksaan kuantitatif pemeriksaan aktivitas gamma-glutamil transferase berdasarkan


atas menghilangnya substrata tau dibentukknya produk produk oleh enzim tersebut.
Substrat yang dipakai dalam pemeriksaan GGT merupakan substrat yang sintetik yang
mengandung gugus glutamil yang dapat dipindahkan oleh enzim kesuatu akseptor, yaitu
suatu asam amino atau dipeptide. Sebelum ditemukan substrat sintetik glutation sering
dipakai sebagai substart. Keudian berbagai substrat sintetik digunakan dalam pemeriksaan
GGT, antara lain N(DL gamma-glutamil) anilin, alfa(N-gamma-DL glutamil) aminonitril,
gamma-L_glutamil-p-nitroalinide. Sebagai aseptor gugus glutamil dipakai suatu peptide,
yaitu glisilglisin. Pada pemecahan substart terbentuk p-nitroanilin yang dapat

3
mengabsorbsi gelombang cahaya spektrofotometer. Yang banyak dipakai sampai sekarang
adalah metoda Szasz yang dikemukakan dalam tahun 1969.

Prinsip :

Metode Szasz menggunakan asam L-glutamate-5-(4-nitroamilide) sebagai substart.


Gamma-glutamil transferase akan memindahkan gugus gamma-glutamil kesuatu akseptor,
yaitu glisinglisil. 4 Nitroanilin yang terbentuk dari pemecahan substrat dapat
mengabsorbsi gelombang 405 nm. Perubahan pada pembacaan kolorimeter perwaktu unit
adalah sebanding dengan laju pemecahan substrat dan dengan demikian sebanding pula
dengan aktivitas enzim.

PEMERIKSAAN

I. Tujuan : Untuk mengetahui kadar enzim gamma- glutamil transferase dalam


sample serum

II. Reaksi : L- γ – glutamil – 3- carboxy  L- γ- glycylglycine + 5 – amino- 2 – 4


Nitroanilide + Glycylglycine Nitrobenzoat

III. Posedur Kerja

1. Pasien dianjurkan puasa minimal 3 jam

2. Menghindari obat atau zat yang dapat mempengaruhi kadar GGT misalnya
Aminophenazone, dll

3. Mempersiapkan alat dan reagent

Alat : d. Spektrofotometri

a. Tabung serologi Bahan

b. Rak tabung a. Sample Serum

c. Mikropipet 1000 µl dan b. MonoReagent GGT


100 µl
c. Yellow & Blue tip

Pipet kedalam Blanko Standart Sample

4
tabung
Monoreagent 1000 µl 1000 µl 1000 µl
Stanart - 100 µl -
Sample Serum - - 100 µl
4. Menghomogenkan seluruh larutan

5. Melakukkan pembacaan pada gelombang 405 nm terhadap blanko udara

6. Melakukan pembacaan absorbansi setelah 1 menit bersamaan dengan


dihidupkannya stopwatch

7. Melakukkan pembacaan setiap satu menit hingga menit ke 3

IV. Nilai Rujukan

Dewasa Pria : 15 – 90 U/L

Dewasa Wanita : 10 – 80 U/L

Bayi baru lahir : 5x lebih tinggi dari dewasa

(nilai rujukan bisa berbeda pada tiap laboratorium tergantung metode yang
digunakan)

E. MASALAH KLINIS

PENINGKATAN KADAR : sirosis hati, nekrosis hati akut dan subakut,


alkoholisme, hepatitis akut dan kronis, kanker (hati, pankreas, prostat, payudara, ginjal,
paru-paru, otak), kolestasis akut, mononukleosis infeksiosa, hemokromatosis (deposit zat
besi dalam hati), DM, steatosis hati / hiperlipoproteinemia tipe IV, infark miokard akut
(hari keempat), CHF, pankreatitis akut, epilepsi, sindrom nefrotik. Pengaruh obat :
Fenitoin (Dilantin), fenobarbital, aminoglikosida, warfarin (Coumadin).

Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

5
 Obat fenitoin dan barbiturat dapat menyebabkan tes gamma-GT positif
palsu.

 Asupan alkohol berlebih dan dalam jangka waktu lama dapat


menyebabkan peningkatan kadar gamma-GT.

6
DAFTAR PUSTAKA

Conigrave KM, Saunders JB, Reznik RB, et al. Prediction of alcohol-related harm
by laboratory test results. Clin Chem. 1993;39:2266-70

D.N Baron, alih Bahasa : P. Andrianto, J. Gunawan, Kapita Selekta Patologi


Klinik, Edisi 4, EGC, 1990

Haurissa , Andreas Erick. 2014. Gamma-Glutamyltransferase Sebagai Biomarker


Risiko Penyakit Kardiovaskuler. 817CDK-222/ vol. 41 no. 11. Pontianak

Joyce LeFever Kee, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik, Edisi 9,


EGC, Jakarta. 2007

Lee DH, Blomhott R, Jacobs DR. Is serum gammaglutamyl transferase a marker


of oxidative stress? Free Radical Research. 2004;38(6):535-9

Pompella A, Emdin M, Passino C, Paolicchi A. The signifi cance of serum


gamma-glutamyltransferase in cardiovascular diseases. Clin Chem Lab Med.
2004;42(10):1085-91.

7
INTISARI

Gamma-glutamil transferase (GGT) adalah enzim yang ditemukan terutama dihati dan
ginjal, sementara dalam jumlah yang rendah ditemukan dalam limpa, kelenjar prostat dan otot
jantung. Gamma-GT merupakan uji yang sensitive untuk mendeteksi beragam jenis penyakit
parenkim hati. Kebnayakan dari penyakit hepatoseluler dan hepatobiliary kadar GGT dalam
serumnya meningkat. Kadar dalam serum ini akan meningkat lebih awal dan terus meningkat
selama kerusakan sel tetap berlangsung. Peningkatan aktivitas GGT serum dapat ditemukan
dalam penyakit hati, system empedu, dan pancreas. Dalam praktik klinis sehari-hari,
gammaglutamyltransferase (GGT) sering digunakan untuk menilai fungsi sistem hepatobiliaris,
seperti pada inflamasi hati, penyakit perlemakan hati (fatty liver disease), dan penyalahgunaan
alkohol.

Anda mungkin juga menyukai