LP CHF Iccu Sultan
LP CHF Iccu Sultan
Oleh:
SULTAN
NIM: P1706063
SAMARINDA
2018
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DISUSUN OLEH:
Sultan
NIM: P1706063
ASUHAN KEPERAWATAN
DISUSUN OLEH:
SULTAN
NIM: P1706063
A. Definisi
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi fisiologis dimana jantung
mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel
tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat. Gagal jantung terjadi karena
perubahan fungsi sistolik dan diastolic ventrikel kiri karna defek structural atau penyakit
intrinsik ( Black & hawks, 2014).
B. Etiologi
Gagal jantung disebabkan oleh kondisi yang melemahkan atau merusak miokardium.
Gagal jantung dapat disebabkan oleh factor yang berasal dari jantung (misalnya
penyakit atau factor patologis intrinsic) atau dari factor ekstrenal yang menyebabkan
kebutuhan berlebih dari jantung (Balck & Hawks, 2014).
1. Faktor intrinsik
Penyebab paling sering gagal jantung adalah penyakit arteri koroner (PAK). PAK
mengurangi aliran arah melalui arteri coroner sehingga mengurangi penghantaran
oksigen kemiokardium. Penyebab lain adalah miokardium, selama infark miokard,
miokardium kekurangan darah dan jaringan mengalami kematian sehingga
tidakdapat berkontraksi. Penyebab intrinsic lainnya meliputi penyakit katup,
kardiomiopati dan distrimia.
2. Faktor ekstrinsik
Faktor eksternal jantung meliputi peningkatan afterload (hipertensi), peningkatan
volume sekuncup jantung dari hipovelimia atau peningkatan preload, dan
peningkatan kebutuhan tubuh (kegagalan keluaran yang tinggi, misalnya
tirotoksikosis, kematian). Miokardium yang emnjadi lemah tidak dapat
menoleransi perubahan volume darah yang memasuki ventrikel kiri (yang disebut
load/beban), otot yang abnormal pada ventrikel karena pembentukan jaringan
parut setelah cedara dan masalah yang mengurangi kontraktilitis otot jantung.
Beban jantung yang abnormal terjadi ketika tekanan atau volume darah diventrikel
meningkat, terjadilah perenggangan berlebih dan penurunan kontraksi. Dengan
demikian beban jantung meningkat sebagai usaha untuk menggerakan darah.
Beban jantung yang sudah preload dan ofterload terjadi dalam kondisi normal dan
abnormal.
C. Patofisiologi
Jantung yang sehata akan mencukupi kebutuhan oksigen melalui cadangan jantung.
Cadangan jantung adalah kemampuan jantung untuk meningkatkan curah jantung
sebagai respon terhadap stress. Jantung yang normal dapat meningkatkan keluarannya
hingga lima kali lipat tingkat istirahat. Jantung yang mengalami kegagalan pada waktu
istirahatpun memompa semaksimal mungkin sehingga kehilangan cadangan jantung.
Jantung yang lemah memiliki kemampuan terbatas untuk merespon kebutuhan tubuh
terhapat peningkatan keluaran dalam keadaan stress.
Jika curah jantung tidak mencukupi untuk kebutuhan metabolic tubuh , mekanisme
kompensasi diaktifkan, termasuk respon neurohormonal. Mekanisme ini membantu
meningkatkan kontraksi dan mempertahankan integritas sirkulasi tetapi, jika terus
berlangsung akan menyebabkan pertumbuhan otot yang abnormal dan rekonfigurasi
(remodeling) jantung. Respon kompensatorik terhadap penurunan curah jantung
merupakan dilatasi ventikel, peningkatan stimulasi system saraf simpastis dan aktivitas
system renin-angiotensin. Kompensasi jantung terjadi ketika mekanisme kompensasi
awal seperti dilatasi ventrikel, peningkatan stimulasi system saraf simpatis dan stimulasi
renin-angiotensin berhasil memepertahankan curah jantung yang adekuat. Jika
perubhan patologis yang mendasari tidak dikoreksi, aktivasi mekanisme kompensasi
jangka panjang akhirnya akan menyebabkan perubahan fungsi sel miokardium dan
produk neurohormon berlebih. Jika mekanisme kompensasi gagal, jumlah darah yang
tersisa pada ventrikel kiri pada akhir diastolic meningkat. Peningkatan darah residual
ini menurrunkan kapasitas ventrikel untuk menerima darah dari atrium kiri. Atrium kiri
harus bekerja lebih keras untuk mengejeksi darah, berdilatasi dan hipertropi. Atrium
tidak dapat menerima jumlah penuh darah yang masuk dari vena pulmonal dan terjadi
peningkatan tekanan atrium kiri, hal ini akan mengakibatkan edema paru, akibatkan
akan terjadi kegagalan ventrikel kiri. Ventrikel kanan, karena peningkatan tekanan pada
system vaskularpulmonal, sekarang harus berdilatasi dan hipertropi untuk memenuhi
beban kerja yang meningkat. Akhirnya ventrikel kananpun akan mengalami kegagalan.
Pembengkakan system vena akan berlanjut kebelakang sehingga menyebabkan
kongesti pada saluran gastrointestinal, hati, visera, ginjal, tungkai, dan sacrum. Edema
merupakan manisfestasi paling utama pada gagal jantung(Black & Hawks, 2014).
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis CHF meliputi :
1. Gejala paru :
a. Dyspnea
b. Arhopnea
c. paroxysmal nocturnal dyspnea
2. Gejala sistemik :
a. Lemah
b. cepat lelah
c. oliguri
d. mual
e. muntah
f. asites
g. hepatomegaly
h. edema perifer
E. Penatalaksanaan Medis
Tujuan dasar penatalaksanaan pasien dengan gagal jantung adalah:
1. Meningkatkan oksigenasi dengan terapi O2 dan menurunkan konsumsi oksigen
dengan pembatasan aktivitas.
2. Meningkatkan kontraksi (kontraktilitas) otot jantung dengan digitalisasi.
3. Menurunkan beban jantung dengan diet rendah garam, diuretik, dan vasodilator
Terapi Lain:
1. Koreksi penyebab-penyebab utama yang dapat diperbaiki antara lain: lesi katup
jantung, iskemia miokard, aritmia, depresi miokardium diinduksi alkohol, pirau
intrakrdial, dan keadaan output tinggi.
2. Edukasi tentang hubungan keluhan, gejala dengan pengobatan.
3. Posisi setengah duduk.
4. Oksigenasi (2-3 liter/menit).
5. Diet: pembatasan natrium (2 gr natrium atau 5 gr garam) ditujukan untuk
mencegah, mengatur, dan mengurangi edema, seperti pada hipertensi dan gagal
jantung. Rendah garam 2 gr disarankan pada gagal jantung ringan dan 1 gr pada
gagal jantung berat. Jumlah cairan 1 liter pada gagal jantung berat dan 1,5 liter
pada gagal jantung ringan.
6. Aktivitas fisik: pada gagal jantung berat dengan pembatasan aktivitas, tetapi bila
pasien stabil dianjurkan peningkatan aktivitas secara teratur. Latihan jasmani dapat
berupa jalan kaki 3-5 kali/minggu selama 20-30 menit atau sepeda statis 5
kali/minggu selama 20 menit dengan beban 70-80% denyut jantung maksimal
pada gagal jantung ringan atau sedang.
7. Hentikan rokok dan alkohol
8. Revaskularisasi koroner
9. Transplantasi jantung
10. Kardoimioplasti
Faktor-faktor yang
berhubungan :
- Mek anisme pengaturan
melemah
- Asu pan cairan berlebihan
- Asupan natrium berlebihan
6 Cemas b/d penyakit kritis, NOC : NIC :
takut kematian atau Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
kecacatan, perubahan Coping Gunakan pendekatan yang menenangkan
peran dalam lingkungan Impulse control Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku
social atau Kriteria Hasil : pasien
ketidakmampuan yang Klien mampu Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan
permanen. mengidentifikasi dan selama prosedur
mengungkapkan gejala Pahami prespektif pasien terhdap situasi stres
Definisi : cemas Temani pasien untuk memberikan keamanan dan
Perasaan gelisah yang tak Mengidentifikasi, mengurangi takut
jelas dari mengungkapkan dan Berikan informasi faktual mengenai diagnosis,
ketidaknyamanan atau menunjukkan tehnik untuk tindakan prognosis
ketakutan yang disertai mengontol cemas Dorong keluarga untuk menemani anak
respon autonom (sumner Vital sign dalam batas Lakukan back / neck rub
tidak spesifik atau tidak normal Dengarkan dengan penuh perhatian
diketahui oleh individu); Postur tubuh, ekspresi I dentifikasi tingkat kecemasan
perasaan keprihatinan wajah, bahasa tubuh dan Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan
disebabkan dari antisipasi tingkat aktivitas kecemasan
terhadap bahaya. Sinyal ini Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
menunjukkan berkurangnya
merupakan peringatan kecemasan ketakutan, persepsi
adanya ancaman yang Instruksikan pasien menggunakan teknik
akan datang dan relaksasi
memungkinkan individu Berikan obat untuk mengurangi kecemasan
untuk mengambil langkah
untuk menyetujui terhadap
tindakan
Ditandai dengan
Gelisah
Insomnia
Resah
Ketakutan
Sedih
Fokus pada diri
Kekhawatiran
Cemas
DAFTAR PUSTAKA
Ardini, Desta N. 2007. Perbedaaan Etiologi Gagal jantung Kongestif pada Usia Lanjut dengan
Usia Dewasa Di Rumah Sakit Dr. Kariadi Januari - Desember 2006. Semarang: UNDIP
Jayanti, N. 2010. Gagal Jantung Kongestif. Dimuat dalam
http://rentalhikari.wordpress.com/2010/03/22/lp-gagal-jantung-kongestif/ (diakses
pada 6 Februari 2012)
Johnson, M.,et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey:
Upper Saddle River
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius
Mc Closkey, C.J., Iet all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika
Udjianti, Wajan J. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba medika