Nadila 1610913320027
Rahmad 1610913210015
Diskusikan mengenai:
1. Berdasarkan kasus di atas, jelaskan fase berkabung dialami oleh masing-masing
anak yang masih hidup!
2. Faktor apa saja yang mungkin memengaruhi reaksi masing-masing anak terhadap
kematian ibu mereka?
3. Isyarat apa, selain tanda fisik, yang merupakan indikasi bahwa Nyonya Nurul
sedang sekarat, meski kematiannya terjadi tak terduga?
4. Bagaimanakah perkembangan konsep kematian berdasarkan usia?
5. Proses keperawatan dan kehilangan, kematian, serta duka cita.
BAB II
LAPORAN STUDI KASUS
Berdasarkan kasus, fase yang dialami oleh anak-anak klien ada lima fase
yaitu fase pengingkaran (denial), fase marah (anger), fase tawar menawar
(bergaining), fase depresi (depression), dan fase penerimaan. Ketiga anaknya merasa
sangat sedih dan sering menangis karena kehilangan orang yang terdekat dengan dia
yaitu ibunya yang meninggal tak terduga 1 minggu setelah dirawat di rumah sakit.
Berdasarkan kasus anak tertua mengalami fase pengingkaran yang dimana dalam
kasus sesekali ia menangis karena merindukan ibunya, tetapi pada seminggu
kemudian ia memasuki fase penerimaan yang dimana kita melihat pada kasus bahwa
anak tertua sudah berhasil kembali bekerja pada minggu berikutnya setelah kemarian
sang ibu , anak kedua mengalami fase depresi yang dimana ia terlihat menarik diri,
tidak banyak bicara dan juga saat ia kembali bekerja ia merasa lelah dan tidak
bersemangat, anak bungsu mengalami fase pengingkaran, fase marah dan fase
depresi yang dimana ia tidak dapat tidur atau makan dan ia tidak percaya atas
kematian sang ibu. Jenis berduka yang dialami oleh ketiga anak nyonya nurul yaitu
berduka tertutup yang dimana mereka mengalami kematian orang tua.
2. Teori Kubler-Ross
Kerangka kerja yang ditawarkan oleh Kubler-Ross (1969) adalah berorientasi
pada perilaku dan menyangkut 5 tahap, yaitu sebagai berikut.
a) Penyangkalan (Denial)
Individu bertindak seperti seolah tidak terjadi apa-apa dan dapat menolak
untuk mempercayai bahwa telah terjadi kehilangan. Pernyataan seperti
“tidak, tidak mungkin seperti itu!” atau “tidak akan terjadi pada saya!”
sangat umum dilontarkan.
b) Kemarahan (Anger)
Individu mempertahankan kehilangan dan mungkin “bertindak lebih” pada
setiap orang dan segala sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan.
Pada fase ini orang akan lebih sensitif sehingga mudah sekali tersinggung
dan marah. Hal ini merupakan koping individu untuk menutupi rasa
kecewa dan merupakan menifestasi dari kecemasannya menghadapi
kehilangan.
c) Penawaran (Bargaining)
Individu berupaya untuk membuat perjanjian dengan cara yang halus atau
jelas untuk mencegah kehilangan. Pada tahap ini, klien sering kali mencari
pendapat orang lain.
d) Depresi (Depression)
Terjadi ketika kehilangan disadari dan timbul dampak nyata dari makna
kehilangan tersebut. Tahap depresi ini memberi kesempatan untuk
berupaya melewati kehilangan dan mulai memecahkan masalah.
e) Penerimaan (Acceptance)
Reaksi fisiologi menurun dan interaksi sosial berlanjut. Kubler-Ross
mendefinisikan sikap penerimaan ada bila seseorang mampu menghadapi
kenyataan dari pada hanya menyerah pada pengunduran diri atau berputus
asa.
3. Isyarat apa, selain tanda fisik, yang merupakan indikasi bahwa Nyonya
Nurul sedang sekarat, meski kematiannya terjadi tak terduga?
Kematian atau ajal adalah akhir dari kehidupan, ketiadaan nyawa dalam
organisme biologis. Semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati secara
permanen, baik karena penyebab alami seperti penyakit atau karena penyebab
tidak alami seperti kecelakaan.
Beberapa bulan menjelang kematian, perubahan yang paling tampak adalah
suasana hati dan perilakunya. Berikut ciri-cirinya:
a) Menarik diri dari orang-orang terdekat, misalnya tidak mau dikunjungi
di rumah sakit.
b) Lebih sering berdiam diri (pada anak-anak mungkin justru tambah
cerewet).
c) Jarang makan atau minum.
d) Berhenti melakukan hal-hal favorit atau hobi.
e) Mudah lelah dan mudah tertidur.
f) Mengompol (karena inkontinensia urine).
Beberapa hari atau jam menjelang kematian, biasanya orang yang sudah
tinggal beberapa hari atau jam mendekati ajalnya akan menunjukkan ciri-ciri
berikut ini:
a) Tiba-tiba gelisah atau jadi tampak bertenaga. Misalnya dengan bicara
panjang lebar atau minta jalan-jalan. Namun, gelombang energi ini
biasanya tidak bertahan lama. Dalam waktu beberapa saat orang
tercinta Anda mungkin akan jadi lemas lagi.
b) Detak jantung sangat lemah, bahkan nyaris tak terdeteksi.
c) Suhu tubuh menurun drastis.
d) Tidak bisa makan sama sekali.
e) Tidak buang air kecil atau buang air besar sama sekali.
f) Pernapasan jadi sangat lambat.
g) Muncul bercak-bercak ungu kebiruan di sekujur tubuh.
3. Diagnosa keperawatan
1. Risiko duka cita terganggu
2. Duka cita terganggu
3. Hambatan interaksi sosial
4. Duka cita
4. Intervensi
No Diagnosa NOC NIC
1 Risiko duka cita Tindakan personal untuk Peningkatan koping :
terganggu mengelola stresor yang membantu pasien untuk
membebani sumber beradaptasi dengan persepsi
individu stresor, perubahan atau
ancaman yang dapat
mengganggu pemenuhan
tuntutan hidup dan peran
2 Duka cita terganggu Penyesusaian terhadap Peningkatan peran :
kehilangan aktual atau membantu klien
yang akan datang memperbaiki hubungan
dengna mengklarifikasi atau
menambahkan perilaku
peran tertentu
3 Hambatan interaksi Interaksi sosial dengan Pembinaan hubungan yang
sosial
orang, kelompok, dan kompleks : membina
organisasi hubungan terapeutik dengan
klien yang mengalami
kesulitan berinteraksi dengan
orang lain
4 Duka cita Menyesuaikan diri -Dukungan emosi :
dengna kehilangan memberikan penenangan,
aktual atau yang akan penerimaan, dan dorongan
terjadi selama periode stres
-fasilitasi proses duka cita :
membantu mengatasi
kehilangan yang berarti
REFERENSI
Stanley, Mickey & Patricia Gauntlett Beare. 2007. Buku Ajar Keperawatan
Gerontik Edisi 2. Penerjemah: Nety Juniarti, S.Kp & Sari Kurnianingsih, S.Kp.
Jakarta: EGC.
Alimul Hidayat, Aziz. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia, aplikasi konsep dan
proses keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.