Anda di halaman 1dari 51

A.

ANALISIS VEKTOR

Pengertian vektor

Vector adalah besaran yang mempunyai besar dan arah.

Ex: kecepatan, percepatan, gaya, momen gaya, dsb.

Suatu partikel bergerak dari titik A ke titik B, maka dapat

dikatakan bahwa partikel itu mengalami perpindahan.

Operasi Vektor

1. Penjumlahan vector secara geometris

a b c

Dari ketiga vector tersebut dapat dijumlahkan dengan cara

sebagai berikut:

a+b a+b+c c+a

R
R

b+a

Pada penjumlahan vector berlaku hukum a

+b=b+a

(a + b) + c a + (b + c) a

b b

R R

c c

Pada vector berlaku sifat ASOSIATIF a

( + b) + c = a

+ (b + c)

2. Pengurangan vector secara geometris

Pengurangan vector dapat dilakuakan dengan menjumlahkan

vector 1 dengan lawan vector 2.


a– b = a + (-b) b – c = b + (-c)

R -b b -c

3. Penjumlahan dan pengurangan vector secara analisis

Untuk menjumlahkan vector-vektor 3 dimensi digunakan

metode analitik.

Penguraian vector :

b cos θ
θ

Ay = a sin θ A b

θ b sin θ

Ax = a cos θ

Vector a dapat diuraikan menjadi Ax dan Ay

Ax = a cos θ

Ay = a sin θ

Utuk menentukan besarnya vector a dan arah vector a dapat

digunakan rumus sebagai berikut:

Besar a : Ax 2 + Ay 2
Ax
Arah →θ= arc. tan

Ay
Contoh penerapan dalam soal :

1. Sebuah pesawat terbang menempuh jarak sejauh 150 km dalam

arah garis lurus membentuk sudut 30 0 ke timur dari arah utara,

berapa jauh ke utara dan berapa jauh ke timur dari titik asal jarak

yang ditempuh objek/pesawat itu?

Penyelesaian:

Ke utara ke timur Ay =

a cos 300 Ax = a sin 300 =a.

1
3
= 2 a.
1
2
= 150. 3 = 150.
3
= 75 = 75

Perkalian Vektor

1. Perkalian sebuah konstanta dengan sebuah vector

a 2a

k= a
k = -2

-2a
k=- - a

¾ “Jika k positif maka arahnya sama dengan arah vector a”

¾ “Jika k negatif maka arahnya berlawanan dengan vector a”

2. Perkalian dua buah vector dengan hasil berupa skalar



a.b = a b cosθ

Operasi di atas disebut juga “dot product”

Keterangan:

a= vector a

b = vector b θ = sudut yang dibentuk antara vector a

dan vector b contoh:

1) Sebuah vector a 6 satuan ke arah selatan, vector b 5 satuan

membentuk sudut 300 terhadap vector a

Jawab:

a.b = a b cosθ

= 6.5 cos 300

1
= 30( 3)
2

= 3
15
2) Vektor x 8 satuan ke arah utara dioperasikan dengan dot

product dengan vector y yang besarnya adalah satuan dari


vector x dan membentuk sudut 450terhadap vector x.

tentukan hasil operasi dot product.

Jawab:

a.b = a b cosθ

= 8.6 cos 450

1
= 48 ( 2)
2

= 2
24

3. Perkalian dua buah vector dengan hasil berupa vector lain

 

axb = a b sinθ

Keterangan:

a= vector a

b = vector b θ = sudut yang dibentuk antara vector a

dan vector b

Operasi di atas disebut juga “cross product”

Arah hasil perkalian vector a dan b selalu tegak lurus dengan

bidang yang dibentuk oleh vector a dan b.


Untuk menentukan arah perkalian vector:

a
“Kepalkan jari tangan melingkupi sumbu sambil mendorong

vector a ke vector b oleh ujung-ujung jari melalui sudut terkecil,

sementara ibu jari tetap tegak jadi hasil perkalian vector a dan b

ditentukan oleh ibu jari.

Jika kita mengetahui komponen-komponen vector yang akan

kita kalikan, kita bisa menggunakan sifat-sifat perkalian silang diantara

sesama vector satuan untuk mencari hasil perkalian silang antara dua

vector. Sifat-sifat tersebut adalah:

ixi=jxj=kxk=0i

x j = -j x i = k j x k = -k

x j = i k x i = -i x k = j

dengan sifat-sifat tersebut kita peroleh

A x B = (A x i + A y j + Az k) x (B x i + B y j + Bz k)

A B B A B A B
AxB=( y Bz - Az y )i + (Az X - x Z )j +( x y -
A y B x )k

Berarti jika C = A x B, maka komponen-komponen dari C sama

dengan
C = C x I + C y j + Cz k adalah

C x = A y Bz - Az B y
C y = Az B X - A x BZ

Cz = A x B y - A y B x

Contoh soal

Hitunglah hasil dari perkalian silang antara dua vector berikut:

A = 2i + 3j + k dan B = 4i + 2j – 2k

Penyelesaian:

A x B = (A y Bz - Az B y )i + (Az B X - A x BZ )j +(A x B y - A y B x )k

= {(3)(-2) – (1)(2)}i + {(1)(4) – (2)(-2)}j + {(2)(2) –

(3)(4)}k

= -8i + 8j – 8k

Kaidah aljabar vektor

1. Penjumlahan dan pengurangan Vektor

Suatu gerakan dari A ke B sekaligus dari A ke C sama saja dari A ke


D seperti pada gambar 1. Sebaliknya gerakan A ke D dapat di
katakan merupakan jumlah gerakan dari A ke B dan dari A ke C atau
kita tulis .

→ → → → → →
AD = AB + AC atau r12 = r1 + r2
Maka vektor AD di tulis dengan melukis jajaran genjang yang
sisinya AB dan AC dan vektor AD itu sepanjang diagonal jajaran
genjang tersebut.. Di lain pihak , gerakan dari A ke D di pandang
sebagai jumlah gerakan dari A ke B lalu dari B ke D dan atau dapat
kita tulis :
→ → →
AD = AB + AC

B →

→ r2
r1 →
r12 D
A


Jika AB = (x 1 , y 1 , z 1)

CD = (x 2 , y 2 , z 2)
→ → →
Maka AD= AB+ CD= (x 1+ x 2) i + (y 1 + y 2) j + (z 1 +z 2) k

Perkalian skalar

Besaran fisika yang tidak mempunyai arah seperti halnya suhu ,

muatan listrik, panas , jarak , dan lain sebagainya , di katakan

berupa skalar . Perkalian pada vektor tersebut di definisikan

sebagai berikut :

→ → → → a . b
= ab cos ( a . b )
→ → → →
di mana ( a . b ) di maksudkan sebagai suhu antara a dan b di

sebut perkalian skalar mengingat hasilnya berupa skalar . dari

definisi di atas jelaslah bahwa perkalian skalar itu sifatnya

komutatif , yakni :

→ → b.a = a .
→ →
b Dengan memperhatikan
gambar 2 terlihatlah bahwa :

c2 = c . c = ( a + b ) . ( a + b ) = a 2 + b2 + 2ab cos ( a , b ) =
a2 + b2 – 2 cos γ

yang tak lain adalah rumus cos sinus dalam trigonometri,

y →
→ b
a →
γ c

α
β
x
Gb. 2 rumus cosinus

Dengan mengingat bahwa :

Cos 0 = 1 dan Cos ½ π = 0 ,maka

i.i=1; j.j=1; k.k=1;

i.j=0; i.k=0; j.k=0

a .b = (ax i + ay j + az k) . (bx i + by j + bz k)

= axbx + ayby + azbz

r2 = r . r = ( xi + yj + zk ) . ( xi + yj + zk )

= x 2 + y 2 + z2
a. Perkalian vektor

Di samping perkalian skalar yang hasilnya berupa skalar


di definisikan pula perkalian vektor yang hasilnya berupa vektor
sebagai

→ → →
a x b = c
yang sedemikian hingga vektor c tegak lurus a maupun b serta
pada arah

bergeraknya sekrup oleh perputaran dari a ke b , dan besarnya c


yakni c di berikan

oleh
→ →

c = ab sin ( a , b )

mengingat sin 0 = 0 maka perkalian antara vektor dengan arah


yang sejajar

hasilnya adalah 0 maka

ixi=0; j x j =0 ; k x k = 0;

ixj=k; I xk = - j ; j x k = i ;

a x b = (ax i + ay j + az k) x (bx i + by j + bz k)

= (ay bz - bz yy ) i + (az bx - ax bz) j+ (ax by - ay bx) k

b. Perkalian Cross

A×B=C= AB sinα×a

Dengan a adalah vektor satuan yang


mempunyai arah sama dengan vektor C dan tegak lurus terhadap

vektor A dan vektor B

B.GERAK PARABOLA

Pengertian Gerak Parabola.


Gerak parabola merupakan gerak benda dengan
lintasan berbentuk parabola (setengah lingkaran). Gerak
parabola adalah gabungan dari 2 buah jenis gerakan yaitu
Gerak Lurus Beraturan (GLB) yang arahnya mendatar dan
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) yang arahnya
vertikal. Gerak vertikal dipengaruhi oleh percepatan
gravitasi sehingga kecepatannya akan selalu berubah. Atau
lebih singkatnya gerak parabola yaitu gerak yang
lintasannya berbentu parabola atau setengah lingkaran.
Untuk mempermudah mempelajari gerak parabola dari
benda dilempar dengan sudut tertentu maka diperlukan
koordinat salib sumbu x dan y yang diletakan pada titik
penenbakan sehingga sumbu x membentuk sudut elevasi

sebesar titik kecepatan awal.

Gerak
sepanjang sumbu x
berupa gera lurus
beraturan (GLB)

karena benda ditembakan dengan sudut elevasi

terhadap horizontal dengan kecepatan awal (v 0) maka


persamaan gerak sepanjang sumbu x menjadi:
vx = vox

vox = vo
x = vx . t

x = vo .t

keterangan:
vo = kecepatan awal (m/s)
vx = kecepatan ke x (m/s)
x = jarak (m)

= sudut elevasi ( )

Gerak sepanjang sumbu y berupa gerak lurus


berubah beraturan diperlambat dengan perambatan sebesar
gravitasi bumi (g). pessaman gerak sepanjang sumbu y
menjadi:
vt = vo – at
vy = voy - gt

voy = vo sin

vy =vo – gt

x = vo.t – ½ at2

y = vo . t – ½ g t2
Keterangan:
y = jarak (m)
a = percepatan (m/s2)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
t = waktu (s)

Kecepatan benda selama dalam lintasna parabola


berbentuk kecepatan resultan yang besarnya ditentukan
dengan rumus sebagai berikut:

VR=

Untuk mengetahui bentuk persamaan dari lintasan parabola


digunakan cara sebagai berikut:
x = vo .t

t=

Masukan hanya t kedalam persamaan y maka diperoleh:

y = vo . t – ½ g t2

y = vo . –½g( 2

y = vo . –½g(
y= tan x – ½ g (

Keterangan:
y = tinggi (m)
a = percepatan (m/s2)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

Perumusan tinggi maksimum:


Suatu benda yang ditembakan samapi benda yang
ditembakan sampai titik tertinggi dari lintasanya maka
syaratnya vy = 0 dengan demikian waktu yang diperlukan
untuk mencapai titik tertinggi dirumuskan sebagai berikut:
Vy = 0
Vo – g tm = 0

Vo = g tm

ty max =

keterangan:
ty max = waktu tinggi maksimum

Jika perumusan ty max dimasukan keperumusan y = vo

. t – ½ g t2 maka diperoleh perumusan tinggi maksimum

sebagai beriku:

y = vo . t – ½ g t2

hmax = vo . – ½ g( 2

hmax = -½g

hmax = -
hmax = -

hmax =

Keterangan:
hmax = tinggi maksimum (m)

Perumusan jarak tembak maksimum:


Supaya benda dapat mencapai jarak tembak sejauh-
jauhnya maka syaratnya y = 0 dengan demikian waktu
yang diperlukan untuk mencapai jarak tembakan
maksimum adalah:
y=0

vo . t – ½ g t2 = 0

vo . t = ½ g t2

vo = ½gt

2vo = gt

Dimana tx max = 2 ty max

tx max =
tx max = waktu untuk mencapai jauh tembakan maksimum

atau lamanya benda diudara.


Dengan memasukan harga tx max kepersamaan x = vo

.t maka diperoleh persamaan untuk jarak jauh

tembakan maksimum sebesar:

x = vo .t

xmax = vo

xmax = 2

xmax =

Keterangan:
xmax = jauh tembakan maksimum(m)

Jenis-jenis Gerak Parabola dalam kehidupan sehari-hari


Dalam kehidupan sehari-hari terdapat beberapa jenis gerak
parabola:

a. Pertama, gerakan benda berbentuk parabola ketika


diberikan kecepatan awal dengan sudut tetap terhadap
garis horisontal, sebagaimana tampak pada gambar di
bawah.. Beberapa di antaranya adalah gerakan bola yang
ditendang oleh pemain sepak bola, gerakan bola basket
yang dilemparkan ke ke dalam keranjang, gerakan bola
tenis, gerakan bola volly, gerakan lompat jauh dan
gerakan peluru atau rudal yang ditembakan dari
permukaan bumi.

b. Kedua, gerakan benda berbentuk parabola ketika


diberikan kecepatan awal pada ketinggian tertentu
dengan arah sejajar horisontal, sebagaimana tampak
pada gambar di bawah. Beberapa contoh gerakan jenis ini
yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, meliputi
gerakan bom yang dijatuhkan dari pesawat atau benda
yang dilemparkan ke bawah dari ketinggian tertentu.

c. Ketiga, gerakan benda berbentuk parabola ketika


diberikan kecepatan awal dari ketinggian tertentu dengan
sudut tetap terhadap garis horisontal, sebagaimana
tampak pada gambar di bawah.
Penyelesaian Masalah Tentang Gerak Parabola

Permasalahan 1:

Sebuah peluru ditembakkan dengan sudut elevasi 30 dan


kecepatan awal 60 m/s jika percepatan gravitasi ditempat
itu 10 m/s2 maka tentukan :

a. Waktu yang digunakan untuk mencapai titik


tertinggi?
b. Tinggi maksimum yang dapat dicapai?
c. Lamanya peluru diudara?
d. Jarak terjauh yang dapat di capai peluru?
Penyelesaian:
Diketahui :

V0= 60 m/s
g = 10 m/s2
Ditannya :

a. ty max=.... ?

b. hmax =.....?

c. tx max =.....?

d. xmax=......?

Jawab :

a. ty max = = = 3 sekon

b. hmax = = = = = = 45

m
c. tx max = 2 ty max = 2 . 3 = 6 sekon
d. xmax = = = 360 . ½

= 180 m

Permasalahan 2:
Seorang penembak ingin menembak burung yang
bertengger pada pohon yang berjarak 100 m dari
penembak tersebut. Burung berada pada ketinggian 80m
dari tanah. Bila penembak mengarahkan senapannya
membentuk sudut 450 terhadap arah mendatar dan
gravitasi bumi yaitu 10 m/s2 maka berapakah kecepatan
awal peluru yang diperlukan supaya burung kena tembak?

Penyelesaian :
Diketahui :
x = 100m
y = 80 m

= 450

g = 10 m/s2
Ditannya :
v0 = …….?
Jawab :

Y = tan x–½g(
80 = tan 45.100- ½ . 10

80 = 1. 100 -

80 = 100 -

80 = 100 -

= 100 – 80

= 20

= 20.

5000 =

= vo
= vo

Jadi kecepatan awal yang dialami adalah

C.GERAK MELINGKAR

Pengertian Gerak Melingkar


Gerak melingkar merupakan gerak benda yang
lintasannya membentuk lingkaran. Banyak contoh gerak
melingkar dalam kehidupan sehari-hari, seperti gerakan
komidi putar, gerak bandul yang diayunkan berputar, pelari
yang mengelilingi lapangan berbentuk lingkaran, atau
gerakan akrobatik di pasar malam "tong stan". Jika anda
menggambar sebuah bangun berupa lingkaran, maka
gerakan pena anda merupakan gerak melingkar.

Besaran-Besaran Fisis dalam Gerak Melingkar

Dalam gerak lurus kita mengenal tiga besaran utama


yaitu perpindahan (linear), kecepatan (linear) dan
Percepatan (linear). Gerak melingkar juga memiliki tiga
komponen tersebut, yaitu perpindahan sudut,
kecepatan sudut dan percepatan sudut. Pada gerak
lurus kita juga mengenal Gerak Lurus Beraturan dan Gerak
Lurus Berubah Beraturan. Dalam gerak melingkar juga
terdapat Gerak Melingkar Beraturan (GMB) dan Gerak
Melingkar Berubah Beraturan (GMBB). Pembahasan dari
besaran-besaran fisis gerak melingkar yaitu sebagai
berikut:

a. Perpindahan Sudut
Jika kita tinjau sebuah contoh gerak melingkar,
misalnya gerak roda kendaraan yang berputar. Ketika roda
berputar, tampak bahwa selain poros (pusat roda), bagian
lain roda lain selalu berpindah terhadap pusat roda sebagai
kerangka acuan. Perpindahan pada gerak melingkar
disebut perpindahan sudut. Ada tiga cara menghitung
sudut. Cara pertama adalah menghitung sudut dalam
derajat ( ). Satu lingkaran penuh sama dengan 360 . Cara
kedua adalah mengukur sudut dalam putaran. Satu
lingkaran penuh sama dengan satu putaran. Dengan
demikian, satu putaran = 360 . Cara ketiga adalah dengan
radian. Radian adalah satuan Sistem Internasional (SI)
untuk perpindahan sudut, sehingga satuan ini akan sering
kita gunakan dalam perhitungan.

Nilai radian dalam sudut adalah perbandingan antara jarak


linear x dengan jari-jari roda r.

Jadi:

Perhatikan bahwa satu putaran sama dengan keliling


lingkaran, sehingga dari persamaan di atas, diperoleh :

=2

Berikut ini konversi sudut yang perlu di ketahui

1 putaran = =2
1 rad = derajat =

Derajat, putaran dan radian adalah besaran yang


tidak memiliki dimensi. Jadi, jika ketiga satuan ini terlibat
dalam suatu perhitungan, ketiganya tidak mengubah
satuan yang lain.

b. Kecepatan Sudut
Dalam gerak melingkar, bagian yang berbeda
memiliki kecepatan yang berbeda. Misalnya gerak roda
yang berputar. Bagian roda yang dekat dengan poros
bergerak dengan kecepatan linear yang lebih kecil,
sedangkan bagian yang jauh dari poros atau pusat roda
bergerak dengan kecepatan linear yang lebih besar. Oleh
karena itu, bila kita menyatakan roda bergerak melingkar
dengan kelajuan 10 m/s maka hal tersebut tidak
bermakna, tetapi kita bisa mengatakan tepi roda bergerak
dengan kelajuan 10 m/s.

Pada gerak melingkar, kelajuan rotasi benda


dinyatakan dengan putaran per menit (biasa disingkat
rpm – revolution per minute). Kelajuan yang dinyatakan
dengan satuan rpm adalah kelajuan sudut. Dalam gerak
melingkar, kita juga dapat menyatakan arah putaran.
misalnya kita menggunakan arah putaran jarum jam
sebagai patokan. Oleh karena itu, kita dapat menyatakan
kecepatan sudut, di mana selain menyatakan kelajuan
sudut, juga menyatakan arahnya (ingat perbedaan
kelajuan dan kecepatan, mengenai hal ini sudah
Gurumuda terangkan pada Pokok bahasan Kinematika).
Jika kecepatan pada gerak lurus disebut kecepatan linear
(benda bergerak pada lintasan lurus), maka kecepatan
pada gerak melingkar disebut kecepatan sudut, karena
benda bergerak melalui sudut tertentu.

Terdapat dua jenis kecepatan pada Gerak Lurus,


yakni kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat. Kita
dapat mengetahui kecepatan rata-rata pada Gerak Lurus
dengan membandingkan besarnya perpindahan yang
ditempuh oleh benda dan waktu yang dibutuhkan benda
untuk bergerak . Nah, pada gerak melingkar, kita dapat
menghitung kecepatan sudut rata-rata dengan
membandingkan perpindahan sudut dengan selang waktu
yang dibutuhkan ketika benda berputar. Secara matematis
kita tulis :

a. Kecepatan sudut rata-rata


Jika sudut yang ditempuh mengalami perubahan dari

ke dalam selang waktu t1 ke t2 maka kecepatan sudut

rata-rata dari benda dapat dihitung dengan rumus sebagai


berikut.

Kecepatan sudut rata-rata =

Kecepatan sudut rata-rata =

= =

= Kecepatan sudut rata-rata

= Perpindahan sudut

= Selang waktu

Contoh soal :
1. Posisi sudut suatu titik pada roda dinyatakan oleh

dengan t dalam s. Maka

tentukanlah kecepatan sudut rata-rata selama 10 s


pertama?
Diketahui :

Ditanya: kecepatan sudut rata-rata selama 10 s


pertama?
Jawab:

Untuk menentukan kecepatan sudut rata-rata selama


10s pertama, terlebih dahulu kita tentukan posisi sudut
pada saat t = 0 sekon dan t = 10 sekon.
t= 0 sekon, maka

t = 10 sekon, maka

Jadi, untuk selang waktu = 10 sekon, kecepatan sudut


rata-rata adalah:

=
= = = = 14 rad

b. Kecepatan Sudut Sesaat


Kecepatan sudut sesaat dapat ditentukan dengan
mengambil selang waktu mendekati 0 sehingga
kecepatan sudut sesaat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

= kecepatan sudut sesaat

= perpindahan sudut

= selang waktu

Contoh soal:

1. Sebuah piringan hitam dipasang pada sebuah pemutar,


tepat pada bagian sumbu putar. Piringan tersebut
berputar dengan posisi sudut dan dinyatakan dengan

=(0,25t2 + 0,5t -1) rad. Tentukan kecepatan sudut piring

saat t = 1 sekon?
Diketahui : =(0,25t2 + 0,5t -1) rad

Ditanya : kecepatan sudut piring saat t = 1 sekon?


Jawab :

= 0,5 t + 0,5

= 1 sekon, maka = 0,5 t + 0,5

= 0,5 (1) + 0,5

= 1 rad/s

Sesuai dengan kesepakatan ilmiah, jika ditulis


kecepatan sudut maka yang dimaksud adalah kecepatan
sudut sesaat. Kecepatan sudut termasuk besaran vektor.
Vektor kecepatan sudut hanya memiliki dua arah (searah
dengan putaran jarum jam atau berlawanan arah dengan
putaran jarum jam), dengan demikian notasi vektor omega
dapat ditulis dengan huruf miring dan cukup dengan
memberi tanda positif atau negatif. Jika pada Gerak Lurus
arah kecepatan sama dengan arah perpindahan, maka
pada Gerak Melingkar, arah kecepatan sudut sama dengan
arah perpindahan sudut.

c. Percepatan Sudut
Dalam gerak melingkar, terdapat percepatan sudut
apabila ada perubahan kecepatan sudut. Percepatan sudut
terdiri dari percepatan sudut sesaat dan percepatan sudut
rata-rata. Percepatan sudut rata-rata diperoleh dengan
membandingkan perubahan kecepatan sudut dan selang
waktu. Secara matematis ditulis :

a. Percepatan Sudut Rata-Rata


Jika kecepatan sudut dari benda yang bergerak rotasi
mengalami perubahan maka di katakatakan benda itu
mengalami percepatan sudut jadi dengan demikian
percepatan sudut rata-rata di rumuskan sebagai berikut :

Percepatan sudut rata-rata =

keterangan :

= percepatan sudut rata-rata

= perubahan kecepatan sudut

= selang waktu

Contoh soal:

1. Sebuah roda berputar terhadap poros horizontal tetap


yang berarah utara-selatan. Komponen komponen
kecepatan sudut roda dinyatakan dengan = (4t +3)

rad/s. Tentukanlah percepatan sudut rata-rata selama 5


sekon pertama?
Diketahui : = (4t +3) rad/s

Ditanya : Tentukanlah percepatan sudut rata-rata


selama 5 sekon pertama?
Jawab:
Untuk menentukan kecepatan sudut rata-rata
selama 5 sekon pertama, terlebih dahulu kita tentukan
kecepatan sudut pada saat t = 0 sekon dan t = 5
sekon.

t = 0 sekon, maka

= (4(0) +3) rad/s

= 3 rad/s

sekon, maka = (4t +3) rad/s

= (4(5) +3) rad/s

= (20+3) rad/s

= 23 rad/s

Jadi, untuk selang waktu = 5 sekon, Percepatan sudut

rata-rata adalah:
= = = = 10 rad/s2

b. Percepatan Sudut Sesaat


Percepatan sudut sesaat diperoleh dengan
mengambil selang waktu sehingga
kecepatan sudut sesaat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan:

= percepatan sudut sesaat

= perubahan kecepatan sudut

= selang waktu

Contoh soal:

1. Sebuah roda berputar terhadap poros horizontal tetap


yang berarah utara-selatan. Komponen komponen

kecepatan sudut roda dinyatakan dengan = (4t +3)

rad/s, maka tentukanlah percepatan sudut sesaat roda


tersebut ?
Diketahui : = (4t +3) rad/s

Ditanya : Tentukanlah percepatan sudut sesaat roda


tersebut ?
Jawab:

= 4 rad/s2

Satuan percepatan sudut dalam Sistem Internasional (SI)


adalah rad/s 2

Hubungan antara Besaran Gerak Lurus dan Gerak


Melingkar

Pada pembahasan sebelumnya, kita telah


mempelajari tentang besaran fisis Gerak Melingkar, meliputi
Perpindahan Sudut, Kecepatan Sudut dan Percepatan Sudut.
Gerak Melingkar memiliki hubungan dengan besaran fisis
gerak lurus (perpindahan linear, kecepatan linear dan
percepatan linear).

Dalam gerak melingkar, arah kecepatan linear dan


percepatan linear selalu menyinggung lingkaran. Karenanya,
dalam gerak melingkar, kecepatan linear dikenal juga
sebagai kecepatan tangensial dan percepatan linear disebut
juga sebagai percepatan tangensial.

1. Hubungan antara Perpindahan Linear dengan


Perpindahan sudut
Pada gerak melingkar, apabila sebuah benda berputar
terhadap pusat/porosnya maka setiap bagian benda tersebut
bergerak dalam suatu lingkaran yang berpusat pada poros
tersebut. Misalnya gerakan roda yang berputar atau bumi
yang berotasi. Ketika bumi berotasi, kita yang berada di
permukaan bumi juga ikut melakukan gerakan melingkar, di
mana gerakan kita berpusat pada pusat bumi. Ketika kita
berputar terhadap pusat bumi, kita memiliki kecepatan
linear, yang arahnya selalu menyinggung lintasan rotasi
bumi. Pemahaman konsep ini akan membantu kita dalam
melihat hubungan antara perpindahan linear dengan
perpindahan sudut. Adapun hubungan antara perpindahan
linear dengan perpindahan sudut dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :

Ketika benda berputar terhadap poros O, titik A


memiliki kecepatan linear (v) yang arahnya selalu
menyinggung lintasan lingkaran.

Hubungan antara perpindahan linear titik A yang


menempuh lintasan lingkaran sejauh x dan perpindahan
sudut (dalam satuan radian), dinyatakan sebagai berikut :

atau x = r

Di mana r merupakan jarak titik A ke pusat lingkaran/jari-


jari lingkaran.

2. Hubungan antara Kecepatan Linier dengan


Kecepatan sudut
Besarnya kecepatan linear (v) benda yang menempuh
lintasan lingkaran sejauh delta x dalam suatu waktu dapat
dinyatakan dengan persamaan :

v= → persamaan 1

Dengan menggunakan persamaan yang menyatakan


hubungan antara perpindahan linier dengan perpindahan
sudut ( atau x = r ), kita dapat menurunkan antara
besarnya posisi pada lintasan dan besarnya perpindahan
sudut.

=r → persamaan 2

Dimana = perubahan posisi, r = jari- jari lingkaran dan


= besarnya perpindahan sudut. Sekarang kita
subtitusikan pada persamaan 2 ke dalam persamaan 1

v= =

karena = maka kita dapat menurunkan persamaan


yang menghubungkan kecepatan linier (v) dengan
kecepatan sudut (

keterangan :
v=
v=

Keterangan:

v = kecepatan linier

r = jari-jari lingkaran (lintasan)

= kecepatan sudut

Dari persamaan di atas tampak bahwa semakin besar nilai


r (semakin jauh suatu titik dari pusat lingkaran), maka
semakin besar kecepatan linearnya dan semakin kecil
kecepatan sudutnya.

3. Hubungan antara Percepatan Linier dengan


Percepatan Sudut
Besarnya percepatan tangensial untuk perubahan
kecepatan linear selama selang waktu tertentu dapat kita
nyatakan dengan persamaan:

= → persamaan 1

Keterangan :

= percepatan tangensial

= perubahan kecepatan linier

= perubahan selangwaktu

Dengan menggunakan persamaan yang menyatakan


hubungan antara kecepatan linier dengan kecepatan sudut
(v = ), kita dapat menurunkan hubungan anatara
besarnya perubahan kecepatan linier ( dan besarnya
perubahan kecepatan sudut yakni :

= → persamaan 2

Sekarang kita subtitusikan nilai pada persamaan 2 ke


persamaan 1

= → =

Karena = , maka kita dapat menurunkan hubungan

antara percepatan tangensial ( , dengan percepatan


sudut ( .

= (

Keterangan :

= percepatan tangensial

r = jarak ke pusat lingkaran (jari-jari lingkaran)

= percepatan sudut

Berdasarkan persamaan ini, tampak bahwa semakin


jauh suatu titik dari pusat lingkaran maka semakin besar
percepatan tangensialnya dan semakin kecil percepatan
sudut. Semua persamaan yang telah diturunkan di atas kita
tulis kembali pada tabel di bawah ini:

Gerak Lurus Gerak Melingkar Hubungan


antara Gerak
Besaran Satua Besara Satuan Lurus dan
n SI n SI Gerak
Melingkar

x (jarak) M rad x=

v m/s rad/s v=
(kecepatan
)

m/s2 rad/s2

Catatan : Pada gerak melingkar, semua titik pada benda


yang melakukan gerak melingkar memiliki perpindahan
sudut, kecepatan sudut dan percepatan sudut yang sama,
tetapi besar perpindahan linear, kecepatan tangensial dan
percepatan tangensial berbeda-beda, bergantung pada
besarnya jari-jari (r)

2.2 Gerak Melingkar Beraturan


Definisi Gerak Melingkar Beraturan

Ketika sebuah benda bergerak membentuk suatu


lingkaran dengan laju tetap maka benda tersebut dikatakan
melakukan Gerak Melingkar Beraturan atau GMB.
Gerak rotasi bumi (bukan revolusi), putaran jarum jam dan
satelit yang bergerak pada orbit yang melingkar
merupakan beberapa contoh dari Gerak Melingkar
Beraturan. Kita mengatakan bahwa GMB merupakan
gerakan yang memiliki kecepatan linear tetap. Misalnya
sebuah benda melakukan Gerak Melingkar Beraturan,
seperti yang tampak pada gambar di bawah. Arah putaran
benda searah dengan putaran jarum jam. Dan vektor
kecepatannya seperti yang terlihat pada gambar, arah
kecepatan linear/tangensial di titik A, B dan C berbeda.
Dengan demikian arah kecepatan pada GMB selalu berubah
(ingat perbedaan antara kelajuan dan kecepatan, kelajuan
adalah besaran skalar sedangkan kecepatan adalah
besaran vektor yang memiliki besar/nilai dan arah).

Pada gerak melingkar beraturan, besar kecepatan linear (v)


tetap, karenanya besar kecepatan sudut juga tetap
(kecepatan linear memiliki keterkaitan dengan kecepatan
sudut yang dinyatakan dengan persamaan v = r  di
mana kecepatan linear v sebanding dengan kecepatan
sudut (), yang dikatakan di sini adalah besar, jadi arah
tidak termasuk. Jika arah kecepatan linear/kecepatan
tangensial selalu berubah, bagaimana dengan arah
kecepatan sudut ? arah kecepatan sudut sama dengan arah
putaran partikel, untuk contoh di atas arah kecepatan
sudut searah dengan arah putaran jarum jam. Karena besar
maupun arah kecepatan sudut tetap maka besaran vektor
yang tetap pada GMB adalah kecepatan sudut. Dengan
demikian, kita bisa menyatakan bahwa GMB merupakan
gerak benda yang memiliki kecepatan sudut tetap.

2.3.1 Periode dan Frekuensi pada Gerak Melingkar


Beraturan
Pada gerak melingkar Periode (T) dari benda yang
melakukan gerakan melingkar merupakan waktu yang
diperlukan oleh benda tersebut untuk menyelesaikan satu
putaran. Sedangkan, Frekuensi (f) adalah jumlah putaran
perdetik dalam gerak melingkar tersebut. Periode dan
frekuensi pada gerak melingkar memiliki hubungan yang
erat, adapun hubungan antara periode dan frekuensi
tersebut dinyatakan dengan rumus:
Atau

Waktu yang diperlukan benda untuk menyelesaikan


satu putaran penuh (T) dinyatakan dalam sekon atau detik,
sedangkan jumlah putaran perdetik (f) dinyatakan dengan
satuan atau dan lebih sering dinyatakan dengan Hertz
(Hz).

Kecepatan Linier dan Kecepatan Sudut

Dalam satu putaran, benda menempuh lintasan linear


sepanjang satu keliling lingkaran (2 r), di mana r
merupakan jarak tepi lingkaran dengan pusat lingkaran.
Kecepatan linear (v) merupakan perbandingan antara
panjang lintasan linear yang ditempuh benda dengan
selang waktu tempuh yang dinyatakan dengan satuan .
Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

v = , karena T = maka kecepatan linier juga dapat

dinyatakan dengan rumus v = 2

secara umum kecepatan linier dinyatakan dengan rumus :

V=
dimana s adalah jarak dengan satuan meter (m) dan t
adalah waktu dengan satuan sekon (s).

Dalam satu putaran, benda menempuh lintasan


sepanjang satu keliling lingkaran yang besar sudut dalam
satu putaran tersebut adalah atau sering dinyatakan
dengan 2 . Pada saat itu benda mengalami Kecepatan
sudut ( ) yang merupakan perbandingan antara besar
perpindahan sudut yang ditempuh dengan selang waktu.
Kecepatan sudut ini dinyatakan dalam satuan yang
secara matematis dapat ditulis:

, karena T = maka kecepatan sudut juga dapat

dinyatakan dengan rumus = 2 f.

Secara umum kecepatan sudut dinyatakan dengan rumus:

Dimana adalah posisi sudut dengan satuan radian


(rad) dan t adalah waktu dengan satuan sekon (s).

Percepatan Sentripetal
Percepatan Sentripetal ( merupakan percepatan
yang terjadi pada gerak melingkar beraturan yang arahnya
selalu menuju pada pusat lingkaran. Jika suatu benda
melakukan gerak dengan kelajuan tetap mengelilingi suatu
lingkaran, maka arah dari gerak benda tersebut
mempunyai perubahan yang tetap. Dalam hal ini maka
benda harus mempunyai percepatan yang merubah arah
dari kecepatan tersebut. Arah dari percepatan ini akan
selalu tegak lurus dengan arah kecepatan, yakni arah
percepatan selalu menuju kearah pusat lingkaran.
Percepatan sentripetal disebut juga percepatan radial
karena mempunyai arah sepanjang radius atau jari‐jari
lingkaran.

Berdasarkan gambar di atas, tampak bahwa O x1


tegak lurus terhadap v1 dan O x2 tegak lurus terhadap v2.
Dengan demikian θ yang merupakan sudut antara O x1 dan
O x2, juga merupakan sudut antara v1 dan v2. Dengan
demikian, vektor v1, v2 dan membentuk segitiga yang
sama secara geometris dengan segitiga O x1 x2 pada
gambar di atas, seperti gambar di bawah ini :

Dengan menganggap sangat kecil, sehingga besar


juga sangat kecil, kita dapat merumuskan :

Semua kecepatan ditulis dengan v karena pada GMB


kecepatan tangensial benda sama (v1 = v2 = v). Karena
hendak merumuskan persamaan percepatan sesaat, di
mana mendekati nol, maka rumusan di atas dinyatakan
dalam Δv

Δv = . Δx

Untuk memperoleh persamaan percepatan

sentripetal , kita bagi Δv dengan Δt, di mana : = =

Karena = v (kelajuan linear), maka persamaan di


asp =
atas kita ubah menjadi:
Berdasarkan persamaan percepatan sentripetal
tersebut, tampak bahwa nilai percepatan sentripetal
bergantung pada kecepatan tangensial dan radius/jari‐jari
lintasan (lingkaran). Dengan demikian, semakin cepat laju
gerakan melingkar, semakin cepat terjadi perubahan arah
dan semakin besar radius, semakin lambat terjadi
perubahan arah. Arah vektor percepatan sentripetal selalu
menuju ke pusat lingkaran, tetapi vektor kecepatan linear
menuju arah gerak benda secara alami (lurus), sedangkan
arah kecepatan sudut searah dengan putaran benda.
Dengan demikian, vektor percepatan sentripetal dan
kecepatan tangensial saling tegak lurus atau dengan kata
lain pada Gerak Melingkar Beraturan arah percepatan dan
kecepatan linear/tangensial tidak sama. Demikian juga
arah percepatan sentripetal dan kecepatan sudut tidak
sama karena arah percepatan sentripetal selalu menuju ke
dalam/pusat lingkaran sedangkan arah kecepatan sudut
sesuai dengan arah putaran benda (untuk kasus di atas
searah dengan putaran jarum jam).

Dapat disimpulkan bahwa dalam Gerak Melingkar


Beraturan :

1) Besar kecepatan linear/kecepatan tangensial adalah


tetap, tetapi arah kecepatan linear selalu berubah setiap
saat
2) Kecepatan sudut (baik besar maupun arah) selalu tetap
setiap saat
3) Percepatan sudut maupun percepatan tangensial
bernilai nol
4) Dalam GMB hanya ada percepatan sentripetal

Penerapan GMB dalam kehidupan sehari-hari

Beberapa masalah yang melibatkan Gerak Melingkar


Beraturan (GMB) antara lain :
1. Komedi Putar
Kuda pada komidi putar akan berputar mengelilingi pusat
putaran yakni tiang komidi putar. Kuda-kuda akan
bergerak berputar dalam waktu tertentu dengan
frekuensi tertentu pula.

2. Jarum jam

Ketiga jarum jam juga termasuk dalam salah satu contoh


gerak melingkar. Ketiga jarumnya akan berputar dengan
kecepatan yang berbeda karena masing-masing jarum
jam menunjukkan waktu yang berbeda (detik, menit dan
jam). Poros jarum jam yang berperan sebagai pusat
lingkaran sementara jarum jam akan berputar beraturan
sesuai dengan fungsi waktu masing-masing jarum.
3. Ban motor

Ban motor tentu saja selalu berputar ketika morot


dijalankan. Ban motor akan melakukan gerak melingkar
terhadap poros ban. Tak terhitung berapa frekuensi
putaran yang dihasilkan ban motor selama melakukan
perjalanan. Kecepatannya akan berubah sesuai dengan
keinginan pengendara dengan menggunakan bantuan
rem dan gas.

Contoh Soal :

1. Sepeda mempunyai roda belakang dengan jari-jari 35


cm, Gigi roda belakang dan roda putaran kaki, jari-jarinya
masing-masing 5 cm dan 10 cm. Gigi roda belakang dan
roda putaran depan tersebut dihubungkan oleh rantai.
Jika kecepatan sepeda 10 km/jam, Hitunglah :

a. Kecepatan sudut roda belakang.

b. Kecepatan linier gigi roda belakan

Penyelesaian :

r1 = 5 cm, r2 = 10 cm, r3 = 30 cm

v3 = 10 km/jam = 2,78 m/s = 278 cm/s

a. Roda belakang dan roda gigi belakang seporos.


3 = = rad/s

b. 2 = 3 = rad/s

2 =

v2 = 2 . r2 = x 10 = cm/s

2. Sebuah bola bermassa 100 gram diikat pada ujung


sebuah tali dan diputar dengan kelajuan tetap sehingga
gerakan bola tersebut membentuk lingkaran horisontal
dengan radius 0,1 meter. Jika bola menempuh 20
putaran dalam 10 detik, berapakah percepatan
sentripetalnya ?
Penyelesaian:
Karena laju putaran bola belum diketahui, maka terlebih
dahulu kita harus menentukan laju bola (v). Apabila bola
menempuh 20 putaran dalam 10 detik maka satu
putaran ditempuh dalam 2 detik, di mana ini merupakan
periode putaran (T). Jarak lintasan yang ditempuh benda
adalah keliling lingkaran =2r, di mana r = jari‐
jari/radius lingkaran.
Dengan demikian, laju bola :

v= = = 0,3 m/s

Percepatan Sentripetal Bola adalah :

= = = 0,45 m/s
Kesimpulan

1. Gerak parabola merupakan gerak benda dengan lintasan


berbentuk parabola (setengah lingkaran). Gerak parabola
adalah gabungan dari 2 buah jenis gerakan yaitu Gerak
Lurus Beraturan (GLB) yang arahnya mendatar dan Gerak
Lurus Berubah Beraturan (GLBB) yang arahnya vertikal.
2. Dalam kehidupan sehari-hari terdapat beberapa jenis
gerak parabola yaitu: Pertama, gerakan benda berbentuk
parabola ketika diberikan kecepatan awal dengan sudut
teta terhadap garis horisontal, Kedua, gerakan benda
berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan awal pada
ketinggian tertentu dengan arah sejajar horisontal, Ketiga,
gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan
kecepatan awal dari ketinggian tertentu dengan sudut
tetap terhadap garis horisontal.
3. Gerak melingkar merupakan gerak benda yang lintasannya
membentuk lingkaran. Banyak contoh gerak melingkar
dalam kehidupan sehari-hari, seperti gerakan komidi putar,
gerakan bandul yang diayunkan berputar, pelari yang
mengelilingi lapangan berbentuk lingkaran,dan masih
banyak lagi contoh lainnya.
4. Gerak melingkar juga memiliki besaran-besaran fisis yaitu
perpindahan sudut, kecepatan sudut dan percepatan
sudut.
5. Besaran fisis pada Gerak Melingkar memiliki hubungan
dengan besaran fisis pada gerak lurus (perpindahan linear,
kecepatan linear dan percepatan linear).
6. Gerak Melingkar Beraturan merupakan gerakan benda
pada lintasan yang melingkar dengan kelajuan dan
kecepatan sudut yang tetap.
Tugas fisika

Carin adhia putri A


Fedlila syokeni indra
Rahma fuaddiah
Rama Antonio syaputra
Rivaldo

SMAN 1 KOTA SOLOK


TP :2013/2014

Anda mungkin juga menyukai