Ê
Kesehatan merupakan salah satu aspek yang menentukan kualitas hidup manusia.
Umumnya setiap orang ingin mencapai usia panjang dan tetap sehat, berguna, dan
bahagia, Harapan hidup untuk mencapai umr panjang disokong oleh kemajuan tingkat
gizi yang baik dan kemajuan di bidang pangan (Made Astawan dan Mita Wahyuni, 1988
: 2).
Peristiwa ketuaan merupakan peristiwa alami yang pasti dialami oleh orang-orang
yang beruntung dikarunia usia panjang. Batasan umur usia lanjut adalah 60 tahun, yang
merupakan kelompok umur yang yang peka dan rentan terhadap gangguan kesehatan dan
kematian. Dewasa ini jumlah usia lanjut di Indonesia diperkirakan 19 juta jiwa atau
Pada kelompok usia lanjut zat gizi yang bermutu baik tetap diperlukan dalam
membentuk jaringan terutama untuk mengganti jaringan yang rusak. Gizi yang seimbang
akan sangat membantu usia lanjut untuk tetap hidup sehat, segar dan bugar. Adanya
perubahan yang terjadi pada manula seperti seperti fungsi kelenjar pencernaan yang
semakin kurang efektif dan terganggunya fungsi gigi dan gusi mempengaruhi pola
konsumsi usia lanjut. Perubahan tersebut menyebabkan golongan usia lanjut lebih sering
mengkonsumsi makanan yang mudah dikunyah dan mudah dicerna tanpa memperdulikan
mutu gizi yang terkandung didalamnya. Apabila hal ini terjadi dalam jangka waktu yang
c
lama dapat menimbulkan keadaan gizi yang rawan dan menjurus pada timbulnya dua
status gizi yaitu gizi kurang dan gizi lebih (Made Astawan dan Mita Wahyuni 1987 : 75).
Keadaan gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan
juga karena gangguan penyakit. Sedangkan gizi lebih pada usia lanjut dipengaruhi
kebiasaan makan pada waktu muda menyebabkan berat badan yang berlebihan atau
penyakit jantung, penyempitan pembuluh darah dan tekanan darah tinggi (Wahyudi
Secara garis besar ada dua golongan penyakit pada lansia, yang pertama secara alami
dan proses menua itu sendiri atau penyakit menua dan yang kedua penyakit yang
berkaitan dengan usia lanjut. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wearn dan The Health
Surveys di Kota Uppsala, Swedia terhadap pria 50-60 tahun adalah penyakit sirkulasi
(peredaran darah) yaitu sebesar 5,9 %. Pada usia 60 tahun meningkat menjadi 5 kalinya
atau 31,3 %. Dalam golongan penyakit sirkulasi darah tersebut termasuk di dalamnya
Dari jumlah lansia yang ada di Kota Padang yaitu 27.039 jiwa ada 585 lansia yang
hadir di Posyandu Lansia di Kota Padang, dan menurut data yang didapatkan dari Dinas
Khususnya di Kecamatan Nanggalo dari 692 lansia yang ada, ada 125 orang lansia
yang hadir di Posyandu Lansia dan didapat angka yang sama bahwa 30 % dari kehadiran
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti r
Bagaimana hubungan pola konsumsi lanjut usia dengan hipertensi di posyandu lansia
&!
&
!
Posyandu Lansia pada wilayah kerja Puskesmas Nanggalo Padang tahun 2010.
1.3.1.1 Diketahui pola konsumsi makanan pokok, protein hewani, protein nabati, sayuran,
dan buah pada usia lanjut yang hipertensi dan yang tidak hipertensi.
1.3.1.2 Diketahui intake natrium, kalium, dann lemak pada usia lanjut yang hipertensi
1.3.1.3 Diketahui hubungan pola konsumsi makanan pokok, protein hewani, protein
1.3.1.4 Diketahui hubungan asupan natrium, asupan kalium, dan asupan lemak lansia
dengan hipertensi
D
'%(
1.4.1 Dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi masyarakat tentang pentingnya pola
1.4.2 Dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi Ahli Madya Gizi dalam pelaksanaan
diet hipertensi
1.4.3 Sebagai pengalaman langsung bagi penulis untuk memanfaatkan dan melaksanakan
Ê Ê
%Ê )
"
!!
"
Agar sehat dan dapat mempertahankan kesehatan, manusia memerlukan sejumlah zat
gizi. Untuk jumlah zat gizi yang diperoleh melalui konsumsi pangan harus mencukupi
kebutuhan tubuh untuk melakukan kegiatan, pemeliharaan tubuh dan pertumbuhan bagi
yang masih dalam taraf pertumbuhan bayi, anak-anak, remaja atau untuk aktivitas dan
pemeliharaan tubuh bagi orang dewasa dan usia lanjut (Herdiansyah dan Drajat
semua zat gizi yang diperlukan oleh tubuh didalam susunan hidangan dan perubahan
antara satu terhadap yang lain. Kuantitas makanan menunjukkan kuantum masing-masing
zat gizi terhadap kebutuhan tubuh. Jika susunan hidangan memenuhi seluruh kebutuhan
tubuh maka tubuh akan mendapatkan kondisi kesehatan gizi yang baik. Sedangkan
jumlah zat gizi yang dikonsumsi seseorang tergantung dari pola konsumsi.
Pola konsumsi pangan adalah susunan berbagai jenis bahan pangan yang dikonsumsi
oleh masyarakat pada suatu keluarga, baik dari segi kualitas, kuantitas, maupun frekuensi
Anonim (1973) menjelaskan bahwa pola konsumsi dan kebiasaan makan pada
umumnya dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain adalah pendidikan dan kesadaran
gizi, adanya pantangan atau tabu, bahan makanan yang tersedia, pertimbangan ekonomi
1. Budaya pangan
berlaku di masyarakat. Dalam masyarakat berbagai jenis makanan dan bahan makanan
lebih menyukai makanan yang banyak mengandung lemak dan bersantan kental.
2. Pola Pangan
Jumlah dan macam jenis serta banyaknya bahan makanan dalam pola
makan di suatu lingkungan tertentu, biasanya berkembang dari pangan setempat atau dari
pangan yang telah ditanam di tempat tersebut untuk jangka waktu yang panjang.
Jika berbagai pangan yang berbeda tersedia dalam jumlah yang cukup
biasanya orang memilih pangan yang telah dikenal dan disukai. Ini mempengaruhi
jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi seseorang atau masyarakat diantaranya
adalah :
^
å Banyaknya informasi yang dimiliki seseorang tentang kebutuhan
hidupnya.
sesuai.
b. Segi ekonomi
Seseorang yang berasal dari keluarga yang tingkat ekonominya rendah akan
menghadapi resiko yang besar terhadap kekurangan gizi, dibandingkan dengan seseorang
sikap dan kebiasaan makan seseorang dalam memilih bahan makanan sehingga pola
konsumsi mereka cenderung banyak untuk rasa lapar dan memberikan tenaga saja.
c. Segi psikologis
respom-respon yang diperlihatkan orang lain terhadap makanan sejak masa kanak-kanak.
Pengalaman diperoleh ada yang dirasakan menyenangkan atau sebaliknya sehingga sikap
individu dapat mempunyai sikap suka atau tidak suka terhadap makanan.
è
"
"*
perubahan yang rumit dan panjang, dimulai dari pembuahan sel telur dan berlanjut
beberapa tahap yaitu meliputi kehidupan sebelum lahir, sewaktu bayi, masa kanak-kanak,
Manusia tidak lepas dari hukum alam yang salah satunya yaitu proses
penuaan. Peristiwa penuaan merupakan peristiwa alami, yang pasti akan dialami oleh
orang-orang yang beruntung dikaruniai usia panjang. Harapan untuk mencapai umur
panjang disokong oleh kemajuan tingkat kesehatan, social ekonomi, kemajuan ilmu
kedokteran, kebersihan lingkungan, keadaan gizi yang baik dan kemajuan teknologi
pangan.
Batasan usia lanjut yang ditetapkan oleh WHO adalah 50 tahun ke atas. Untuk
Negara maju dengan ekonomi kesehatan dan gizi yang baik batasannya adalah 55 tahun
ke atas, sedangkan untuk Indonesia Made Astawan dan Mita Wahyuni menggunakan
batasan usia 55 tahun karena sesuai dengan umur pensiun bagi kebanyakan Pegawai
Negeri. MR. S S. Palenkahu dan DR. R.E.M Suling mengelompokkan usia lanjut jadi 3
bagian yaitu :
Ô
"
&
Asupan gizi yang tepat berperan dalam menciptakan kesehatan lanjut usia
yang optimal. Kecukupan gizi akan terpenuhi jika para lanjut usia memperlihatkan pola
!"
- .
%
50 gr daging/ikan/unggas 50 gr daging/ikan/unggas
25 gr tempe/pengganti 25 gr tempe/pengganti
½
Malam 1,5 gelas nasi 1 gelas nasi
50 gr daging/ikan/unggas 50 gr daging/ikan/unggas
50 gr tahu/pengganti 50 gr tahu/pengganti
Dari tabel diatas dapat kita terjemahkan bahwa frekuensi pola konsumsi usia
!""
Protein Hewani 3
Protein Nabati 2
Sayuran 3
Buah 2
Modifikasi menu dapat dilakukan terhadap jenis olahan pangan tetapi tetap harus
biologis.
c
"
' 4*3
at Gizi adalah zat atau unsure kimia di dalam makanan yang sangat
diperlukan oleh tubuh untuk melakukan kegiatan metabolisme secara normal. Apabila
kebutuhan gizi seseorang tidak dipenuhi dan jika hal ini dibiarkan berlangsung lama
konsumsi melebihi dari yang dibutuhkan maka energi akan disimpan dalam tubuh berupa
lemak tidak jenuh. Selain itu konsumsi lemak tetap harus dibatasi mengingat aktivitas
tubuh yang sudah berkurang untuk usia lanjut dianjurkan untuk mengkonsumsi lemak
tidak lebih dari 30 % sehari (Made Astawan dan Mita Wahyuni, 1987 : 17)
2.1.4.3 Protein
mempertahankan yang telah ada. Kebutuhan protein usia lanjut tidak jauh berbeda dari
kebutuhan orang dewasa yang lebih muda (Dirjen Binkesmas, 1990 : 15). Dianjurkan
untuk mengkonsumsi protein yang berkualitas tinggi yang umumnya berasal dari hewani,
karena protein hewani mengandung asam amino dalam jumlah cukup untuk membentuk
cc
2.1.4.4 Vitamin
Macam vitamin yang dibutuhkan tubuh sangat beragam tetapi secara garis
larut air (vitamin B dan C) dan vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, K) (Made Astawan
dan Mita Wahyuni, 1987 : 21). Vitamin sebagai anti oksidan (A, C, dan E) berperan
dalam memperlambat penuaan dan mengurangi radikal bebas yang dapat menyebabkan
Kebutuhan gizi para usia lanjut sedikit lebih rendah dibandingkan kebutuhan
gizi usia dewasa. Kondisi ini merupakan konsekuensi terjadinya penurunan tingkat
aktifitas dan metabolisme basal tubuh para lansia. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan
merupakan patokan bagi lansia yang sehat. Angka kecukupan untuk lansia pria dan
wanita sedikit berbeda karena adanya perbedaan dalam ukuran dan komposisi tubuh.
disebabkan oleh terjadinya proses degradasi (perusakan) yang berlangsung sangat cepat.
Misalnya, sebagian besar lansia wanita membutuhkan asupan mineral kalsium sedikit
lebih tinggi. Tujuannya untuk memperlambat proses kerusakan tulang. Di Indonesia telah
c
!"&
Protein 55 gr 48 gr
Vitamin B3 10 mg 8 mg
Vitamin C 60 mg 60 mg
Besi 13 mg 14 mg
cD
2.1.4.5 Mineral
Jenis mineral yang erat kaitannya dengan penyakit hipertensi antara lain :
å Natrium
Garam adalah zat tambahan nomor dua sesudah gula yang terbanyak
dari yang dapat diolah oleh ginjal maka kelebihan garam akan tertimbun
gram sehari yang setara dengan 2400 mg perhari (Elvina Karyadi, 2002 : 12-
13).
bahwa orang yang berisiko terhadap kondisi ini adalah mereka yang
å Kalium
minimal orang dewasa untuk mencapai kesehatan yang optimum sekitar 2000
c
miligram (2 gram) perhari, dengan kemampuan tubuh menyerap asupan
Diit tiinggi kalium yang berasal dari sayur dan buah mungkin dapat
melindungi individu dari hipertensi. Rasio kalium dan natrium dalam diet
26).
å Kalsium
kebutuhan kalsium untuk lanjut usia yang sehat sekitar 500 miligram perhari.
semakin menurun.
"
'5)
memungkinkan proses buang air besar menjadi teratur dan dapat mencegah berbagai
penyakit seperti penyakit jantung koroner, kencing manis, divertikular, dan kegemukan
c
"
0
maupun mental. Perubahan ini akan mempengaruhi kondisi seseorang dari aspek
Proses menjadi tua yang terjadi pada seseorang merupakan suatu prose
salami secara fisiologis dan biologis yang sangat wajar terdapat pada seluruh organ dan
Keadaan fisiologi yang semakin melemah serta daya tahan tubuh para lansia
cenderung menurun terhadap gangguan dari luar, akan mempermudah serangan penyakit
bila tidak disertai tindakan-tindakan pencegahan dalam kesehatan. Hampir seluruh sistem
å Gangguan pernafasan
factor tinggi.
å Gangguan pencernaan
c^
itu menimbulkan status gizi yang paling buruk yaitu gizi lebih dan gizi
"
5
6
tanda-tanda ataupun keluhannya ringan dan baru diketahui sesudah keadaannya parah dan
dapat pula lansia mengalami beberapa penyakit secara bersamaan. Sifat penyakit para
maju penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyebab kematian yang utama.
Di Indonesia prevalensi penyakit hipertensi cukup tinggi, pada lansia yaitu sekitar 50 %
cè
"
7
"
7
!
Tekanan darah adalah desakan terhadap dinding arteri ketika darah tersebut
dipompa dari jantung ke jaringan. Tekanan darah berubah-ubah dan dipengaruhi oleh
berbagai keadaan. Tekanan darah akan meningkat dalam keadaan gembira, cemas atau
sewaktu melakukan aktivitas fisik. Setelah situasi ini berlalu tekanan darah akan kembali
menjadi normal. Apabila tekanan darah tetap tinggi maka disebut sebagai hipertensi atau
Tekanan darah arteri dapat mencapai puncaknya saat otot jantung berkontraksi
dan puncak tekanan ini disebut dengan tekanan sistolik Diantara dua denyutan jantung
berelaksasi dan tekanan darah arteri agak berkurang. Tekanan selama fase relaksasi
Pada usia lanjut tekanan sistolik sama dengan 140 mmHg dan tekanan
"
7"(
Hipertensi adalah tekanan darah yang melebihi batas normal, biasanya diberi
batasan sebagai tekanan darh arteri di atas 140/90 mmHg, walaupun sejumlah ahli
menetapkan tingkat sistolik 160 mmHg, fungsinya juga tergantung pada usia (David
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah selalu melebihi batas-
batas normal yaitu lebih atau sama dengan 140/90 mmHg (Elvina Karyadi, 2002 :15).
cÔ
!"'
Hipertensi :
"
7&*
å Sakit kepala yang timbul pada pagi hari atau pada waktu bangun tidur
å Impotensi
å Pada hipertensi esensial gejala seringkali tidak spesifik atau berkaitan dengan
å Kelemahan otot
å Gangguan penglihatan
c½
å dll
Pada hipertensi hebat gejala seperti sakit kepala disertai mual, muntah, sesak
nafas, gelisah, dan pandangan kabur terjadi karena adanya kerusakan pada ginjal,
yaitu :
Faktor yang diduga sebagai penyebab hipertensi primer ini adalah keturunan,
"
/
Kesehatan pada mereka yang berusia lanjut dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain usia orang tersebut. Pada usia lanjut, biasanya tubuh seseorang mengalami
tubuh menurun. Hal ini mengakibatkan pembentukan hormon dan enzim mengalami
perubahan, sehingga penyerapan zat makanan berkurang serta terjadi hormon penting
saat yang sama pemasukan lemak yang tinggi disertai dengan kadar kolesterol
mempunyai total asupan lemak jenuh yang tinggi mempunyai tekanan darah
Kedua produk ini dapat meningkatkan kolesterol darah dan lambat laun akan
c
2) Konsumsi natrium yang berlebihan
berlebihan dapat memicu timbulnya penyakit tekanan darah tinggi. Begitu pula
sebaliknya, jika asupan natrium berkurang maka tekanan darah ikut berkurang.
Menurut Alison Hull ada kaitan antara asupan natrim yang berlebihan dengan
tekanan darah. Resiko kenaikan tekanan darah akan naik sebesar 90 % pada
"
:
a. Membatasi asupan kalori, karena lanjut usia mengalami penurunan seiring
b. Membatasi asupan makanan yang banyak mengandung lemak dan kolesterol
c. Membatasi asupan garam (natrium klorida) karena konsumsi garam yang
d. Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kalium yang tinggi
Pola konsumsi :
;
å Frekuensi makanan pokok
å 1
å Frekuensi protein hewani
å 1
å 9
Frekuensi protein nabati
Hipertensi
å 1
å Frekuensi sayuran
1
å Frekuensi buah
å
å 1
å Asupan lemak
å
å Asupan natrium
å Asupan kalium
å
å
D
"&
protein nabati
sayuran
buah-buahan hipertensi
"'(8
5. Pola konsumsi Frekuensi Baik 2x FFQ semi Ordinal
buah-buahan konsumsi sehari Quantitatif
buah- Kurang <
buahan 2x sehari
yang
dikonsumsi
berdasarkan
criteria
tertentu
6. Pola konsumsi Frekuensi Tidak FFQ semi Ordinal
lemak konsumsi sesuai Quantitatif
lemak yang kebutuhan
dikonsumsi (lebih)
berdasarkan 25%
criteria AKG
tertentu sesuai
kebutuhan
(normal)
< 25%
energy
AKG
7. Pola konsumsi Asupan Tidak FFQ semi Ordinal
natrium natrium sesuai Quantitatif
dalam satu kebutuhan
hari (lebih)
1300 mg
Na sesuai
kebutuhan
(normal)
< 1300
mg Na
8. Pola konsumsi Asupan Sesuai FFQ semi Ordinal
kalium kalium kebutuhan Quantitatif
dalam satu (tinggi)
hari 2000 mg
Tidak
sesuai
kebutuhan
(rendah)
< 2000mg
^
9. Tekanan darah Desakan Hipertensi Sekunder Rasio
terhadap 140/90
dinding mmHg
arteri ketika non
darah hipertensi
dipompa < 140/90
dari jantung mmHg
ke jaringan
è
Ê Ê
&
+
Jenis penelitian adalah analitik yaitu melihat hubungan pola konsumsi lansia
dengan penyakit hipertensi di Poyandu Lansia pada wilayah kerja Puskesmas Nanggalo
&&
Populasi penelitian ini adalah para lansia yang berkunjung ke posyandu lansia
wilayah kerja Puskesmas Nanggalo Padang pada waktu penelitian dilakukan. Lansia di
Kecamatan Nanggalo berjumlah 692 orang, dan rata-rata yang hadir adalah 25 orang
perposyandu. Jadi populasi dari penelitian ini adalah semua lansia yang hadir di
posyandu lansia yang berjumlah 125 orang (dari 5 posyandu yang ada di Kecamatan
Nanggalo).
Sampel penelitian ada dua kelompok yaitu kelompok hipertensi (case) dan
kelompok tidak hipertensi (control). Pada waktu penelitian dilakukan jumlah lansia yang
Ô
hipertensi ada 30 orang lansia. Pengambilan sampel diambil secara total sampling. Dan
untuk kelompok tidak hipertensi diambil secara purposive sampling dengan jumlah yang
å Lancar berkomunikasi
å Penderita hipertensi
Jenis data :
å Data Primer
Data primer yang diambil adalah berupa pola konsumsi lansia yang
å Data Sekunder
½
&0=
&0
=
å Editing yaitu perbaikan data yang salah. Penyuntingan data dilakukan dilapangan
å Coding yaitu memberikan kode, tanda atau symbol untuk setiap data
SPSS 15
å Cleaning data
å Univariat
konsumsi.
å Bivariat
D