Anda di halaman 1dari 6

Pengembangan model assessment for learning (AFL)

dalam Pendidikan Profesi Apoteker menggunakan e-


portfolio
Bab 1

Pendahuluan

Pendidikan profesi apoteker merupakan program pendidikan setelah strata satu


yang menuntut pengalaman praktis kurang lebih satu tahun. Dalam prosesnya
penilaian yang diberikan kepada para mahasiswa profesi hanya berupa nilai yang
berasal dari tugas ataupun ujian kompetensi yang diberikan,sementara banyak nilai
lain yang sebenarnya penting untuk disoroti, seperti nilai afektif dari seorang calon
apoteker, seperti yang kita ketahui bahwa apoteker memiliki sejumlah kode etik yang
harus dipatuhi. Namun, fakta lapangan masih menunjukkan adanya pelanggaran
terhadap kode etik tersebut. Masalah yang paling umum ditemukan yaitu :

1. Memperdagangkan jasa atau membeda-bedakan pelayanan jasa atas dasar


keinginan untuk mendapatkan keuntungan uang yang berkelebihan.
(Kefarmasian, D A N Efektifitas Perundang-undangan)
2. Pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa profesi yang kurang
mencerminkan kualitas keahlian. (Kefarmasian, D A N Efektifitas Perundang-
undangan)

Tuntutan belajar dalam pendidikan profesi apoteker selain menuntut kemampuan


akademik (hard skill), mahasiswa juga dituntut untuk dapat meningkatkan
kemampuan personalnya (soft skills), sehingga siap memasuki dunia kerja yang
sesungguhnya setelah menyelesaikan studi. Dalam Permenristekdikti Nomor 44 Tahun
2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi pasal 19 ayat 2 huruf b berbunyi “Penilaian
proses dan hasil belajar mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup: b. teknik
dan instrumen penilaian;” dan dalam pasal 21 ayat 2 yang berbunyi “Instrumen penilaian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) huruf b terdiri atas penilaian proses dalam
bentuk rubrik dan/atau penilaian hasil dalam bentuk portofolio atau karya desain.” (Menteri
Riset, 2015)

Portofolio berisikan beragam tugas; disebut juga artifak, antara lain : draft
mentah, nilai, makalah, benda kerja, kritik dan ringkasan, lembaran refleksi diri,
pekerjaan rumah, jurnal, respon kelompok, grafik, lembaran catatan dan catatan
diskusi. Beberapa cara baru seperti: notebook, multi media, disket, flashdisk, map
lipat, dan file internet (Sharp, 2006:1). Penilaian portofolio merupakan satu metode
penilaian berkesinambungan, dengan mengumpulkan informasi atau data secara
sistematik atas hasil pekerjaan seseorang (Pomham, 1984). Aspek yang diukur dalam
penilaian portofolio adalah tiga domain perkembangan psikologi anak yaitu kognitif,
afektif dan psikomotorik.

Pengunaan e-portofolio meniadakan kertas dalam asesmen tertulis, melalui e-


portfolio, pebelajar mengkoleksi, menseleksi, dan merefleksi (collect, select, and
reflect) pembelajarannya di dalam dan di luar kelas (Lakin, et al., 2003). Asesmen e-
portfolio dapat digunakan untuk mendorong pebelajar untuk melakukan evaluasi diri
(self asesment) (Sweat-Guy dan Buzzetto-More, 2006). Dalam era digitalisasi ini,
hadir sebuah aplikasi yang disebut Adobe XD (Adobe Experience) sebagai aplikasi
desainer grafis. Sebagai wujud Permenristekdikti mengenai penilaian melalui
portofolio, terkait permasalahan pelanggaran kode etik pendidikan profesi apoteker
yang telah disebutkan diatas dapat diatasi melalui pembuatan prototipe pada aplikasi
Adobe XD ini. Prototipe tersebut dibuat agar adanya sistem feedback antara pengajar
dengan mahasiswa profesi apoteker.
Tinjauan pustaka

Assessment

Assessment (penilaian) adalah komponen inti pada pendidikan. Menurut Quality


Assurance Agency (QAA) untuk pendidikan tinggi mendefinisikan assessment
sebagai “setiap proses yang menilai pengetahuan,pemahaman,kemampuan,atau
keterampilan tiap individu”. Ada dua sub jenis utama dalam assessment, yaitu sumatif
dan formatif. (QAA,2012)

Penilaian sumatif dan formatif

Penilaian sumatif mengacu pada penilaian kinerja,seperti tes dan ujian akhir .
Penilaian sumatif dapat digunakan untuk promosi,sertifikasi atau penerimaan ke
tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Sebaliknya,Penilaian formatif mengacu pada
informasi yang dikumpulkan dalam proses penilaian untuk mengidentifikasi
kebutuhan belajar dan menyesuaikan pengajaran. Penilaian formatif berpusat pada
feedback (umpan balik) untuk membantu meningkatkan kinerja.

Penilaian sumatif disebut juga sebagai “assessment of learning”, dan penilaian


formatif, sebagai “assessment for learning”. (Looney,2011)

Umumnya,metode pembelajaran tradisional (cara lama) menggunakan penilaian


dengan paradigma Assessment of learning (AOL), namun dekade ini Assessment for
learning (AFL) telah menjadi fokus dalam metode pembelajaran.

e-Portofolio

Terdapat dua metode AFL yang umumnya digunakan yaitu portofolio dan entrustable
professional activities. Portofolio yang sering digunakan adalah e-portfolio. Rhodes
(2011) mengungkapkan bahwa e portfolio adalah metode yang kuat dan iterative yang
mampu menampung pekerjaan pelajar dan memungkinkan pengajar untuk menilai
pembelajaran. Dengan e-portfolio memungkinkan institusi untuk mengevaluasi
metode pembelajaran yang dilakukan pelajar apakah selaras dengan tuntutan
institut/lembaga terkait.

Selain itu menurut Clark dan Eynon (2009), e-portfolio memungkinkan pelajar untuk
mengumpulkan,memilih,merefleksikan,dan menghubungkan pembelajaran yang
berada dalam kelas dengan pembelajaran di luar kelas formal. Dengan e-portfolio
pula pelajar dapat memilih bidang mana yang ingin dipelajari secara detail untuk
mengembangkan kemampuan dan keterampilan pada bidang tersebut,dan yang pada
akhirnya,pelajar dapat menghubungkan pembelajaran dengan tujuan mereka di masa
depan. (Nguyen, 2013; Ring & Ramirez, 2012).Ada banyak bukti bahwa jenis
penilaian ini,ketika digunakan bersamaan dengan penilaian tradisional,memberikan
pemahaman yang lebih luas kepada pelajar juga meningkatkan kemampuan mereka
dalam mengintegrasikan pengalaman pembelajaran yang dilakukan (Ahn,
2004;Bowers, 2009)

Analisa tematik

analisa tematik adalah metode untuk mengidentifikasi,menganalisis dan melaporkan


tema-tema yang terdapat dalam suatu fenomena. (Braun& Clarke,2006). Menurut
Arnold (2006) analisis tematik adalah metode untuk mengidentifikasi,menganalisis
dan melaporkan pola-pola atau tema dalam suatu data. Oleh karena itu metode ini
dapat menafsirkan berbagai aspek tentang topic penelitian.

Daftar pustaka
Ahn, J. 2004. Electronic portfolios: Blending technology, accountability &
assessment. THE Journal, 31(9), 12-18
Bowers, P. 2009. Diversity as a learning goal: Challenges in assessing knowledge,
skills, and attitudes. Assessment Update, 21(5), 3-5
Braun, V., & Clarke, V. 2006. Using thematic analysis in psychology Qualitative
Research in Psychology, 3, 77 - 101. doi:10.1191/1478088706qp063oa
Clark, E. and Eynon, B. 2009.“ePortfolios at 2.0 - Surveying the Field”, Peer Review,
Vol. 11, Iss. 1, pp. 18-23.
Looney, J. W. 2011.“Integrating Formative and Summative Assessment: Progress
Toward a Seamless System?”, OECD Education Working Papers, No. 58,
OECD Publishing
Nguyen, C. (2013). Electronic portfolios as living portals: A narrative inquiry into
college student learning, identity, and assessment (Doctoral dissertation).
Retrieved from University of San Francisco Scholarship Repository. (Order
No. 3557954)
QAA.2012. Enterprise and Entrepreneurship Education: Guidance for UK Higher
Education Providers. The Quality Assurance Agency for Higher Education.
Tersedia di www.qaa.ac.uk
Ring, G., & Ramirez, B. (2012). Implementing ePortfolios for the assessment of
general education competencies. International Journal of ePortfolio, 2(1), 87-
95.
Rhodes.2011. E-portfolios and Personalized Learning: Research in Practice with Two
Dyslexic Learners in UK Higher Education. DYSLEXIA 17: 48–64 (2011)

Anda mungkin juga menyukai