Asien Obesitas
Asien Obesitas
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Vektor
2.1.1. Defenisi Vektor
Vektor adalah parasit arthropoda dan siput air yang berfungsi sebagai penular
penyakit baik pada manusia maupun hewan. Ada beberapa jenis vektor dilihat dari
cara kerjanya sebagai penular penyakit. Keberadaan vektor ini sangat penting karena
kalau tidak ada vektor maka penyakit tersebut juga tidak akan menyebar (Soulsby
dalam Beriajaya).
agent penyakit dan menularkannya kepada inang (host). Vektor dikategorikan atas 2
yaitu :
a. Vektor Mekanik
i. Cyclo Propagative
betina.
manusia.
iii. Propagative
cheopis.
sebagai tuan rumah ataupun tempat perantara agent infeksius tanpa memindahkan
dapat dicegah.
pemasangan kawat.
lingkungan fisik, seperti suhu udara. Suhu udara mempengaruhi panjang pendeknya
udara yang akan memperpendek umur nyamuk. Hujan yang diselingi panas semakin
terhadap pertumbuhan larva nyamuk berbeda-beda. An. Sundaicus lebih suka tempat
teduh. Faktor lain, adalah arus air. An. Barbirostris lebih suka aliran tenang sedikit
mengalir. Oleh sebab itu pada musim hujan, populasi nyamuk ini berkurang (Susanna
endofagik, dan ada yang suka menggigit di luar rumah atau eksofagik. Setelah itu
beristirahat di dalam (endofilik) atau di luar rumah (eksofilik), dan ada yang suka
menggigit sore hari atau malam hari atau pada tempat teduh dan gelap. Tempat
tinggal manusia dan ternak, khususnya atap yang terbuat dari kayu merupakan tempat
1. Tempat Perindukan
kecepatan angin, suhu, sinar matahari, ketinggian tempat dan bentuk perairan yang
saluran irigasi (Hiswani, 2004). Anopheles balabacencis dan An. maculatus adalah
persawahan dekat hutan. Kedua spesies ini banyak dijumpai pada peralihan musim
hujan ke musim kemarau dan sepanjang musim kemarau (Barodji dkk, 2001). Tempat
tanah, di mata air - mata air dan alirannya, dan pada air di lubang batu-batu (Barodji,
1987).
Kepadatan jentik nyamuk An. balabacencis bisa ditemukan baik pada musim
di genangan air yang berasal dari mata air, seperti penampungan air yang dibuat
untuk mengairi kolam, untuk merendam bambu/kayu, mata air, bekas telapak kaki
kerbau dan kebun salak. Dari gambaran di atas tempat perindukan An. balabacencis
tidak spesifik seperti An. maculatus dan An. aconitus, karena jentik An. Balabacencis
dapat hidup di beberapa jenis genganan air, baik genangan air hujan maupun mata air,
genangan air yang terlindung dari sinar matahari langsung, diantara tanaman/vegetasi
yang homogen seperti kebun salak, kebun kapulaga dan lain-lain (Barodji dkk, 2001).
daerah persawahan dan daerah pantai yang ada sungai kecil-kecil dan berbatu-batu
perindukan berupa genangan air di pinggir sungai dengan aliran lambat atau
pinggir sungai sebagai tempat perindukan (Sunaryo, 2001) An. sundaicus dijumpai di
daerah pantai, tempat perindukannnya adalah di air payau dengan salinitas antara 0-
25 per mil, seperti rawa-rawa berair payau, tambak-tambak ikan tidak terurus yang
tanaman air dan genangan air di bawah hutan bakau yang kena sinar matahari dan
berlumut (Hiswani, 2004). An. sundaicus ditemukan sepanjang tahun dan paling
2. Tempat Istirahat
rumah dari tempat istirahat dan tempat perindukan yang disenangi nyamuk
Anopheless seperti adanya semak yang rimbun akan menghalangi sinar matahari
lingkungan menjadi teduh serta lembab dan keadaan ini merupakan tempat istirahat
yang disenangi nyamuk Anopheles, parit atau selokan yang digunakan untuk
pembuangan air merupakan tempat berkembang biak yang disenangi nyamuk, dan
kandang ternak sebagai tempat istirahat nyamuk sehingga jumlah populasi nyamuk di
Tempat istirahatnya An. aconitus pada pagi hari umumnya di lubang seresah yang
lembab dan teduh, terletak di tengah kebun salak (Damar, 2002). Tempat istirahat An.
aconitus pada umumnya di tempat yang mempunyai kelembaban tinggi dan intensitas
cahaya rendah, serta di lubang tanah bersemak. An. aconitus hinggap di tempat-
tempat dekat tanah. Nyamuk dewasa hinggap dalam rumah dan kandang, tetapi
tempat hinggap yang paling disukai ialah di luar rumah. Nyamuk ini biasanya
dekat air yang selalu basah dan lembab (Hiswani, 2004). Tempat istirahat An.
balabacencis pada pagi hari umumnya di lubang seresah yang lembab dan teduh,
terletak ditengah kebun salak (Damar, 2002). An. balabacencis juga ditemukan di
tempat yang mempunyai kelembaban tinggi dan intensitas cahaya yang rendah serta
di lubang tanah bersemak (Harijanto, 2000). Di luar rumah tempat istirahat An.
(Sundararman dkk, 1957). Perilaku istirahat nyamuk An. sundaicus ini biasanya
Istilah malaria diambil dari dua kata bahasa italia yaitu mal yaitu buruk dan
area yaitu udara atau udara buruk karena dahulu banyak terdapat di daerah rawa -
rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai nama lain seperti
demam roma, demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges, demam
nyamuk Anopheles yang disebabkan oleh parasit atau protozoa dari genus
atau malaria tertiana maligna (ganas). Selain itu Plasmodium falciparum juga
(Soedarto, 2009).
manusia, menginfeksi hati, dan menghancurkan sel darah merah. Pada masa inkubasi,
gejala pertama terjadi, organisme tersebut menyerang dan menghancurkan sel darah
Demam ini dapat terjadi selama dua minggu setelah infeksi (FKUI, 1990).
Parasit malaria memerlukan dua hospes untuk siklus hidupnya, yaitu manusia
yang berada dalam kelenjar liur nyamuk akan masuk ke dsalam peredaran darah
selama kurang lebih 30 menit. Setelah itu sporozoit akan masuk ke dalam sel hati
dan menjadi tropozoit hati. Kemudian berkembang menjadi skizon hati yang terdiri
dari 10.000 sampai 30.000 merozoit hati. Siklus ini disebut siklus eksoeritrositer yang
berlangsung selama kurang lebih 2 minggu. Pada P. vivax dan P. ovale, sebagian
tropozoit hati tidak langsung berkembang menjadi skizon, tetapi ada yang menjadi
bentuk dorman yang disebut hipnozoit. Hipnozoit tersebut dapat tinggal di dalam sel
hati selama berbulan-bulan sampai bertahun- tahun. Pada suatu saat bila imunitas
tubuh menurun, akan menjadi aktif sehingga dapat menimbulkan relaps (kambuh)
(Depkes RI.2006)
Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk ke dalam
peredaran darah dan menginfeksi sela darah merah. Di dalam sel darah merah, parasit
tersebut berkembang dari stadium tropozoit sampai skizon (8-30 merozoit). Proses
skizon) pecah dan merozoit yang keluar akan menginfeksi sel darah merah lainnya.
Siklus inilah yang disebut dengan siklus eritrositer. Setelah 2-3 siklus skizogoni
darah, sebagian merozoit yang meninfeksi sel darah merah dan membentuk stadium
gametosit, di dalam tubuh nyamuk, gamet jantan dan gamet betina melakukan
pembuahan menjadi zigot. Zigot ini akan berkembang menjadi ookinet kemudian
menembus dinding lambung nyamuk. Di luar dinding lambung nyamuk ookinet akan
menjadi ookista dan selanjutnya menjadi sporozoit yang nantinya akan bersifat
Masa inkubasi atau rentang waktu yang diperlukan mulai dari sporozoit
masuk ke tubuh manusia sampai timbulnya gejala klinis yang ditandai dengan demam
rentang waktu mulai dari sporozoit masuk sampai parasit dapat dideteksi dalam
sporozoit salah satu bentuk dalam siklus kehidupan plasmodium di alam bebas ini,
ketika nyamuk menghisap darah manusia. Bentuk sporozoit ini dikeluarkan dari
transfusi darah, melalui plasenta yag rusak atau penularan melalui jarum suntik.
(Soedarto, 1990).
nyamuk.
3. Mobilitas penduduk yang relatif tinggi dari dan ke daerah endemik malaria.
gejala penyakit seperti demam, pening, lemas, pucat (karena kurang darah), nyeri
otot, chess pain, menggigil, suhu bisa mencapai 400C terutama pada infeksi
1. Tahap demam menggigil atau stadium dingin (cold stage). Penderita akan
merasa dingin menggigil yang amat sangat, nadi cepat dan lemah, bibir dan
2. Tahap puncak demam (hot stage) yang berlangsung 2-6 jam, wajah memerah,
kulit mengering, nyeri kepala, denyut nadi keras, haus yang amat sangat terus
menerus, mual hingga muntah. Pada saat ini sebenarnya merupakan peristiwa
Anemia merupakan gejala yang sering dijumpai pada infeksi malaria, dan lebih
sering dijumpai pada penderita daerah endemik terutama pada anak-anak dan ibu
berlebihan. eritrosit normal tidak dapat hidup lama (reduced survival time) dan
(Mansjoer, 2001).
kronik. Limpa merupakan organ penting dalam pertahanan tubuh terhadap infeksi
malaria. Limpa akan teraba setelah 3 hari dari serangan infeksi akut dimana akan
terjadi bengkak, nyeri dan hiperemis. Pembesaran terjadi akibat timbunan pigmen
Masa inkubasi setiap jenis malaria berbeda-beda. Pada malaria vivax dan
falciparum antara 8 sampai 12 hari dan pada malaria malariae, masa inkubasi
Faktor resiko penyakit malaria adalah berbagai faktor yang memiliki peran
dalam kejadian atau timbulnya penyakit malaria. Faktor resiko malaria terbagi ke
dalam dua keompok besar, yakni faktor yang mempengaruhi siklus kehidupan
dan lain-lain.
yang dapat memberi peluang penularan malaria, tergantung jenis spesies yang
ada. Contohnya, di Sumatera menyadap karet sering dilakukan pada pagi hari,
bencana alam.
yang menghisap darah hanya nyamuk betina yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
macam. Dari jenis yang ada 22 (ada yang menyebut 16) di antaranya mempunyai
potensi untuk menularkan malaria. Setiap daerah dimana terjadi transmisi malaria
biasanya hanya ada 1 atau paling banyak 3 spesies Anopheles yang menjadi vektor
penular malaria mempunyai kebiasaan makan dan istirahat yang bervariasi yaitu:
(transmisi) parasit antar manusia. Kepadatan nyamuk yang cukup tinggi dapat
2. Faktor Manusia
Pada dasarnya setiap orang dapat terkena malaria. Menurut Anies (2006),
manusia menjadi sumber infeksi malaria bila mengandung gametosit dalam jumlah
yang besar dalam darahnya, kemudian nyamuk mengisap darah manusia tersebut
imun yang lebih kuat dibandingkan dengan laki-laki, namun kehamilan menambah
risiko malaria. Malaria pada wanita hamil mempunyai dampak yang buruk terhadap
kesehatan ibu dan anak. Faktor-faktor genetik pada manusia dapat mempengaruhi
3. Faktor Lingkungan
Harijanto (2000) ada beberapa faktor lingkungan yang sangat berperan yaitu :
a) Lingkungan fisik
i. Suhu
yang optimum berkisar anatara 20-300C. Makin tinggi suhu (sampai batas
Pengaruh suhu ini berbeda bagi setiap spesies, pada suhu 26,700C masa
untuk P. vivax, 14-15 hari untuk P. malariae dan P. ovale. (Depkes RI,
2001)
ii. Kelembaban
Pada kelembaban yang lebih tinggi nyamuk menjadi lebih aktif atau lebih
jenis dan deras hujan, jenis vektor dan jenis tempat perindukan. Hujan yang
nyamuk Anopheles.
kecepatan angin pada saat matahari terbit dan terbenam merupakan saat
terbang nyamuk ke dalam atau keluar rumah dan salah satu faktor yang ikut
menentukan jumlah kontak antara manusia dan nyamuk adalah jarak terbang
nyamuk (flight range) tidak lebih dari 0,5-3 km dari tempat perindukannya,
jika ada tiupan angin yang kencang, bisa terbawa sejauh 20-30 km.
v. Ketinggian
malaria, hal ini dapat mengalami perubahan bila terjadi pemanasan bumi
mengalir lambat, sedangkan A. minimus menyukai aliran air yang deras dan
b) Lingkungan biologik
melindungi dari serangan mahluk hidup lainnya. Adanya berbagai jenis ikan
pemakan larva seperti ikan kepala timah, gambusia, nila, mujair dan lain-lain akan
kerbau dan babi dapat mengurangi jumlah gigitan nyamuk pada manusia, apabila
c) Lingkungan kimiawi
nyamuk, seperti A. sundaicus tumbuh optimal pada air payau yang kadar garamnya
12-18% dan tidak berkembang pada kadar garam 40% keatas. Namun di Sumatera
vektor yang bersifat eksofilik dan eksofagik akan memudahkan gigitan nyamuk.
memiliki sikap kurang 2,7 kali dibandingkan masyarakat yang memiliki sikap baik
Masyarakat dengan kebiasaan bekerja di luar rumah malam hari mempunyai risiko
ternak dari pengaruh cuaca buruk, seperti hujan, panas matahari, angin kencang dan
gangguan lainnya.
jenis ternak yang satu dengan jenis lainnya, namun secara umum fungsi kandang
buruk iklim (hujan, panas dan angin) serta gangguan lainnya (hewan liar/buas
dan pencurian).
4. Membatasi ruang gerak bagi ternak agar energi yang dikonsumsi dalam
5. Menyediakan suhu ambang dengan kualitas udara yang baik, tingkat gas
sembarangan.
2. Ventilasi baik
5. Ukuran Kandang:
seperti sapi, kerbau, kambing, domba dan lainnya banyak hal yang harus
diperhatikan, diantaranya:
1. Struktur tanah, hal ini penting untuk mengurangi gangguan kesehatan pada
ternak, tanah yang cenderung berawa atau berair dapat menjadi masalah serius
biasa bertiup di daerah anda ini bisa berguna menghindari rembesan air hujan
bersipat sintetis khusus di bagian bawah kandang terutama dinding dan tempat
pakan ternak, bial aitu satu-satunya pilihan maka sebainya sterilisasi seluruh
5. Jenis hewan ternak, setiap hewan ternak berbeda perilaku hidup mereka
seperti sapi lebih suka temapat yang kering bila dibandingkan dengan kerbau,
kerbau sangat suka berkubang. Hala-hal seperti ini harus anda perhatikan agar
menurut HAKLI 2013 antara lain menyangkut letak bangunan kandang. Beberapa
untuk ternak maupun peternak, antara lain untuk menjamin kesehatan ternak
Kandang di dalam rumah tertutup dapat menarik nyamuk vektor An. aconitus
3. Dibangun dekat sumber air, yang berfungsi untuk air minum dan
selatan
6. Penggunaan sumber air untuk ternak tidak mengganggu ketersediaan air bagi
masyarakat. Persyaratan untuk topografi ini antara lain tempat kandang harus
lebih tinggi dari sekitar, tanah mudah menyerap air sehingga mengurangi
9. Ketersediaan air bersih untuk minuman ternak dan jarak dengan pakan ternak
seperti rumput (HMT), sebaiknya di dekat kandang ada cukup sumber air
bersih, seperti sumur, air pdam, atau mata air. Agar proses perawatan ternak
lebih efisien.
lingkungan hidup, baik fisik, ekonomis dan sosial budaya. Berdasarkan analisis
tersebut dapat diperkirakan secara terperinci dampak negatif dan positif yang akan
timbul dari usaha atau kegiatan beternak babi, sehingga sejak dini sudah dipersiapkan
positifnya. Dampak yang perlu dipertimbangkan antara lain : banyak manusia yang
Usaha peternakan babi seharusnya berada di daerah yang jauh dari penduduk.
Hal ini sangat tepat untuk menghindari manusia dari pencemaran bau dan kebisingan
dari peternakan babi. Limbah ternak babi dapat didaur ulang, sebagian besar menjadi
pupuk dan sebagian ada yang mengolahnya untuk menghasilkan biogas. Pupuk yang
dimanfaatkan sebagai sumber bahan pakan ternak babi itu sendiri. Peternakan babi
harus dikelola secara lebih baik sehingga tidak menimbulkan pengaruh negatif
terhadap lingkungan. Jika ingin membuang limbah ternak, maka dalam memilih
lokasi penampungan limbah ternak pun perlu dilakukan secara hati-hati, sehingga
limbah pembuangan tersebut tidak mencemari air tanah sekitarnya terutama lokasi
pembuangan limbah tersebut. Untuk itu dapat dilakukan pengujian dengan cara
menggali satu atau dua lubang untuk mengetahui ambang air tanah dan kondisi tanah,
sampingan yaitu berupa limbah. Limbah ternak merupakan sisa buangan dari suatu
kegiatan usaha peternakan seperti limbah padat dan limbah cair yaitu feses, urine, sisa
makanan dll. Volume limbah yang dihasilkan tergantung dari skala usaha, jenis
limbah ternak babi menggunakan teknologi terapan untuk menekan pencemaran dari
dengan cara : pengomposan, kolam oksidasi ataupun kocokan, kolam aerob alamiah,
kolam anaerob, kolam fakultatif (aerob dan anaerob), Pencerna anaerob dan membuat
penumbuhan simbiotik dengan ganggang (algae) atau bakteri. Limbah ternak babi
semacam kolam dengan sistem manajemen limbah yang praktis, mengurangi tenaga
kerja dan cukup waktu menampung sebelum digunakan selanjutnya untuk berbagai
Mengenai saluran pembuangan air limbah kandang ternak harus ada saluran
bertujuan agar air limbah (air kencing dan kotoran) dengan mudah bisa dialirkan
langsung ke parit (Dinas Peternakan dan Perikanan Bogor, 2005) atau tertampung di
bak yang ada serta jumlah babi atau luas kandang. Adanya saluran pembuangan air
limbah pada kandang ternak yang baik dapat melindungi hewan ternak terhadap
berbagai serangan penyakit dan menghindari intervensi dari serangga dan hama ke
a. Cukup volume penampungan agar jangan ada yang tercecer atau berserak;
Limbah yang ditampung harus mudah diangkut untuk dipindah ke tempat lain.
a. Manajemen pemeliharaan
pedesaan harus dilakukan secara tertib dan memenuhi tata cara budidaya ternak babi
yang baik terutama menyangkut masalah biosecuriti, higiene dan sanitasi dan
desinfektan.
ternak/kandang lainnya;
5. Membakar atau mengubur bangkai babi yang mati karena penyakit hewan
b. Kebersihan Kandang
1. Kandang harus cukup luas, dibersihkan setiap hari dan didisinfeksi secara
yang cukup.
kandang.
Situasi penyakit ternak babi yaitu penyakit cacing pita, hog cholera,
brucellosis dan penyakit menular lain yang dapat menyerang ternak babi
berkala.
d) Ternak babi yang menderita penyakit menular atau bangkai babi dan
Karakteritik Responden
1. Umur
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
Kejadian Malaria
Karakteristik Kondisi kandang
Ternak
Ha: Ada hubungan kondisi kadang ternak dengan kejadian malaria di Desa
Ha: Ada hubungan jarak kandang ternak dengan kejadian malaria di Desa Lauri
Ha: Ada hubungan keberadaan genangan air di sekitar kandang ternak dengan