Anda di halaman 1dari 14

Studi Tanaman Sebagai Alat dan Bahan Keamanan Tradisonal di Desa

Paberasan, Kabupaten Sumenep, Madura

PROPOSAL
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Etnobotani
yang dibina Oleh Drs. Sulisetijono, M.Si

Oleh :
Kelompok

1. M. Hamiem Jazuli (100342400918/GB)


2. Yunita Putri Irsadul Ummah (100342404257/GB)
3. Eka Yunia Asti (100342400919/GB)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI BIOLOGI
November, 2012
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia adalah negara yang terkenal dengan fenomena mistis yang
beredar di kalangan masyarakat, khususnya daerah pedalaman desa. Fenomena-
fenomena mistis tersebut sering dihubungkan dengan tumbuh-tumbuhan sebagai
tempat bersarang “sesuatu mistis” atau juga sebagai penangkal atau pengusir hawa
mistis. Hawa mistis tersebut merupakan roh-roh jahat yang akan menyerang atau
mengganggu penduduk sekitar.
Masyarakat di setiap daerah memiliki pandangan yang berbeda mengenai
fenomena mistis, terkait tumbuhan yang digunakan untuk mengusir atau
menangkal hawa mistis tersebut. Hal tersebut didasarkan oleh tradisi atau budaya
yang turun temurun di daerah-daerah tersebut. Mereka beranggapan bahwa di
setiap rumah ataupun di sekitar mereka banyak makhluk-makhluk mistis,
sehingga dibutuhkan penangkal, baik dari tumbuhan ataupun hewan untuk
melindungi mereka.
Desa Paberasan yang berada di kabupaten Sumenep, Madura, merupakan
salah satu desa yang masyarakatnya sangat percaya akan hal-hal mistis di sekitar
mereka. Dengan adanya kepercayaan tersebut, banyak tumbuhan ataupun hewan
yang digunakan atau dimanfaatkan dalam menangkal makhluk-makhluk ghaib,
baik yang dapat dibawa ke mana-mana maupun yang digantung di dinding rumah.
Cara-cara yang digunakan oleh setiap keluarga dalam menggunakan tumbuhan
atau hewan sebagai alat penangkal berbeda-beda, walaupun dalam satu desa. Itu
semua tergantung pada persepsi keluarga yang menganut sistem turun-temurun
mengenai hal-hal mistis.
Pada umumnya, masyarakat yang percaya akan hal-hal mistis, banyak
ditemukan tumbuh-tumbuhan maupun hewan yang digantung di rumah mereka
masing-masing. Hal ini bertujuan sebagai pengamanan bagi mereka terhadap
makhluk-makhluk gaib yang suatu saat akan mengganggu mereka. Untuk itu,
pengamat ingin mengetahu mengenai “Studi Tanaman sebagai Alat dan Bahan
Keamanan Tradisonal di Desa Paberasan, Kabupaten Sumenep, Madura”.
Observasi ini bertujuan untuk mengetahui tanaman-tanaman yang digunakan oleh
masyarakat sekitar dalam menangkal makhluk-makhluk gaib.

B. Rumusan Masalah
 Apa sajakah tanaman yang digunakan sebagai alat pengamanan tradisional?
 Apakah makna dari tanaman yang digunakan sebagai alat pengamanan
tradisional?
 Bagaimanakah menurut masyarakat mengenai cara tanaman yang digunakan
tersebut dalam menangkal makhluk gaib?

C. Tujuan
 Mengetahui tanaman yang digunakan sebagai alat pengamanan tradisional.
 Menjelaskan makna dari tanaman yang digunakan sebagai alat pengamanan
tradisional.
 Menjelaskan menurut masyarakat mengenai cara tanaman yang digunakan
tersebut dalam menangkal makhluk gaib.

D. Kegunaan
 Bagi penulis

Menambah wawasan mengenai tanaman yang digunakan dalam menangkal


makhluk gaib secara tradisional

 Bagi pembaca

Menjadi sumber wawasan dalam pengetahuan mengenai tanaman yang digunakan


dalam hal pengamanan dari makhluk gaib
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Keamanan dan Mistik

Keamanan merupakan suatu bentuk keadaan bebas dari bahaya. Istilah ini
bisa digunakan dengan hubungan kepada kejahatan, segala bentuk kecelakaan,
dan lain-lain. Kata mistik mempunyai hubungan linguistik antara tiga kata, yaitu
“mitos”, “mistisisme”, dan “misteri”, yang ketiganya berasal dari kata kerja
bahasa Yunani musteion yang artinya menutup mata atau mulut. Kata-kata ini
berakar dalam pengalaman tentang kegelapan dan kesunyian. Konotasi yang
diberikan, terutama di Barat, menjuruskan ketiga kata ini ke sinonim yang negatif.
Kata “mitos” digunakan sebagai sinonim kebohongan. Kata “misteri”, sering
digunakan untuk mensinonimkan suatu persoalan yang sulit dijelaskan dan
mengusutkan pikiran. Begitupun dengan kata “mistisisme” yang sering dikaitkan
dengan perihal kedukunan atau hal aneh lainnya. Pemikiran Barat tidak begitu
tertarik akan hal-hal yang bersifat spiritualitas, oleh karena itu kata-kata seperti ini
tidak begitu populer lagi di Barat zaman sekarang. Namun demikian, mulai
terdapat tanda-tanda yang mengindikasikan adanya kebalikan arus. Antusiasme
Barat terhadap hal mistisisme terlihat sejak tahun 1960-an, dimana orang Barat
mulai mempelajari beberapa bentuk Yoga (Indosuara, 2012). Ajaran Yoga yang
diambil dari Budddhisme mulai berkembang pesat di Eropa dan Amerika Serikat.
Orang-orang di Barat mungkin tengah merasakan kebutuhan secara alternatif bagi
cara pandang ilmiah murni terhadap alam semesta. Pada kenyataannya mungkin
banyak orang yang merasa tertarik untuk menelaah dunia mahkluk halus, barang
kali mereka mendengar beberapa cerita atau membaca tulisan atau dari buku-
buku.

B. Mistisisme Dalam Islam


Pembicaraan mengenai mistisme dalam Islam (tasauf) tidaklah pernah berhenti,
wacana tasauf memiliki keterkaitan erat dengan keimanan dalam Islam. Disebahagian
umat Islam, tasauf dipandang puncak dari keimanan. Tasauf dianggap sebagai desakan
dalam sukma untuk merengkuh Yang Tak Terbatas. Bentuknya bisa
berupa kedekatan spiritual (communion) atau persatuan intelektual, sebagaimana
dalam neoplatonisme. Atau melalui iluminasi visioner (mukasyafah dan Isyraq),
sebagaimana dalam mistisme Islam yang moderat. Atau bisa juga dalam bentuk
peniadaan identitas diri(fana’), sebagaimana dalam hinduisme dan sufisme yang
ekstrem (Shahrul, 2011).
Akan tetapi di lain pihak, tasauf dipandang suatu penyimpangan dalam
agama. Sehingga tidak mengherankan kalau tasauf didentikkan dengan klenik atau
dilabeli dengan istilahbid’ah (sesuatu yang mengada-dan tidak bersumber dari
ajaran Islam). Muncul penyimpangan dalam tubuh tasauf selama
perkembangannya, sehingga tasauf terseret ke dalam tingkat yang eksesif, dengan
diperkenalkannya praktik-praktik pemujaan para wali, promosi cara hidup miskin
dan kecaman terhadap kehidupan dunia dalam segala aspeknya (Indosuara, 2012).
Tasauf setidaknya merupakan ekspresi keagaamaan yang telah
menampilkan citra baik umat Islam dalam pandangan umat dunia. Para sufi telah
memberikan andil yang cukup besar dalam penyebaran Islam. Sebut saja bahwa
mereka para sufi yang berdampingan dengan para raja untuk mengajarkan
Islam, melakukan perlehatan ke daerah-daerah pedalaman sepanjang Sumatera.
Mengusung panji dakwah Islam kesepanjang kepulauan Jawa, dan membangun
peradaban dan kerajaan bernuansa Islam di bumi para dewa tersebut. Mereka juga
yang tanpa takut laksana panglima perang berhadapan dengan penjajahan
Belanda, sehingga menampilkan citra indah sebuah Islam Nusantara (Shahrul.
2011).

C. Mistis dalam Indonesia


Salah satu ciri budaya masyarakat di negara berkembang adalah masih
dominannya unsur-unsur tradisional dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan ini
didukung oleh Keanekaragaman hayati yang terhimpun dalam berbagai tipe
ekosistem yang pemanfaatannya telah mengalami sejarah panjang sebagai bagian
dari kebudayaan. Salah satu aktivitas tersebut adalah penggunaan tumbuhan
sebagai bahan obat oleh berbagai suku bangsa atau sekelompok masyarakat yang
tinggal di pedalaman. Tradisi pengobatan suatu masyarakat tidak terlepas dari
kaitan budaya setempat. Persepsi mengenai konsep sakit, sehat, dan keragaman
jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional terbentuk melalui suatu
proses sosialisasi yang secara turun temurun dipercaya dan diyakini
kebenarannya. Pengobatan tradisional adalah semua upaya pengobatan dengan
cara lain di luar ilmu kedokteran berdasarkan pengetahuan yang berakar pada
tradisi tertentu. Hubungan antara manusia dengan lingkungannya ditentukan oleh
kebudayaan setempat sebagai pengetahuan yang diyakini serta menjadi sumber
sistem nilai. Sistem pengetahuan yang dimiliki masyarakat secara tradisi
merupakan salah satu bagian dari kebudayaan suku bangsa asli dan petani
pedesaan (Tax, 1953).
Bagi orang yang telah mencapai ilmu sejati dalam kejawen atau mungkin
yang sudah menguasai metafisika, dunia mahkluk halus itu biasa adanya,
bukannya omong kosong. Dibawah ini digambarkan informasi dari dunia-dunia
mereka versi kejawen,dimana ( lebih dari satu dunia ) paling tidak yang terjadi
ditanah Jawa. Banyak ahli kejawen mempunyai pendapat yang sama bahwasanya
di dalam dunia yang satu dan sama ini, sebenarnya dihuni oleh tujuh macam alam
kehidupan, termasuk alam yang dihuni oleh manusia (Indosuara, 20120.
Di dunia ini memiliki tujuh saluran kehidupan yang ditempati oleh
bermacam-macam mahkluk. Mahkluk-mahkluk dari tujuh alam tersebut, pada
prinsipnya mereka mengurusi alamnya masing-masing, aktivitas mereka tidak
bercampur setiap alam mempunyai urusannya masing-masing. Dari tujuh alam itu
hanyalah alamnya manusia yang mempunyai matahari dan penduduknya yang
terdiri dari manusia, binatang dan lain-lain mempunyai badan jasmani.
Penduduk dari 6 alam yang lain mereka mempunyai badan dari cahaya
(badan Cahya) atau yang secara populer dikenal sebagai mahkluk halus – wong
alus – mahkluk yang tidak kelihatan. Di 6 alam itu tidak ada hari yang terang
berderang karena tidak ada matahari. Keadaannya seperti suasana malam yang
cerah dibawah sinar bulan dan bintang-bintang yang terang, maka itu tidak ada
sinar yang menyilaukan seperti sinar matahari atau bagaskoro (Jawa halus)
Konon Ada 2 macam mahkluk halus :
a. Mahkluk halus asli yang memang dilahirkan – diciptakan sebagai mahkluk
halus.
b. Mahkluk halus yang berasal dari manusia yang telah meninggal. Seperti
juga manusia ada yang baik dan jahat, ada yang pintar dan bodoh.

Mahkluk-mahkluk halus yang asli mereka tinggal di dunianya masing-


masing, mereka mempunyai masyarakat maka itu ada mahkluk halus yang
mempunyai kedudukan tinggi seperti Raja-raja, Ratu-ratu, Menteri-menteri dll,
sebaliknya ada yang berpangkat rendah seperti prajurit, pegawai, pekerja dll.

D. Tumbuhan dan Mistis


Bunga Penangkal Ilmu Santet memang tidak semua orang mengetahuinya,
namun ini sangat diperlukan ketika Anda merasa dalam bahaya terhadap ilmu
santet. Santet atau disebut juga dengan guna-guna atau jampi-jampi merupakan
suatu cara mistis untuk menyakiti seseorang secara gaib. Santet merupakan ilmu
yang gaib, dan lebih dekat dengan alam, dan santet tidak hanya ada di Indonesia,
bahkan di luar negeri ilmu santet sangat kerap digunakan. Jika anda pernah
menonton film kaum gypsi, maka anda akan sedikit mengetahui trik-trik yang
menyeramkan. Santet sangat dekat dengan alam, dan berikut, ada beberapa
macam tanaman yang selama ini dikenal sejumlah orang memiliki aura penangkal
ilmu hitam. Akan tetapi, sebagian harus diperhatikan letak tanamannya agar aura
yang dimiliki bisa melindungi Anda sebagai pemilik rumah (Roibin, 2010).
a. Bunga Mawar

Bunga yang dijuluki lambang cinta ini memiliki batang yang penuh duri,
dan mempunyai kekuatan yang mampu menyerap hawa-hawa negatif, termasuk
menangkal serangan santet. Hawa negatif yang berhasil diserapnya akan langsung
dibuang ke dalam tanah dan kembali ke tanah. Sarannya, jangan ditanam di depan
rumah, karena hawa negatif yang sudah dimasukkan ke dalam tanah, akan
terlangkahi kita sebagai penghuni rumah. Dan bila ini terjadi, maka Anda
penghuni rumah akan mendapatkan musibah kiriman orang lain (Roibin, 2010).
b. Bunga Kaktus

Tanaman yang kebanyakan tumbuh didaerah pergunungan kering ini


memiliki kekuatan yang sama seperti bunga mawar, mampu menangkal santet dan
hawa-hawa negatif lain. Namun kekuatan ini hanya bisa keluar bila Anda
menanamnya atau menaruhnya di luar rumah, seperti di belakang, di depan, atau
di samping rumah. Jika anda meletakkan di dalam rumah, tidak berguna, dan
sebagian orang berkata, akan menolak datangnya rejeki kerumah Anda (Roibin,
2010).

c. Pohon Pinang Merah

Tanaman tumbuhan ini memiliki nama lain, secara ilmiah disebutkan


sebagai cyrtostachys lakka, dan sejumlah orang mempercayai sebagai penolakan
serangan black magic atau ilmu hitam, yang ditujukan untuk penghuni rumah
(Roibin, 2010).
d. Bunga Kemuning Jawa

Di Indonesia, tepatnya di pulau jawa disebut dengan bunga kemuning jawa,


dan tanaman ini juga memiliki nama ilmiah, yaitu Murraya Paniculata, yang juga
dipercaya mampu menolak kekuatan black magic atau ilmu hitam. Di sisi lain,
didunia obat tradisional atau obat kampung, tanaman bunga ini dapat mengobati
beberapa penyakit seperti bisul, rematik, memar, sakit gigi, radang buah zakar,
infeksi saluran kencing, dan beberapa penyakit lainnya (Roibin, 2010).
BAB III
METODE PENELITIAN

1.1 Rancangan dan Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi.
Dengan melakukan wawancara kepada responden kunci di Desa Paberasan,
Kabupaten Sumenep, Madura Madura. Topik yang diambil mengenai tanman
yang digunakan sebagai bahan keamanan tradisional.

1.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Proses wawancara dilakukan tanggal 27 November 2012, di Desa
Paberasan, Kabupaten Sumenep, Madura.

1.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Paberasan,


Kabupaten Sumenep, Madura. Sedangkan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah responden kunci.

1.4 Alat dan Bahan


Alat : Kartu responden.

1.5 Prosedur Kerja


 Mencari narasumber yang dianggap sebagai responden kunci yang
mengetahui seluk beluk tanaman yang digunakan sebagai keamanan
tradisional.
 Membuat dan menentukan pertanyaan yang diajukan kepada responden
kunci.
 Melakuan wawancara kepada responden kunci.
 Merekap hasil wawancara.
4.7 Teknik Analisis Data
Data yang didapatkan berupa informasi hasil wawancara kepada responden,
sehingga dianalisis secara deskriptif.

a. Kartu responen yang digunankan

Kartu Respoden
Dusun : Tanggal :
Nama : Umur :
Jenis Kelamin: Status :
∑anak :
Pendidikan :
Pekerjaan :

b. Daftar Pertanyaan
1. Apakah anda tahu tentang tumbuhan yang digunakan sebagai bahan atau alat
keamanan tradisional?
A. Ya B. Tidak
2. Bila tahu, dari mana anda mengetahuinya?
..........................................................................................................................
3. Pernahkah anda mendapatkan penyuluhan tentang tanaman sebagai bahan dan
alat keamanan tradisional?
a. Pernah B. Tidak Pernah
4. Kalau pernah, dimana dan siapa yang memberikan?
..........................................................................................................................
5. Apakah anda pernah menggunakan tanaman sebagai bahan dan alat
keamanan tradisional saat diperlukan (misalnya : pada saat ada bahaya dari
hewan buas maupun makhluk gaib)?
a. Pernah b. Tidak Pernah
6. Kalau pernah, apakah dipakai setiap kali pada kondisi diperlukan?
a. Iya b. Kadang-kadang c. Hampir tidak d. Tidak pernah
7. Apakah anda pernah memberikan tanaman sebagai bahan dan alat keamanan
tradisional pada orang lain?
a. Ya b. Tidak
8. Apakah tanaman sebagai bahan dan alat keamanan tradisional tersebut
memberikan khasiat manjur?
a. Manjur b. Tidak manjur c..........
9. Apakah tanaman disekitar anda ada yang dapat digunakan sebagai bahan dan
alat keamanan tradisional?
a. Ada b. Tidak
10. Apa saja nama tanaman sebagai bahan dan alat keamanan tradisional yang
anda ketahui tumbuh di desa ini?
..........................................................................................................................
11. Apa saja khasiat dari tumbuhan itu ? (Tabel 1)
..........................................................................................................................
12. Bagaimana cara menggunakannya? (Tabel 1)
..........................................................................................................................
13. Dari mana anda memperoleh tanaman tersebut? (Tabel 1)
..........................................................................................................................
14. Apakah pengetahuan tentang tanaman sebagai bahan dan alat keamanan
tradisional anda berikan kepada generasi berikutnya?
a. Ya b. Tidak
15. Apakah anda melestarikan keberadaan tanaman sebagai bahan dan alat
keamanan tradisional sebagai penduduk asli Desa Paberasan, Kabupaten
Sumenep, Madura ?
a. Ya b. Tidak
c. Tabel
Tabel 1. Lembar koleksi

Jenis
Bagian Cara Pemakaian Khasiat Asal Tumbuhan
Tumbuhan
No. yang
Nama Nama Cara Cara Tepi Dalam
digunakan Pengobatan Halaman Ladang
Lokal Ilmiah Meramu Menggunakan Hutan Hutan
DAFTAR RUJUKAN

Dr. Roibin, 2010. Bunga dan Tanaman Untuk Penangkal Ilmu Santet Atau
Mengatasi Ilmu Santet. Online.
http://waspadia.blogspot.com/2012/03/10-bunga-dan-tanaman-untuk-
penangkal.html. Diakses Tanggal 22 November 2012
Indosuara. 2012. Alam Ghaib Menurut Islam (Online)
http://menaraislam.com/content/view/98/27/. Diakses Tanggal 22
November 2012
Rhamazi, Shahrul. 2011. Mistik dalam Islam dan Di Luar Islam. Online.
http://syahrul-ramazi.blogspot.com/2011/07/mistik-dalam-islam-dan-di-
luar-islam.html?zx=51a1cd61a50ef8da. Diakses Tanggal 22 November
2012.
Tax, S. 1953. An Appraisal of Anthropologi Today. Chicago: University of
Chicago Press.

Anda mungkin juga menyukai